Anda di halaman 1dari 47

Pterygium Okular Sinistra

Grade IV

Pembimbing : dr. Rozy Oneta, Sp. M

Oleh
Sena Oktarida
Latar Belakang
Pterigium berbentuk segitiga yang tumbuh
Pterigium merupakan pertumbuhan dari arah temporal maupun nasal
01 fibrovaskular konjungtiva yang bersifat
degeneratif dan invasif 02 konjungtiva menuju kornea pada arah
intrapalpebra

Pasien yang menderita pterigium sering Pterygium sering terjadi di seluruh dunia,
03 mempunyai berbagai macam keluhan,
mulai dari tidak ada gejala yang berarti
04 tetapi lebih banyak di daerah iklim panas
dan kering. Prevalensi juga tinggi di daerah
sampai mata menjadi merah dan berdebu dan kering, terutama di Indonesia
pandangan kabur
Identitas
Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 49 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Petani
Alamat : RT Eka Jaya
Masuk RS : O8 April 2021

Pasien mengeluh mata kiri merah dan terdapat


selaput putih sejak ±5 tahun SMRS.
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien datang ke RSUD H. Abdul Manap kota jambi dengan
keluhan mata kiri merah dan terdapat selaput putih sejak ±5 tahun
SMRS. Awalnya selaput berukuran kecil namun semakin lama
semakin meluas sehingga pasien mengeluh penglihatan mata kiri
kabur dan memberat sejak ± 2 tahun SMRS. Pasien merasakan
pandangan kabur, terkadang mata merah, perih, dan gatal.

Pasien mengatakan pada mata pasien selaput berwarnah putih timbul dan
mengarah ke arah hitam atau tengah mata. Pasien mengaku ketika terpapar
sinar matahari sering merasa silau. Pasien tidak mengeluhkan mual dan
muntah, nyeri pada mata (-), mata berair(+), ada yang mengganjal pada mata
(+), mata terasa kering (+), dan ada kotoran pada mata (-), riwayat terluka
atau tergores pada mata (-). Alergi obat dan makanan juga disangkal pasien.
Trauma dan sering menggosok-gosok mata juga disangkal pasien,
Riwayat Penyakit
Dahulu
• Riwayat mengalami keluhan serupa berupa
penglihatan kanan kabur, didiagnosis pterigium
dan telah dilakukan operasi pada tanggal 31
Maret 2021
• Riwayat menggunakan lensa kontak disangkal
• Riwayat alergi, diabetes melitus, asma
disangkal
• Riwayat trauma pada daerah mata (-)
Riwayat Penyakit Riwayat Sosial
Keluarga Ekonomi
• Kakak pasien memiliki keluhan yang
sama seperti pasien, namun tidak
dioperasi Karen belum mengganggu Pasien sehari-hari bekerja sebagai IRT
penglihatan dengan sosial ekonomi pasien cukup
• Riwayat hipertensi dan diabetes melitus
pada keluarga disangkal
Tanda-Tanda Vital
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : E4M6V5
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 18 x/menit
Suhu : 36,4 ºC
SpO2 : 99 %
Pemeriksaan Fisik
Kulit
Mata Sawo matang, pigmentasi (-), ruam (-)
Conjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (-),
pupil isokor, Refleks cahaya (+/+), Kepala
jaringan fibrovaskular OS (+) Normocephal, rambut tdk
mudah dicabut
Hidung
Deviasi septum (-), Telinga
epistaksis (-) Nyeri tekan tragus (-)

Mulut
Bibir kering (-), atrofi papil
(-), gusi berdarah(-),

Paru Jantung
Inspeksi: I: Iktus kordis tak terlihat
Simetris, P :Iktus kordis teraba di
Palpasi:nyeri tekan (-) Fremitus ICS V linea midclavicula
taktil ka=ki sinistra
Perkusi: sonor P :Batas jantung dbn
Auskultasi: vesikuler (+/+) Rhonki A : BJ I/II reguler
(-/-) Wh (-/-)
Status
6/40 6/60 Opthalmol
ogy
Mata kanan
Status Ophthalmology
Status Ophthalmology
Diagnosa Anjuran
Banding Pemeriksaan
• Pseudopterigium • Tes sonde
• Slit Lamp
Diagnosa
Pterygium Okular Sinistra Grade IV
Tatalaksana
 Pro eksisi pterigium + konjungtiva autograft
 Cendo Xitrol (Dexamethasone, Neomycin
Sulfate, Polymyxin B Sulfate) OS 6x1 gtt
 Po. Amoksisilin 3x500mg
 Artifisial tear OS 4x1 gtt
Prosedur Eksisi Pterygium + Konjungtiva
Autograft
- Pasien terbaring dalam anestesi lokal
- Dilakukan tindakan septik dan antiseptik
- Injeksi lidokain dibawah pterigium
- Pterigium digunting antara kepala dan badan pterigium
- Pterigium yang melekat di kornea dilakukan eksisi
- Diambil graft dari konjungtiva superior dipasangkan
atau dijahitkan pada bekas eksisi pterigium dengan
benang etilon 10. Sebanyak 7 jahitan
- Diberikan salep antibiotic
- Operasi selesai
Prognosis
● Quo ad vitam : Bonam
● Quo ad fungsionam : Bonam
● Quo ad sanationam : Bonam
Anatomi Konjungtiva
Konjungtiva adalah
membran mukosa
yang transparan
dan tipis yang
membungkus
permukaan
posterior kelopak
mata (konjungtiva
palpebralis) dan
permukaan anterior
sklera (konjungtiva
bulbaris).
Fisiologi
Konjungtiva
● Lapisan yang kaya vaskuler
● Memiliki berbagai tipe sel yang berperan dalam
reaksi pertahanan terhadap keradangan
● Memiliki banyak sel imunokompeten yang
menghasilkan imunoglobulin
● Memiliki aktivitas mikrovili dan enzimatis untuk
menetralisasi organisme termasuk virus
Pterigium
Pterygium merupakan suatu pertumbuhan
fibrovaskular konjungtiva yang bersifat invasif dan
degeneratif. Pertumbuhan ini biasanya terletak
pada celah kelopak bagian nasal maupun temporal
konjungtiva yang meluas ke daerah kornea
Epidemiologi
Kasus pterygium yang tersebar di seluruh
dunia sangat bervariasi, tergantung pada
lokasi geografisnya, tetapi lebih banyak di
daerah iklim panas dan kering. Faktor yang
sering mempengaruhi adalah daerah dekat
ekuator. Prevalensi juga tinggi pada daerah
berdebu dan kering.

Di Indonesia yang melintas di bawah garis


khatuliswa, kasus-kasus pterygium cukup
sering didapati
Etiology
Etiologi pterygium tidak diketahui dengan jelas. Karena penyakit
ini lebih sering pada orang yang tinggal di daerah beriklim panas,
maka gambaran yang paling diterima tentang hal tersebut adalah
respon terhadap faktor-faktor lingkungan

• Adanya degenerasi elastik kolagen dan proliferasi


fibrovaskular dengan permukaan yang menutupi epitel
• Terjadi kerusakan limbal stem cell di daerah
interpalpebra akibat sinar ultraviolet.
Faktor Risiko
Faktor resiko lingkungan yang
utama timbulnya pterygium
adalah paparan sinar matahari

Faktor genetik. Adanya riwayat keluarga


dengan pterygium, diturunkan secara
autosom dominan

Iritasi kronik atau inflamasi


terjadi pada area limbus atau
perifer kornea
Patofisiologi
Degenerasi elastik kolagen dan proliferasi fibrovaskular dengan permukaan yang menutupi
epitel. Selain itu, pengeringan lokal dari kornea dan konjungtiva yang disebabkan kelainan tear
film menimbulkan fibroplastik baru.

Kerusakan limbal stem cell di daerah interpalpebra akibat sinar ultraviolet. Limbal stem cell
merupakan sumber regenarasi epitel kornea, akibatnya, terjadi perubahan degenerasi kolagen
dan terlihat jaringan subepitelial fibrovaskular

Kerusakan pada kornea terdapat pada lapisan


membran Bowman oleh pertumbuhan jaringan
fibrovaskular yang sering disertai inflamasi ringan

Pemisahan fibroblast dari jaringan pterygium


menunjukkan perubahan phenotype, yaitu lapisan
fibroblast mengalami proliferasi sel yang
berlebihan
Manifestasi
Klinis
Pterygium biasanya terjadi secara bilateral, namun jarang
terlihat simetris

• Mata sering berair dan tampak merah


• Merasa seperti ada benda asing
• Timbul astigmatisme akibat kornea tertarik oleh
pertumbuhan pterygium
• Pada pterygium derajat 3 dan 4 dapat terjadi penurunan
tajam penglihatan.
• Dapat terjadi diplopia
• Terbatasnya pergerakan mata.
Penegakan Diagnosa
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Fisik
Anamnesis • Slit lamp
• Tajam penglihatan dapat • Topografi kornea untuk
Pterigium umumnya normal atau menurun menilai seberapa besar
asimptomatis atau akan • Terlihat sebagai lipatan komplikasi berupa
memberikan keluhan berupa berbentuk segitiga pada astigmatisme ireguler yang
mata sering berair dan tampak konjungtiva yang meluas ke disebabkan oleh pterigium
merah dan mungkin kornea pada daerah fisura • Secara histologi,
menimbulkan astigmatisma interpalpebrali didapatkan konjuctiva
yang memberikan keluhan mengalami degenerasi
gangguan penglihatan. hyalin dan elastis
Derajat
Pterigium
Klasifikasi Pterigium
Berdasarkan Perjalanan Berdasarkan Pemeriksaan
Penyakit Pembuluh Darah
• Progresif pterigium: tebal dan vaskular
● T1 (atrofi): pembuluh darah episkleral
dengan beberapa infiltrat di kornea di
jelas terlihat
depan kepala pterigium (disebut cap
● T2 (intermediate): pembuluh darah
dari pterigium)
episkleral sebagian terlihat
• Regresif pterigium: tipis, atrofi, sedikit
● T3 (fleshy, opaque): pembuluh darah tidak
vaskular. Akhirnya menjadi bentuk
jelas
membran tetapi tidak pernah hilang.
Diagnosa Banding
Pembeda Pterigium Pinguekula Pseudopterigium
Definisi Jaringan fibrovaskular konjungtiva Benjolan pada Perlengketan konjungtiba bulbi
bulbi berbentuk segitiga konjungtiva bulbi dengan kornea yang cacat
Warna Putih kekuningan Putih-kuning keabu- Putih kekuningan
abuan
Letak Celah kelopak bagian nasal atau Celah kelopak mata Pada daerah konjungtiva yang
temporal yang meluas ke arah terutama bagian nasal terdekat dengan proses kornea
kornea sebelumnya
♂:♀ ♂>♀ ♂=♀ ♂=♀
Progresif Sedang Tidak Tidak
Reaksi kerusakan Tidak ada Tidak ada Ada
permukaan kornea
sebelumnya
Pembuluh darah Lebih menonjol Menonjol Normal
konjungtiva
Sonde Tidak dapat diselipkan Tidak dapat diselipkan Dapat diselipkan di bawah lesi
karena tidak melekat pada
limbus
Puncak Ada pulau-pulau Funchs (bercak Tidak ada Tidak ada (tidak ada head, cap,
kelabu) body)
Histopatologi Epitel ireguler dan degenerasi hialin Degenerasi hialin jaringan Perlengketan
dalam stromanya submukosa konjungtiva
Diagnosa Banding

Pseudopterygium. Pertumbuhannya mirip


dengan pterygium. Namun berbeda dengan
pterygium, pseudopterygium merupakan akibat
inflamasi permukaan okular sebelumnya
seperti pada trauma, trauma kimia,
konjungtivitis sikatrikal, trauma bedah atau
ulkus perifer kornea
Tatalaksana
Prinsip penanganan pterigium dibagi 2, yaitu cukup dengan
pemberian obat-obatan jika pterygium masih derajat 1 dan Bila pterigium meradang dapat diberikan
2, sedangkan tindakan bedah dilakukan pada pterygium yang steroid atau suatu tetes mata dekongestan.
melebihi derajat 2. Lindungi mata yang terkena pterigium dari
sinar matahari, debu dan udara kering
dengan kacamata pelindung. Bila terdapat
Tindakan bedah juga dipertimbangkan pada pterigium
tanda radang beri air mata buatan
derajat 1 atau 2 yang telah mengalami gangguan
penglihatan.
Indikasi Operasi
• Pterigium yang menjalar ke kornea sampai lebih 3 mm
dari limbus
• Pterigium mencapai jarak lebih dari separuh antara
limbus dan tepi pupil
• Pterigium yang sering memberikan keluhan mata
merah, berair dan silau karena astigmatismus
• Kosmetik, terutama untuk penderita wanita.

Lebih dari setengah pasien yang dioperasi pterigium dengan


teknik simple surgical removal akan mengalami rekuren.
Suatu teknik yang dapat menurunkan tingkat rekurensi
hingga 5% adalah conjunctival autograft
Tatalaksana
Tantangan utama dari terapi pembedahan pterigium adalah kekambuhan, dibuktikan dengan pertumbuhan
fibrovascular di limbus ke kornea. Banyak teknik bedah telah digunakan, meskipun tidak ada yang diterima secara
universal karena tingkat kekambuhan yang variabel. Terlepas dari teknik yang digunakan, eksisi pterigium adalah
langkah pertama untuk perbaikan

● Teknik Bare Sklera


Melibatkan eksisi kepala dan tubuh pterygium, sementara
memungkinkan sclera untuk epitelisasi. Tingkat kekambuhan
tinggi, antara 24 persen dan 89 persen
Conjunctiva Autograft

Memiliki tingkat kekambuhan dilaporkan serendah


2 persen. Prosedur ini melibatkan pengambilan
autograft, biasanya dari konjungtiva bulbar
superotemporal, dan dijahit di atas sclera yang
telah di eksisi pterygium tersebut

(a).Pterygium, (b).Pterygium removed,


(c).Leaving bare area, (d).Graft outlined,
(e).Graft sutured into place
Rotational flap technique
dibuat insisi berbentuk
huruf U di sekitar luka
bekas eksisi untuk
membentuk seperti
lidah pada konjungtiva
yang kemudian
diletakkan pada bekas
eksisi

a-c, Pterygium excision. d and e, Transpositional flap preparation.


f, Transpositional flap saturation to defect area
Preoperative (a), postoperative day
1(b) and postoperative day 15 photos
of a patient operated using rotational
flap technique
Sliding Flap Simple Closure

Menyatukan langsung
Dibuat insisi sisi konjungtiva yang
berbentuk huruf L terbuka, dimana tehnik
disekitar luka bekas ini dilakukan bila luka
operasi untuk pada konjungtiva
memungkinkan relative kecil
dilakukannya
penempatan flap
Transplantasi Membran Amnion
Transplantasi membran amnion juga telah
digunakan untuk mencegah
kekambuhan pterigium. Membran amnion
berisi faktor penting untuk menghambat
peradangan dan fibrosis dan epithelialisai

A, Traction suture. B, Pterygium excision. C, Polishing


the cornea with a diamond burr. D, MMC application
to the truncated edge of pterygium. E, AmnioGraft
cut to size. F, After securing the AmnioGraft and
sealing the gap, the edge is pushed up to secure the
gap to prevent recurrence.
Terapi Tambahan
Tingkat kekambuhan tinggi yang terkait dengan operasi terus menjadi masalah, dan terapi medis
demikian terapi tambahan telah dimasukkan ke dalam pengelolaan pterygium

MMC telah digunakan sebagai pengobatan tambahan karena


kemampuannya untuk menghambat fibroblas.

• Mitomycin C 0,02% tetes mata (sitostatika) 2x1 tetes/hari selama 5 hari, bersamaan
dengan pemberian dexamethasone 0,1% : 4x1 tetes/hari kemudian tappering off
sampai 6minggu.
• Mitomycin C 0,04% (0,4 mg/ml) : 4x1 tetes/hari selama 14 hari, diberikan bersamaan
dengan salep mata dexamethasone.
• Sinar Beta.
• Topikal Thiotepa (triethylene thiophosphasmide) tetes mata : 1 tetes/ 3 jam selama
6minggu, diberikan bersamaan dengan salep antibiotik Chloramphenicol, dan
steroidselama 1 minggu
Komplikasi
Komplikasi Komplikasi Post
Pterygium Operasi
 Komplikasi yang terbanyak pada eksisi pterigium
- Distorsi dan penglihatan berkurang adalah rekuren pterigium post operasi. Simple eksisi
- Mata merah mempunyai tingkat rekuren yang tinggi kira-kira 50-80
- Iritasi %. Dapat dikurangi dengan teknik conjungtiva
- Scar (jaringan parut) kronis pada autograft atau amnion graft.
konjungtiva dan kornea  Infeksi, reaksi benang, diplopia, scar kornea,
conjungtiva graft longgar, dan komplikasi yang jarang
termasuk perforasi bola mata, vitreous hemorrhage
atau retinal detachment
 Penggunaan mytomicin C post dapat menyebabkan
ectasia atau melting pada sklera dan kornea
 Komplikasi yang jarang adalah malignant degenerasi
pada jaringan epitel di atas pterigium.
Prognosis
Pterigium adalah suatu neoplasma yang benigna.
Umumnya prognosis baik. Kekambuhan dapat dicegah
dengan kombinasi operasi dan sitotastik tetes mata
atau beta radiasi.

Penglihatan dan kosmetik pasien setelah dieksisi adalah


baik. Rasa tidak nyaman pada hari pertama postoperasi
dapat ditoleransi. Sebagian besar pasien dapat
beraktivitas kembali setelah 48 jam postoperasi.
Pencegahan

Penggunaan topi atau penutup kepala lainnya, dan kacamata anti radiasi ultraviolet dianjurkan pada pasien
yang hidup di daerah tropis atau subtropis yang banyak melakukan aktivitas di luar ruangan dengan risiko
paparan sinar ultraviolet yang tinggi.
Analisa Kasus
Pada pemeriksaan oftalmologi VOS : 6/60 konjungtiva
bulbi hiperemis sinistra (+) tampak selaput bentuk

1 segitiga di daerah nasal dengan apeks mencapai pupil,


COA kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat,
sentral, RC (+), lensa jernih.

Berdasarkan hasil anamnesis dan hasil pemeriksaan


oftalmologi tersebut dapat disimpulkan bahwa pasien
menderita pterigium okular sinistra stadium IV, dimana

2 pertumbuhan fibrovaskuler sudah melewati pupil dan


mengganggu penglihatan. Pterigium merupakan
pertumbuhan fibrovaskuler konjungtiva yang bersifat
degeneratif dan invasif, berbentuk segitiga yang tumbuh
menjalar ke kornea
Analisa Kasus
Lindungi mata dari sinar matahari, debu dan udara
kering dengan kacamata pelindung. Bila terdapat tanda
radang berikan air mata buatan dan bila perlu dapat
diberi steroid. Pemakaian air mata artifisial ini
diperlukan untuk membasahi permukaan okular dan
untuk mengisi kerusakan pada lapisan air mata.

Teknik operasi yang direncanakan pada pasien ini adalah


teknik graft konjungtiva dengan alasan karena teknik ini
dianggap dapat menurunkan rekurensi pterygium
Kesimpulan

Pterigium merupakan salah satu dari sekian banyak kelainan pada mata dan
merupakan yang tersering nomor dua di indonesia setelah katarak.
Penderita dengan pterigium dapat tidak menunjukkan gejala apapun
(asimptomatik), bisa juga menunjukkan keluhan mata iritatif, gatal, merah,
sensasi benda asing hingga perubahan tajam penglihatan tergantung dari
stadiumnnya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai