Anda di halaman 1dari 37

CASE REPORT SESSION (CRS)

KERATITIS NUMULARIS OCULI SINISTRA

Pembimbing: dr. Puji Lestari, Sp.M


Oleh: Della Rafika Sari
G1A219085
BAB I
PENDAHULUAN
Kornea
Bagian anterior dari mata, merupakan bagian dari media
refraksi

Lapisan Kornea
Epitel, membran bowman, stroma, membran descement, dan
endotel

Keratitis
Peradangan kornea yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan
jamur

Manajemen
Manajemen yang tepat dapat mengurangi insidensi kehilangan
penglihatan dan membatasi kerusakan kornea
BAB II
LAPORAN KASUS

Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 40 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Petani kelapa sawit
Alamat : Rantau Indah
Status : Menikah
Anamnesis
Keluhan utama : Penglihatan silau dan sering berair pada mata
sebelah kiri sejak ± 2 bulan yang lalu.

Riwayat Perjalanan Penyakit

Pasien datang ke RSUD Raden Mattaher dengan keluhan penglihatan silau dan sering berair pada
mata kiri.
± 2 bulan yang lalu, pasien mengaku mata sebelah kiri awalnya merah. Menurut pasien, keluhan dimulai
saat pasien sedang bekerja di sebuah pabrik kelapa sawit, matanya seperti ada sesuatu yang masuk,
dan pasien mulai mengkucek untuk berusaha mengeluarkan sesuatu yang masuk itu. Setelah itu pasien
merasa sakit pada mata kirinya, sakit yang dirasakan terus menerus.
± 1,5 bulan yang lalu pasien mengaku mulai timbul silau pada mata kirinya bila melihat arah cahaya
misalnya saat menonton TV. Pasien sering mengeluh sering berair pada mata sebelah kiri, tetapi tidak
terdapat kotoran pada mata. Pasien mengaku sudah pergi ke klinik kesehatan dan diberi obat salep
gentamisin, sudah digunakan selama 2 minggu, tetapi pasien merasa tidak ada perubahan.
± 1 bulan yang lalu pasien mengaku pada mata kiri silau semakin bertambah berat, selalu berair dan
disertai pandangan semakin kabur, maka pasien memutuskan untuk datang ke poliklinik RSUD Raden
Mattaher untuk mendapatkan pengobatan selanjutnya.
Riwayat Riwayat penyakit
penyakit dahulu keluarga
Riwayat keluhan yang sama (-),
Riwayat penurunan pengelihatan (+),
Riwayat operasi (-),
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit
Riwayat penyakit DM (-),
yang sama seperti pasien
Riwayat hipertensi (-),
Trauma pada mata (-),
Riwayat penyakit jantung (-)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Visus dan Refraksi
OD OS
Visus :6/6 Visus :6/12

Muscle Balance

Kedudukan bola Ortoforia Ortoforia


mata

Pergerakan Duksi : baik Duksi : baik


bola mata Versi : baik Versi : baik
Pemeriksaan Eksternal
OD OS

Terdapat beberapa infiltrat halus berwarna


Normal putih berbentuk bulat.

Palpebra Edema (-), benjolan(-), Edema (-), benjolan(-),


superior hiperemis(-) hiperemis(-)
Palpebra Edema (-), benjolan(-), Edema (-), benjolan(-),
inferior hiperemis(-) hiperemis(-)
Diagnosis :
Pemeriksaan Umum
Tinggi Badan : 168 cm Keratitis Numularis OS
Berat Badan : 58 Kg
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/ menit
Diagnosis Banding :
Suhu : 36,7 C
Pernapasan : 18 x/menit
• Keratitis pungtata superficial
• Keratitis disiformis

Anjuran pemeriksaan
penunjang :

• Tes Flouresensi
Edukasi Farmakologi
• Menjelaskan kepada pasien supaya • Cendo cendrid ED 4 dd gtt 1 OS
tidak mengucek – ucek mata
• Dapat menggunakan pelindung mata • Cendo floxa ED 2 dd gtt 1 OS
(kaca mata) untuk melindungi dari
paparan luar seperti debu, dsb. • Cendo lyteers ED 3 dd gtt 1 OS
• Menjaga kebersihan tangan
(hyginitas)
• Istirahat cukup dan konsumsi
makanan bergizi
PROGNOSIS
Quo ad Vitam
Ad bonam

Quo ad Functionam Quo ad Sanactionam


Dubia ad bonam Ad bonam
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Kornea

• Jaringan Avaskular dan transparan


• Berfungsi sebagai pelindung dan
jendela berkas cahaya masuk ke
retina
• Terdiri dari 5 Lapisan
• mendapat nutrisi dari
pembuluh-pembuluh darah
limbus, humor aqueous, dan air
KERATITIS Etiologi
 Bakteri
Keratitis adalah radang pada  Virus
kornea atau infiltrasi sel radang  Jamur
 Kekeringan kornea
pada kornea yang akan  Pajanan cahaya yang terlalu terang
mengakibatkan kornea menjadi  Benda asing
 Reaksi alergi terhadap kosmetik
keruh sehingga tajam  Debu, polusi atau bahan iritan lainnya
penglihatan menurun.  Kekurangan vitamin A
 Penggunaan lensa kontak yang kurang
Termasuk penyakit mata merah, baik

penglihatan turun mendadak.


Gejala dan Tanda Keratitis

Gejala keratitis Tanda keratitis

• Mata terasa sakit • Infiltrat (berisi infiltrat sel radang, kejernihan


kornea berkurang, terjadi supurasi dan
• Mata merah
ulkus)
• Mata berair • Neovaskularisasi (superfisial bentuk
• Fotofobia bercabang-cabang, profunda berbentuk
lurus seperti sisir)
• Sensasi benda asing
• Injeksi perikornea
• Gangguan penglihatan
• Kongesti jaringan yang lebh dalam
• Trias keratitis (lakrimasi, fotofobia (iridosiklitis yang dapat disertai
dan blefarospasme) hipopion)
Patofisiologi
Sel – sel stroma kornea pertama – tama akan bekerja sebagai
makrofag, kemudian terjadi dilatasi pembuluh darah yang ada
di limbus dan tampak sebagai injeksi pada kornea

Terjadilah infiltrasi dari sel – sel leukosit, sel – sel


polimorfonuklear, sel plasma yang mengakibatkan timbulnya
infiltrat

Sehingga tampak seperti bercak kelabu, keruh, permukaan


kornea menjadi tidak licin.
Cont...
Klasifikasi berdasarkan
lapisan
Keratitis Pungtata
Superfisial
Keratitis Pungtata
Keratitis Pungtata
Subepitel
Keratitis Keratitis Marginal

Keratitis
Interstisial
Keratitis Pungtata Keratitis Marginal Keratitis Interstitial

• Keratitis pungtata superfisial Infiltrat yang tertimbun pada Kondisi serius dimana
 gambaran seperti infiltrat tepi kornea sejajar dengan masuknya pembuluh darah ke
halus bertitik-titik pada limbus. dalam kornea dan dapat
permukaan kornea. menyebabkan hilangnya
• Keratitis pungtata subepitel transparansi kornea.
keratitis yang terkumpul di
daerah membran kowman.
Cont... Klasifikasi berdasarkan penyebabnya
Keratitis
Bakteri
Keratitis
Keratitis Infeksi
Jamur Herpes
Keratitis Zoster
Virus Keratitis
Keratitis Infeksi Keratitis
Herpetik Herpes Dendritik
Keratitis Simplek

Keratitis
Disiformis
Keratokonjungtivitis

Keratokonjungtivitis
epidemi

Keratitis Tukak atau ulkus


Alergi fliktenular

Keratitis fasikularis

Keratokonjungtivitis
vernal
Keratitis Bakteri Keratitis Keratitis Herpes
Fungal/Jamur

Faktor predisposisinya Adanya suatu trauma Keratitis Herpes Keratitis Infeksi Herpes
biasanya penggunaan pada kornea, sebagai Simpleks Zoster
lensa kontak, terutama akibat pemakaian lensa  Radang kornea yang  Infeksi pada ganglion
pemakai lensa kontak kontak, antibiotik dan disebabkan oleh infeksi gaseri saraf
jangka panjang, trauma kortikosteroid yang tidak virus herpes simpleks trigeminus(oftalmik),
dan kontaminasi obat tepat. tipe 1 maupun tipe 2. tidak melewati garis
tetes median kepala.
Herpes Simpleks dibagi 2 bentuk :

Epitelial  keratitis dendritik. Stromal  keratitis disciformis.


Pada epitelial terjadi pembelahan virus di Pada stromal diakibat reaksi imunologik
dalam sel epitel yang mengakibatkan tubuh terhadap virus yang menyerang.
kerusakan sel dan membentuk tukak Merupakan keratitis yang membentuk
kornea superfisial. kekeruhan infiltrat yang bulat atau lonjong
Merupakan keratitis superfisial yang di dalam jaringan kornea.
membentuk garis infiltrate pada
permukaan kornea kemudian membentuk
cabang.
Keratitis dengan pembentukan pita pembuluh darah yang menjalar dari limbus ke arah kornea. Biasanya
Keratitis berupa tukak kornea akibat flikten yang menjalar ke daerah sentral disertai fasikulus pembuluh darah.

Alergi

Keratokonjungtivitis Keratokonjungtivitis Tukak atau ulkus Keratitis Fasikularis Keratokonjungtivitis


Epidemika Flikten fliktenular vernal
Keratitis dengan
Disebabkan oleh Radang kornea dan Tukak flikten sering pembentukan pita Merupakan peradangan
adenovirus tipe 8, 19, 29, konjungtiva sebagai suatu ditemukan berbentuk pembuluh darah yang tarsus dan konjungtiva
dan 37 (subgroub D dari reaksi imun yang sebagai benjolan abu-abu, menjalar dari limbus ke yang rekuren.
adenovirus manusia). mungkin sel mediated yang pada kornea, terlihat arah kornea.
Gejalanya : demam, pada jaringan yang sudah sebagai:
gangguan nafas, sensitif terhadap antigen. Ulkus fasikular, Flikten
penglihatan menurun, multipel di sekitar limbus
merasa ada benda asing, dan Ulkus cincin.
berair, kadang nyeri.
Cont...
Klasifikasi berdasarkan bentuk klinisnya

Keratitis Sika

Keratitis
Neuroparalitik
Keratitis
Keratitis
Legoftalmus

Keratitis
Numularis
Keratitis Sika  Suatu keadaan keringnya permukaan
kornea dan konjungtiva.

Keratitis Neuroparalitik Keratitis akibat kelainan saraf


trigeminus, sehingga terdapat kekeruhan kornea yang tidak
sensitif disertai kekeringan kornea.

Keratitis Legoftalmos Keratitis akibat adanya legoftalmos


dimana kelopak tidak dapat menutup dengan sempurna
sehingga terdapat kekeringan kornea.
Keratitis Numularis atau Keratitis Dimmer
 Salah satu jenis keratitis superfisialis nonulseratif. Paling banyak
didapatkan pada petani, berupa infiltrate bundar berkelompok dan tepi
berbatas tegas sehingga ada gambaran halo. Keratitis berjalan lambat dan
sering unilateral. Diduga dari virus.

Patofisiologi : Organisme penyebabnya diduga virus yang masuk kedalam


epitel kornea melalui luka kecil setelah terjadinya trauma ringan pada mata.
Replikasi virus pada sel epitel diikuti penyebaran toksin pada stroma kornea
menimbulkan kekeruhan / infiltrate yang khas berbentuk bulat seperti mata
uang.
Penegakan diagnosis
• Anamnesis :
- Keluhan adanya benda asing, fotofobia, kadang-kadang disertai penglihatan kabur.
- Visus umumnya baik dan infiltrate berada ditengah aksis visual maka pandangan dapat
kabur.
- Kelainan ini dapat mengenai semua umur, seringkali mengenai satu mata, tapi beberapa
kasus mengenai kedua mata.
• Pemeriksaan mata luar :
- Biasanya tidak terdapat hiperemi konjungtiva maupun hyperemia perikornea.
• Tes Fluoresin :
- Menunjukkan hasil negatif (-).
• Tes Sensibilitas kornea
- Baik (tidak menurun).
Penatalaksanaan
 Keratitis numularis dapat sembuh sendiri. Lesi pada kornea akan menghilang
sampai 6 tahun dan menimbulkan bekas kecil (nebula kornea).
 Tidak ada pengobatan yang spesifik terhadap penyakit ini. Obat-obatan hanya
diberikan untuk mencegah infeksi sekunder.
 Untuk terapi lokal diberikan sulfas atropine 1% 3 kali sehari satu tetes, disertai
salep antibiotika yang dapat dikombinasi dengan kortikosteroid.
 Pencegahan : menggunakan kacamata pelindung dan higienitas sanitasi
lingkungan
 Prognosis umumnya ad bonam karena (self limiting disease)
 Beberapa komplikasi yang lain diantaranya:
Gangguan refraksi, jaringan parut permanen, ulkus kornea, perforasi kornea,
glaukoma sekunder.
Prognosis
• Prognosis pada setiap kasus tergantung pada beberapa faktor, termasuk
luas dan dalamnya lapisan kornea yang terlibat, ada atau tidaknya
perluasan ke jaringan orbita lain, status kesehatan pasien, virulensi
patogen, ada atau tidaknya vaskularisasi dan deposit kolagen pada
jaringan tersebut, waktu penegakkan diagnosis klinis
• Pasien dengan infeksi ringan dan diagnosis mikrobiologi yang lebih
awal memiliki prognosis yang baik;
BAB IV PEMBAHASAN
Berdasarkan autoanamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan pada Tn A (40th) datang ke Poli Mata RSUD
Raden Mattaher dengan keluhan penglihatan silau dan sering berair pada mata sebelah kiri. Dan pada
pemeriksaan eksternal didapatkan gambaran infiltrat pada kornea mata kiri. Hasil ini juga ditemukan pada
saat pemeriksaan dengan menggunakan slit lamp dimana terdapat infiltrat multiple bulat berbatas tegas
diameter + 0.5 mm.

TEORI
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa gejala keratitis diantaranya mata
terasa sakit, mata merah, mata berair, fotofobia, sensasi benda asing, gangguan
penglihatan dan trias keratitis (lakrimasi, fotofobia dan blefarospasme). Terdapat tanda
keratitis salah satunya adanya infiltrate (berisi infiltrate sel radang, kejernihan kornea
berkurang, terjadi supurasi dan ulkus) di kornea.
PEMBAHASAN
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan pasien ini didiagnosis keratitis numularis OS.
Keratitis numularis diduga diakibatkan oleh virus. Diduga virus yang masuk ke dalam epitel kornea melalui
luka setelah trauma. Replikasi virus pada sel epitel diikuti penyebaran toksin pada stroma kornea sehingga
menimbulkan kekeruhan atau infiltrat berbentuk bulat seperti mata uang. Pada kornea terdapat infiltrat bulat-
bulat subepitelial dan di tengahnya lebih jernih, seperti halo.

Penatalaksaan pada kasus ini berupa terapi non farmakologi yaitu menjelaskan
kepada pasien supaya tidak mengucek–ucek mata, dapat menggunakan pelindung
mata (kaca mata) untuk melindungi dari paparan luar seperti debu, menjaga
kebersihan tangan (hyginitas), istirahat cukup dan konsumsi makanan bergizi dan
terapi farmakologi dengan pemberian tetes mata antibiotik, antivirus. Hal ini sesuai
dengan teori penatalaksanaan keratitis numularis, yaitu obat-obatan hanya diberikan
untuk mencegah infeksi sekunder.
PEMBAHASAN
Penatalaksanaan pada keratitis pada prinsipnya adalah diberikan sesuai dengan etiologi. Untuk virus dapat
diberikan idoxuridine, trifluridin atau acyclovir.

• Pada pasien ini diberikan cendo cendrid, yang menghambat replikasi virus simplek
pada kornea. Efek kerjanya mirip dengan timidin yaitu menginhibisi timidilik
fosforilase dan DNA polimerase spesifik yang penting untuk penggabungan timidin
kedalam DNA virus serta menghambat replikasi virus simplek di kornea. 
• Cendrid dapat mengobati semua keratitis yang diakibatkan oleh virus simplek dan
virus DNA yang sensitif terhadap kandungan Cendrid.
• Penggunaan bersama sama kortikosteroid dapat memicu penjalaran infeksi virus.
• Terapi obat ini tidak lebih dari 14-21 hari.
PEMBAHASAN

Pada pasien ini diberikan cendo floxa (ofloxacin).


• Ofloxacin merupakan antibiotik golongan quinolone spectrum luas yang aktif
terhadap sebagian besar bakteri gram negative, bakteri gram positif dan bakteri
anaerob.
• Seperti golongan kuinolon lainnya, ofloxacin bersifat bakterisidal yang bekerja
dengan cara menghambat DNA Gyrase pada sub unit A yang berperan mengontrol
supercoiling DNA bakteri. Aktifitas antibacterial ofloxacin tidak dipengaruhi oleh
resistensi bakteri terhadap non-kuinolon.
PEMBAHASAN
Pada pasien ini diberikan cendo lyteers yang merupakan sediaan steril mata
yang bekerja sebagai pembasah/lubricant pada mata yang kering dan berfungsi untuk
mempertahankan agar permukaan mata tetap basah.
• Membentuk lapisan pelindung pada permukaan mata yang disebut lapisan air mata
(tears film).
• Diindikasikan untuk melumasi dan menyejukkan mata kering akibat kekurangan
skresi air mata atau teriritasi karena kondisi lingkungan, ketidaknyamanan karena
penggunaan, gangguan penglihatan karena kelebihan lender pada mata.
• Obat ini hampir tidak ada efek samping, dan pengguanaan untuk anak anak
dibawah usia 6 tahun harus dengan pengawasan orang tua nya.
BAB V KESIMPULAN
• Keratitis adalah peradangan pada kornea yang ditandai dengan infiltrate di bagian kornea. Keratitis
dapat terjadi pada anak-anak dan dewasa.
• Keratitis dapat memberikan gejala mata merah, rasa silau, epifora, nyeri dan penglihatan sedikit kabur.
Setiap etiologi meunjukkan gejala yang berbeda-beda tergantung dari jenis pathogen dan lapisan
kornea yang terkena.
• Keratits dapat ditegakkan dengan pemeriksaan lampu celah.
• Penatalaksaan keratitis dengan tepat dan sesuai dengan etiologi penyebabnya.
• Prognosisnya pada setiap kasus tergantung pada beberapa faktor, termasuk luasnya dan kedalaman
lapisan kornea yang terlibat, ada atau tidaknya perluasan ke jaringan orbita lain, status kesehatan
pasien, dan virulensi patogen ada atau tidaknya vaskularisasi dan deposit kolagen pada jaringan
tersebut.
TERIMA KASIH
“Hidup bukan hanya untuk tentang angka
atau nilai dari hasil belajarmu, tetapi
pengalaman dan ilmu pengetahuan yang
bisa bermanfaat bagi orang banyak, itulah
yang lebih penting”

Anda mungkin juga menyukai