Lapisan Kornea
Epitel, membran bowman, stroma, membran descement, dan
endotel
Keratitis
Peradangan kornea yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan
jamur
Manajemen
Manajemen yang tepat dapat mengurangi insidensi kehilangan
penglihatan dan membatasi kerusakan kornea
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 40 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Petani kelapa sawit
Alamat : Rantau Indah
Status : Menikah
Anamnesis
Keluhan utama : Penglihatan silau dan sering berair pada mata
sebelah kiri sejak ± 2 bulan yang lalu.
Pasien datang ke RSUD Raden Mattaher dengan keluhan penglihatan silau dan sering berair pada
mata kiri.
± 2 bulan yang lalu, pasien mengaku mata sebelah kiri awalnya merah. Menurut pasien, keluhan dimulai
saat pasien sedang bekerja di sebuah pabrik kelapa sawit, matanya seperti ada sesuatu yang masuk,
dan pasien mulai mengkucek untuk berusaha mengeluarkan sesuatu yang masuk itu. Setelah itu pasien
merasa sakit pada mata kirinya, sakit yang dirasakan terus menerus.
± 1,5 bulan yang lalu pasien mengaku mulai timbul silau pada mata kirinya bila melihat arah cahaya
misalnya saat menonton TV. Pasien sering mengeluh sering berair pada mata sebelah kiri, tetapi tidak
terdapat kotoran pada mata. Pasien mengaku sudah pergi ke klinik kesehatan dan diberi obat salep
gentamisin, sudah digunakan selama 2 minggu, tetapi pasien merasa tidak ada perubahan.
± 1 bulan yang lalu pasien mengaku pada mata kiri silau semakin bertambah berat, selalu berair dan
disertai pandangan semakin kabur, maka pasien memutuskan untuk datang ke poliklinik RSUD Raden
Mattaher untuk mendapatkan pengobatan selanjutnya.
Riwayat Riwayat penyakit
penyakit dahulu keluarga
Riwayat keluhan yang sama (-),
Riwayat penurunan pengelihatan (+),
Riwayat operasi (-),
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit
Riwayat penyakit DM (-),
yang sama seperti pasien
Riwayat hipertensi (-),
Trauma pada mata (-),
Riwayat penyakit jantung (-)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Visus dan Refraksi
OD OS
Visus :6/6 Visus :6/12
Muscle Balance
Anjuran pemeriksaan
penunjang :
• Tes Flouresensi
Edukasi Farmakologi
• Menjelaskan kepada pasien supaya • Cendo cendrid ED 4 dd gtt 1 OS
tidak mengucek – ucek mata
• Dapat menggunakan pelindung mata • Cendo floxa ED 2 dd gtt 1 OS
(kaca mata) untuk melindungi dari
paparan luar seperti debu, dsb. • Cendo lyteers ED 3 dd gtt 1 OS
• Menjaga kebersihan tangan
(hyginitas)
• Istirahat cukup dan konsumsi
makanan bergizi
PROGNOSIS
Quo ad Vitam
Ad bonam
Keratitis
Interstisial
Keratitis Pungtata Keratitis Marginal Keratitis Interstitial
• Keratitis pungtata superfisial Infiltrat yang tertimbun pada Kondisi serius dimana
gambaran seperti infiltrat tepi kornea sejajar dengan masuknya pembuluh darah ke
halus bertitik-titik pada limbus. dalam kornea dan dapat
permukaan kornea. menyebabkan hilangnya
• Keratitis pungtata subepitel transparansi kornea.
keratitis yang terkumpul di
daerah membran kowman.
Cont... Klasifikasi berdasarkan penyebabnya
Keratitis
Bakteri
Keratitis
Keratitis Infeksi
Jamur Herpes
Keratitis Zoster
Virus Keratitis
Keratitis Infeksi Keratitis
Herpetik Herpes Dendritik
Keratitis Simplek
Keratitis
Disiformis
Keratokonjungtivitis
Keratokonjungtivitis
epidemi
Keratitis fasikularis
Keratokonjungtivitis
vernal
Keratitis Bakteri Keratitis Keratitis Herpes
Fungal/Jamur
Faktor predisposisinya Adanya suatu trauma Keratitis Herpes Keratitis Infeksi Herpes
biasanya penggunaan pada kornea, sebagai Simpleks Zoster
lensa kontak, terutama akibat pemakaian lensa Radang kornea yang Infeksi pada ganglion
pemakai lensa kontak kontak, antibiotik dan disebabkan oleh infeksi gaseri saraf
jangka panjang, trauma kortikosteroid yang tidak virus herpes simpleks trigeminus(oftalmik),
dan kontaminasi obat tepat. tipe 1 maupun tipe 2. tidak melewati garis
tetes median kepala.
Herpes Simpleks dibagi 2 bentuk :
Alergi
Keratitis Sika
Keratitis
Neuroparalitik
Keratitis
Keratitis
Legoftalmus
Keratitis
Numularis
Keratitis Sika Suatu keadaan keringnya permukaan
kornea dan konjungtiva.
TEORI
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa gejala keratitis diantaranya mata
terasa sakit, mata merah, mata berair, fotofobia, sensasi benda asing, gangguan
penglihatan dan trias keratitis (lakrimasi, fotofobia dan blefarospasme). Terdapat tanda
keratitis salah satunya adanya infiltrate (berisi infiltrate sel radang, kejernihan kornea
berkurang, terjadi supurasi dan ulkus) di kornea.
PEMBAHASAN
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan pasien ini didiagnosis keratitis numularis OS.
Keratitis numularis diduga diakibatkan oleh virus. Diduga virus yang masuk ke dalam epitel kornea melalui
luka setelah trauma. Replikasi virus pada sel epitel diikuti penyebaran toksin pada stroma kornea sehingga
menimbulkan kekeruhan atau infiltrat berbentuk bulat seperti mata uang. Pada kornea terdapat infiltrat bulat-
bulat subepitelial dan di tengahnya lebih jernih, seperti halo.
Penatalaksaan pada kasus ini berupa terapi non farmakologi yaitu menjelaskan
kepada pasien supaya tidak mengucek–ucek mata, dapat menggunakan pelindung
mata (kaca mata) untuk melindungi dari paparan luar seperti debu, menjaga
kebersihan tangan (hyginitas), istirahat cukup dan konsumsi makanan bergizi dan
terapi farmakologi dengan pemberian tetes mata antibiotik, antivirus. Hal ini sesuai
dengan teori penatalaksanaan keratitis numularis, yaitu obat-obatan hanya diberikan
untuk mencegah infeksi sekunder.
PEMBAHASAN
Penatalaksanaan pada keratitis pada prinsipnya adalah diberikan sesuai dengan etiologi. Untuk virus dapat
diberikan idoxuridine, trifluridin atau acyclovir.
• Pada pasien ini diberikan cendo cendrid, yang menghambat replikasi virus simplek
pada kornea. Efek kerjanya mirip dengan timidin yaitu menginhibisi timidilik
fosforilase dan DNA polimerase spesifik yang penting untuk penggabungan timidin
kedalam DNA virus serta menghambat replikasi virus simplek di kornea.
• Cendrid dapat mengobati semua keratitis yang diakibatkan oleh virus simplek dan
virus DNA yang sensitif terhadap kandungan Cendrid.
• Penggunaan bersama sama kortikosteroid dapat memicu penjalaran infeksi virus.
• Terapi obat ini tidak lebih dari 14-21 hari.
PEMBAHASAN