Anda di halaman 1dari 42

MATA MERAH

VISUS NORMAL
Pembimbing: dr. Gita Mayani, Sp.M

Oleh:
Sena Oktarida
Fazilla Maulidia
Mata Merah Visus Normal
01. Pterigium 07. Defisiensi Vitamin A

02. Pseudopterigium 08. Mata kering (dry eyes)

03. Pinguekula 09. Konjungtivitis

04. Hematoma Konjungtiva

05. Episkleritis - Skleritis

06. Trakoma
Jenis Grafik Amsler Grid

01
Ada yang berlatar hitam
Ada yang berlatar putih dengan
garis hitam. 02 dengan garis putih.

03 Ada versi warna biru dan


kuning.
PTERIGIUM
Definisi Pterigium
Pertumbuhan Fibrovaskuler konjungriva yang bersifat degeneratif dan
invasif. Berbentuk segitiga dengan puncak dibagian sentral atau
didaerah kornea.

Perjalanan Penyakit
Pajanan sinar UV
Perubahan pada daerah
Daerah kering, Angin kencang,
Debu, dan iritan lain sklera dan kornea

Degenerasi jaringan kolagen dan proliferasi


fibrovaskular
MANIFESTASI KLINIS
• Mata sering berair dan tampak merah
• Mata seperti benda asing
• Astigamitsme akibat kornea tertarik oleh pertumbuhan pterigium
• Pada Derajat 3 dan 4 dapat terjadi penurunan tajam penglihatan
• Diplopia sehingga terbatasnya pergerakan mata
Derajat
Pterigium
Tatalaksana
Konservatif
Ringan : Cukup diatasi dengan menghindari faktor iritan, Memakai
pelindung mata

Derajat 1-2 : Obat tetes mata 3 kali sehari selama 7 hari

Bedah
Derajat 3-4 : Eksisi pterigium

Tujuan Utama : memberikan hasil yang baik secara kosmetik,


mengupayakan komplikasi seminimal mungkin, dan angka
kekambuhan yang rendah
Macam macam Tehnik Operasi

• Bare Sclera
• Simple closure
• Sliding flap
• Rotational flap
• Conjungtival graft
Komplikasi
Komplikasi Komplikasi Post
Pterygium Operasi
 Infeksi, reaksi benang, diplopia, scar kornea,
- Distorsi dan penglihatan berkurang conjungtiva graft longgar, dan komplikasi yang jarang
- Mata merah termasuk perforasi bola mata, vitreous hemorrhage
- Iritasi atau retinal detachment
- Scar (jaringan parut) kronis pada  Penggunaan mytomicin C post dapat menyebabkan
konjungtiva dan kornea ectasia atau melting pada sklera dan kornea
 Komplikasi yang terbanyak pada eksisi pterigium
adalah rekuren pterigium post operasi. Simple eksisi
mempunyai tingkat rekuren yang tinggi kira-kira 50-80
%. Dapat dikurangi dengan teknik conjungtiva
autograft atau amnion graft.
 Komplikasi yang jarang adalah malignant degenerasi
pada jaringan epitel di atas pterigium.
PSEUDOPTERIGIUM
Pseudopterigium
• Mirip dengan pterigium, dimana adanya jaringan parut fibrovaskular
yang timbul pada konjungtiva bulbi menuju kornea
• Diakibatkan oleh inflamasi permukaan okular sebelumnya seperti
trauma, trauma kimia, konjungtivitis sikatrikal, trauma bedah atau ulkus
perifer kornea.
• Cirinya tidak melekat pada limbus kornea
• Pseudopterigium dapat diselipkan sonde dibawahnya, tes sonde(+);
pterigium  tes sonde (-)
Pada pseudopterigium tidak
dapat dibedakan antara
head, cap dan body

pseudopterigium tidak harus


pada celah kelopak atau
fisura palpebra

Terapi: dengan surgery


PINGUEKULA
Pinguekula
• Degenerasi hialin jar.
submukosa konjungtiva
• Nodul di konjungtiva bulbi;
avaskular
• Biasanya akibat rangsangan
sinar matahari, debu angin
panas
• Antiinflamasi hanya bila terjadi
pinguekulitis
Pinguekula

• Pembuluh darah tidak masuk ke dalam


pinguekula, tetapi bila meradang, sekitar
bercak akan terlihat pembuluh darah yang
melebar
• Tidak perlu pengobatan
Pembeda
PERBEDAAN Pterigium Pinguekula Pseudopterigium
Definisi Jaringan fibrovaskular konjungtiva Benjolan pada Perlengketan konjungtiba bulbi
bulbi berbentuk segitiga konjungtiva bulbi dengan kornea yang cacat
Warna Putih kekuningan Putih-kuning keabu- Putih kekuningan
abuan
Letak Celah kelopak bagian nasal atau Celah kelopak mata Pada daerah konjungtiva yang
temporal yang meluas ke arah terutama bagian nasal terdekat dengan proses kornea
kornea sebelumnya
♂:♀ ♂>♀ ♂=♀ ♂=♀
Progresif Sedang Tidak Tidak
Reaksi kerusakan Tidak ada Tidak ada Ada
permukaan kornea
sebelumnya
Pembuluh darah Lebih menonjol Menonjol Normal
konjungtiva
Sonde Tidak dapat diselipkan Tidak dapat diselipkan Dapat diselipkan di bawah lesi
karena tidak melekat pada
limbus
Puncak Ada pulau-pulau Funchs (bercak Tidak ada Tidak ada (tidak ada head, cap,
kelabu) body)
Histopatologi Epitel ireguler dan degenerasi hialin Degenerasi hialin jaringan Perlengketan
dalam stromanya submukosa konjungtiva
HEMATOMA
SUBKONJUNGTIVA
Hematoma Subkonjungtiva
• Pecahnya pembuluh darah konjungtiva
• Penyebabnya pembuluh darah yang rapuh, karena
faktor:
Umur, hipertensi, arteriosklerosis, anemia,
pemakaian Antikoagulan, dan batuk rejan
• Warna merah berubah menjadi hitam setelah
beberapa lama
• Diserap spontan dalam 1-3 minggu
• Kompres dingin pada fase akut, kompres hangat
setelahnya
EPISKLERITIS-
SKLERITIS
Episkleritis
• Inflamasi jar. Ikat vaskular antara sklera dan
konjungtiva, biasa unilateral
• Etiologi: reaksi hipersensitivitas terhadap
penyakit sistemik mis. TB, RA, sifilis, SLE
• Mata terasa kering, mengganjal, nyeri ringan,
kemosis, kemerahan sektoral, konjungtiva
mudah terangkat dari pembuluh yang meradang
• Uji fenil efrin 2,5% topikal  pembuluh darah
mengecil
• Tatalaksana: vasokonstriktor, kortikosteroid
topikal
Skleritis
• Inflamasi sklera, terjadi bilateral dan pada
wanita lebih banyak
• Etiologi: kelainan sistemik mis. CTD, gout,
pasca herpes, sifilis. Jarang : tuberkolosis,
pseudomonas, dan pasca bedah
• Nyeri berat menjalar ke dahi, alis dan
dagu, kemosis, fotofobia, sekret (-)
• Tatalaksana : antiinflamasi steroid maupun
non steroid, atau obat imunosupresif
lainnya.
KLASIFIKASI SKLERITIS
• Anterior:
- Non-necrotizing: diffuse, nodular
- Necrotizing dengan inflamasi : vasoocclusive,
granulomatous, surgically- induced
- Necrotizing tidak dengan inflamasi: Scleromalacia
perforans
• Posterior scleritis
Nodular skleritis anterior Nodular skleritis anterior
Trakoma
Trakoma
• Konjungtivitis folikular kronik disebabkan oleh Chlamydia trachomatis
• Fotofobia, gatal, berair, eksudasi, edema palpebra, kemosis konjungtiva bulbar, hipertrofi papil
• Pewarnaan Giemsa: sel leber, sel folikel (limfoblas), badan inklusi Halber Statter-Prowazeck
• Tatalaksana : Dengan antibiotic gol. Aminoglikosida
• Pencegahan dilakukan dengan hygiene yang baik, makan bergizi.
Klasifikasi dan staging
menurut MacCallan

• St. I : trakoma insipien : folikel imatur, hipertrofi papil mini


mal
• St. II : trakoma : folikel matur pada tarsal atas
• IIA: dominan hipertrofi folikular
• IIB: dominan hipertrofi papilar

• St. III : trakoma sikatriks : sikatriks pada konj. tarsal atas,


awal trikiasis
• St. IV : trakoma sembuh : tak aktif, tak ada hipertrofi papilar
atau folikular
Def. Vitamin A
Defisiensi Vitamin A
• Mata kering (kerusakan sel Goblet), sakit, buta senja, penglihatan turun
perlahan. Biasa pada anak berusia 6 bulan sampai 4 tahun
• Dua jenis: nyctalopia dan atrofi dan keratinisasi jar. epitel dan mukosa (xerosis,
Bitot’s spot, ulkus kornea, keratomalasia)
• Klasifikasi
• X 1-A : xerosis konjungtiva
• X 1-B : xerosis konjungtiva dengan Bitot’s spot
• X 2 : xerosis kornea
• X 3 : xerosis dengan ulkus kornea
• X 3-b : keratomalasia
• XN: nyctalopia
• XF: xeroftalmia fundus
• XS: xeroftalmia scar
• Tatalaksana: Vitamin A 30000 IU/hari selama 1 minggu
Mata Kering (Dry
Eyes)
Keratokonjungtivitis sika (dry eyes)

• Terjemahan dari "keratoconjunctivitis sicca" dari bahasa Latin adalah


"kekeringan kornea dan konjungtiva".
• Sindrom mata kering, atau keratoconjunctivitis sicca (KCS) adalah penyakit
mata dimana jumlah atau kualitas produksi air mata berkurang atau
penguapan film air mata meningkat.
• Karena penurunan kadar hormone (reseptor androgen dan esterogen),
disfungsi kelenjar meibom, reaksi inflamasi
Keratokonjungtivitis sika (dry eyes)

• Perih pada bola mata


• Permukaan bola mata terasa seperti berpasir, seolah-olah ada sesuatu yang
mengganjal di permukaan bola mata.
• Sekret
• Nyeri dan mata merah.
• Kelopak mata terasa berat.
• Ketidakmampuan mengeluarkan air mata saat menangis.
Etiologi
Didapat Kongenital
• Penyakit sistemik • Ektropion atau entropion
• Sindrom sjorgen
• Hipertiroid • Aplasia kelenjar lakrimal (alakrima
• Cedera kongenital)
• Kerusakan kelenjar lakrimal
• Banyak terpapar radiasi • Aplasia nervus trigeminus
• Luka bakar kimiawi
• Obat
• Antihistamin
• Antimuskarinik: atropin,
skopolamin
• Beta-adregenik blocker:
• Neurogenik-neuroparalitik
• Lagoftalmus
• Avitaminosis A
Penatalaksanaan

1. Pemberian air mata buatan


Air mata buatan diberikan 1-2 tetes. Sebagai
pelumas pada permukaan mata.

2. Salep / gel, sebagai pelumas jangka panjang,


terutama saat tidur

3. Kacamata pelembab bilik


Apabila penyebabnya lingkungan yang terlalu panas
atau dingin.

4. Agen anti-inflamasi
- Siklosporin A topikal : diberikan 1 tetes pada setiap
mata per 12 jam.
- Kortikosteriod topikal : mengurangi peradangan dan
gejala mata kering.

5. Bedah
- Punctal plug
- Tarsorrhaphy
Konjungtivitis
Konjungtivitis
Inflamasi konjungtiva
Etiologi Klinis Tatalaksana
Virus (Adenovirus, Sekret jernih (mukoserous), folikel Steroid topikal  Jika perlu
HSV, VZV) (+), pembesaran KGB preaurikular Zalf Acyclovir 3%, 5x sehari selama 10
hari
Bakteri Non GO Sekret mukopurulen, kelopak mata Antibiotik topikal
(Stafilokokus, bengkak, papila (+), dapat disertai (kloramfenikol tetes 6x1 atau
Streptokokus, pseudomembran flurokuinolon tetes atau polimiksin B
heamofilus) tetes mata atau salep antibiotik)
Gonokokal Sekret purulen, kelopak mata Seftriakson 50mg/KgBB IM dosis
sangat bengkak, papila (+), dapat tunggal
terjadi keratitis/ulkus kornea, sering Pada bayi klotamfenikol 50.000
terjadi pada bayi yang baru lahir U/KgBB IM tiga hari berturut turut
karena ibu mengalami GO Antibiotik topikal perjam (kloramfenikol
zalf/tetes mata)
Irigasi  jika perlu
Klamidial Sekret mukopurulen, mata lengket, Azitromisin PO 1 gr dosis tunggal
Vektor oleh lalat folikel (+), jaringan parut tarsal  Eritromisin/tetrasiklin topikal 2-3
entropion  truma kornea  minggu
kebutaan
Mikroskopis sekret : inclusion body
Alergi Rasa gatal prominen, riwayat atopi, Antihistamin topikal atau kortikosteroid
sekret cair, papila (+) topikal (flumetolol tetas mata 2x1)
Alergi lensa kontak Giant papil di konjungtiva tarsal Rujuk
Vernal Cobblestone apparance di Antihistamin, kortikosteroid topikal,
konjungtiva tarsal; Horner Trantas kompres dingin
dots di limbal
Konjungtivitis bakterial
• Click icon to add picture
Coble stone pada konjungtivitis vernal (tipe
palpebral)
Horner trantas dots pada
konjungtivitis vernal (tipe
• Click icon to add picture

limbal)
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai