Anda di halaman 1dari 24

MATA MERAH

TANPA PENURUNAN VISUS

Oleh :
Nama : Citra Olivia Dinanti, S. Ked
NIM : 71201052

Penguji
dr. Hj. Hasmeinah, Sp.M
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Konjungtiva
Vaskularisasi
1. Pterigium

Gejala
1. Mata merah
2. Mata kering Penyebab
3. Iritasi Tidak diketahui.
4. Keluar air mata(epifora)
5. Sensasi mengganjal • Terkena paparan sinar
6. Dapat menganggu aksis matahari yang
visual berlebihan
7. Dibagi menjadi beberapa • Bekerja di luar rumah
derajat • Paparan berlebihan
pada lingkungan
• Paparan berlebihan
Pengobatan:
pada alergen
1. Medikamentosa
2. Operasi
2.Pseudo-pterigium

• Pseudopterigium merupakan perlekatan


konjungtiva dengan kornea yang cacat.
• Sering pseudopterigium ini terjadai pada proses
penyembuhan tukak kornea, sehingga konjungtiva
menutupi kornea
• Letak pseudopterygium ini pada daerah
konjungtiva yang terdekat dengan proses kornea
sebelumnya.
3. Pinguekula
• Pinguekula merupaka benjolan pada
konjungtiva bulbi
• Degenerasi hialin jaringan submukosa
konjungtiva
• Pinguekula sangat umum terjadi, tidak
Patogenesis
Patogenesis belum jelas,
berbahaya, biasanya bilateral
tetapi umumnya diterima, • Terdapat lapisan berwarna kuning-putih
bahwa rangsangan luar (yellow-white deposits), tak berbentuk
mempunyai peranan pada (amorphous).
timbulnya pinguekula.
Sebagai rangsangan luar
antara lain adalah panas,
debu, sinar matahari, udara
kering.
4. Perdarahan Subkonjungtiva

Dibagi menjadi:
1. Spontan
2. Traumatik

Pengobatan
Perdarahan subkonjungtiva biasanya tidak memerlukan
pengobatan. Pada bentuk-bentuk berat yang menyebabkan
kelainan dari kornea, dapat dilakukan sayatan dari
konjungtiva untuk drainase dari perdarahan.
5. Episkleritis

Merupakan reaksi radang jaringan


ikat vaskular yang terletak antara
konjungtiva dan permukaan sklera

Gejala Pengobatan yang diberikan


• Mata terasa kering adalah vasokonstriktor, pada
• Rasa sakit yang
ringan
keadaan yang berat diberi
• Mengganjal kortikosteroid tetes mata atau
• Konjungtiva yang sistemik atau salisilat
kemotik.
6. Skleritis
Reaksi radang yang mempengaruhi
bagian luar berwarna putih yang melapisi
mata.Penyakit ini biasanya disebabkan
kelainan atau penyakit sistemik
Pengobatan
Pada skleritis dapat diberikan
Gejala suatu steroid atau salisilat.
• Kemerahan pada sklera dan Apabila ada penyakit yang
mendasari, maka penyakit
konjungtiva tersebut perlu diobati
• Terdapat perasaan sakit yang
berat yang dapat menyebar
ke dahi, alis dan dagu
• Fotofobia
• Mata berair
7. Konjungtivitis
Radang pada konjungtiva, biasanya terdiri dari hyperemia
konjungtiva dengan pengeluaran secret, dapat disebabkan
bakteri, virus, klamidia, alergi toksik,
Klasifikasi
Gejala • Konjungtivitis Kataral
• Injeksi konjungtiva, • Konjungtivitis Purulen,
• Lakrimasi, Mukopurulen
• Eksudat • Konjuntivitis Membran
• Konjungtivitis Folikular
• Pseodoptosis kemosis,
• Konjungtivitis Vernal
• Hipertrofi papil, • Konjungtivitis Flikten
• Folikel,
• Membrane, Pseudomembran,
• Granulasi, Pengobatan
• Flikten, Tergantung penyebab yang
• Mata terasa mengganjal mendasari
• Adenopati preaurikular.
8. Xeropthalmia
Kekurangan vitamin A
pada mata, termasuk
terjadinya kelainan
anatomi bola mata dan
gangguan fungsi sel
retina yang berakibat
kebutaan

Klasifikasi
X0 : Hemeralopia
X1 : Hemeralopia dengan xerosis konjungtiva dan bitot
X2 : Xerosis kornea
X3 : Keratomalasia
X4 : Stafiloma, ftisis bulbi
X0 sampai X2 masih reversibel, dan X3 sampai X4 ireversibel.
Gejala
1) Buta senja terjadi akibat gangguan pada sel batang retina.
2) Pada keadaan ringan, sel batang retina sulit beradaptasi di
ruang yang remang-remang setelah lama berada di cahaya
terang
3) Penglihatan menurun pada senja hari, dimana penderita tak
dapat melihat di lingkungan yang kurang cahaya, sehingga
disebut buta senja.
Pengobatan

• Obat tetes/salep mata antibiotik tanpa kortikosteroid


(Tetrasiklin 1%, Khloramfenikol 0.25-1% dan Gentamisin
0.3%)
• Terapi Gizi Medis
9. Trakoma
• Radang konjungtiva yang akut, sub akut atau kronis yang
disebabkan oleh Chlamidia Trachomatis.
• Trakhoma berkembang di berbagai negara
• Trakhoma biasanya menginfeksi kedua mata,
• Pada semua usia terutama anak-anak,
• Masa inkubasi berkisar antara 5 sampai 14 hari dengan rata-
rata 7 hari.
Gejala Klinis
• Stadium Insipiens
Klasifikasi WHO
• Stadium akut 1. Trachomatous inflamtion
• Stadium Sikatriks follicular (TF)
2. Trachomatous inflamtion
• Stadium Penyembuhan intense (TI)
3. Trachomatous scarring (TS)
4. Trachomatous Trichoiasis
(TT)
5. Corneal opacity (CO)
Pengobatan
Penurunan keradangan dengan :
a. Memperbaiki keadaan lingkungan :
- menyediakan air bersih yang cukup
- memperbaiki higiene sanitasi.
b.Memperbaiki kebiasaan, sering membasuh muka dengan air
bersih.
c. Khemoterapi :
Lokal: tetrasiklin 1% salep mata, atau sulfonamide 15% tetes
atau salep mata.
Sistemik : tetrasiklin 4 x 250 mg, atau eritromisin 4 x250 mg
selama 3-4 minggu.
BAB III
KESIMPULAN
• Mata merah adalah hyperemia pada konjungtiva tidak
mengenai struktur yang bervaskuler (konjungtiva atau
sklera) yang tidak menghalangi media refraksi.
• Mata merah terbagi menjadi dua: mata merah tanpa
penurunan visus dan mata merah dengan penurunan
visus.
• Mata merah tanpa penurunan visus antara lain:
konjungtivitis murni, trakoma, mata kering,
xeroftalmia, pterigium,pinguekula, episkleritis,
skleritis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai