Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN KASUS

PPOK EKSASERBASI AKUT E.C


PNEUMONIA
Oleh Mafazi Nataza Putra, S.Ked.
712018030

Pembimbing
dr. Ni Made Elva Mayasari, Sp.JP.
PENDAHULUAN
FIRST UP 2
CONSULTANTS
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah penyakit paru
kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran
nafas yang bersifat progresif nonreversible atau reversible
parsial

FIRST UP 3
CONSULTANTS
(Riskesdas, 2013)
Prevalensi PPOK di Indonesia sebesar 3,8%.

3,6%

Prevalensi paling tinggi terjadi pada provinsi NTT sebesar 10 %, Di Sumsel sendiri sebesar 3,6%.
Sulteng sebesar 8,1%, Sulbar dan Sulsel sebesar 6,9 % dan
Papua sebesar 5,8% . .
FIRST UP 4
CONSULTANTS
Pneumonia didefinisikan sebagai peradangan yang mengenai
parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang
mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan
pertukaran gas setempat.

FIRST UP 5
CONSULTANTS
(Riskesdas, 2013)
Prevalensi Pneumonia di Indonesia sebesar 2,7%.

1,8%

Dimana provinsi dengan prevalensi tertinggi ialah NTT sebesar Di Sumatera Selatan prevalensi pneumonia
5,9%, Papua sebesar 5,8 % dan Sulteng sebesar 4%. sebesar 1,8%.
FIRST UP 6
CONSULTANTS
LAPORAN KASUS
FIRST UP 7
CONSULTANTS
Nama Lengkap : Tn. L
Jenis Kelamin : Laki-Laki
IDENTIFIKASI Tanggal Lahir : 17-07-1968 / 50 tahun
Alamat : Jalan Anggrek Jaya No.35, Perumnas Sako.
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Agama : Islam
No. Reg. RS : 15-24-62
Tanggal Periksa : 12 Juni 2019
Ruang : Ahmad Dahlan 4 Bed 1
Dokter : dr. Dini Rizki Wijayanti, Sp.P
Co. Asisten : Mafazi Nataza Putra, S.Ked.
MRS Tanggal : 10 Juni 2019
FIRST UP
CONSULTANTS
ANAMNESIS

Keluhan Utama

Sesak napas yang semakin memberat sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit.

FIRST UP
CONSULTANTS
Riwayat Perjalanan Penyakit

± 5 tahun yang lalu pasien mulai mengeluh sesak napas dan


batuk berdahak yang hilang timbul

Pasien mengatakan keluhan sesak timbul ketika beraktivitas yang berat seperti berjalan jauh atau
mengangkat benda berat dan keluhan sesak membaik jika diistirahatkan. Sesak tidak disertai mengi.
Keluhan sesak tidak dipicu oleh debu, cuaca, emosi dan perubahan posisi

Pasien mengaku sejak 6 bulan terakhir menggunakan obat spriva respimat inhaler untuk
mengurangi keluhan sesak napas yang dirasakannya.

FIRST UP 10
CONSULTANTS
Keluhan saat ini pasien mengatakan sesak semakin memberat ketika beraktivitas
dan tidak membaik jika diistirahatkan

Sesak tidak disertai mengi. Keluhan sesak tidak dipicu oleh debu, cuaca, emosi dan perubahan posisi. Pasien juga mengeluh batuk-batuk
berdahak tanpa disertai darah sejak ± 1 minggu ini

FIRST UP 11
CONSULTANTS
Pasien mengatakan keluhan batuk tersebut disertai dahak bewarna putih dan sejak ± 3 hari
ini merasa batuk disertai dahak tersebut menjadi semakin sering.

Pasien juga mengeluh jika keluhan batuk-batuk muncul keluhan sesak semakin memberat Pasien juga mengeluh demam, nyeri dada
ketika batuk, Nafsu makan menurun dan mengeluh adanya penurunan berat badan sebanyak 2 kg dari 56 kg ke 54 kg. Keluhan
berkeringat di malam hari disangkal, keluhan yang sama di lingkungan rumah juga disangkal dan keluhan bengkak di kedua tungkai
disangkal sebelumnya.

FIRST UP
CONSULTANTS 12
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat keluhan yang sama sebelumnya ada yaitu sejak 5 tahun yang lalu
dan pernah dirawat dirumah sakit dengan keluhan yang sama
• Riwayat darah tinggi disangkal.
• Riwayat nyeri dada disangkal.
• Riwayat penyakit jantung sebelumnya disangkal.
• Riwayat penyakit pernapasan (asma) disangkal.
• Riwayat penyakit diabetes melitus disangkal.
• Riwayat pernah TB paru ada pada tahun 2003 tetapi pengobatan selama
6 bulan tidak tuntas, kemudian pasien mengatakan pada tahun 2005
mengalami TB lagi dan mengatakan pengobatan selama 6 bulan tuntas.

FIRST UP 13
CONSULTANTS
Riwayat Penyakit Keluarga

- Riwayat darah tinggi disangkal.


- Riwayat penyakit jantung sebelumnya disangkal.
- Riwayat penyakit pernapasan (asma) disangkal.
- Riwayat penyakit diabetes melitus disangkal.
- Riwayat TB paru disangkal
- Riwayat keluhan yang sama disangkal

FIRST UP 14
CONSULTANTS
Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok sejak umur ± 20 tahun sebanyak 2 bungkus/hari dan baru berhenti
sekitar ± 1 tahun ini dan meminum alkohol disangkal. Riwayat minum kopi dan teh
disangkal. Pasien juga jarang berolahraga.

Riwayat Gizi

Makan 3 kali sehari dengan porsi setengah sampai satu piring. Pasien
teratur pada jam makan dan tidak memiliki selera menu yang pasti.

FIRST UP 15
CONSULTANTS
Keadaan umum : Tampak sakit RINGAN
Kesadaran : Composmentis
Berat Badan : 54 kg
Tinggi Badan : 157 cm

PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Gizi : IMT 21,09 (BB normal)


Bentuk Tubuh : atletikus
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 91 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
Pernapasan : 28 x/menit, reguler, thoraco-abdominal
Suhu : 38,5ºC.

FIRST UP 16
CONSULTANTS
Keadaan Spesifik

Pemeriksaan Kepala
Normocephali, simetris, hitam, tidak mudah dicabut, tidak rontok

Pemeriksaan Mata
Eksoftalmus (-/-), endoftalmus (-/-), tidak ada edema palpebra (-/-), konjungtiva tidak anemis (-/-),
sklera tidak ikterik (-/-), pupil isokor, refleks cahaya (+/+), gerakan baik ke segala arah

Pemeriksaan Telinga
Liang telinga normal, serumen ada, sekret tidak ada (-/-), nyeri tekan tidak ada (-/-), gangguan
pendengaran tidak ada (-/-)
FIRST UP
CONSULTANTS 17
Pemeriksaan Hidung
Bagian luar normal, deviasi septum tidak ada (-/-), deformitas tidak ada, epistaksis tidak ada,
penyumbatan tidak ada.

Pemeriksaan Mulut dan Tenggorokan


Sianosis sentral tidak ada, gigi-geligi lengkap, perdarahan gusi tidak ada, lidah kotor tidak ada, tonsil
T1-T1 tenang, faring hiperemis.

FIRST UP
CONSULTANTS
Pemeriksaan Leher
Simetris, tidak terlihat benjolan, pembesaran tiroid dan KGB tidak ada, JVP 5-2 cmH2O

19
Pemeriksaan Kulit 19

Hiperpigmentasi tidak ada, ikterik tidak ada, ptekie tidak ada, sianosis tidak ada, turgor kembali
cepat, jaringan parut tidak ada

FIRST UP
CONSULTANTS
Pemeriksaan Thorax

Paru Depan
Statis dinamis: simetris, pelebaran sela iga (-), stem fremitus kanan sama dengan kiri, benjolan (-),
sonor pada kedua lapang paru kanan kiri, vesikuler memanjang, ronchi (+) pada lapangan paru
kanan dan kiri atas dan wheezing (+/+) pada lapangan paru kanan atas dan seluruh lapangan
paru kiri
Paru Belakang
Statis dinamis: simetris, pelebaran sela iga (-), stem fremitus kanan sama dengan kiri, benjolan (-),
sonor pada kedua lapang paru kanan kiri, vesikuler memanjang, ronchi (+) pada lapangan paru
kanan dan kiri atas dan wheezing (+/+) pada lapangan paru kanan atas dan seluruh lapangan
paru kiri

FIRST UP
CONSULTANTS
Jantung
Ictus cordis tidak terlihat dan tidak teraba, batas jantung atas ICS II linea parasternalis sinistra, batas
kanan jantung ICS IV linea parasternalis dextra, Batas kiri jantung ICS V linea midclavicula sinistra, HR
91 x/menit, reguler, gallop S3 (-), murmur (-)

Pemeriksaan Abdomen
Datar, simetris lemas, nyeri tekan epigastrium (-), hepatomegali (-), timpani, shifting dullness (-),
undulasi (-), bising usus (+) normal

FIRST UP 21
CONSULTANTS
Pemeriksaan Genitalia
Tidak diperiksa

Pemeriksaan Ekstremitas
Superior Dextra et Sinistra: akral hangat, edema (-/-), kekuatan 5, nyeri sendi (-/-), eritema (-/-), CRT <2 detik
Inferior Dextra et Sinistra: akral hangat, pitting edema pretibial (-/-), kekuatan 5, nyeri sendi (-/-) eritema (-/-)

FIRST UP
CONSULTANTS
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium (10 Juni 2019)


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Kesan
Darah Rutin
Hemoglobin 14.9 g/dl 14.0 – 18.0 Normal
Hematokrit 42.0 % 42.0 – 52.0 Normal
Jumlah 166 10^3/ul 150 – 440 Normal
Trombosit
Jumlah Leukosit 4.2 10^3/ul 4.2 – 11.0 Normal
Hitung Jenis
Eosinofil 2.9 % 1 – 3 Normal
Basofil 0.5 % 0 – 1 Normal
Neutrofil 39.0 % 40.0 – 60.0 Menurun
Limfosit 43.2 % 20.0 – 50.0 Normal
Monosit 14.4 % 2 – 8 Meningkat FIRST UP 23
CONSULTANTS
Laju Endap Darah
LED 1 jam 14 mm/jam <10 Meningkat
Kimia Klinik
SGOT 31 g/dl 0 – 50 Normal
SGPT 30 0 – 50
Glukosa Darah 113 mg/dl 70 – 140 Normal
Sewaktu
Ureum 23 mg/dl 10 – 50 Normal
Kreatinin 0.8 mg/dl 0.60 – 1.50 Normal

FIRST UP 24
CONSULTANTS
EKG (14 Juni 2019)

FIRST UP 25
CONSULTANTS
FIRST UP 26
CONSULTANTS
FIRST UP 27
CONSULTANTS
• Irama sinus
• Axis normal
• HR 88 x/menit, reguler
• Gelombang P normal, PR interval 0,12 detik
Kesan : EKG normal

FIRST UP 28
CONSULTANTS
Foto Thorax AP (11 Juni 2019)
• Cor tidak membesar
• Corakan bronkovaskuler normal
• Tampak infiltrat dengan multipel cavitas di
suprahilar kanan dan kiri
• Diafragma kanan dan kiri licin
• Sinus kostofrenikus kanan dan kiri lancip
• Tulang-tulang intak
• Soft tissue baik

FIRST UP 29
CONSULTANTS
• Pemeriksaan Genexpert (13 Juni 2019)
Hasil : MTB not detected.
• Pemeriksaan BTA 3x (14 Juni 2019)
BTA 1 : Negatif
BTA 2 : Negatif
BTA 3 : Negatif

FIRST UP 30
CONSULTANTS
DIAGNOSIS BANDING
• PPOK Eksaserbasi akut derajat sedang e.c Pneumonia
• PPOK Eksaserbasi akut derajat sedang e.c TB Paru

DIAGNOSIS KERJA
• PPOK Eksaserbasi akut derajat sedang e.c Pneumonia

RENCANA PEMERIKSAAN KHUSUS


- Pemeriksaan Spirometri
- Pemeriksaan Gram Sputum

FIRST UP 31
CONSULTANTS
PENATALAKSANAAN

- NON FARMAKOLOGIS
• Penjelasan tentang penyakit paru obstrukstif kronis
• Penjelasan tentang penggunaan obat-obatan, manfaat dan efek sampingya
serta cara penggunaan obat inhaler yang digunakan pasien
• Penjelasan untuk tidak melakukan aktivitas berlebihan yang dapat
memperberat atau mencetuskan sesak

FIRST UP 32
CONSULTANTS
PENATALAKSANAAN PROGNOSIS
- FARMAKOLOGIS Quo ad vitam : Dubia ad bonam
IVFD RL drip aminopilin 240 mg/12 jam Quo ad Fungsionam : Dubia ad malam
Nebu combivent 2 x 1 fls
N-acetylsistein 3 x 200 mg kap
Eritromisin 2 x 1 tab
Rethaphyl 2 x ½ tab
Spriva 1 x 2 puff

FIRST UP 33
CONSULTANTS
FOLLOW UP
Tanggal Catatan Tindakan
13 Juni 2019 S: batuk-batuk disertai dahak dan demam P
• IVFD RL drip aminopilin
O: KU tampak sakit sedang, TD 110/80 mmHg, Nadi 81x/menit, RR 26 240 mg/12 jam
x/menit, Suhu 38,2 ºC. • Nebu combivent 2 x 1 fls
Leher: JVP (5-2) cmH2O. • N-asetylsistein 3 x 200
mg
Thorax: simetris, retraksi intercostae (-)
• Eritromisin 2 x 1 tab
Pulmo: Stem fremitus sama kanan dan kiri, sonor kedua lapang paru, • Rethaphyl 2 x ½ tab
vesikuler (+) memanjang, ronchi (+) dan wheezing (+) pada lapang • Spriva 1 x 2 puff
paru kanan atas dan seluruh lapangan paru kiri
Cor: ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis tidak teraba, batas jantung kiri
di ICS V midclavicula sinistra, gallop (-).
Abdomen: datar, nyeri tekan epigastrium (-),hepatomegali (-).
Ekstremitas inferior: pitting edema pretibial (-).

A: PPOK eksaserbasi akut derajat sedang e.c Pneumonia .

FIRST UP 34
CONSULTANTS
14 Juni S: batuk-batuk disertai dahak P
2019 • IVFD RL drip
O: KU tampak sakit ringan TD 120/80 mmHg, Nadi 83x/menit, RR 24 aminopilin 240
mg/12 jam
x/menit, Suhu 37,0 ºC.
• Nebu combivent 2
Leher: JVP (5-2) cmH2O. x 1 fls
Thorax: simetris, retraksi intercostae (-). • N-asetylsistein 3 x
Pulmo: Stem fremitus sama kanan dan kiri, sonor kedua lapang paru, 200 mg
vesikuler (+) memanjang, ronchi (+) dan wheezing (+) pada seluruh • Eritromisin 2 x 1
lapangan paru kiri tab
• Rethaphyl 2 x ½
Cor: ictus cordis terlihat, ictus cordis teraba, batas jantung kiri di ICS V tab
linea midclavicula sinistra gallop (-). • Spriva 1 x 2 puff
Abdomen: datar, simetris, nyeri tekan epigastrium (-), hepatomegali (-).
Ekstremitas inferior: pitting edema pretibial (-).

A: PPOK eksaserbasi akut derajat sedang e.c


Pneumonia.

FIRST UP 35
CONSULTANTS
15 Juni 2019 S: Batuk berdahak berkurang P
• IVFD RL drip
O: KU tampak sakit sedang, TD 120/70 mmHg, Nadi 87x/menit, RR 25 aminopilin 240
mg/12 jam
x/menit, Suhu 36,6 ºC
• Nebu combivent
Leher: JVP (5-2) cmH2O. 2 x 1 fls
Thorax: simetris, retraksi intercostae (-). • N-asetylsistein 3
Pulmo: Stem fremitus sama kanan dan kiri, sonor kedua lapang paru, x 200 mg
vesikuler (+) normal, ronchi (+) dan wheezing (+) pada seluruh lapangan • Eritromisin 2 x
paru kiri 1 tab
• Rethaphyl 2 x ½
Cor: ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis tidak teraba, batas jantung kiri tab
di ICS V linea midclavicula sinistra gallop (-). • Spriva 1 x 2 puff
Abdomen: datar, simetris, nyeri tekan epigastrium (-), hepatomegali (-).
Ekstremitas inferior: pitting edema pretibial (-).

A: PPOK eksaserbasi akut derajat sedang e.c Pneumonia .

FIRST UP 36
CONSULTANTS
ANALISIS KASUS
FIRST UP 37
CONSULTANTS
Nama Lengkap : Tn. L
Jenis Kelamin : Laki - laki
Tanggal Lahir : 17-07-1968 / 50 tahun
No. Reg. RS : 15.24.62
Ruang : Ahmad Dahlan 4 Bed 1
MRS Tanggal : 10 Juni 2019

Keluhan Utama
Sesak napas yang semakin memberat sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit.

Apabila dilihat dari keluhan utama pasien yaitu sesak napas, maka dapat diperkirakan
terdapat dua organ yang mungkin mengalami kelainan, yaitu paru, jantung.
FIRST UP
CONSULTANTS
Riwayat Perjalanan Penyakit

± 5 tahun yang lalu pasien mulai mengeluh sesak napas dan


batuk berdahak yang hilang timbul

Pasien mengatakan keluhan sesak timbul ketika beraktivitas yang berat seperti berjalan jauh atau mengangkat benda berat dan
keluhan sesak membaik jika diistirahatkan. Sesak tidak disertai mengi. Keluhan sesak tidak dipicu oleh debu, cuaca, emosi dan
perubahan posisi
Pasien mengaku sejak 6 bulan terakhir menggunakan obat spriva respimat inhaler untuk mengurangi keluhan sesak napas yang
dirasakannya.

Berdasarkan keluhan di atas dapat diperkirakan sesak napas yang dialami


merupakan kelainan dari organ paru. Dimana keluhan-keluhan yang dialami pasien
merupakan gejala klinis yang khas dari PPOK yaitu sesak napas, batuk dan produksi
sputum yang intermitten disertai keterbatasan aktivitas.
FIRST UP 39
CONSULTANTS
Keluhan saat ini pasien mengatakan sesak semakin memberat ketika beraktivitas
dan tidak membaik jika diistirahatkan

Sesak tidak disertai mengi. Keluhan sesak tidak dipicu oleh debu, cuaca, emosi dan perubahan posisi. Pasien juga mengeluh batuk-batuk
berdahak tanpa disertai darah sejak ± 1 minggu ini

Pasien mengatakan keluhan batuk tersebut disertai dahak bewarna putih dan sejak ± 3 hari
ini merasa batuk disertai dahak tersebut menjadi semakin sering.

Pasien juga mengeluh jika keluhan batuk-batuk muncul keluhan sesak semakin memberat Pasien juga mengeluh demam, nyeri dada
ketika batuk, Nafsu makan menurun dan mengeluh adanya penurunan berat badan sebanyak 2 kg dari 56 kg ke 54 kg. Keluhan
berkeringat di malam hari disangkal, keluhan yang sama di lingkungan rumah juga disangkal dan keluhan bengkak di kedua tungkai
disangkal sebelumnya.

FIRST UP 40
CONSULTANTS
Berdasarkan keluhan di atas, didapatkan bahwa pasien mengeluh adanya sesak napas
yang memberat dari sebelumnya, produksi sputum yang meningkat. Jadi dapat
disimpulkan berdasarkan keluhan yang dialami sebelumnya juga bahwa PPOK yang
dialami oleh pasien disertai dengan gejala eksaserbasi akut. Dimana 3 gejala utama
pada PPOK eksaserbasi akut ialah sesak yang bertambah berat, produksi sputum yang
meningkat dan perubahan warna sputum. Jika terdapat 3 gejala tersebut maka
dikategorikan menjadi eksaserbasi berat, terdapat 2 gejala dikategorikan menjadi
eksaserbasi sedang dan jika hanya terdapat 1 gejala diatas ditambah ISPA lebih dari 5
har, demam tanpa sebab lain, peningkatan batuk, mengi, frekuensi napas dan nadi
>20% baseline dikategorikan menjadi eksaserbasi ringan.

FIRST UP 41
CONSULTANTS
Pasien juga mempunyai riwayat TB sebanyak 2 kali yaitu pada tahun 2003 dan tahun 2005.
Pada tahun 2003 pasien mengatakan tidak meminum obat sampai tunta selama 6 bulan
karena merasa sudah tidak punya keluhan tetapi pada tahun 2005 pasien dinyatakan
menderita TB lagi dan meminum obat sampai tuntas selama 6 bulan.

Berdasarkan riwayat diatas kemungkinan penyebab eksaserbasi akut pada pasien


ini dikarenakan kemungkinan oleh TB yang relaps. Tetapi, hal ini harus
ditunjang oleh pemeriksaan radiologis dan dipastikan dengan pemeriksaan
Genexpert ataupun BTA.

FIRST UP 42
CONSULTANTS
Pasien mengaku sejak 6 bulan terakhir menggunakan obat spriva respimat inhaler untuk
mengurangi keluhan sesak napas yang dirasakannya. Serta pasien mengaku punya
kebiasaan merokok sejam umur ± 20 tahun sebanyak 2 bungkus/hari dan baru berhenti
1 tahun ini

Obat spriva respimat mengandung tiotropium bromide yang merupakan golongan anti-kolinergik. Dimana indikasi
dari obat ini sendiri ialah sebagai terapi rumatan untuk pasien PPOK. Sedangkan riwayat merokok yang lama
merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya PPOK karena dapat mengakibatkan perubahan struktural pada
paru yang menyebabkan adanya hambatan aliran udara dalam paru, ini merupakan perubahan fisiologi utama
pada PPOK.
.

FIRST UP
CONSULTANTS 43
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Gizi : IMT 21,09 (BB lebih)
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
PEMERIKSAAN FISIK
Nadi : 91 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
Pernapasan : 26 x/menit, reguler, thoraco-abdominal
Suhu : 38,5ºC.
Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak sakit ringan dan
kesadaran composmentis. Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi
91x/menit, reguler, frekuensi pernapasan 26 x/menit, dan suhu
38,5ºC. Status generalis didapatkan kepala dalam batas normal.
Pada regio thorax, didapatkan adanya ronkhi (+) dan wheezing
(+/+) pada lapangan paru kanan atas dan seluruh lapangan paru FIRST UP 44
kiri. CONSULTANTS
- JVP 5-2 cmH2O,
- ronchi (+) dan wheezing (+/+) pada lapangan paru kanan atas dan seluruh lapangan paru
kiri.
- Ictus cordis tidak terlihat dan tidak teraba, batas jantung atas ICS II linea parasternalis sinistra,
batas kanan jantung ICS IV linea parasternalis dextra, Batas kiri jantung ICS V linea midclavicula
sinistra
45
45
- HR 91 x/menit, reguler
- datar, lemas,
- nyeri tekan epigastrium (-),
- Hepatomegali (-)
- Ektremitas inferior dextra et sinistra pitting edema pretibial (-/-)
FIRST UP
CONSULTANTS
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, pada pasien ini
kemungkinan penyebab eksaserbasi akut PPOK nya ialah karena pneumonia.
Dimana diagnosis pasti pneumonia komuniti ditegakkan jika pada foto
thoraks terdapat infiltrat baru atau ilnfiltrat progresif ditambah dengan 2
atau lebih gejala berikut ini yaitu, batuk-batuk bertambah, perubahan
karakteristik dahak menjadi purulen, suhu tubuh ≥ 38oC (aksila) / riwayat
demam, pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas
bronchial dan ronki serta yang terakhir dijumpai leukosit ≥ 10.000 atau ≤
4500

FIRST UP 46
CONSULTANTS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (10 Juni 2019)

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan neutropenia, monositosis, peningkatan nilai


LED

FIRST UP 47
CONSULTANTS
EKG (14 Juni 2019)

FIRST UP 48
CONSULTANTS
FIRST UP 49
CONSULTANTS
FIRST UP 50
CONSULTANTS
EKG (14 Juni 2019)

Irama sinus, Axis normal, HR 88 x/menit, reguler, Gelombang P normal, PR interval


0,12 detik
Kesan : EKG normal

FIRST UP 51
CONSULTANTS
Foto Thorax AP (11 Juni 2019)

FIRST UP 52
CONSULTANTS
Foto Thorax AP (11 Juni 2019)

Cor tidak membesar


Corakan bronkovaskuler normal
Tampak infiltrat dengan multipel cavitas di suprahilar kanan dan kiri
Diafragma kanan dan kiri licin
Sinus kostofrenikus kanan dan kiri lancip
Tulang-tulang intak
Soft tissue baik
Kesan : TB Paru (mohon korelasi klinis dan laboratoris)

FIRST UP 53
CONSULTANTS
Pada pemeriksaan Genexpert (13 juni 2019)
Didapatkan hasil MTB not detected

Pada pemeriksaan BTA juga didapatkan (14 juni 2019)


BTA 1 : Negatif
BTA 2 : Negatif
BTA 3 : Negeatif.

54
Peningkatan LED pada kasus ini menandakan adanya inflamasi. Sedangkan untuk hasil
pemeriksaan radiologi thoraks didapatkan gambaran radiologis TB paru tetapi dari hasil
pemeriksaan Genexpert dan BTA hasilnya negatif yang menandakan penyebab PPOK
eksaserbasi akut pada pasien ini bukan oleh TB paru. Gambaran radiologis dari
pneumonia juga juga menunjukkan adanya infiltrat sedangkan multicavitas yang juga
tampak pada radiologi thoraks PA kemungkinan akibat Riwayat TB yang dialaminya
sebelumnya. Dimana kavitas sendiri didefinisikan sebagai keadaan patologis dengan
gambaran gas yang mengisi ruang dalam zona konsolidasi paru yang dihasilkan oleh
sejumlah proses patologis seperti nekrosis kaseosa (misalnya tuberkulosis).

FIRST UP 55
CONSULTANTS
PENATALAKSANAAN

Pada pasien ini tatalaksana farmakologis yang diberikan adalah IVFD


RL drip aminopilin 240 mg/12 jam, nebu combivent 2 x 1 fls, N-
acetylsistein 3 x 200 mg kap, eritromisin 2 x 1 tab, rethaphyl 2 x ½
tab dan spriva 1 x 2 puff.

FIRST UP
CONSULTANTS
IVFD RL drip aminopilin 240 mg/12 jam dan
rethaphyl 2 x ½ tab
Aminopilin dan retaphyl merupakan obat golongan xantin

Mekanisme kerjanya dengan menghambat enzim fosfodiesterase (PDE) sehingga mencegah


pemecahan cAMP dan cGMP masing-masing menjadi 5’-AMP dan 5’GMP. Penghambatan PDE
menyebakan terakumulasinya cAMP dan cGMP dalam sel sehingga menyebabkan relaksasi
otot polos termasuk otot polos bronkus. Penggunaan obat golongan xantin sendiri dalam
bentuk intravena (drip atau bolus) diindikasikan untuk mengatasi eksaserbasi akut.
Sedangkan retaphyl juga sama merupakan obat golongan xantin bedanya sedian retaphyl
ini dalam bentuk lepas lambat yang digunakan untuk pemeliharaan jangka panjang
(derajat sedang dan berat).

FIRST UP 57
CONSULTANTS
Eritromisin merupakan antibiotik golongan makrolid sebagai terapi lini pertama dari pneumonia.
Sedangkan N-asetylsistein merupakan golongan obat mukolitik dimana obat golongan mukolitik
pada pasien PPOK hanya diberikan pada eksaserbasi akut saja karena akan mempercepat
perbaikan. Nebu combivent mengandung salbutamol dan ipratropium bromide. Dimana salbutamol
sendiri merupakan golongan obat agonis β2 kerja singkat sedangkan ipratropium bromide
merupakan golongan obat antikolinergik yang berfungsi juga sebagai bronkodilator dan
mengurangi produksi lendir.

FIRST UP 58
CONSULTANTS
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad Fungsionam : Dubia ad malam

Hal ini dikarenakan pada PPOK obstruksi saluran napas yang


terjadi bersifat irreversible karena sudah terjadi perubahan
struktural pada saluran nafas tersebut akibat dari baik itu
inflamasi kronis, fibrosis, metaplasia sel goblet dan hiperterofi otot
polos saluran napas tersebut.
.

FIRST UP
59
CONSULTANTS
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai