Anda di halaman 1dari 27

KONJUNGTIVITIS

Ray Ramadhan
20120310174
Identitas Pasien
Nama : Sdri. S.A

Usia : 12 tahun

Alamat: kalikajar

Jenis Kelamin: Perempuan

Tanggal Masuk : 7 mei 2018


Keluhan utama
• Kemerahan pada mata kanan dan kiri.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang ke poli mata RSUD KRT SETJONEGORO
dengan keluhan kemerahan pada mata kanan dan kiri.
Keluhan sudah dirasakan sejak kurang lebih 3 minggu
terakhir. Pasien juga mengeluh mata berair, sering
muncul kotoran tiap pagi dan lengket , pegal, pusing,
serta gatal pada kedua mata.

Riwayat Penyakit Dahulu


• Pasien belum pernah memiliki keluhan serupa
sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak ada anggota yang memiliki keluhan serupa.

Riwayat Personal Sosial


• Pasien adalah pelajar
Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran: Compos Mentis
Pemeriksaan Obyektif
Pemeriksaan
OD OS
Sekitar Mata
Simetris,distribusi merata Simetris,distribusi merata
Supercilia dan cilia

Palpebra Normal Normal


Gerakan Edema (-) Edema (-)
Margo sup dan inf Nyeri (-) Nyeri (-)

Gerakan Bola Mata N N

Konjungtiva
K palpebra sup et inf Hiperemi (+) Hiperemi (+)
K bulbi Hiperemi (+) Hiperemi (+)

Sklera
Warna normal normal
Kornea
Kejernihan Jernih Jernih
DIAGNOSIS
ODS Konjungtivitis

Tata Laksana
• Tab Cefadroxil 3 x 500mg
• Tab Metilprednisolon 3 x 8mg
• Tobramycin 0,3% setiap 4 jam
• Chloramphenicol 1% setiap 24 jam
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
• Konjungtiva merupakan
lapisan terluar dari mata yang
terdiri dari membran mukosa
tipis yang melapisi kelopak
mata, kemudian melengkung
melapisi permukaan bola
mata dan berakhir pada
daerah transparan pada mata
yaitu kornea.
KONJUNGTIVITIS
Definisi
• Konjungtivitis lebih dikenal
sebagai pink eye, yaitu
adanya inflamasi pada
konjungtiva atau peradangan
pada konjungtiva, selaput
bening yang menutupi bagian
berwarna putih pada mata
dan permukaan bagian dalam
kelopak mata.
KONJUNGTIVITIS

Manifestasi Klinis
• Gejala penting konjungtivitis adalah sensasi benda asing, yaitu
tergores atau panas, sensasi penuh di sekitar mata, gatal dan
fotofobia. Tanda penting konjungtivitis adalah hiperemia,
epifora, eksudasi, pseudoptosis, hipertrofi papiler, kemosis
(edem stroma konjungtiva), folikel (hipertrofi lapis limfoid
stroma), pseudomembranosa dan membran, granuloma, dan
adenopati preaurikuler.
KONJUNGTIVITIS

Klasifikasi
• Konjungtivitis bacterial
• Konjungtivitis viral
• Konjungtivitis jamur
• Konjungtivitis alergik
• Konjungtivitis kimia atau iritan
• Konjungtivitis Hemoragik akut
KONJUNGTIVITIS
Konjungtivitis Bacterial
• Konjungtivitis bakteri akut disebabkan oleh streptococcus, Corynebacterium
diphtherica, pseudomonas, neisseria dan haemophilus.
• Gambaran klinis berupa konjungtivitis mukopurulen dan purulen. Pada kasus akut
dapat juga menjadi kronis. Konjungtivitis bakteri ditandai hiperemi konjungtiva,
edema kelopak, papil dan kornea yang jernih.
• Pada konjungtivitis yang disebabkan gonorrea, infeksi yang terjadi lebih berat,
radang konjungtiva lebih berat dan disertai sekret purulen. Pada neonatus infeksi
terjadi saat berada pada jalan lahir, ditularkan oleh ibu yang menderita penyakit
GO. Pada orang dewasa penularan melalui hubungan seksual.
• Terapi spesifik terhadap konjungtivitis bakteri tergantung dari temuan agen
mikrobiologisnya. Sambil menunggu hasil laboratorium, dapat diberikan antibiotik
topikal. Setelah hasil laboratorium diperoleh, dapat diberikan terapi sistemik. 3
Konjungtivitis Virus
K. Demam faringokonjungtival
• Ditandai demam 38,3 -400C, sakit tenggorokan, dan
konjungtivitis pada satu atau dua mata.
• Folikel sering mencolok pada kedua konjungtiva, dan pada
mukosa faring.
• Penyakit ini berjalan akut dengan gejala hiperemi konjungtiva,
folikel konjungtiva, sekret serous, fotofobia, kelopak bengkak
dengan pseudomembran
• Pengobatan spesifik tidak diperlukan karena dapat sembuh
sendiri. Biasanya hanya diberi antibiotik dan terapi simtomatik 3.
Konjungtivitis Virus
Keratokonjungtivitis epidemi
• Konjungtivitis yang disebabkan oleh adenovirus tipe 8 dan 19,
• Pada penyakit ini khas ditemukan nodus preaurikuler yang
nyeri tekan.
• Fase akut ditandai edema palpebra, kemosis dan hiperemi
konjungtiva.
• Terapi spesifik belum ada, namun dapat dikompres untuk
mengurangi gejala. Kortikosteroid sebaiknya dihindari.
Antibiotik diberikan hanya bila terjadi infeksi sekunder
Konjungtivitis Virus
Konjungtivitis virus herpes
simpleks (HSV)
• Biasanya dijumpai pada anak-anak.
• Ditandai hiperemi, iritasi, sekret mukoid, nyeri dan fotofobia
ringan.
• Diagnosis pasti dengan ditemukannya sel raksasa pada
pengecatan Giemsa, kultur virus dan sel inklusi intranuklear
• Pengobatan yang sesuai dengan kompres dingin. Pengobatan
saat ini yang biasa diberikan adalah asiklovir 400 mg/hari
selama 5 hari. Steroid sebaiknya dihindari karena memperburuk
infeksi herpes
Konjungtivitis Chlamydia
• Konjungtivitis chlamydia juga disebut trakoma, disebabkan
oleh Chlamydia trakomatis.
• Cara penularan melalui kontak langsung dengan penderita.
Inkubasinya berkisar selama 5-14 hari.
• Penyakit ini mempunyai 4 stadium: Insipien, established, parut,
sembuh
• Pengobatan trakoma adalah dengan tetrasiklin salep mata, 2-4
kali sehari selama 3-4 minggu. Pencegahan dilakukan dengan
vaksinasi dan menjaga higienie3.
Konjungtivitis Alergi
Konjungtivitis vernalis
• Disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas tipe I yang mengenai kedua
mata dan bersifat rekuren.
• Ditandai hiperemi, iritasi, sekret mukoid, nyeri dan fotofobia ringan.
• Pada kedua mata ditemukan papil besar dengan permukaan rata
pada konjungtiva palpebra, rasa gatal yang berat, sekret gelatin
berisi eosinofil, pada kornea terdapat keratitis, neovaskularisasi dan
tukak indolen.
• Penyakit ini biasanya sembuh sendiri tanpa diobati. Dapat diberi
kompres dingin, natrium bikarbonat dan vasokonstriktor. Bila
terdapat tukak kornea dapat diberi antibiotik untuk mencegah
infeksi sekunder disertai siklopegik
Konjungtivitis Alergi
Konjungtivitis flikten
• disebabkan reaksi alergi tipe IV terhadap tuberkuloprotein,
stafilokokus, limfogranuloma venerea, leismaniasis, infeksi parasit
• Di konjungtiva terlihat sebagai bintik putih dikelilingi daerah
hiperemi. Gejalanya adalah mata berair, iritasi dengan rasa sakit,
fotofobia ringan hingga berat. Bila kornea ikut terkena akan terjadi
silau dan blefarospasme.
• Penyakit ini biasanya sembuh sendiri tanpa diobati. Dapat diberi
kompres dingin, natrium bikarbonat dan vasokonstriktor. Bila
terdapat tukak kornea dapat diberi antibiotik untuk mencegah
infeksi sekunder disertai siklopegik Penyakit ini dapat sembuh
dalam 2 minggu dan dapat kambuh, dan bila terkena kornea
keadaan akan lebih berat. Pengobatannya adalah steroid topikal dan
Konjungtivitis kimia atau iritan
• Asap, asam, alkali, angin dan hampir semua substansi iritan
yang masuk ke saccus konjungtiva dapat menimbulkan
konjungtivitis
• Beberapa iritan umum adalah pupuk, sabun, deodoran, spray
rambut, berbagai asam dan alkali.
• Pembilasan segera dan menyeluruh pada saccus konjungtiva
dengan air atau larutan fisiologis. Dapat juga diberi kompres
dingin selama 20 menit setiap jam, atropin 2 kali sehari,bila
perlu beri analgetik sistemik.
Konjungtivitis hemoragik akut
• Merupakan penyakit konjungtivitis disertai dengan perdarahan
konjungtiva.
• Disebabkan oleh golongan enterovirus-70 dari golongan
pikornavirus RNA dan virus coxsackie A24.
• Tanda dan gejala pada penyakit ini yaitu adanya nyeri pada
mata, fotofobia, sensasi benda asing, keluarnya air mata
berlebih, hiperemia, edema palpebra, dan perdarahan
subkonjungtival.
• Penyakit ini sembuh sendiri sehingga pengobatan hanya
simptomatik. Pengobatan antibiotik spektrum luas,
sulfametamid dapat dipergunakan untuk mencegah infeksi
sekunder. Pencegahan adalah dengan mengatur kebersihan
untuk mencegah penularan.
Temuan klinis dan sitogi Viral Bakteri Klamida Alergika

Gatal Minimal Minimal Minimal Hebat


Hiperemia Generalisata Generalisata Generalisata Generalisata

Mata beair Banyak Sedang Sedang Minimal


Eksudatif Minimal Banyak Banyak Minimal
Adenophaty Sering Jarang Hanya sering pada Minimal
periarikular konjungtivitis
inklusi

Pada kerokan dan Monosit Bakteri , PMN PMN,sel ngplasma, Eosinofil


eksudaf yg dipulas badan inklusi

Disertai sakit Sesekali Sesekali Tak pernah Tidak ada


tenggorokan dan
demam
Pembahasan
Pembahasan

• Konjungtivitis merupakan proses peradangan konjungtiva atau


radang selaput lendir yang menutupi belakang kelopak dan
bola mata.
• Gejala penting konjungtivitis adalah sensasi benda asing yaitu
sensasi tergores atau panas, sensasi penuh disekitar mata, gatal
dan fotofobia. Adanya rasa sakit dan sensasi adanya benda
asing mengesankan terkenanya kornea.
Pembahasan
• Diagnosis konjungtivitis ditegakkan berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan fisik yang dilakukan. Pada kasus ini pasien
diagnosis konjungtivitis berdasarkan:
• Anamnesis didapatkan :
• Keluhan kemerahan pada mata kanan dan kiri.
• Disertai keluhan mata berair, sering muncul kotoran
pada pagi hari dan lengket, pegal, pusing, serta gatal
pada kedua mata.
• Pemeriksaan Fisik didapatkan :
• Visus yaitu VOD : 5/5, VOS 5/5
• Hiperemis pada konjungtiva
Pembahasan

• Kemudian pasien diberikan obat antibiotik golongan


sefalosporin cefadroxil yang berfungsi untuk menghentikan
pertumbuhan bakteri. Diberikan obat kortikosteroid yaitu
methylprednisolone untuk mengurangi gejala peradangan.
Pasien juga diberikan obat tetes mata tobramycin 0,3% yang
diteteskan setiap 4 jam serta Chloramphenicol 1% setiap 24
jam.
Kesimpulan

• Dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa pasien ini didiagnosis


konjungtivitis, yang penegakkan diagnosisnya dari anamnesis
didapatkan bahwa pasien mengeluhkan bengkak mata kelopak
mata kanan dan kiri, disertai rasa gatal, pegal, pusing, mata
berair, dan mengeluarkan kotoran. Dari pemeriksaaan fisik
didapatkan visus 5/5, hiperemis pada konjungtiva dan edema
pada palpebra. Kemudian pasien diberikan obat cefadroxil dan
methylprednisolone serta obat tetes mata tobramycin 0,3%
yang diteteskan setiap 4 jam serta Chloramphenicol 1% setiap
24 jam.

Anda mungkin juga menyukai