MATA MERAH
dr. Suryani Rustam,Sp.M
Monalisa Mustamu
Sri Arbiati
Konjungtivitis Keratitis
endophtalmus
MATA MERAH DENGAN VISUS
NORMAL/TETAP
Konjungtivitis Bakterial
TERAPI:
Klinis :
• Rasa tidak nyaman seperti
Antibiotik topical (gunakan yang
sensai benda asing
spectrum luas):
• Fotofobia ringan
- Chlorampenicol (1%)
• Sekret purulent
- Gentamycin (0,3%)
• Palpebra yang melekat saat pagi
- Flamycetin eye drops (3-4 hari)
akibat terbentuknya krusta
Untuk salep dapat dilakukan
• Kongesti onjungtiva dengan
malam hari untuk mengurangi
gambaran fiery red eye
keluhan pagi hari.
• Edema konjungtiva
Konjungtivitis
Viral
Terbagi atas 2 :
• Epidemic keratoconjunctivitis Herpes simpleks merupakan infeksi
(EKC) berulang dari varicella.
• Pharyngeal conjuctival fever (PCF) Gejala :
gejala : • Edema palpebral
• Onset akut bisa unilateral lalu • Konjungtiva hiperemis
berlanjut menjadi bilateral • Kadang disertai pseudomembran
• Hiperemia konjungtiva • Ulserasi berbentuk dendritic pada
• Lakrimasi permukaan konjungtiva
• Hemoragik petekie • Erupsi vesikel pada palpebral dan
• Edema palpebra periorbita (khas herpes)
• Agen antiviral tidak direkomendasikan
• Pada EKC membrane konjungtiva harus dibersihkan
KONJUNGTIVITIS
dengan rutin menggunakan forsep atau kapas setiap 2-3
PENANGANAN
ADENOVIRUS
hari
• Kombinasikan dengan pemberian kortikosteroid topikal
Klinis :
• Dapat bilateral
• Dapat tidak bergejala
• Terdapat sensasi benda asing
• Pelebaran pembuluh darah sehingga
mata tampak lebih merah
• Pertumbuhan selaput dengan puncak di
sentral atau kornea
• Visus dapat terganggu apabila telah
mengganggu aksis visual.
Derajat 1
jika pterigium hanya terbatas pada limbus kornea
Derajat 2
jika pterigium sudah melewati limbus dan belum
mencapai pupil, tidak lebih dari 2 mm melewati kornea.
Derajat 3
jika pterigium sudah melebihi derajat II tetapi tidak melebihi
pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya normal (diameter pupil
sekitar 3-4 mm).
Derajat 4
jika pertumbuhan pterigium sudah melewati pupil sehingga
mengganggu penglihatan.
Pengobatan tidak diperlukan karena
bila dibedah sering bersifat rekuren, medikamentosa
Untuk pterigium derajat 1-2 dengan inflamasi,
TATALAKSANA
terutama pada pasien yang masih pasien dapat diberikan obat tetes mata kombinasi
muda antibiotik dan steroid 6 kali sehari selama 5-7
hari.
Pembedahan
Bila terjadi gangguan penglihatan Indikasi
Menurut operasi
Guilermo pico:
pterigium yang telah menutupi • Progressif
penglihatan dilakukan pembedahan • Mengganggu visus
• Mengganggu
pergerakan bola mata
Perdarahan subkonjungtiva
Klinis :
• Mata terasa kering dengan rasa sakit ringan, perasaan mengganjal
• Konjungtiva kemotik
• Mata kemerahan
Terapi :
• Dapat sembuh spontan (dalam 1-2 minggu)
• Jika memberat dapat diberi
• Terapi berupa airmata buatan sebagai penyejuk yang diberikan setiap
4-6 jam hingga kemerahan mereda.
Skleritis
Skleritis adalah peradangan pada lapisan sklera yang ditandai
dengan adanya
infiltrasi seluler, kerusakan kolagen, dan perubahan vaskuler
Klinis :
• rasa nyeri berat yang dapat menyebar ke dahi, alis, dan dagu.
• Mata merah berair
• Fotofobia dapat muncul
Terapi :
• NSAID
• Jika NSAID tidak efektif dapat diberikan kortikosteroid sistemik
• Imunosupresif dapat diberikan jika dengan kortikosteroid belum
efektif
MATA MERAH DENGAN VISUS
MENURUN
KERATITIS
• S. aureus dan S. pneumonia ; ulkus • Herpes Simplex, tampak lesi vesicular di region
berbentuk oval, warna putih periorbital, limfadenitis, punctate epithelial
Karakteristik kekuningan, batas tegas keratitis, dendritic ulcer (ulkus berbentuk ireguler,
• Pseudomonas ; ulkus bentuk ireguler, zigzag, bercabang), geographical ulcer (hasil fusi
eksudat mukopurulen kehijauan, batas dari beberapa ulkus dendritic membentuk suatu
tidak tegas oleh karena terjadi nekrosis konfigurasi amoeboid
liquefaksi dari kornea • Herpes Zoster; lesi awal vesicular terdistrubusi
• Enterobacteriacea ; ulkus dangkal, dermatomal, punctate epithelial keratitis,
warna keabu-abuan, opasitas stroma microdendritic epithelial ulcer, nummular keratitis,
batas tidak tegas, infiltrate kornea disciform keratitis
bentuk cincin oleh karena endotoksin
yang dihasilkan
Parameter Fungal Protozoal
• Filamentous fungi (Aspergillus,
Etiologi Fusarium) Acanthamoeba
• Yeasts (Candida)
Kontak langsung dengan air atau tanah
Faktor Risiko Trauma dengan material tanaman, yang tercemar, pengguna lensa kontak,
ekor hewan, imunosupresan infeksi oportunistik
Ulkus putih keabu-abuan dengan tepi
meninggi, feathery finger-like Opasitas epitel dan subepitel halus dan
extensions, lesi satelit kecil multiple di berjalan radial sepanjang corneal
Karakteristik sekitar lesi utama, dapat ditemui nerves, ring-shaped lesion sentral atau
cincin kekuningan steril (pertemuan parasentral yang dalam stadium lanjut
antara antigen dengan antibody) akan membentuk abses
Pemeriksaan dan Tatalaksana
• klinis:
gangguan penglihatan,
mata merah,
mata terasa gatal,
Mata berair
Bintik putih pada mata pada lokasi ulkus
Hipopion
Ulkus sentral Ulkus Marginal
KLASIFIKASI
Streptokokok
• Ulkus kornea oleh bakteri
Ulkus cincin
Stafilokokkus
Ulkus kataral simplek
• Ulkus kornea oleh bakteri
Ulkus Mooren
Pseudomonas
Ulkus kornea oleh virus
Ulkus kornea oleh
jamur
TATALAKSANA
Antibiotik
berspektrum luas :
Sulfonamide 10-30%,
Non- Basitrasin 500 unit,
Medikamentosa Tetrasiklin 10 mg
Obat lainnya :
• Anti jamur : Berdasarkan • Sulfas atropin sebagai sedatif
jenis keratomitosis yang dan dekongestif
dihadapi • Skopolamin sebagai
• Anti Viral midriatika.
• Anti acanthamoeba : salep • Analgetik
klorheksidin glukonat Pembedahan
0,02%.
• Klinis :
o nyeri pada mata,
o sakit kepala,
o Kelopak mata bengkak
o Kornea sembab dan edem ,
o halo,
o mual dan
o muntah.
Pasien glaukoma akut seringkali misdiagnosed karena keluhan
sistemik yang dirasa lebih dominan seperti nyeri kepala, mual
dan muntah
TERAPI
• Pada serangan akut sebaiknya
tekanan diturunkan terlebih dahulu
• Pembedahan adalah tatalaksana
pilokarpin 2% setiap mnt selama
yang utama
5 mnt disusul tiap 1 h dalam 1 hari.
• Pembedahan hanya dilakukan bila
• Asetazolamid 500 mg IV, Disusul
tekanan bola mata terkontrol
250 mg tablet tiap 4 h
• Pembedahan iridektomi
• IV bisa manitol 1,5-2 mg/kgBB
• Mata yang tidak dalam serangan
dalam larutan 20%
bisa diberikan miotik untuk
• Anestesi retrobulbar : xilokain 2 %
mencegahterjadinya serangan
(turunkan produksi akuos humor)
ENDOFTALMITIS
Klinis :
• Rasa sakit yang sangat
• Kelopak mata merah dan bengkak
• Kelopak sulit dibuka
• Konjungtiva kemotik dan merah
• Kornea keruh
• Bilik mata depan keruh yang kadang-kadang diserti hipopion.
Tata laksana : antibiotic topical dan sistemik (ampicillin 2 g/hari dan kloramfenikol 3 g/hari)
antibiotic sesuai dengan kausa, sikloplegik 3 kali sehari tetes mata, dapat diberikan kortikosteroid
juga, pengobatan gagal eviserasi atau enukleasi
THANKS