PENDARAHAN SUBCONJUNGTIVA
TRAUMA KIMIA
Oleh :
Asyrafly Auzan 200070200011131
Trino Ardiyanto 2000702000111026
Pembimbing:
Dr. dr. Nina Handayani, Sp.M (K)
KOMPETENSI
Konjungtiva
Tersering benda asing !
Akbar M, Helijanti N, Munir AM, Sofyan A. Congjunctival Laceration of the Tarsalis Palpebra Inferior et causing by a Fishing Hook. Jurnal Medical Profession. 2019;Vol.1:152–153.
Vasculature
Arteri Retina
Centralis
Arteri Cilliaris
Arteria
Opthalmica Arteri Muscularis
Internal
Carotid
Artery
Paulsen, F. and Waschke, J., 2019. Sobotta Tables of Muscles, Joints and Nerves, English/Latin: Tables to 16th ed. of the Sobotta Atlas. Elsevier Health Sciences.
ANATOMY
Kornea
ANATOMY
Konjungtiva
CORPUS
ALIENUM
KONJUNGTIV
A
Definisi
Babu, K. dan Maralihalli, R., 2009. Insect wing tarsal foreign body causing conjunctival granuloma and marginal keratitis. Indian journal of ophthalmology, 57(6), hal 473.
IDI, 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. Jakarta: Pengurus Besar IDI, hal. 123-124
Ilyas, H.S. dan Sri R.Y. Ilmu Penyakit Mata, Ed.5, Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
OVERVIEW
KELUHAN FAKTOR
ETIOLOGI
UTAMA RISIKO
Mekanisme pelindung mata (berkedip) biasanya mampu menghilangkan benda asing yang mengenai permukaan mata
Pelebaran vascular disekitarnya dan edema pada palpebral, konjungtiva bahkan kornea. Eksudasi plasma dan fibrin
Selain itu, WBC juga berperan dalam respon/ reaksi dari anterior chamber dan/atau infiltrasi kornea
Benda asing yang tertanam lebih dalam akan memicu reaksi inflamasi kronik -> granuloma formation
Apabila benda asing tidak segera diangkat/dikeluarkan maka dapat menyebabkan infeksi dan/atau nekrosis jaringan
MANIFESTASI KLINIS
• Nyeri
• Sensasi benda asing di mata,
rasa tidak nyaman
• Grittiness/ sensasi seperti
berpasir (terutama di subtarsal
fold saat berkedip)
• Mata merah
• Mata berair
• Kemosis
• Fotofobia
IDI, 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. Jakarta: Pengurus Besar IDI, hal. 123-124
Koutsonas, A., Plange, N., Roessler, G.F., Walter, P. and Mazinani, B.A., 2013. A case of siderosis bulbi without a radiologically detectable foreign body. Canadian Journal of Ophthalmology, 48(1), pp.e9-e11.
DIAGNOSIS
• PEMFIS (Objektif)
Visus biasanya normal
Ditemukan injeksi konjungtiva tarsal
dan/atau bulbi
Ditemukan benda asing pada
konjungitva tarsal superior dan/atau
inferior dan/atau konjungtiva bulbi
Pastikan tidak ada sisa pada lipatan
konjungtiva fornix (proses
pembalikan kelompak mata*)
• PENUNJANG
Slit Lamp
TATALAKSANA
• FARMAKO (Profilaksis*)
Antibiotik topical (Salep atau tetes)’
ex: Kloramfenikol tetes mata 1 gtt tiap
8 jam selama 2 hari
IDI, 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. Jakarta: Pengurus Besar IDI, hal. 123-124
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
• KOMPLIKASI • PROGNOSIS
Abrasi kornea !!
Bakterial conjunctivitis (Infeksi
sekunder)
Abses Ad vitam : Bonam
Ulkus kornea Ad functionam : Bonam
Keratitis
Ad sanationam : Bonam
Sikatrik
Kriteria Rujukan !!
2. Bila benda asing tidak dapat dikeluarkan, misal : karena keterbatasan fasilitas
IDI, 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. Jakarta: Pengurus Besar IDI, hal. 123-124
PRESENTASI
KASUS
CORPUS ALIENUM
IDENTITAS
• Nama : Tn. Wastra
• Umur : 35 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Pekerjaan : Buruh penebang pohon
• Agama : Islam
• Alamat : Malang
• Status : Menikah
ANAMNESIS
• Keluhan Utama: Sensasi mengganjal dan kemerahan pada mata kanan
• Riwayat Penyakit Sekarang:
- Pasien datang ke poli dengan keluhan mata kanan terasa perih dan terasa ada yang
mengganjal sejak 3 hari sebelumnya setelah bekerja. Keluhan mata merah dan berair.
Pasien melihat adanya sesuatu berwarna hitam-kecoklatan. Mata bengkak (-), Riwayat
menggosok mata (+)
- Tidak berhasil diambil menggunakan cotton bud
- Tidak mengeluh adanya pandangan kabur
ANAMNESIS
• Riwayat Penyakit Dahulu:
Gangguan penglihatan (kabur) sebelumnya juga tidak pernah dialami oleh pasien, HT(-), DM(-).
• Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada keluarganya yang mengalami hal serupa dengan pasien.
• Riwayat Alergi
Riwayat alergi obat (-)
• Riwayat Pengobatan
Pasien mengaku sebelumnya menggunakan obat tetes mata yang didapatkan dari apotek, keluhan
berkurang namun kambuh kembali
STATUS GENERALIS
• Kesadaran umum : Tampak sakit ringan
• Kesadaran : Kompos mentis
• TD : 110/70 mmHg
• Nadi : 80x/min, regular, isi dan tegangan cukup
• Frekuensi Nafas : 20 kali/menit
• Suhu : 36,6 celcius
STATUS MATA
OD Keterangan OS
6/6 Visus 6/6
Spasme (-), Edema (-) Palpebra Spasme (-), Edema (-)
CI (+) , PCI (-) benda asing (+) Konjungtiva CI (-), PCI (-), secret (-)
konjungtiva bulbi arah jam 4
Jernih Kornea Jernih
Dalam , flare cell (-) COA Dalam, flare cell (-)
Radline Iris Radline
Bulat, sentral, RC(+) Ø 3mm Pupil Bulat, sentral, RC(+) Ø 3mm
Umum
Ekstraksi benda asing
- Pasien diberi anastesi topikal, pantokain 0,5%. Ekstraksi dibantu dengan slit lamp dan dilakukan dengan
menggerakan lidi kapas (cotton bud) untuk mengeluarkan potongan kayu dari arah sentral ke perifer.
- Ekstraksi menggunakan jarum 1 cc dengan ujung jarum dibengkokkan terlebih dahulu pada bagian bevel jarum. Pasien
diberi anastesi topikal, pantokain 0,5%. Ekstraksi dibantu dengan slit lamp dan dilakukan dengan menggerakan ujung bevel
jarum dari arah sentral ke perifer.
Prognosis
- Ad vitam : Bonam
- Ad functionam : Bonam
- Ad sanationam : Bonam
CORPUS ALIENUM MATA
Definisi
• Benda yang dalam keadaan normal tidak dijumpai pada mata. Pada umumnya bersifat
ringan, pada beberapa keadaan dapat berakibat serius terutama pada benda asing yang
bersifat asam atau basa
Manifestasi Klinis
• Nyeri, mata merah dan berair, sensasi benda asing, dan fotofobia
Tarlan, B., & Kiratli, H. (2013). Subconjunctival hemorrhage: risk factors and potential indicators. Clinical ophthalmology (Auckland, N.Z.), 7, 1163–1170. https://doi.org/10.2147/OPTH.S35062
IDI, 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. Jakarta: Pengurus Besar IDI, hal. 121-122
ETIOLOGY & RISK FACTOR
TRAUMATIK SPONTANEOUS
• Anamnesis • PEMFIS
- Pemeriksaan Status Generalis
Pasien datang dengan keluhan adanya darah - Pemeriksaan Oftalmologi:
pada sklera atau mata berwarna merah terang a. Tampak adanya perdarahan di sklera
(tipis) atau merah tua (tebal) dengan warna merah terang (tipis)
atau merah tua (tebal)
Riwayat trauma, Riwayat penyakit, pengunaan b. Melakukan pemeriksaan tajam penglihatan
obat pengencer, kontak lens, riwayat operasi umumnya 6/6, jika visus <6/6
mata curiga terjadi kerusakan selain di konjungtiva
c. Pemeriksaan funduskopi pada setiap
• Manifestasi Klinis penderita dengan perdarahan
Mata merah, tanpa penurunan visus subkonjungtiva akibat trauma
Tidak nyeri
Bersifat akut • DDx
Biasanya unilateral, asimptomatik Konjungtivitis
Diffuse pada SCH spontan Keratoconjungtivitis sicca
Episkleritis
Perdarahan akan terlihat meluas dalam 24 jam
pertama setelah itu kemudian akan berkurang
perlahan ukurannya karena diabsorpsi
TATALAKSANA
KIE:
Memberitahu pasien dan keluarga bahwa:
- Tidak perlu khawatir karena perdarahan akan terlihat
meluas dalam 24 jam pertama, namun ukuran akan
• Secara umum, tidak ada terapi berkurang perlahan karena diabsorpsi dalam 1-2
spesifik > resorbsi dalam 1-2 minggu.
minggu - Perlu pengontrolan tekanan darah pada pasien dengan
• Kompres dingin dan artificial hipertensi.
tears untuk mengurangi bengkak - Apabila dalam 3 minggu belum sembuh sempurna,
dan rasa tidak nyaman terjadi penurunan tajam penglihatan, atau perdarahan
• Perdarahan akibat trauma atau berulang, sebaiknya pasien diminta untuk kembali
kontrol ke dokter)
suspek trauma intraocular,
adanya penurunan visus,
RUJUK!
• Pengobatan penyakit yang
mendasari bila ada
AHAN
BSI P ENDAR
RESOR
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
• KOMPLIKASI • PROGNOSIS
Secara umum, tidak ada komplikasi
Merupakan salah satu tanda adanya
underlying disease Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Bonam
Ad sanationam : Bonam
Kriteria Rujukan !!
IDI, 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. Jakarta: Pengurus Besar IDI, hal. 123-124
PRESENTASI
KASUS
PENDARAHAN SUBKONJUNGTIVA
IDENTITAS
• Nama : Ny. Geraldine Anjayani
• Umur : 29 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Pekerjaan: PNS
• Agama: Islam
• Status marital : Menikah
• Alamat : Jl. Dharmahusada no. 17, Surabaya
ANAMNESIS
• Keluhan Utama: Mata kiri bewarna merah
• Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien mengeluh mata kiri merah sejak 3 hari yang lalu, merah timbul secara tiba-tiba
dan diketahui pasien saat bangun tidur, suaminya yang menyadarinya, awalnya luas
pendarahannya hanya kecil saja, semakin hari semakin melebar. Merah terjadi dibola mata
bagian atas. Keluhan ini tidak disertai adanya rasa nyeri, bengka pada bola mata, penurunan
penglihatan dan kotoran yang berlebihan. Pasien juga tidak mengeluhkan adanya batuk,
demam mual muntah sebelumnya. Tidak ada keluhan sering mimisan atau mudah lebam serta
luka yang sukar sembuh, pasien juga tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu,
Riwayat trauma disangkal oleh pasien.
ANAMNESIS
• Riwayat Penyakit Sistemik:
Riwayat HT, DM, penyakit Hati Stroke disangkal
Riwayat Trauma (-), Riwayat operasi mata (-)
OS
• Diagnosis
Pendarahan subkonjungtiva OS
• Rencana Terapi
Vasacon ED (Naphazoline HCL) 4x1 OS
Kompres hangat
Kontrol ke poli mata bila ada keluhan
• RENCANA MONITORING
Keluhan subyektif
Respon terapi
Tekanan darah
Kontrol 2 minggu lagi atau apabila ada keluhan berulang / penurunan penglihatan
• RENCANA EDUKASI
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit pasien yaitu pendarahan
subkonjungtiva yang diakibatkan oleh karena rapuhnya pembuluh darah dapat
karena trauma atau idiopatik
Menjelaskan terapi dan tujuan terapi
Memberitahu agar menjaga higienitas dan menghindari menggosok mata
Menjelaskan kepada pasien bahwa prognosis baik karena perdarahan akan
diserap dengan spontan dalam waktu 1-3 minggu, tidak perlu dilakukan operasi
• Prognosis
Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Bonam
Ad sanationam : Bonam
PERDARAHAN
SUBKONJUNGTIVA
SUBCONJUNGTIVAL HEMORRHAGE (SCH)
Definisi
•Perdarahan pada subkonjungtiva mulai petekia hingga menyebar ke seluruh konjungtiva bulbi
Etiologi
•Trauma
• Peradangan konjungtiva
•Kongesti vena akibat peningkatan tekanan mendadak
• Ruptus spontan dari kapiler, dll
• Hipertensi
Tanda dan gejala
•Tampak perdarahan batas tegas pada konjungtiva (dapat diabsorpsi sempurna dalam 7-21 hari)
Terapi
•Terapi sesuai etiologi
• Kompres hangat untuk membantu reabsorpsi, kompres dingin untuk menemukan titik perdarahan
RANGKUMAN…
TRAUMA
KIMIA
INTRODUCTION
• Trauma pada bola mata yang
diakibatkan oleh bahan kimia berupa
asam atau basa.
• Merupakan keadaan darurat yang
memerlukan evaluasi dan perawatan
segera secara intensif.
• Bahan alkali lebih sering ditemukan
pada bahan bangunan dan bahan
pembersih dan terjadi lebih sering
daripada trauma asam
Singh, P., Tyagi, M., Kumar, Y., Gupta, K.K. and Sharma, P.D., 2013. Ocular chemical injuries and their management. Oman journal of ophthalmology, 6(2), p.83.
ETIOLOGI
ASAM
Bahan Komposisi Ditemukan pada
Asam Sulfat H2SO4 Baterai mobil
Asam Sulfit H2SO3 Pemutih, pendingin
Asam Hidrofluorik HF Semir kaca
Asam Asetat CH3COOH Air cuka
Asam Klorida HCL Penjernih air kolam renang
BASA
Bahan Komposisi Ditemukan pada
Amonia NH3 Cairan pembersih, pupuk
Kalium Hidroksida KOH Krim pelembut kuku
Natrium Hidroksida NaOH Pembersih pipa
Magnesium Hidroksida Mg(OH)2 Petasan, suar
Kalsium Hidroksida Ca(OH) 2 Semen, mortar, cat varnish
Trief, D., Chodosh, J., Colby, K. and Griffiths, D., 2017. Chemical (alkali and acid) injury of the conjunctiva and cornea. American Academy of Ophthalmology.
PATOGENESIS TRAUMA ASAM
• Mata merah
• Nyeri
Nekrosis konjungtiva dan epitel
• Lakrimasi
Kation (H+) pH okular ↓ kornea, serta disrupsi dan oklusi
• Visus ↓
vaskuler di limbus
• Sensasi
mengganjal
Zat Asam
Dua, H.S., Ting, D.S.J., Al Saadi, A. and Said, D.G., 2020. Chemical eye injury: pathophysiology, assessment and management. Eye, 34(11), pp.2001-2019.
Trief, D., Chodosh, J., Colby, K. and Griffiths, D., 2017. Chemical (alkali and acid) injury of the conjunctiva and cornea. American Academy of Ophthalmology.
PATOGENESIS TRAUMA BASA
Mata merah. Nyeri, Lakrimasi, Opasifikasi stroma
Visus ↓, Sensasi mengganjal kornea Gangguan iris
dan lensa
Nekrosis konjungtiva dan epitel Merusak lipid membran
Lipofilik Penetrasi
kornea, serta disrupsi dan oklusi sel, mukopolisakarida, dan Penetrasi COA
secara cepat
vaskuler di limbus kolagen
Kerusakan epitel
siliar
Zat Basa Gangguan produksi
Sekresi
kolagen dan repair
askorbat ↓
kornea
Dua, H.S., Ting, D.S.J., Al Saadi, A. and Said, D.G., 2020. Chemical eye injury: pathophysiology, assessment and management. Eye, 34(11), pp.2001-2019.
Trief, D., Chodosh, J., Colby, K. and Griffiths, D., 2017. Chemical (alkali and acid) injury of the conjunctiva and cornea. American Academy of Ophthalmology.
KLASIFIKASI
Singh, P., Tyagi, M., Kumar, Y., Gupta, K.K. and Sharma, P.D., 2013. Ocular chemical injuries and their management. Oman journal of ophthalmology, 6(2), p.83.
PERJALANAN KLINIS TRAUMA
KIMIA MATA
Immediate phase Acute phase Early reparative phase Late reparative phase and
(Saat bahan kimia kontak dengan mata) (1-7 hari) (8-20 hari) sequelae (>3 minggu)
Indikator penentu prognosis: • Pembentukan lapisan Masa transisi penyembuhan Masa penyembuhan mata
• Luas total defek epitel kornea superfisial dari epitel mata • Grade 1 dan 2
• Area defek epitel konjungtiva kornea Regenerasi • Regenerasi dari epitel prognosis baik
dan perbaikan stroma mata + inflamasi ->
• Durasi dan derajat limbal • Grade 3 dan 4
blanching • Terjadi Inflamasi yang perbaikan stroma dan terjadi komplikasi
• Luas kekeruhan kornea signifikan jaringan parut
• Peningkatan TIO • Peningkatan TIO • Ulserasi kornea (+)
• Lensa keruh.
Waktu
Singh, P., Tyagi, M., Kumar, Y., Gupta, K.K. and Sharma, P.D., 2013. Ocular chemical injuries and their management. Oman journal of ophthalmology, 6(2), p.83.
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
ANAMNESIS
Keluhan : • Kapan cedera terjadi dan lamanya
bahan kimia kontak dengan mata?
• Mata merah, bengkak, dan iritasi
• Rasa sakit pada mata • Apakah pasien membilas mata setelah
itu dan berapa lama?
• Penglihatan buram
• Sulit membuka mata
• Bagaimana mekanisme trauma ?
Trief, D., Chodosh, J., Colby, K. and Griffiths, D., 2017. Chemical (alkali and acid) injury of the conjunctiva and cornea. American Academy of Ophthalmology.
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas pelayanan kesehatan Primer edisi 1 (2017) hal.137
PEMERIKSAAN FISIK
• Pengecekan pH Kertas lakmus
Kertas lakmus Merah Asam
Kertas lakmus Biru Basa
• Inspeksi Hiperemia konjungtiva, defek epitel kornea dan
konjungtiva, iskemia limbus, kekeruhan kornea dan lensa
• Pemeriksaan visus penurunan ketajaman penglihatan
• Pemeriksaan fluorescein memeriksa defek kornea
• Pemeriksaan TIO zat basa menyebabkan peningkatan TIO
Trief, D., Chodosh, J., Colby, K. and Griffiths, D., 2017. Chemical (alkali and acid) injury of the conjunctiva and cornea. American Academy of Ophthalmology.
PERJALANAN KLINIS TRAUMA
KIMIA MATA
Immediate phase Acute phase Early reparative phase Late reparative phase and
(Saat bahan kimia kontak dengan mata) (1-7 hari) (8-20 hari) sequelae (>3 minggu)
Indikator penentu prognosis: • Pembentukan lapisan Masa transisi penyembuhan Masa penyembuhan mata
• Luas total defek epitel kornea superfisial dari epitel mata • Grade 1 dan 2
• Area defek epitel konjungtiva kornea Regenerasi • Regenerasi dari epitel prognosis baik
dan perbaikan stroma mata + inflamasi ->
• Durasi dan derajat limbal • Grade 3 dan 4
blanching • Terjadi Inflamasi yang perbaikan stroma dan terjadi komplikasi
• Luas kekeruhan kornea signifikan jaringan parut
• Peningkatan TIO • Peningkatan TIO • Ulserasi kornea (+)
• Lensa keruh.
Waktu
Singh, P., Tyagi, M., Kumar, Y., Gupta, K.K. and Sharma, P.D., 2013. Ocular chemical injuries and their management. Oman journal of ophthalmology, 6(2), p.83.
TATALAKSANA
Early reparative phase Late reparative phase
Immediate treatment Acute phase treatment
treatment treatment
• Identifikasi bahan kimia • Antibiotik topikal spektrum • Apabila epitel belum intak: Apabila epitel belum intak
luas (tobramisin, gentamisin, - Lanjutkan pemberian dan berisiko kehilangan
• Irigasi sebelum evaluasi. ciprofloxacin)
Irigasi dengan cairan lubrikan/artificial tears penglihatan
• Sikloplegik (Scopolamin - Lensa kontak bandage
isotonik (NS atau RL) 0,25%; Atropin 1%) Pertimbangkan terapi
dengan volume 2L atau - Kortikosteroid bisa operatif/surgical seperti;
• Antiglaukoma (Acetazolamid)
lebih selama 15-30 menit diperpanjang (tapering off)
• Transplantasi membrane
sampai pH fisiologis • Re-epithelisasi (artificial tears, hingga 14 hari
bandage contact lens) amnion
• Lanjut pemeriksaan mata - Pemberian askorbat,
• Support repair (vit. C, antiglaucoma dan antibiotic • Keratoplasty
askorbat, EDTA) dapat dilanjutkan apabila • Conjunctival
diperlukan
• Kontrol inflamasi advancements
(Kortikosteroid) • Monitoring pembentukan
simblefaron
• Antibiotik sistemik
(Doxycycline)
Waktu
Singh, P., Tyagi, M., Kumar, Y., Gupta, K.K. and Sharma, P.D., 2013. Ocular chemical injuries and their management. Oman journal of ophthalmology, 6(2), p.83.
TATALAKSANA
KIE RUJUK
Anjuran untuk menggunakan Setelah penanganan awal dengan
pelindung (kacamata / goggle, sarung irigasi, rujuk pasien ke dokter
tangan, atau masker) pada saat kontak spesialis mata untuk tatalaksana
dengan bahan kimia. lanjut
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas pelayanan kesehatan Primer edisi 1 (2017) hal.137
KOMPLIKASI
Trief, D., Chodosh, J., Colby, K. and Griffiths, D., 2017. Chemical (alkali and acid) injury of the
conjunctiva and cornea. American Academy of Ophthalmology.
PRESENTASI
KASUS
Trauma Kimia
IDENTITAS
• Nama : Tn. R
• Umur : 40 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Pekerjaan : Petani
• Agama : Islam
• Alamat : Malang
• No. RM : 112****
ANAMNESIS
• Keluhan Utama: Mata kanan merah 1 minggu SMRS
• Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan keluhan mata merah dan pedih sebelah kanan sejak 1
minggu SMRS. Sebelumnya pasien terkena cairan DMA6 ketika hendak menyemprot
untuk mematikan rumput karena hembusan angin. Ketika terkena cairan, pasien langsung
membersihkan mata kanannya dengan air. Kemudian pasien memberikan obat tetes mata
yg dibeli di apotek selama 3 hari, setelah 2 hari kemudian mata pasien memerah dan
semakin pedih dan silau dan nyeri bila terkena cahaya matahari. Kemudian pasien
membawa ke puskesmas dan diberi salep mata selama 2 hari. Namun keluhan masih ada
dan mata masih merah, Pandangan tidak kabur.
ANAMNESIS
• Riwayat Penyakit Dahulu:
Satu tahun yang lalu, pasien mengaku pernah mengalami trauma mata seperti ini sebelumnya. Namun
dalam seminggu sembuh sendiri. Riwayat hipertensi (-), diabetes melitus (-), hiperkolesterol (-),
penyakit jantung (-).
• Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada keluarganya yang mengalami hal serupa dengan pasien.
• Riwayat Alergi
Riwayat alergi obat (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis dan Tanda vital
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, gizi kesan cukup
• Tekanan darah : 120/70 mmHg
• Nadi : 92x/menit
• RR : 22x/menit
• Suhu : 36,7 c
• SpO2 : 98%
STATUS OPHTALMOLOGIS
OD Keterangan OS