Anda di halaman 1dari 66

CORPUS ALIENUM CONJUNGTIVA

PENDARAHAN SUBCONJUNGTIVA
TRAUMA KIMIA

Oleh :
Asyrafly Auzan 200070200011131
Trino Ardiyanto 2000702000111026

Pembimbing:
Dr. dr. Nina Handayani, Sp.M (K)
KOMPETENSI
Konjungtiva
Tersering benda asing !

Fungsi : Proteksi dan Lubrikasi

Akbar M, Helijanti N, Munir AM, Sofyan A. Congjunctival Laceration of the Tarsalis Palpebra Inferior et causing by a Fishing Hook. Jurnal Medical Profession. 2019;Vol.1:152–153.
Vasculature

Arteri Retina
Centralis

Arteri Cilliaris
Arteria
Opthalmica Arteri Muscularis

Internal
Carotid
Artery

Paulsen, F. and Waschke, J., 2019. Sobotta Tables of Muscles, Joints and Nerves, English/Latin: Tables to 16th ed. of the Sobotta Atlas. Elsevier Health Sciences.
ANATOMY

Kornea
ANATOMY

Konjungtiva
CORPUS
ALIENUM
KONJUNGTIV
A
Definisi

Corpus Alienum Conjungtiva


(Benda Asing pada konjungtiva)
● Benda yang dalam keadaan normal tidak dijumpai di konjungtiva
dan dapat menyebabkan iritasi jaringan

● Pada umumnya bersifat ringan

● Benda asing dapat menetap di konjungtiva palpebra, bulbar, fornix

Babu, K. dan Maralihalli, R., 2009. Insect wing tarsal foreign body causing conjunctival granuloma and marginal keratitis. Indian journal of ophthalmology, 57(6), hal 473.
IDI, 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. Jakarta: Pengurus Besar IDI, hal. 123-124
Ilyas, H.S. dan Sri R.Y. Ilmu Penyakit Mata, Ed.5, Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
OVERVIEW
KELUHAN FAKTOR
ETIOLOGI
UTAMA RISIKO

Pasien datang dengan Logam : Pekerja di bidang industri


keluhan adanya benda •  Magnetik : besi, baja yang tidak memakai
masuk ke dalam •  Non-magnetik : copper, kacamata pelindung,
konjungtiva atau matanya. timah seperti:

Gejala yang ditimbulkan Bukan Logam : Pekerja gerinda, pekerja


berupa nyeri, mata merah •  Partikel kecil debu / pasir las, pemotong keramik,
dan berair, sensasi benda •  Potongan batu pekerja yang terkait dengan
asing, dan fotofobia. •  Partikel kayu bahan-bahan kimia (asam-
•  Partikel kaca basa).
•  Sayap serangga
•  Bulu mata
PATOFISIOLOG
I Partikel kecil mengenai konjungtiva

Mekanisme pelindung mata (berkedip) biasanya mampu menghilangkan benda asing yang mengenai permukaan mata

Epitel konjunctiva rusak

Memicu Kaskade inflamasi, respon awal berupa inflamasi akut

Pelebaran vascular disekitarnya dan edema pada palpebral, konjungtiva bahkan kornea. Eksudasi plasma dan fibrin

Selain itu, WBC juga berperan dalam respon/ reaksi dari anterior chamber dan/atau infiltrasi kornea

Benda asing yang tertanam lebih dalam akan memicu reaksi inflamasi kronik -> granuloma formation

Apabila benda asing tidak segera diangkat/dikeluarkan maka dapat menyebabkan infeksi dan/atau nekrosis jaringan
MANIFESTASI KLINIS

• Nyeri
• Sensasi benda asing di mata,
rasa tidak nyaman
• Grittiness/ sensasi seperti
berpasir (terutama di subtarsal
fold saat berkedip)
• Mata merah
• Mata berair
• Kemosis
• Fotofobia

Siderosis (Benda asing logam besi)

cataract, rust-colored anterior


subcapsular deposits, iris
heterochromia, pupillary mydriasis

IDI, 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. Jakarta: Pengurus Besar IDI, hal. 123-124
Koutsonas, A., Plange, N., Roessler, G.F., Walter, P. and Mazinani, B.A., 2013. A case of siderosis bulbi without a radiologically detectable foreign body. Canadian Journal of Ophthalmology, 48(1), pp.e9-e11.
DIAGNOSIS

• ANAMNESIS (Subjektif) • DDx


 Keluhan dan Faktor risiko  Konjungtivitis
 Agen penyebab  Keratitis
 Riwayat pengobatan atau tindakan  Corneal Foreign Body

• PEMFIS (Objektif)
 Visus biasanya normal
 Ditemukan injeksi konjungtiva tarsal
dan/atau bulbi
 Ditemukan benda asing pada
konjungitva tarsal superior dan/atau
inferior dan/atau konjungtiva bulbi
 Pastikan tidak ada sisa pada lipatan
konjungtiva fornix (proses
pembalikan kelompak mata*)

• PENUNJANG
 Slit Lamp
TATALAKSANA

• NON-FARMAKO (Step pengangkatan) KIE:


 Tetes mata tetrakain 0,5% sebanyak
• Tidak menggosok-gosok mata
1-2 tetes pada mata yang terkena
benda asing • Menggunakan alat/kacamata pelindung saat bekerja
 Gunakan kaca pembesar (lup) dalam • Bila keluhan memberat segera kontrol lagi (bertambah
pengangkatan merah, membengkak, penurunan visus)
 Angkat dengan menggunakan lidi
kapas atau jarum 23G-26G
 Arah pengambilan tengah ke tepi
 Oleskan lidi kapas yang dibubuhkan
povidone iodin pada tempat bekas
benda asing

• FARMAKO (Profilaksis*)
 Antibiotik topical (Salep atau tetes)’
ex: Kloramfenikol tetes mata 1 gtt tiap
8 jam selama 2 hari

IDI, 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. Jakarta: Pengurus Besar IDI, hal. 123-124
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS

• KOMPLIKASI • PROGNOSIS
 Abrasi kornea !!
 Bakterial conjunctivitis (Infeksi
sekunder)
 Abses  Ad vitam : Bonam
 Ulkus kornea  Ad functionam : Bonam
 Keratitis
 Ad sanationam : Bonam
 Sikatrik

Kriteria Rujukan !!

1. Bila terjadi penurunan visus

2. Bila benda asing tidak dapat dikeluarkan, misal : karena keterbatasan fasilitas

IDI, 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. Jakarta: Pengurus Besar IDI, hal. 123-124
PRESENTASI
KASUS
CORPUS ALIENUM
IDENTITAS
• Nama : Tn. Wastra
• Umur : 35 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Pekerjaan : Buruh penebang pohon
• Agama : Islam
• Alamat : Malang
• Status : Menikah
ANAMNESIS
• Keluhan Utama: Sensasi mengganjal dan kemerahan pada mata kanan
• Riwayat Penyakit Sekarang:
- Pasien datang ke poli dengan keluhan mata kanan terasa perih dan terasa ada yang
mengganjal sejak 3 hari sebelumnya setelah bekerja. Keluhan mata merah dan berair.
Pasien melihat adanya sesuatu berwarna hitam-kecoklatan. Mata bengkak (-), Riwayat
menggosok mata (+)
- Tidak berhasil diambil menggunakan cotton bud
- Tidak mengeluh adanya pandangan kabur
ANAMNESIS
• Riwayat Penyakit Dahulu:
Gangguan penglihatan (kabur) sebelumnya juga tidak pernah dialami oleh pasien, HT(-), DM(-).
• Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada keluarganya yang mengalami hal serupa dengan pasien.
• Riwayat Alergi
Riwayat alergi obat (-)
• Riwayat Pengobatan
Pasien mengaku sebelumnya menggunakan obat tetes mata yang didapatkan dari apotek, keluhan
berkurang namun kambuh kembali
STATUS GENERALIS
• Kesadaran umum : Tampak sakit ringan
• Kesadaran : Kompos mentis
• TD : 110/70 mmHg
• Nadi : 80x/min, regular, isi dan tegangan cukup
• Frekuensi Nafas : 20 kali/menit
• Suhu : 36,6 celcius
STATUS MATA
OD Keterangan OS
6/6 Visus 6/6
Spasme (-), Edema (-) Palpebra Spasme (-), Edema (-)
CI (+) , PCI (-) benda asing (+) Konjungtiva CI (-), PCI (-), secret (-)
konjungtiva bulbi arah jam 4
Jernih Kornea Jernih
Dalam , flare cell (-) COA Dalam, flare cell (-)
Radline Iris Radline
Bulat, sentral, RC(+) Ø 3mm Pupil Bulat, sentral, RC(+) Ø 3mm

Jernih Lensa Jernih


14 mm Hg TIO 17 mmHg
STATUS MATA
OD Keterangan OS
FR (+) Media jernih, PN II bulat Funduskopi FR (+) Media jernih, PN II bulat
tegas merah, c/d 0,4, a/v 2/3. tegas merah, c/d 0,4, a/v 2/3.
Makula RF(+) Makula RF(+)
Kontur pembuluh darah baik Kontur pembuluh darah baik
• Diagnosis
Corpus Alienum Conjungtiva OD
• Rencana Terapi
 Informed Consent
Menjelaskan pada pasien bahwa keluhan yang dialami terjadi karena adanya benda asing pada
permukaan matanya. Menjelaskan kepada pasien agar tidak menggosok matanya agar tidak terjadi infeksi
dan erosi pada mata Menjelaskan dan meminta persetujuan mengenai tatalaksana yang akan diberikan
beserta resiko-resiko tindakan. Menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi

 Umum
 Ekstraksi benda asing

- Pasien diberi anastesi topikal, pantokain 0,5%. Ekstraksi dibantu dengan slit lamp dan dilakukan dengan
menggerakan lidi kapas (cotton bud) untuk mengeluarkan potongan kayu dari arah sentral ke perifer.
- Ekstraksi menggunakan jarum 1 cc dengan ujung jarum dibengkokkan terlebih dahulu pada bagian bevel jarum. Pasien
diberi anastesi topikal, pantokain 0,5%. Ekstraksi dibantu dengan slit lamp dan dilakukan dengan menggerakan ujung bevel
jarum dari arah sentral ke perifer.

 Komunikasi, Informasi, Edukasi

- Kontrol ulang apabila terdapat penurunan pandangan/visus


- Menghindari mata dari masuknya benda asing selama bekerja
( kacamata)
- Jangan menggosok mata dan segera berobat jika terjadi lagi hal yang sama

 Prognosis

- Ad vitam : Bonam
- Ad functionam : Bonam
- Ad sanationam : Bonam
CORPUS ALIENUM MATA
Definisi

• Benda yang dalam keadaan normal tidak dijumpai pada mata. Pada umumnya bersifat
ringan, pada beberapa keadaan dapat berakibat serius terutama pada benda asing yang
bersifat asam atau basa

Manifestasi Klinis

• Nyeri, mata merah dan berair, sensasi benda asing, dan fotofobia

Penatalaksanaan bila benda asing berada di konjungtiva: KIE:


1. Berikan tetes mata pantokain 2% sebanyak 1-2 tetes pada mata • Tidak menggosok-gosok mata
yang terkena benda asing • Menggunakan alat/kacamata pelindung saat
2. Gunakan kaca pembesar (lup) dalam pengangkatan benda asing bekerja
3. Angkat benda asing menggunakan lidi kapas atau jarum suntuk • Bila keluhan memberat segera kontrol lagi.
ukuran 23-26 G. *) Benda asing letak superfisial dan tidak
4. Arah pengambilan benda asing dilakukan dari tengah ke tepi terlalu menempel dapat diberikan irigasi
5. Oleskan lidi kapas yang dibubuhkan betadin pada temoat bekas salin.
benda asing.
6. Berikan antibiotik topical (salep atau tetes mata) seperti
kloramfenikol tetes mata 1 gtt tiap 2 jam selama 2 hari.
RANGKUMAN…
PENDARAHAN
SUBKONJUNG
TIVA
Definisi
Perdarahan subkonjungtiva adalah perdarahan
akibat ruptur pembuluh darah dibawah lapisan
konjungtiva yaitu pembuluh darah konjungtivalis
atau episklera

Sebagian besar kasus perdarahan


subkonjungtiva merupakan kasus spontan
atau idiopatik, dan hanya sebagian kecil kasus
yang terkait dengan trauma atau kelainan
sistemik

Dapat terjadi pada semua umur, mayoritas


unilateral

Tarlan, B., & Kiratli, H. (2013). Subconjunctival hemorrhage: risk factors and potential indicators. Clinical ophthalmology (Auckland, N.Z.), 7, 1163–1170. https://doi.org/10.2147/OPTH.S35062
IDI, 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. Jakarta: Pengurus Besar IDI, hal. 121-122
ETIOLOGY & RISK FACTOR

TRAUMATIK SPONTANEOUS

• Tindakan operasi mata • Peningkatan tekanan vena :


• Pemakaian kontak lens Batuk, olah raga (ex: angkat
• Local minor trauma beban), muntah, manuever
(Menggosok mata, adanya valsava
corpus alienum)
• Trauma mayor (Tumpul, • Kelainan vaskular:
tajam) Hipertensi, diabetes,
• Trauma ekstensif (Fraktur hiperlipidemia, sindroma
orbital, fraktur basis cranii) metabolik
PATOFISIOLOG
I
DIAGNOSIS

• Anamnesis • PEMFIS
- Pemeriksaan Status Generalis
Pasien datang dengan keluhan adanya darah - Pemeriksaan Oftalmologi:
pada sklera atau mata berwarna merah terang a. Tampak adanya perdarahan di sklera
(tipis) atau merah tua (tebal) dengan warna merah terang (tipis)
atau merah tua (tebal)
Riwayat trauma, Riwayat penyakit, pengunaan b. Melakukan pemeriksaan tajam penglihatan
obat pengencer, kontak lens, riwayat operasi umumnya 6/6, jika visus <6/6
mata curiga terjadi kerusakan selain di konjungtiva
c. Pemeriksaan funduskopi pada setiap
• Manifestasi Klinis penderita dengan perdarahan
 Mata merah, tanpa penurunan visus subkonjungtiva akibat trauma
 Tidak nyeri
 Bersifat akut • DDx
 Biasanya unilateral, asimptomatik  Konjungtivitis
 Diffuse pada SCH spontan  Keratoconjungtivitis sicca
 Episkleritis
Perdarahan akan terlihat meluas dalam 24 jam
pertama setelah itu kemudian akan berkurang
perlahan ukurannya karena diabsorpsi
TATALAKSANA
KIE:
Memberitahu pasien dan keluarga bahwa:
- Tidak perlu khawatir karena perdarahan akan terlihat
meluas dalam 24 jam pertama, namun ukuran akan
• Secara umum, tidak ada terapi berkurang perlahan karena diabsorpsi dalam 1-2
spesifik > resorbsi dalam 1-2 minggu.
minggu - Perlu pengontrolan tekanan darah pada pasien dengan
• Kompres dingin dan artificial hipertensi.
tears untuk mengurangi bengkak - Apabila dalam 3 minggu belum sembuh sempurna,
dan rasa tidak nyaman terjadi penurunan tajam penglihatan, atau perdarahan
• Perdarahan akibat trauma atau berulang, sebaiknya pasien diminta untuk kembali
kontrol ke dokter)
suspek trauma intraocular,
adanya penurunan visus,
RUJUK!
• Pengobatan penyakit yang
mendasari bila ada

AHAN
BSI P ENDAR
RESOR
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS

• KOMPLIKASI • PROGNOSIS
 Secara umum, tidak ada komplikasi
 Merupakan salah satu tanda adanya
underlying disease  Ad vitam : Bonam
 Ad functionam : Bonam
 Ad sanationam : Bonam

 Tingkat rekurensi 10% pada kasus idiopatik

Kriteria Rujukan !!

1. Bila terjadi penurunan visus

IDI, 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. Jakarta: Pengurus Besar IDI, hal. 123-124
PRESENTASI
KASUS
PENDARAHAN SUBKONJUNGTIVA
IDENTITAS
• Nama : Ny. Geraldine Anjayani
• Umur : 29 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Pekerjaan: PNS
• Agama: Islam
• Status marital : Menikah
• Alamat : Jl. Dharmahusada no. 17, Surabaya
ANAMNESIS
• Keluhan Utama: Mata kiri bewarna merah
• Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien mengeluh mata kiri merah sejak 3 hari yang lalu, merah timbul secara tiba-tiba
dan diketahui pasien saat bangun tidur, suaminya yang menyadarinya, awalnya luas
pendarahannya hanya kecil saja, semakin hari semakin melebar. Merah terjadi dibola mata
bagian atas. Keluhan ini tidak disertai adanya rasa nyeri, bengka pada bola mata, penurunan
penglihatan dan kotoran yang berlebihan. Pasien juga tidak mengeluhkan adanya batuk,
demam mual muntah sebelumnya. Tidak ada keluhan sering mimisan atau mudah lebam serta
luka yang sukar sembuh, pasien juga tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu,
Riwayat trauma disangkal oleh pasien.
ANAMNESIS
• Riwayat Penyakit Sistemik:
Riwayat HT, DM, penyakit Hati Stroke disangkal
Riwayat Trauma (-), Riwayat operasi mata (-)

• Riwayat Penyakit Dahulu:


Pasien tidak pernah mengeluhkan hal seperti ini sebelumnya.
• Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami hal yang sama. HT (+) ibu pasien, DM (+) ibu pasien
• Riwayat Pengobatan
Pasien menggunakan obat tetes yang dibeli sendiri di apotik, namun pasien lupa nama obatnya.
STATUS GENERALIS
• Status Generalis :
Keadaan umum baik, compos mentis
Kepala leher : Anemis (-), ikterik (-) pupil isokor, reflek cahaya +/+, hiperemi pada okuler sinistra,
pembesaran KGB (-)
Thorax : Bentuk dada dan pergerakan simetris, vesikuler, suara nafas tambahan (-), sonor (+/+),
S1 s2 tunggal regular, gallop (-), murmur (-).
Abdomen: Flat , soefl, nyeri tekan (-), Hepar/Lien/Ginjal tidak teraba.
Ekstremitas : Akral hangat, edem (-)
• Tanda Vital :
Tek. Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 85 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,8°C
STATUS MATA
OD Keterangan OS
6/6 Visus 6/6
Spasme (-), Edema (-) Palpebra Spasme (-), Edema (-)
CI (-) , PCI (-), pendarahan Konjungtiva CI (-), PCI (-), pendarahan
subkonjungtiva (-) subkonjungtiva (+) Ø 11 mm
Jernih, edem (-), sikatrik (-), Kornea Jernih, edem (-), sikatrik (-),
infiltrate (-) infiltrate (-)
Dalam , flare cell (-), hifema (-), COA Dalam, flare cell (-), hifema (-),
hipopion (-) hipopion (-)
Radline Iris Radline
Bulat, sentral, RC(+) Ø 3mm, Pupil Bulat, sentral, RC(+) Ø 3mm,
oklusi pupil (-), seklusio pupil(-) oklusi pupil(-), sekulsio pupil(-)

Jernih Lensa Jernih


Tidak dilakukan TIO Tidak dilakukan
STATUS MATA
OD Keterangan OS
FR (+) Media jernih, PN II bulat Funduskopi FR (+) Media jernih, PN II bulat
tegas merah, c/d 0,4, a/v 2/3. tegas merah, c/d 0,4, a/v 2/3.
Makula RF(+) Makula RF(+)
Kontur pembuluh darah baik Kontur pembuluh darah baik

OS
• Diagnosis
Pendarahan subkonjungtiva OS

• Rencana Terapi
 Vasacon ED (Naphazoline HCL) 4x1 OS
 Kompres hangat
 Kontrol ke poli mata bila ada keluhan

• RENCANA MONITORING
 Keluhan subyektif
 Respon terapi
 Tekanan darah
 Kontrol 2 minggu lagi atau apabila ada keluhan berulang / penurunan penglihatan
• RENCANA EDUKASI
 Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit pasien yaitu pendarahan
subkonjungtiva yang diakibatkan oleh karena rapuhnya pembuluh darah dapat
karena trauma atau idiopatik
 Menjelaskan terapi dan tujuan terapi
 Memberitahu agar menjaga higienitas dan menghindari menggosok mata
 Menjelaskan kepada pasien bahwa prognosis baik karena perdarahan akan
diserap dengan spontan dalam waktu 1-3 minggu, tidak perlu dilakukan operasi

• Prognosis
 Ad vitam : Bonam
 Ad functionam : Bonam
 Ad sanationam : Bonam
PERDARAHAN
SUBKONJUNGTIVA
SUBCONJUNGTIVAL HEMORRHAGE (SCH)
Definisi

•Perdarahan pada subkonjungtiva mulai petekia hingga menyebar ke seluruh konjungtiva bulbi

Etiologi
•Trauma
• Peradangan konjungtiva
•Kongesti vena akibat peningkatan tekanan mendadak
• Ruptus spontan dari kapiler, dll
• Hipertensi
Tanda dan gejala
•Tampak perdarahan batas tegas pada konjungtiva (dapat diabsorpsi sempurna dalam 7-21 hari)

Terapi
•Terapi sesuai etiologi
• Kompres hangat untuk membantu reabsorpsi, kompres dingin untuk menemukan titik perdarahan

RANGKUMAN…
TRAUMA
KIMIA
INTRODUCTION
• Trauma pada bola mata yang
diakibatkan oleh bahan kimia berupa
asam atau basa.
• Merupakan keadaan darurat yang
memerlukan evaluasi dan perawatan
segera secara intensif.
• Bahan alkali lebih sering ditemukan
pada bahan bangunan dan bahan
pembersih dan terjadi lebih sering
daripada trauma asam

Singh, P., Tyagi, M., Kumar, Y., Gupta, K.K. and Sharma, P.D., 2013. Ocular chemical injuries and their management. Oman journal of ophthalmology, 6(2), p.83.
ETIOLOGI
ASAM
Bahan Komposisi Ditemukan pada
Asam Sulfat H2SO4 Baterai mobil
Asam Sulfit H2SO3 Pemutih, pendingin
Asam Hidrofluorik HF Semir kaca
Asam Asetat CH3COOH Air cuka
Asam Klorida HCL Penjernih air kolam renang
BASA
Bahan Komposisi Ditemukan pada
Amonia NH3 Cairan pembersih, pupuk
Kalium Hidroksida KOH Krim pelembut kuku
Natrium Hidroksida NaOH Pembersih pipa
Magnesium Hidroksida Mg(OH)2 Petasan, suar
Kalsium Hidroksida Ca(OH) 2 Semen, mortar, cat varnish
Trief, D., Chodosh, J., Colby, K. and Griffiths, D., 2017. Chemical (alkali and acid) injury of the conjunctiva and cornea. American Academy of Ophthalmology.
PATOGENESIS TRAUMA ASAM
• Mata merah
• Nyeri
Nekrosis konjungtiva dan epitel
• Lakrimasi
Kation (H+) pH okular ↓ kornea, serta disrupsi dan oklusi
• Visus ↓
vaskuler di limbus
• Sensasi
mengganjal

Zat Asam

Denaturasi, presipitasi, Kerusakan terlokalisir pada


Anion dan koagulasi protein
Menjadi barrier
superficial kornea

Dua, H.S., Ting, D.S.J., Al Saadi, A. and Said, D.G., 2020. Chemical eye injury: pathophysiology, assessment and management. Eye, 34(11), pp.2001-2019.
Trief, D., Chodosh, J., Colby, K. and Griffiths, D., 2017. Chemical (alkali and acid) injury of the conjunctiva and cornea. American Academy of Ophthalmology.
PATOGENESIS TRAUMA BASA
Mata merah. Nyeri, Lakrimasi, Opasifikasi stroma
Visus ↓, Sensasi mengganjal kornea Gangguan iris
dan lensa
Nekrosis konjungtiva dan epitel Merusak lipid membran
Lipofilik  Penetrasi
kornea, serta disrupsi dan oklusi sel, mukopolisakarida, dan Penetrasi COA
secara cepat
vaskuler di limbus kolagen
Kerusakan epitel
siliar
Zat Basa Gangguan produksi
Sekresi
kolagen dan repair
askorbat ↓
kornea

Memfasilitasi proses penetrasi


Terdeposit di Reaksi saponifikasi pada membran sel
substansi  lebih dalam dan lebih
permukaan okular dan intercelular bridges
cepat lagi

Dua, H.S., Ting, D.S.J., Al Saadi, A. and Said, D.G., 2020. Chemical eye injury: pathophysiology, assessment and management. Eye, 34(11), pp.2001-2019.
Trief, D., Chodosh, J., Colby, K. and Griffiths, D., 2017. Chemical (alkali and acid) injury of the conjunctiva and cornea. American Academy of Ophthalmology.
KLASIFIKASI

Kanski, J.J. and Bowling, B., 2015. Kanski's clinical ophthalmology e-


book: a systematic approach. Elsevier Health Sciences.

Singh, P., Tyagi, M., Kumar, Y., Gupta, K.K. and Sharma, P.D., 2013. Ocular chemical injuries and their management. Oman journal of ophthalmology, 6(2), p.83.
PERJALANAN KLINIS TRAUMA
KIMIA MATA
Immediate phase Acute phase Early reparative phase Late reparative phase and
(Saat bahan kimia kontak dengan mata) (1-7 hari) (8-20 hari) sequelae (>3 minggu)
Indikator penentu prognosis: • Pembentukan lapisan Masa transisi penyembuhan Masa penyembuhan mata
• Luas total defek epitel kornea superfisial dari epitel mata • Grade 1 dan 2
• Area defek epitel konjungtiva kornea  Regenerasi • Regenerasi dari epitel  prognosis baik
dan perbaikan stroma mata + inflamasi ->
• Durasi dan derajat limbal • Grade 3 dan 4
blanching • Terjadi Inflamasi yang perbaikan stroma dan  terjadi komplikasi
• Luas kekeruhan kornea signifikan jaringan parut
• Peningkatan TIO • Peningkatan TIO • Ulserasi kornea (+)
• Lensa keruh.

Waktu
Singh, P., Tyagi, M., Kumar, Y., Gupta, K.K. and Sharma, P.D., 2013. Ocular chemical injuries and their management. Oman journal of ophthalmology, 6(2), p.83.
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
ANAMNESIS
Keluhan : • Kapan cedera terjadi dan lamanya
bahan kimia kontak dengan mata?
• Mata merah, bengkak, dan iritasi
• Rasa sakit pada mata • Apakah pasien membilas mata setelah
itu dan berapa lama?
• Penglihatan buram
• Sulit membuka mata
• Bagaimana mekanisme trauma ?

• Rasa mengganjal pada mata


• Apa jenis bahan kimia yang mengenai
mata?
• Apakah memakai pelindung mata?

Trief, D., Chodosh, J., Colby, K. and Griffiths, D., 2017. Chemical (alkali and acid) injury of the conjunctiva and cornea. American Academy of Ophthalmology.
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas pelayanan kesehatan Primer edisi 1 (2017) hal.137
PEMERIKSAAN FISIK
• Pengecekan pH  Kertas lakmus
Kertas lakmus  Merah  Asam
Kertas lakmus  Biru  Basa
• Inspeksi  Hiperemia konjungtiva, defek epitel kornea dan
konjungtiva, iskemia limbus, kekeruhan kornea dan lensa
• Pemeriksaan visus  penurunan ketajaman penglihatan
• Pemeriksaan fluorescein  memeriksa defek kornea
• Pemeriksaan TIO  zat basa menyebabkan peningkatan TIO

Trief, D., Chodosh, J., Colby, K. and Griffiths, D., 2017. Chemical (alkali and acid) injury of the conjunctiva and cornea. American Academy of Ophthalmology.
PERJALANAN KLINIS TRAUMA
KIMIA MATA
Immediate phase Acute phase Early reparative phase Late reparative phase and
(Saat bahan kimia kontak dengan mata) (1-7 hari) (8-20 hari) sequelae (>3 minggu)
Indikator penentu prognosis: • Pembentukan lapisan Masa transisi penyembuhan Masa penyembuhan mata
• Luas total defek epitel kornea superfisial dari epitel mata • Grade 1 dan 2
• Area defek epitel konjungtiva kornea  Regenerasi • Regenerasi dari epitel  prognosis baik
dan perbaikan stroma mata + inflamasi ->
• Durasi dan derajat limbal • Grade 3 dan 4
blanching • Terjadi Inflamasi yang perbaikan stroma dan  terjadi komplikasi
• Luas kekeruhan kornea signifikan jaringan parut
• Peningkatan TIO • Peningkatan TIO • Ulserasi kornea (+)
• Lensa keruh.

Waktu
Singh, P., Tyagi, M., Kumar, Y., Gupta, K.K. and Sharma, P.D., 2013. Ocular chemical injuries and their management. Oman journal of ophthalmology, 6(2), p.83.
TATALAKSANA
Early reparative phase Late reparative phase
Immediate treatment Acute phase treatment
treatment treatment
• Identifikasi bahan kimia • Antibiotik topikal spektrum • Apabila epitel belum intak: Apabila epitel belum intak
luas (tobramisin, gentamisin, - Lanjutkan pemberian dan berisiko kehilangan
• Irigasi sebelum evaluasi. ciprofloxacin)
Irigasi dengan cairan lubrikan/artificial tears penglihatan
• Sikloplegik (Scopolamin - Lensa kontak bandage
isotonik (NS atau RL) 0,25%; Atropin 1%) Pertimbangkan terapi
dengan volume 2L atau - Kortikosteroid bisa operatif/surgical seperti;
• Antiglaukoma (Acetazolamid)
lebih selama 15-30 menit diperpanjang (tapering off)
• Transplantasi membrane
 sampai pH fisiologis • Re-epithelisasi (artificial tears, hingga 14 hari
bandage contact lens) amnion
• Lanjut pemeriksaan mata - Pemberian askorbat,
• Support repair (vit. C, antiglaucoma dan antibiotic • Keratoplasty
askorbat, EDTA) dapat dilanjutkan apabila • Conjunctival
diperlukan
• Kontrol inflamasi advancements
(Kortikosteroid) • Monitoring pembentukan
simblefaron
• Antibiotik sistemik
(Doxycycline)

Waktu
Singh, P., Tyagi, M., Kumar, Y., Gupta, K.K. and Sharma, P.D., 2013. Ocular chemical injuries and their management. Oman journal of ophthalmology, 6(2), p.83.
TATALAKSANA

KIE RUJUK
Anjuran untuk menggunakan Setelah penanganan awal dengan
pelindung (kacamata / goggle, sarung irigasi, rujuk pasien ke dokter
tangan, atau masker) pada saat kontak spesialis mata untuk tatalaksana
dengan bahan kimia. lanjut

Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas pelayanan kesehatan Primer edisi 1 (2017) hal.137
KOMPLIKASI

• Simblefaron  most common, terbentuk mulai hari ke-7


• Neovaskularisasi kornea
• Entropion
• Dry eyes syndrome  Akibat kerusakan sel goblet konjungtiva
• Glaucoma  Akibat kontraktur atau debris inflamatori di
trabecular meshwork
• Katarak traumatic

Trief, D., Chodosh, J., Colby, K. and Griffiths, D., 2017. Chemical (alkali and acid) injury of the
conjunctiva and cornea. American Academy of Ophthalmology.
PRESENTASI
KASUS
Trauma Kimia
IDENTITAS
• Nama : Tn. R
• Umur : 40 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Pekerjaan : Petani
• Agama : Islam
• Alamat : Malang
• No. RM : 112****
ANAMNESIS
• Keluhan Utama: Mata kanan merah 1 minggu SMRS
• Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan keluhan mata merah dan pedih sebelah kanan sejak 1
minggu SMRS. Sebelumnya pasien terkena cairan DMA6 ketika hendak menyemprot
untuk mematikan rumput karena hembusan angin. Ketika terkena cairan, pasien langsung
membersihkan mata kanannya dengan air. Kemudian pasien memberikan obat tetes mata
yg dibeli di apotek selama 3 hari, setelah 2 hari kemudian mata pasien memerah dan
semakin pedih dan silau dan nyeri bila terkena cahaya matahari. Kemudian pasien
membawa ke puskesmas dan diberi salep mata selama 2 hari. Namun keluhan masih ada
dan mata masih merah, Pandangan tidak kabur.
ANAMNESIS
• Riwayat Penyakit Dahulu:
Satu tahun yang lalu, pasien mengaku pernah mengalami trauma mata seperti ini sebelumnya. Namun
dalam seminggu sembuh sendiri. Riwayat hipertensi (-), diabetes melitus (-), hiperkolesterol (-),
penyakit jantung (-).
• Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada keluarganya yang mengalami hal serupa dengan pasien.
• Riwayat Alergi
Riwayat alergi obat (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis dan Tanda vital
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, gizi kesan cukup
• Tekanan darah : 120/70 mmHg
• Nadi : 92x/menit
• RR : 22x/menit
• Suhu : 36,7 c
• SpO2 : 98%
STATUS OPHTALMOLOGIS
OD Keterangan OS

6/6 Visus 6/6

Hiperemis (+), Spasme (-), Edema Palpebra


Spasme (-), Edema (-)
(-)
CI (+), PCI (+), secret (-) Konjungtiva CI (-), PCI (-), secret (-)

Fl (+), defek epitel (+) Kornea Fl (-), erosi kornea (-)

Dalam COA Dalam

Radline Iris Radline

Round, 3 mm, RP (+) Pupil Round, 3 mm, RP (+)

Jernih Lensa Jernih

n/p TIO n/p


• Diagnosis
OD trauma okuli kimia basa grade I e.c cairan herbisida
• Rencana Terapi
• Pro irigasi RL sampai pH normal
• Protagent A ed 8 dd OD
• Tobroson (antibiotic tobramycindan steroid dexamethasone) ed 6 dd OD
• Siklopegik (SA 1% ED 2 dd OD)
• Vitamin C tab 4x500mg
• KIE
• Pasien diberikan informasi agar selalu menjaga kebersihan permukaan kelopak mata kanannya
dan meminimalisir intervensi pada mata kanan
• Pasien diberikan edukasi untuk menggunakan alat pelindung diri untuk melindungi matanya
agar kejadian tidak terulang.
• Pasien diberikan informasi jika mata kanan terasa makin nyeri, merah atau ada gangguan
penglihatan disarankan untuk segera konsultasi dengan dokter
• Rencana monitoring
• Keluhan
• Visus
• Tanda-tanda peningkatan TIO
• Tanda-tanda perforasi
• Komplikasi
• Prognosis
ad Visam : Bonam
ad Sanam : Bonam
ad Functionam : Bonam
ad Kosmetik : Bonam
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai