Anda di halaman 1dari 3

KASUS 11:PARTOGRAF DAN SEKSIO SESARIA

Gambar diatas adalah partograf Ny. H, G3P3A0 hamil aterm, janin tunggal hidup, presentasi kepala
yang masuk pada tanggal 1 Desember 2013 pada jam 10.00 pagi dan selaput ketuban sudah pecah.

Pertanyaan:
1. Menurut analisis data yang anda peroleh dari partograf diatas, apakah persalinan Ny. H
mengalami kemajuan jika dibandingkan dengan kondisi pukul 10.00, 14.00, dan 17.00?
Mengapa maju dan mengapa tidak?
 Jika dibandingkan dengan kondisi pada pukul 10.00 maka pada pukul 14.00 terdapat
kemajuan pada dilatasi serviks atau pembukaan yaitu dari 4 cm menjadi 6 cm tetapi
hingga pukul 17.00, pembukaan tetap 6 cm (arrest of dilatation).
 Untuk penurunan kepala yang 3/5 pada pukul 10.00, tidak ada kemajuan pada pukul
14.00 dan 17.00 (arrest of descent).
 Walaupun ada kemajuan dalam pembukaan atau dilatasi serviks, tetapi persalinan ini
dikategorikan sebagai persalinan macet atau tidak ada kemajuan

2. Berdasarkan alur grafik pembukaan dan penurunan kepala, apakah persalinan ini normal
atau abnormal? Apa alasannya?
 Alur grafik pembukaan menyimpang ke arah kanan terhadap garis waspada dan hal ini
dikategorikan sebagai alur abnormal bagi suatu persalinan. Alur grafik penurunan
kepala berada pada satu garis lurus daripada mengarah ke bawah (titik 0) dan kondisi
ini juga menggambarkan persalinan abnormal atau patologis
 Walaupun ada kemajuan dalam pembukaan atau dilatasi serviks, tetapi persalinan ini
dikategorikan sebagai persalinan macet atau tidak ada kemajuan

3. Dari yang anda lihat di dalam partograf, bagaimana persalinan ini diselesaikan? Apa indikasi
dari cara persalinan tersebut? Mengapa hal tersebut terjadi?
 Persalinan diselesaikan per abdominam (Seksio Sesaria). Indikasi tindakan yang sifatnya
urgent atau gawat-darurat adalah gawat-janin (DJJ 50 x/menit) dan indikasi fungsional
yaitu Disproporsi Kepala-Panggul akibat makrosomia pada panggul yang normal
 Gawat janin terjadi akibat Partus Kering (Dry Labor) dimana pada saat masuk, selaput
ketuban sudah pecah dan jumlah cairan ketuban in utero jauh berkurang dari normal
sehingga apabila ada kontraksi maka tekanan (daya mekanik) yang terjadi akan
langsung berdampak pada tubuh dan mengganggu fungsi fisiologis organ vital bayi

4. Menurut anda, tehnik mana (Pfannenstiel, Joel Cohen, Mediana atau Klasik) yang digunakan
pada kasus ini dan bagaimana cara meluksir kepala bayi yang akan dilahirkan?
 Pada kasus gawat janin (fetal distress) sebaiknya dilakukan tehnik membuka dinding
perut secara cepat yaitu cara klasik (mediana) pada dinding abdomen dan transversalis
profunda pada SBR. Digunakan anestesi umum karena relaksasi otot-otot dinding perut
lebih baik dan prosedur ini dapat segera dilaksanakan dibandingkan dengan penyiapan
untuk anestesi spinal atau epidural.
 Penurunan kepala adalah 3/5 atau sesuai dengan bidang tengah panggul atau bidang
Hodge III sehingga untuk meluksir kepala, perlu perasat Zavanelli untuk membawa
kepala bayi hingga Pintu Atas Panggul agar tangan operator dapat mengakses kepala
melalui sayatan pada SBR bayi untuk diluksir keluar.

5. Coba anda jelaskan bagaimana cara membuka dinding perut dengan tehnik Pfannenstiel
transperitonealis profunda pada persalinan per abdominam
 Insisi Pfannenstiel dan Joel-Cohen adalah identik tetapi perbedaan yang mendasar
adalah tinggi insisi pada perut bawah dimana Pfannenstiel itu dilakukan pada plica atau
lekukan kulit yang ada pada 3 cm dari tepi atas simfisis, sedangkan yang Joel-Cohen
dilakukan pada garis imajiner pada perut bawah yang melalui 2 ujung SIAS.
 Setelah sayatan pada kulit, sayatan diperdalam hingga daerah subkutis dan
membukafascia, memisahkan otot pyramidalis dan rektus abdominalis, menembus
peritoneum dan membuka SBR secara transversal, memecahkan selaput ketuban untuk
meluksir kepala dan melahirkan bayi. Plasenta dilahirkan seperti pada Manajemen Aktif
Kala III, kontrol kontraksi dan perdarahan, kemudian uterus dan dinding perut dijahit
lapis demilapis

Anda mungkin juga menyukai