Anda di halaman 1dari 48

TANATOLOGI

LEARNING OF OBJECTIVE (LO):

Memahami pengertian tanatologi

Memahami pengertian mati, perubahan


-perubahan setelah mati (tanda
kematian primer dan sekunder)
Memahami perkiraan saat kematian

Memahami entomologi forensik


PENGERTIAN
Dilihat dari asal katanya terdiri dari kata
Thanatos & Logos. Thanatos artinya
berhubungan dengan kematian, Logos
artinya ilmu pengetahuan. Jadi artinya
ilmu pengetahuan tentang kematian.
Atau
Definisi

Ilmu yg mempelajari tanda-


tanda kematian & perubahan
yg terjadi setelah seseorang
mati serta faktor-faktor yg
mempengaruhinya;
KEGUNAAN

Menentukan apakah seseorang


benar-benar telah meninggal atau
belum.
Menentukan berapa lama seseorang
telah meninggal

Membedakan perubahan-perubahan
post mortal dengan kelainan-
kelainan yang terjadi pada waktu
1

3
MATI
4

5
KEMATIAN

Definisi:

Suatu proses yang dapat dikenal


secara klinis pada seseorang
berupa tanda kematian yaitu
perubahan yang terjadi pada tubuh
mayat, yg terjadi dini & lanjut.
TANDA KEMATIAN

Perubahan yang terjadi pada tubuh


mayat.
Perubahan yg terjadi sesaat setelah
kematian disebut tanda kematian
primer/tidak pasti.
Perubahan yg terjadi beberapa waktu
setelah kematian disebut tanda
kematian sekunder/pasti.
LEBAM MAYAT
( LIVOR MORTIS )
Merupakan bercak merah-ungu (livide) pada bagian
terbawah tubuh karena penumpukan eritrosit pada lokasi
terendah akibat pengaruh gravitasi, kecuali bagian tubuh
yang tertekan alas keras.
Mekanismenya : Orang setelah meninggal sistem
kardiovaskulernya berhenti, terjadi stasis aliran darah,
pengaruh gaya gravitasi darah menuju bagian tubuh yg
terendah tapi masih dalam pembuluh darah.
Darah tetap cair karena masih ada aktivitas fibrinolisin yg
berasal dari endotel pembuluh darah.
LEBAM MAYAT
( LIVOR MORTIS )

Mulai tampak 30 60 menit pascamati menetap


setelah 6 8 jam, sebelum 6 jam pada penekanan
masih hilang atau memucat.
Lebam mayat menetap disebabkan karena pembuluh
darah sudah penuh terisi sel-sel darah & otot-otot
pembuluh darah sudah mengalami kekakuan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi cepatnya muncul
lebam adalah : Kadar Hb yang tinggi (Polisetimia),
sebaliknya kadar Hb yg rendah, dan perdarahan
memperlambat munculnya lebam.
LEBAM MAYAT
( LIVOR MORTIS )

Warna lebam
cherry red keracunan CO/HCN
chocolate brown keracunan Nitro
Benzena atau Potassium Chlorat
mendekati kebiruan meninggal
akibat asphyxia
WAKTU LEBAM MAYAT

REFERENSI ONSET KONDISI MAKSIMAL

Adelson 30 menit-4 jam 8-12


Polson dan Gee 30 menit-2 jam 6-12
Spitz dan Fisher 2-4 jam 8-12
Taylor (ed. Simpson) 0 jam 12
Taylor (ed.Mant) 1 jam 12
Gradwohl (ed. Camps) 20-30 jam 6-12
Glaister - 8-12
Di Maio 30 menit-2 jam 8-12
Sidney Smith 0 jam 12
Mant 0 jam 12
Gordon dan Shapiro Beberapa jam 12
LEBAM MAYAT
(LIVOR MORTIS)

Posisi telentang kuduk, punggung,


pantat, bagian flexor tungkai.
Posisi telungkup dahi, pipi, dagu, dada,
perut, bagian ekstensor tungkai.
Posisi menggantung ujung ekstremitas
atas dan bawah, genital
Lebam mayat mirip dengan luka memar,
Harus Dibedakan
Beda Lebam mayat & luka memar

Lebam mayat Luka memar

Lokasi Bagian tubuh Sembarang


terendah tempat

Bila ditekan Biasanya hilang Tidak hilang

Pembengkakan Ada Tidak ada

Darah Darah
Bila di iris intravasculer extravasculer

Tanda intravital Tidak ada Ada


KAKU MAYAT
(RIGOR MORTIS)
Kekakuan otot baik otot volunter maupun non
volunter yang terjadi setelah meninggal, dan
didahului oleh relaksasi primer.
Terjadi bila cadangan glikogen dlm otot habis
maka energi tidak terbentuk & aktin-miosin
menggumpal sehingga otot menjadi kaku (ATP
ADP).
Mulai tampak 1-2 jam setelah mati klinis
arahnya sentripetal lengkap dlm 12 jam
dipertahankan selama 12 jam menghilang
bertahap sesuai urutan terbentuknya.
KAKU MAYAT
(RIGOR MORTIS)

Kaku mayat dibuktikan dgn memeriksa


persendian.
Faktor yg mempercepat :
aktivitas fisik pra kematian,
suhu tubuh yg tinggi,
tubuh kurus,
suhu lingkungan tinggi.
KAKU MAYAT
(RIGOR MORTIS)

Beberapa keadaan yg menyerupai


kaku mayat :
Cadaveric spasm
Kontraksi otot dalam stadium
somatic death
KAKU MAYAT
(RIGOR MORTIS)

Heat stiffening
Karena koagulasi protein otot
akibat suhu tinggi
Cold stiffening
Disebabkan cairan synovial
membeku, bila digerakkan
terdengar krepitasi
PENURUNAN SUHU TUBUH

(ALGOR MORTIS)
Penurunan suhu tubuh setelah
meninggal sampai sama dengan suhu
lingkungan, karena pusat pengatur suhu
tubuh (Hipotalamus) tidak berfungsi lagi.
Terjadi karena proses pemindahan
panas dari tubuh yang panas ke
lingkungan yang lebih dingin dengan
cara radiasi, konduksi, evaporasi dan
konveksi.
PENURUNAN SUHU TUBUH

(ALGOR MORTIS)
Grafik penurunan suhu tubuh berbentuk seperti
sigmoid atau huruf S.
Penurunan lebih cepat jika suhu sekeliling
rendah, lingkungan berangin dengan
kelembaban rendah, tubuh kurus, posisi
telentang, tidak berpakaian/tipis, umurnya
orang tua dan anak kecil.
Perkiraan saat mati dengan penurunan suhu
tubuh sulit dilaksanakan karena suhu
lingkungan harus dianggap konstan
PENURUNAN SUHU TUBUH

(ALGOR MORTIS)
Marshall dan Hoare (1962)
penelitian terhadap mayat telanjang
dengan suhu lingkungan 15,5oC:
Penurunan suhu dengan kecepatan
0,55oC tiap jam pada 3 jam pertama
Penurunan suhu 1,1oC tiap jam pada 6
jam berikutnya
Penurunan suhu 0,8oC tiap jam pada
periode selanjutnya
PENURUNAN SUHU TUBUH
(ALGOR MORTIS)

RUMUS
Yang sering digunakan

98,40 F suhu rectal (0F)/1,50F


37 c suhu rectal c + 3
o o
PEMBUSUKAN
(DEKOMPOSISI)
Merupakan proses degradasi jaringan akibat
autolisis & kerja bakteri. Autolisis karena kerja enzim.
Mulai tampak 24 jam pasca meninggal
Ciri-ciri:
warna kehijauan pd perut kanan bawah yg secara
bertahap menyebar ke sluruh dada & perut serta
tercium bau busuk
Pembuluh darah kulit melebar, hijau kehitaman
Kulit ari mengelupas/menggelembung
Pembengkakkan tubuh menyeluruh, terutama pada
jaringan longgar
PEMBUSUKAN
(DEKOMPOSISI)
Ciri-ciri:
Rambut dan kuku mudah dicabut
Seluruh wajah bengkak warna ungu
kehijauan
36-48 jam pascamati larva lalat
Faktor yg mempercepat : suhu keliling
optimal, kelembapan udara ckp, byk
bakteri pembusuk, tubuh gemuk,
penderita infeksi/sepsis
CASPER

Gambaran pembusukan pada


suhu lingkungan yang sama
PEMBUSUKAN (DEKOMPOSISI)
Golongan yang cepat membusuk :
jaringan otak
lambung dan usus
uterus yang hamil atau post partum
Golongan yang lambat membusuk :
Jantung
paru
Ginjal
Diafragma
Golongan yang paling lambat
membusuk :
prostat
uterus yang tidak hamil
ADIPOSERA
(LILIN MAYAT)

Terjadi proses hydrogenisasi asam


lemak tak jenuh asam lemak jenuh,
dan asam lemak jenuh ini bereaksi
dengan alkali membentuk sabun.
Perubahan postmortem berupa
terbentuknya bahan yang berwarna
keputihan, lunak atau berminyak, berbau
tengik dalam jaringan lunak tubuh
pascamati.
ADIPOSERA
(LILIN MAYAT)
Terdiri dari asam-asam lemak tak jenuh yg terbentuk
oleh hidrolisis lemak & mengalami hidrogenisasi shg
terbentuk asam lemak jenuh post mortem yg
tercampur dgn sisa2 otot, jaringan ikat,jaringan saraf
yg termumifikasi (Mant & Furbank,1957).
Membuat gambaran permukaan luar tubuh bertahan
hingga bertahun-tahun, shg identifikasi mayat &
perkiraan sebab kematian masih dimungkinkan.
Pembusukan terhambat karena derajat keasaman
dan dehidrasi jaringan bertambah.
ADIPOSERA
(LILIN MAYAT)

Syarat untuk terjadinya


adiposera :
Tempat harus basah, artinya harus
mengandung air
Tempat harus mengandung alkali
Kepentingannya kedokteran forensic :
Untuk kepentingan identifikasi
Adanya tanda-tanda kekerasan masih
dapat ditemukan
ADIPOSERA
(LILIN MAYAT)
Terbentuk di sembarang lemak tubuh
Setelah 12 minggu pascamati terlihat
secara makroskopik
Faktor yang mempercepat: kelembapan
dan lemak tubuh yang cukup, suhu hangat,
invasi bakteri endogen ke jaringan.
Faktor yang memperlambat: air yg
mengalir, udara dingin
MUMIFIKASI
Proses penguapan cairan/dehidrasi jaringan
yg cukup cepat sehingga terjadi
pengeringan jar. yg selanjutnya dpt
hentikan pembusukan.
Jaringan berubah menjadi keras-kering,
keriput, gelap dan tidak membusuk.
Terjadi pada suhu hangat, kelembaban
rendah, aliran udara yang baik, tubuh yang
dehidrasi, waktu yang lama (12-14 minggu)
Kepentingan bagi
Kedokteran Forensik
Untuk identifikasi korban,
sebab bentuk wajahnya
hampir tidak berubah

Tanda-2 kekerasan masih


tetap ada.
PERKIRAAN SAAT
KEMATIAN
Mata
30 menit kekeruhan makula & memucatnya diskus
optik
2 jam retina pucat, diskus dan makula menjadi
kuning, vaskular koroid berupa bercak-bercak berlatar
merah dengan pola segmentasi yang jelas
3 jam vaskular koroid kabur
5 jam vaskular koroid menjadi homogen-pucat
6 jam kekeruhan kornea, diskus kabur hanya
pembuluh besar yg bersegmentasi, terlihat dengan latar
belakang kuning-kelabu
10-12 jam kekeruhan pada mata yang ditutup/tidak
15 jam makula saja yang tampak, berwarna coklat
gelap
PERKIRAAN SAAT
KEMATIAN

Lambung adanya makanan menandakan


korban memakan makanan tersebut sebelum
mati
Rambut memanjang 0,4 mm/hari
Kuku memanjang 0,1 mm/hari
Cairan serebrospinal
Kadar nitrogen asam amino < 14 mg% dan
Kadar kreatin < 5 mg% belum lewat 10 jam
Kadar nitrogen non protein < 80 mg% belum
lewat 24 jam
kadar kreatin < 10 mg% belum 30 jam
PERKIRAAN SAAT
KEMATIAN

Cairan vitreus peningkatan kalium


bermakna (24-100 jam pascamati)
Perubahan kadar semua komponen darah
Reaksi supravital sama seperti orang
hidup rangsang listrik masih
menimbulkan kontraksi otot mayat 90-
120 menit pasca mati dan mengakibatkan
sekresi kelenjar keringat sampai 60-90
menit pasca mati.
Ditemukan pada waktu
1.Otopsi
Larva lalat
Banyak familia dalam lalat :
Fam Calliphoridae
Fam Sarcophagidae
Fam Muscidae
telur diletakkan pada lubang alami :
Telinga, hidung
Mata
Anus
Genetalia
SIKLUS LARVA
130 jam
PUPA 3 9 mm
LARVA 3 17 mm

22 jam
143 jam
Suhu udara dan
kelembabab udara
LARVA 2 10 mm Suhu hangat, kelembabab
tinggi akan makn cepat

27 jam

LARVA 1 5 mm
23-24 jam
Ditemukan pada waktu
Otopsi
Bila umur larva sudah ditentukan maka
dapat ditentukan berapa lama korban
telah meninggal.
Misalnya :
Didapatkan larva yang berumur 3
hari.

Saat kematian korban adalah


(3 hari + 1 hari) = 4 hari yang lalu
Ditemukan pada waktu
Otopsi
2.Proses :
pencernaan makanan dalam
lambung.
Bila lambung berisi makanan kasar
berarti korban meninggal dalam
waktu 2 4 jam setelah makan
terakhir.
Bila lambung tak terisi makanan,
duodenum dan ujung atas usus halus
berisi makanan yg telah tercerna,
berarti korban meninggal dalam
waktu > 2 - 4 jam setelah makan
terakhir. 41
Ditemukan pada waktu
Otopsi
3. Rambut dan :jenggot
Harus diketahui saat terakhir korban mencukur
rambut/jenggotnya.
Rambu org hidup mempunyai kecepatan tumbuh
0,5 mm/hr dan stlh meninggal tdk tumbuh lagi.
Hrs dilakukan dlm 24 jam pertama bila > 24
jam kulit mengkerut & rambut dapat lebih
muncul diatas kulit sehingga seolah rambut
masih tumbuh.
Rambut lepas setelah 14 hari
4. Keadaan kuku :
kuku akan terlepas setelah 21 hari
KESIMPULAN

Setiap dasar pemeriksaan yang digunakan untuk


penentuan perkiraan saat kematian memiliki
keterbatasan masing-masing. Validitasnya sangat
dipengaruhi kondisi mulai dari ditemukannya korban,
saat pemeriksaan hingga kemungkinan intervensi
faktor luar.

Adalah tugas kita dengan pengetahuan yang dimiliki,


dapat menentukan dasar pemeriksaan yg plg tepat
guna menentukan perkiraan saat kematian dng tingkat
ketepatan terbaik
KESIMPULAN

Sampai sekarang belum ada cara


yang dapat dipakai untuk
menentukan dengan tepat saat
kematian seseorang, jadi selalu
masih ada range hanya saja
makin sempit range ini makin
baik.
Terima
kasih

Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai