Anda di halaman 1dari 28

REFERAT

TANATOLO
GI
Dokter Pembimbing:
dr. Chevi Sayusman, Sp.FM

Dokter Muda:
Safira Isninditia Salsabila
Tasya Dinasti Putri

KEPANITERAAN KLINIK STASE FORENSIK


RSUP DR.HASAN SADIKIN KOTA BANDUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2023
TANATOLOGI ???

THANATOS: Yang berhubungan dengan kematian

LOGOS: Ilmu

Tanatologi adalah bagian dari ilmu kedokteran


forensik yang mempelajari kematian dan perubahan
yang terjadi setelah kematian serta faktor yang
mempengaruhi perubahan tersebut.
KEMATIAN ???

Secara medis dan ilmiah, kematian merupakan proses di mana


proses metabolisme seluler di berbagai jaringan dan organ
berhenti berfungsi dengan kecepatan yang berbeda.
TERMINOLOGI KEMATIAN
Dalam thanatologi dikenal beberapa istilah yaitu :

Mati Somatis (mati klinis)

Terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang kehidupan, yaitu susunan saraf pusat, system
kardiovaskular, dan sistem pernapasan yang menetap (irreversible)

Mati Seluler (mati molekuler)

Kematian organ atau jaringan yang timbul beberapa saat setelah kematian somatis
TERMINOLOGI KEMATIAN
Mati Somatis (mati klinis)

Terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang kehidupan, yaitu susunan saraf pusat, system
kardiovaskular, dan sistem pernapasan yang menetap (irreversible)

Mati Seluler (mati molekuler)

Kematian organ atau jaringan yang timbul beberapa saat setelah kematian somatis
Mati Serebral

Kerusakan kedua hemisfer otak yang irreversible kecuali batang otak dan serebelum,
sedangkan kedua system lainnya yaitu system pernapasan dan kardiovaskular masih berfungsi
dengan bantuan alat

Mati Suri

Suatu keadaan yang mirip dengan kematian somatis, akan tetapi gangguan yang terdapat pada ketiga

sistem bersifat sementara (ketiga sistem penunjang kehidupan masih berfungsi pada batas basal

metabolik.)

Mati Batang Otak


• Kerusakan seluruh otak secara ireversibel, termasuk batang otak dan serebelum
• Seseorang secara keseluruhan tidak dapat dinyatakan hidup lagi, sehingga alat bantu
dapat dihentikan
Tanda Kematian Tidak Pasti

1. Pernafasan berhenti lebih dari 10 menit


2. Sirkulasi berhenti lebih dari 15 menit Tanda Kematian Pasti
3. Kulit pucat
1. Penurunan suhu tubuh (Algor mortis)
4. Tonus otot menghilang dan relaksasi
2. Lebam Mayat (Livor mortis)
5. Pembuluh darah retina mengalami
3. Kaku Mayat (Rigor mortis)
segmentasi
6. Pengeringan kornea menimbulkan 4. Pembusukan (Decomposition)
kekeruhan dalam waktu 10 menit yang 5. Lilin Mayat (Adiposera)
masih dapat dihilangkan dengan 6. Mumifikasi
menggunakan air
Tanda Kematian
1. Algor Mortis (penurunan suhu tubuh)
• Penurunan suhu tubuh -> Terjadi karena penghantaran panas / temperatur suhu tubuh
mayat ke temperature sekitar melalui proses radiasi, konduksi dan pancaran panas.
Sehingga suhu tubuh mayat dengan sekitar menjadi sama.

Faktor yang mempengaruhi :


1. Suhu lingkungan
2. Umur
3. Jenis kelamin
4. Gizi
5. Penutup tubuh
6. Ruangan
2. Livor Mortis (lebam mayat)

• Bercak warna merah ungu pada kulit di bagian terbawah tubuh


• Eritrosit -> menempati tempat terbawah tubuh akibat gravitasi -> mengisi vena
dan venula

20-30 menit 8-12 jam pasca mati


30 menit - 8 jam
pasca mati pasca mati Hilang Menetap atau tidak
Mulai tampak dengan penekanan hilang dengan
penekanan
Warna Khusus

Cherry pink → Carbon Monoxide poisoning


Acts in part by tying up hemoglobin (200 times that of oxygen), saturation from 20-30% will appear as cherry-red lividity

Pink around large joints → Hypothermia


Wet skin allows atmospheric oxygen to pass through, and also at low temperature hemoglobin has a greater affinity for oxygen

Bright red → Cyanide poisoning


Inhibits cytochrome c oxidase and prevents utilization of oxygen

Reddish → Burn and coal

Dark bluish violet → Asphyxia

Dark Brown → Phosphorous, chlorate, nitrite, aniline poisoning


Increases production of methemoglobin

Blackish → Opium poisoning


Opium poisoning is associated with intense postmortem lividity, almost black, and is better seen in a fair-skinned body
3. Rigor Mortis (kaku mayat)

• Suatu keadaan dimana tubuh mayat mengalami perubahan, berupa kekakuan oleh karena proses
bikomiawi
• Periode Relaksasi Primer
• Terjadi segera setelah kematian, berlangsung selama 2-3 jam, seluruh otot mengalami relaksasi dan
dapat digerakkan ke segala arah
• Kaku Mayat (Rigor Mortis)
• Setelah terjadi kematian tingkat seluler, karena ketiadaan oksigen, maka asam laktat akan
terbentuk dan ATP tidak dihasilkan lagi
• Dalam keadaan ATP rendah dan tingkat keasaman yang tinggi, maka serabut aktin dan myosin akan
berikatan dan menimbulkan kekakuan
• Kekakuan dimulai dari bagian luar tubuh (otot-otot kecil) ke arah dalam (sentripetal) dan menjalar
kraniokaudal
• Periode Relaksasi Sekunder
• Terjadi relaksasi kembali karena telah terjadi dekomposisi dari serabut aktin dan myosin

0-2 jam pasca mati 2 jam pasca mati 10-24 jam pasca mati
24-36 jam pasca mati
Terjadi relaksasi Kaku mayat mulai Kaku mayat lengkap
Terjadi relaksasi
primer tampak seluruh tubuh
sekunder
Faktor-faktor yang mempengaruhi kaku mayat
• Keadaan lingkungan → Pada keadaan yang kering dan dingin,
kaku mayat lebih lambat terjadi dan berlangsung lebih lama
dibandingkan pada lingkungan yang panas dan lembab
• Usia → Pada anak-anak dan orang tua, kaku mayat lebih cepat
terjadi dan berlangsung tidak lama
• Cara kematian → Pada pasien dengan penyakit kronis dan sangat
kurus, kaku mayat cepat terjadi dan berlangsung tidak lama
• Kondisi otot → Semakin berat massa otot (atletis), kaku mayat
semakin lambat terjadi
• Aktivitas premortal → Aktivitas tinggi sebelum kematian, kaku
mayat lebih cepat terjadi
Rigor Mortis pada Organ Lain
• Terpengaruh oleh rigor mortis juga, dan tidak sama pada
kedua mata, sehingga ukuran kedua pupil tidak sama. Iris
Iris pada pemeriksaan post mortem tidak bisa jadi acuan untuk
penyebab kematian (keracunan atau keadaan neurologis)

• Rigor mortis menyebabkan ventrikel berkontraksi


Jantung

• Rigor pada m. Dartos dapat menekan testis dan epididimis,


Scrotum sehingga adanya semen pada ujung meathus urethra

• Terpengaruh oleh rigor, sehingga rambut terkesan lebih


Erector pili panjang (goose flesh appearance)
Diagnosis Banding Kaku Mayat

Kekakuan karena panas (Heat stiffening)


• Akibat suhu yang lebih tinggi dari 75oC atau arus listrik tegangan tinggi → koagulasi protein
sehingga otot menjadi kaku
• Tanda khas = pugilistic attitude, yaitu semua sendi berada dalam keadaan fleksi dan
tangan terkepal
• Perbedaan dengan rigor mortis = tidak terjadi relaksasi primer maupun sekunder

Kekakuan karena dingin (Cold stiffening)


• Terjadi pembekuan cairan sendi, jaringan lemak subkutan dan otot
• Bila sendi ditekuk akan terdengar bunyi pecahnya es dalam rongga sendi
• Perbedaan dengan rigor mortis = Bila mayat dipindahkan ke tempat dengan suhu
lingkungan yang lebih tinggi maka kekakuan akan hilang

Spasme cadaver (Cadaveric spasm, instantaneous rigor)


• terjadi jika korban melakukan aktivitias tinggi sebelum meninggal, sehingga cadangan ATP
lebih cepat untuk habis
• Pada kekakuan ini tidak mengalami tahapan relaksasi primer dan bentuk kekakuan
menunjukkan aktivitas terakhir korban
4. Pembusukan (decomposition, putrefaction)
• Proses degradasi jaringan yang terjadi akibat autolysis dan putrefaksi
• Autolisis → pelunakan dan pencairan jaringan yang terjadi dalam keadaan steril oleh kerja
enzim digestif yang dilepaskan sel pasca mati
• Putrefaksi → Clostridium welchii melakukan proses pembusukan dengan darah sebagai media
pertumbuhan dan menghasilkan gas-gas alkane, H2S, dan HCN, serta asam amino dan lemak
• Pertama kali tampak pada perut kanan bawah berwarna hijau kekuningan oleh
karena terbentuknya sulf-met-hemoglobin
• Lalat menempatkan telur pada mayat 18-36 jam → 36-48 jam menetas menjadi larva → 4-5 hari
menjadi pupa → 4-5 hari kemudian menjadi lalat dewasa

Pembusukan mulai 36 jam pasca mati Dekomposisi organ Dekomposisi organ yang
tampak 24 jam Kulit melepuh (blister) Munculnya yang cepat membusuk lambat membusuk
pasca mati belatung
+ marbling (laring, trakea, otak, GI (uterus non-gravid,prostat)
tract
External Phenomenon
• Perubahan warna: • Timbul komponen gas berbau:
• warna kehijauan pada perut kanan bawah (dalam – Distensi abdomen (dalam 10-12 jam)
24 jam) – Blister / lepuhan kulit (dalam 36 jam)
• marbling (dalam 30-36 jam) – Bloating wajah (dalam 40--48 hari)
– Ekspulsi urine dan feses (dalam 2-3 hari)
– Kulit mengelupas
– Seluruh tubuh membengkak

• Muncul larva dalam 36-48 jam

• Perubahan lain:
• Kornea → keruh dan putih (dalam 10-12 jam)
• Pengenduran ikatan: rambut, kuku, gigi
Internal Phenomenon
• Pertimbangan kecepatan organ yang Jaringan yang cepat membusuk dimulai dari:
1. Larynx dan trakea
mengalami pembusukan: 2. Otak anak-anak
• Lembut >> padat 3. Lambung
• Banyak aliran darah >> sedikit aliran 4. Limpa (1-3 hari)
5. Omentum dan mesenteri
darah 6. Hepar
• Banyak bakteri >> sedikit bakteri 7. Otak dewasa
8. Gravid Uterus
• Banyak jaringan otot dan fibrous
tissue → akan lebih lama Jaringan yang lambat membusuk dimulai dari:
9. Esofagus
10. Diafragma
11. Jantung
12. Paru-paru
13. Ginjal
14. Kantung kencing
15. Pembuluh darah
16. Kandungan / Rahim
17. Prostat
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembusukan

• Temperatur
• Udara
Air
• Ruangan dan pakaian
• Umur
Udara 8 CEPAT
• Penyebab kematian 2
Tanah
1
LAMBAT
5. Adiposera 6. Mumifikasi
• Hidrolisis lemak pada jenazah • Proses penguapan cairan atau dehidrasi
• Tampak bahan yang berwarna keputihan, jaringan yang cukup cepat sehingga terjadi
pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat
lunak, bau tengik menghentikan pembusukan
• Faktor-faktor yang mempermudah • Jaringan menjadi keras dan kering, berwarna gelap,
pembentukan adalah kelembaban tinggi, berkeriput, dan tidak membusuk, Warna coklat
suhu hangat, dan lemak tubuh yang cukup kehitaman, Kulit melekat erat dengan tulangnya, Tidak
berbau, Keadaan anatominya masih utuh.
• Terjadi bila suhu hangat, kelembaban rendah,
aliran udara baik, tubuh yang dehidrasi, dan
waktu yang lama
ENTOMOLOGI FORENSIK
• Entomologi forensik : Ilmu yang mempelajari tentang serangga yang dijumpai pada mayat. Ilmu
ini dapat di pergunakan untuk memperkirakan waktu kematian.
• Ilmu ini amat penting apabila mayat yang dijumpai sudah membusuk, sehingga penurunan suhu,
lebam mayat dan kaku mayat tidak dapat digunakan lagi.
PERKIRAAN SAAT KEMATIAN
Perubahan pada mata

Perubahan dalam lambung

Perubahan rambut

Pertumbuhan kuku

Perubahan dalam cairan serebrosinal

Cairan vitreus

Reaksi supravital
PERUBAHAN PADA MATA
Kekeruhan kornea
•sklera di kiri kanan kornea akan berwarna kecoklatan dalam beberapa jam
berbentuk segitiga dasar di tepi kornea (taches noires sclerotiuqes)
•Kekeruhan kornea terjadi lapis demi lapis

•Mata terbuka pada atmoser kering


- Kekeruhan yang mencapai lapisan lebih dalam tidak dapat dihilangkan
- Kekeruhan yang menetap terjadi ±6 jam pasca mati
•Mata tertutup maupun terbuka
-Kornea menjadi keruh 10 -12 jam pasca mati
- fundus tidak tampak jelas dalam beberapa jam

•Tekanan bola mata menurun


Distorsi pupil pada penekanan bola mata

•Tidak ada hubungan antara diameter pupil dengan lamanya mati


PERUBAHAN DALAM LAMBUNG PERUBAHAN RAMBUT

o Kecepatan pengosongan lambung sangat o Kecepatan tumbuh rambut rata-rata 0,4 mm/hari
bervariasi  tidak dapat digunakan untuk
memberikan petunjuk pasti waktu antara makan o Panjang rambut kumis dan jenggot dapat
terakhir dan saat mati
dipergunakan untuk memperkirakan saat kematian
o Ditemukannya makanan tertentu dalam isi o Hanya dapat digunakan pada pria yang mempunyai
lambung dapat digunakan untuk menyimpulkan
kebiasaan mencukur kumis atau jenggotnya dan
bahwa korban sebelum meninggal telah makan
makanan tersebut. diketahui saat terakhir ia mencukur
PERUBAHAN DALAM CAIRAN
PERTUMBUHAN KUKU
SEREBROSPINAL

• Kadar nitrogen asam amino <4 mg%  kematian


• Pertumbuhan kuku ±0,1 mm/ hari
belum >10 jam
• Dapat digunakan untuk memperkirakan
• Kadar nitrogen non-protein <80mg%  kematian
saat kematian bila diketahui saat terakhir
belum >24 jam
yang bersangkutan memotong kuku
• Kadar kreatin <5mg%  kematian belum >10 jam
• Kadar kreatin <10mg%  kematian belum >30
jam
CAIRAN VITREOUS REAKSI SUPRAVITAL

o Dalam cairan vitreus terjadi


peningkatan kadar kalium yang cukup • Reaksi jaringan tubuh sesaat pasca mati klinis yang masih sama
akurat untuk memperkirakan saat
kematian antara 24–100 jam pasca seperti reaksi jaringan tubuh pada seseorang yang hidup.
mati • Beberapa uji dapat dilakukan terhadap mayat yang masih
segar, misalnya:
• Rangsang listrik masih dapat menimbulkan kontraksi otot
mayat hingga 90-120 menit pasca mati dan mengakibatkan
sekresi kelenjar keringat sampai 60-90 menit pasca mati
• Pada kasus trauma masih dapat menimbulkan perdarahan
bawah kulit sampai 1 jam pasca mati.

Anda mungkin juga menyukai