TANATOLO
GI
Dokter Pembimbing:
dr. Chevi Sayusman, Sp.FM
Dokter Muda:
Safira Isninditia Salsabila
Tasya Dinasti Putri
LOGOS: Ilmu
Terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang kehidupan, yaitu susunan saraf pusat, system
kardiovaskular, dan sistem pernapasan yang menetap (irreversible)
Kematian organ atau jaringan yang timbul beberapa saat setelah kematian somatis
TERMINOLOGI KEMATIAN
Mati Somatis (mati klinis)
Terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang kehidupan, yaitu susunan saraf pusat, system
kardiovaskular, dan sistem pernapasan yang menetap (irreversible)
Kematian organ atau jaringan yang timbul beberapa saat setelah kematian somatis
Mati Serebral
Kerusakan kedua hemisfer otak yang irreversible kecuali batang otak dan serebelum,
sedangkan kedua system lainnya yaitu system pernapasan dan kardiovaskular masih berfungsi
dengan bantuan alat
Mati Suri
Suatu keadaan yang mirip dengan kematian somatis, akan tetapi gangguan yang terdapat pada ketiga
sistem bersifat sementara (ketiga sistem penunjang kehidupan masih berfungsi pada batas basal
metabolik.)
• Suatu keadaan dimana tubuh mayat mengalami perubahan, berupa kekakuan oleh karena proses
bikomiawi
• Periode Relaksasi Primer
• Terjadi segera setelah kematian, berlangsung selama 2-3 jam, seluruh otot mengalami relaksasi dan
dapat digerakkan ke segala arah
• Kaku Mayat (Rigor Mortis)
• Setelah terjadi kematian tingkat seluler, karena ketiadaan oksigen, maka asam laktat akan
terbentuk dan ATP tidak dihasilkan lagi
• Dalam keadaan ATP rendah dan tingkat keasaman yang tinggi, maka serabut aktin dan myosin akan
berikatan dan menimbulkan kekakuan
• Kekakuan dimulai dari bagian luar tubuh (otot-otot kecil) ke arah dalam (sentripetal) dan menjalar
kraniokaudal
• Periode Relaksasi Sekunder
• Terjadi relaksasi kembali karena telah terjadi dekomposisi dari serabut aktin dan myosin
0-2 jam pasca mati 2 jam pasca mati 10-24 jam pasca mati
24-36 jam pasca mati
Terjadi relaksasi Kaku mayat mulai Kaku mayat lengkap
Terjadi relaksasi
primer tampak seluruh tubuh
sekunder
Faktor-faktor yang mempengaruhi kaku mayat
• Keadaan lingkungan → Pada keadaan yang kering dan dingin,
kaku mayat lebih lambat terjadi dan berlangsung lebih lama
dibandingkan pada lingkungan yang panas dan lembab
• Usia → Pada anak-anak dan orang tua, kaku mayat lebih cepat
terjadi dan berlangsung tidak lama
• Cara kematian → Pada pasien dengan penyakit kronis dan sangat
kurus, kaku mayat cepat terjadi dan berlangsung tidak lama
• Kondisi otot → Semakin berat massa otot (atletis), kaku mayat
semakin lambat terjadi
• Aktivitas premortal → Aktivitas tinggi sebelum kematian, kaku
mayat lebih cepat terjadi
Rigor Mortis pada Organ Lain
• Terpengaruh oleh rigor mortis juga, dan tidak sama pada
kedua mata, sehingga ukuran kedua pupil tidak sama. Iris
Iris pada pemeriksaan post mortem tidak bisa jadi acuan untuk
penyebab kematian (keracunan atau keadaan neurologis)
Pembusukan mulai 36 jam pasca mati Dekomposisi organ Dekomposisi organ yang
tampak 24 jam Kulit melepuh (blister) Munculnya yang cepat membusuk lambat membusuk
pasca mati belatung
+ marbling (laring, trakea, otak, GI (uterus non-gravid,prostat)
tract
External Phenomenon
• Perubahan warna: • Timbul komponen gas berbau:
• warna kehijauan pada perut kanan bawah (dalam – Distensi abdomen (dalam 10-12 jam)
24 jam) – Blister / lepuhan kulit (dalam 36 jam)
• marbling (dalam 30-36 jam) – Bloating wajah (dalam 40--48 hari)
– Ekspulsi urine dan feses (dalam 2-3 hari)
– Kulit mengelupas
– Seluruh tubuh membengkak
• Perubahan lain:
• Kornea → keruh dan putih (dalam 10-12 jam)
• Pengenduran ikatan: rambut, kuku, gigi
Internal Phenomenon
• Pertimbangan kecepatan organ yang Jaringan yang cepat membusuk dimulai dari:
1. Larynx dan trakea
mengalami pembusukan: 2. Otak anak-anak
• Lembut >> padat 3. Lambung
• Banyak aliran darah >> sedikit aliran 4. Limpa (1-3 hari)
5. Omentum dan mesenteri
darah 6. Hepar
• Banyak bakteri >> sedikit bakteri 7. Otak dewasa
8. Gravid Uterus
• Banyak jaringan otot dan fibrous
tissue → akan lebih lama Jaringan yang lambat membusuk dimulai dari:
9. Esofagus
10. Diafragma
11. Jantung
12. Paru-paru
13. Ginjal
14. Kantung kencing
15. Pembuluh darah
16. Kandungan / Rahim
17. Prostat
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembusukan
• Temperatur
• Udara
Air
• Ruangan dan pakaian
• Umur
Udara 8 CEPAT
• Penyebab kematian 2
Tanah
1
LAMBAT
5. Adiposera 6. Mumifikasi
• Hidrolisis lemak pada jenazah • Proses penguapan cairan atau dehidrasi
• Tampak bahan yang berwarna keputihan, jaringan yang cukup cepat sehingga terjadi
pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat
lunak, bau tengik menghentikan pembusukan
• Faktor-faktor yang mempermudah • Jaringan menjadi keras dan kering, berwarna gelap,
pembentukan adalah kelembaban tinggi, berkeriput, dan tidak membusuk, Warna coklat
suhu hangat, dan lemak tubuh yang cukup kehitaman, Kulit melekat erat dengan tulangnya, Tidak
berbau, Keadaan anatominya masih utuh.
• Terjadi bila suhu hangat, kelembaban rendah,
aliran udara baik, tubuh yang dehidrasi, dan
waktu yang lama
ENTOMOLOGI FORENSIK
• Entomologi forensik : Ilmu yang mempelajari tentang serangga yang dijumpai pada mayat. Ilmu
ini dapat di pergunakan untuk memperkirakan waktu kematian.
• Ilmu ini amat penting apabila mayat yang dijumpai sudah membusuk, sehingga penurunan suhu,
lebam mayat dan kaku mayat tidak dapat digunakan lagi.
PERKIRAAN SAAT KEMATIAN
Perubahan pada mata
Perubahan rambut
Pertumbuhan kuku
Cairan vitreus
Reaksi supravital
PERUBAHAN PADA MATA
Kekeruhan kornea
•sklera di kiri kanan kornea akan berwarna kecoklatan dalam beberapa jam
berbentuk segitiga dasar di tepi kornea (taches noires sclerotiuqes)
•Kekeruhan kornea terjadi lapis demi lapis
o Kecepatan pengosongan lambung sangat o Kecepatan tumbuh rambut rata-rata 0,4 mm/hari
bervariasi tidak dapat digunakan untuk
memberikan petunjuk pasti waktu antara makan o Panjang rambut kumis dan jenggot dapat
terakhir dan saat mati
dipergunakan untuk memperkirakan saat kematian
o Ditemukannya makanan tertentu dalam isi o Hanya dapat digunakan pada pria yang mempunyai
lambung dapat digunakan untuk menyimpulkan
kebiasaan mencukur kumis atau jenggotnya dan
bahwa korban sebelum meninggal telah makan
makanan tersebut. diketahui saat terakhir ia mencukur
PERUBAHAN DALAM CAIRAN
PERTUMBUHAN KUKU
SEREBROSPINAL