Anda di halaman 1dari 8

THANATOLOGI

1. Apakah definisi thanatologi?


Thanatologi adalah bagian dari ilmu kedokteran forensik yg mempelajari
tentang kematian dan perubahan yg terjadi setelah kematian serta faktor
yang mempengaruhi faktor tersebut.

2. Bagaimana menentukan seseorang sudah mati menurut undang-undang?


Sesuai dengan UU kesehatan RI No.36 / 2009 Pasal 117 “seseorang
dinyatakan mati apabila fungsi sistem jantung sirkulasi dan sistem
pernafasan telah terbukti berhenti secara permanen atau apabila kematian
batang otak telah dapat dibuktikan.

3. Bagaimana membuktikan jantung dan sirkulasi berhenti secara


permanen? Serta membuktikan pernafasan berhenti secara permanen?
Pembuktian sistem jantung sirkulasi berhenti dan sistem pernafasan
berhenti secara permanen yakni dibuktikan dengan pemeriksaan klinis
baik inspeksi,auskultasi,palpasi. Untuk membuktikan sistem jantung
sirkulasi berhenti secara permanen dapat dilakukan pemeriksaan dengan
palpasi yakni meraba arteri radialis atau arteri carotis, dapat dilakukan
juga pemeriksaan dengan auskultasi yakni meletakkan stetoskop di region
letak jantung untuk mendengarkan detak jantung.

4. Apakah definisi dari kematian?


Suatu proses yang dapat dikenal secara klinis pada seseorang berupa
tanda kematian, yaitu perubahan yang terjadi pada tubuh mayat.

5. Sebutkan definisi dari fase atau tahapan kematian :


A. Klinis : kematian klinis / somatis adalah perubahan tersebut dapat
timbul dini pada saat meninggal (kerja jantung dan peredaran darah
berhenti, refleks cahaya dan refleks kornea hilang, kulit pucat dan
relaksasi otot).
B. Sel : kematian sel/molekuler yaitu pada beberapa waktu kemudian,
timbul perubahan pasca kematian yg jelas. Tanda-tanda tsb dikenal
sebagai tanda pasti kematian (lebam mayat, kaku mayat, penurunan
suhu tubuh, pembusukan, adiposera, mumifikasi).
6. Sebutkan ciri atau perubahan yg terjadi pada kematian?
A. Klinis : pernafasan dan sirkulasi berhenti, kulit pucat, tonus otot
menghilang, pemb. Darah retina segmentasi, pengeringan kornea.
(tanda tidak pasti)
B. Sel : perubahan suhu tubuh, perubahan warna tubuh, perubahan
konsistensi otot, perubahan wujud/bentuk tubuh.

7. Apakah definisi dan mekanisme dari :


A. Algor mortis
- Definisi : perubahan suhu tubuh diluar kisaran normal yg akan
mempengaruhi titik pengaturan hypothalamus. Perubahan ini
berhubungan dengan produksi panas berlebihan, kehilangan panas
berlebihan, produksi panas minimal, kehilangan panas minimal
atau kombinasi hal tersebut.
- Mekanisme : berhenti fungsi sistem saraf pusat -> hypothalamus
tidak bekerja -> perpindahan kalor -> perpindahan kalor melalui
beberapa cara -> perubahan suhu (peningkatan/penurunan) ->
muncul setelah +/- 6jam kemudian setelah kematian klinis.
B. Livor mortis
- Definisi : lebam mayat adalah suatu keadaan dimana terjadinya
pengumpulan darah pada bagian-bagian tubuh yg terletak paling
bawah, namun bukan bagian tubuh yang tertekan (sifat cairan). Hal
ini terjadi karena berhentinya pompa jantung dan pengaruh gaya
gravitasi.
- Mekanisme : berhentinya fungsi jantung -> aliran darah bergerak
secara pasif dipengaruhi oleh sifat cairan dan gravitasi bumi ->
penumpukan cairan darah di pembuluh darah tepi/kapiler ->
peningkatan intrakapiler -> kerapuhan dinding kapiler -> ruptur
kapiler -> plasma keluar mengisi jaringan ikat longgar ->
viskositas darah meningkat (kental) dan bintik mayat -> perubahan
warna tubuh (lebam mayat) -> muncul sekitar 30 menit berupa
warna keunguan / merah keunguan.
C. Rigor mortis
- Definisi : kaku mayat atau rigor mortis adalah suatu keadaan
dimana tubuh mayat mengalami perubahan, berupa kekakuan oleh
karna proses biokimiawi.
- Mekanisme : sistem respirasi berhenti -> suplai oksigen ke sel-sel
otot berkurang -> kegagalan pemecahan glikogen -> glukosa
berguna untuk metabolisme sel menghasilkan ATP & asam laktat
-> ATP/ energi tidak terbentuk (Aerob) -> terjadi penumpukan
asam laktat (anaerob) -> aktin dan miosin berikatan membentuk gel
-> perubahan konsistensi tubuh.

D. Decomposition
- Definisi : proses degradasi jaringan pada tubuh mayat yg terjadi
akibat aktifitas mikroorganisme dan proses autolisis.
- Mekanisme : kerja mikroorganisme -> bakteri masuk jaringan
(clostridum welchii) -> terbentuk gas-gas alkana, H2S, dan HCN,
serta asam amino dan asam lemak -> penumpukan gas serta
perubahan warna akibat reaksi biokimia (kehijauan, keabuan,
kecoklatan, hingga hitam).

8. Tahapan-tahapan / fase waktu :


A. Algor mortis
- Perpindahan kalor terjadi segera setelah hypothalamus (regulator
suhu) berhenti aktifitas.
- Akan tetapi baru dapat dirasakan/ditemukan pada beberapa jam
kemudian (6jam pada saat suhu tubuh berada dibawah angka <30
C) setelah post mortem.
- Onset waktu mulai perpindahan kalor terjadi hingga dapat
dirasakan membutuhkan waktu sekitar 6jam.
- Terjadi penurunan suhu tubuh karena kelembapan di permukaan
kulit menguap ketika udara melintasi tubuh.
- Suhu tubuh akan sama dengan suhu lingkungan sekitar 12 jam
setelah post mortem.
- Durasi : mulai saat ditemukan hingga (suhu jenazah sama dengan
suhu lingkungan) = 6 jam.
B. Livor mortis
- Penumpukan darah di pembuluh darah kapiler segera berlangsung,
setelah CVS (sebagai reguler pompa darah) berhenti beraktifitas.
- Akan tetapi baru dapat dilihat/ditemukan pada beberapa waktu
kemudian (15,30,45 menit – 1 jam pada saat cairan plasma keluar
dari intrakapiler ke ekstravaskuler) setelah post mortem.
- Onset waktu mulai penumpukan cairan terjadi hingga dapat dilihat
membutuhkan waktu sekitar 30 menit.
- Perubahan warna tubuh pada mayat akan menetap sekitar 6,8,10,12
jam setelah post mortem.
- Lebam mayat akan menetap dan konstan beberapa jam (dengan
durasi waktu sekitar 4 jam atau 6 jam).
- Lebam mayat berangsur menghilang pada akhir lebam mayat
konstan (pada jam 12 menuju jam 24) setelah post mortem.
- Lebam mayat menghilang sempurna saat proses pembusukan
terjadi 18,24,36 jam setelah post mortem.
- Durasi : mulai saat muncul lebam mayat-lebam mayat hilang =
23jam,30menit.
- Durasi : mulai saat menetap (konstan akhir) – hilang = 12,16 jam.

C. Rigor mortis
1. Waktu/fase/tahapan Relaksasi primer
- waktu muncul : segera setelah mati klinis
- waktu hilang : saat rigor mortis muncul (1,2,3 jam setelah
kematian klinis)
- onset/durasi dari muncul-hilang : 2jam

2. Waktu/fase/tahapan Relaksasi sekunder

- muncul : saat rigor mortis hilang oleh karena proses pembusukan

saat proses pembusukan terjadi.

-hilangnya reaksasi sekunder : saat pembusukan terjadi.

D. Decomposition
- Terjadinya kerja mikroorganisme dan autolisis setelah hilangnya
sistem pertahanan tubuh.
- Baru dapat dilihat / ditemukan sekitar 24-36 jam, setelah post
mortem.
- Perubahan wujud tampak pelebaran pembuluh darah dibawah kulit
berwarna hitam kehijauan (marbling sign) sekitar 24-48 jam
setelah post mortem.
- Perubahan wujud tampak pembengkakan (bloating) serta keluarnya
cairan merah kehitaman dari hidung & mulut sekitar 48-72 jam
setelah post mortem.
- Pada prinsipnya aktifitas bakteri terjadi pada pembusukan dini : 1-
3hari (24-72jam) setelah post mortem. Sedangkan autolisis terjadi
>3hari (pembusukan lanjut).
- Perubahan wujud seperti pengelupasan kulit dan rambut mudah
dicabut sekitar 72 jam setelah post mortem.

9. Sebutkan teknik/cara memeriksa :


A. Algor mortis
- Cara pertama : dengan palpasi langsung ketubuh korban : bila
sudah teraba dingin maka diperkirakan jenazah sudah meninggal 4-
6-8 jam yg lalu, bila teraba sangat dingin dan menyerupai suhu
lingkungan maka diperkirakan sudah meninggal 12jam yg lalu.
- Cara kedua :
-pemeriksa harus ada di tkp
-petugas / dokter melakukan pengukuran suhu lingkungan saat tiba
di tkp
-petugas/dokter bertanya pada masyarakat/keluarga tentang kondisi
jenazah sebelum meninggal
-petugas/dokter mengukur suhu tubuh mayat menggunakan
termometer mayat melalui dubur/anus menuju ke rektum (kurang
lebih 10cm) diulang sebanyak3-5x, pengukuran dilakukan dengan
cepat sekitar 15menit.
-suhu rata-rata dimasukan dalam formula (pemilihan formula harus
disesuaikan dengan faktor lingkungan dan faktor tubuh manusia
tersebut.
B. Livor mortis
- Periksa lebam mayat dengan cara inspeksi seluruh tubuh jenazah
dari semua sisi serta amati bagian yg berwarna gelap (merah
keunguan) yg berbatas tegas.
- Catat warna lebam mayat dan lokasi lebam mayat ditemukan.
- Lakukan penekanan pada bagian yg berwarna lebih gelap (lebam
mayat) dan amati apakah lebam masih menghilang dengan
penekanan atau sudah menetap.
- Memperkirakan waktu kematian/interpretasi dari penekanan lebam
mayat.

C. Rigor mortis
- Inspeksi : tubuh tidak terkulai, persendian membentuk gambaran
fleksi, wajah terlihat mengalami pemadatan/menegang.
- Palpasi :
-nilai derajat kekakuan (memperkirakan waktu kematian) :
ada/tidak ada, mudah dilawan, atau sukar dilawan.
Pijat-pijat daerah otot kecil : cekung/tidak cekung pada permukaan
otot. (telapak tangan, kelopak mata, jari, rahang, pergelangan
tangan, leher, dll).
-sendi-sendi dilakukan pergerakan : jika tidak ada
tahanan/hambatan bisa di dorong (kaku mayat mudah
dilawan/belum sempurna), jika ada tahanan/hambatan tidak bisa di
dorong (kaku mayat sukar dilawan/sempurna).

D. Decomposition
- Tercium aroma bau busuk (inhalasi)
- Amati ada tidaknya warna kehijauan seperti pelebaran vena
superfisial pada kulit jenazah (inspeksi).
- Amati apakah terdapat cairan pembusukan berwarna kecoklatan yg
keluar dari lubang-lubang tubuh seperti hidung,telinga,mulut.
(inspeksi)
- Amati ada tidaknya pembentukan vesikel/bula maupun
pengelupasan lapisan epidermis yg kadang menyerupai luka lecet.
(inspeksi)
- Periksa apakah rambut-rambut mayat mudah dicabut (rambut
kepala,alis,rambut mata,kumis dan janggut, rambut tubuh dan
ekstremitas, rambut kemaluan. (palpasi)

10. Apakah yg dimaksud dengan faktor yg mempengaruhi perubahan pasca


kematian?
Pengertian faktor-faktor yg mempengaruhi perubahan kematian segala
faktor baik internal/eksternal yg dapat membuat gambaran perubahan-
perubahan kematian/post mortem akan mempercepat didapatkan atau
memperlambat didapatkan atau sulit di nilai (manipulasi) sehingga
gambaran post mortem tersebut tidak ditemukan.

11.Contoh faktor yg mempercepat atau memperlambat :


A. Algor mortis
B. Livor mortis
C. Rigor mortis
D. Decomposition
Diatas ini ada faktor internal dan faktor eksternal sebagai berikut :
- Faktor internal : jenis kelamin, usia, gizi, penyakit penyerta
(anemia,demam, hipotermi, asfiksia), perdarahan, dll.
- Faktor eksternal : pakaian, kelembapan udara, aktivitas fisik, suhu
lingkungan dll.

12.Contoh faktor apa saja yg dapat memanipulasi :


A. Algor mortis : algor mortis dapat di manipulasi dikarenakan kondisi
wilayah dengan cuaca ekstrim. Contoh: hujan es, badai, kekeringan,
puting beliung, dll.

B. Livor mortis : lebam mayat mempunyai warna ungu / ungu


kemerahan, akan tetapi warna lebam mayat dapat termanipulasi
sehingga warna tidak ungu / ungu kemerahan tetapi dapat berwarna
lain yg disebabkan zat beracun.
Contoh : keracunan CO (karbon monoksida) berwarna merah muda,
keracunan SN (sianida) berwarna merah terang, keracunan
nitrobenzena berwarna cokelat, asfiksia berwarna merah kebiruan
gelap, terbakar berwarna merah muda.
C. Rigor mortis : secara normal kaku mayat terjadi karna proses
biokimiawi setelah kematian, diawali dengan fase relaksasi primer
tetapi kondisi suhu dan aktivitas ekstrim dapat memanipulasi gambar
jenazah pada kaku mayat normal.
-kaku mayat karna panas (heat stiffening) : orang mati pada suhu
panas ekstrim (terbakar)menyebabkan penggumpalan protein dari
otot-otot (terlihat kaku).
-kaku karena dingin (cold stiffening) : orang mati pada suhu dingin
ekstrim (salju,kamar es) menyebabkan cairan tubuh membeku (terlihat
kaku).
-kaku karena act (cadaveric spasm) : orang mati pada aktivitas ekstrim
(berlari,berenang,panik). Otot mengalami kontraksi pada waktu hidup
menyebabkan penimbunan asam laktat sebelum mati.

D. Decomposition
Adiposer merupakan gambaran yg mirip dengan pembusukan
(manipulasi/disebut modifikasi pembusukan). Terbentuknya adiposer
berupa gambaran lilin/lemak berwarna keabuan,lunak atau berminyak,
berbau tengik. Unsur yg membentuk adiposer : kelembaban (kadar air
yg tinggi), suhu (hangat), lemak tubuh yg berlebih (obesitas), bakteri
pembusukan.

Anda mungkin juga menyukai