Anda di halaman 1dari 24

TANATOLOGI

Diany Maedasari 12100115109


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI
DOKTER (P3D) Sanny Nurfitrica 12100115149
FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA FORENSIK
RS BHAYANGKARA SARTIKA ASIH KELOMPOK 16/ ANGKATAN 2011
2016
PEMBAHASAN
1. Asal Kata
2. Definisi
3. Fungsi
4. Istilah Mati:
Mati Somatis
Mati Suri
Mati Seluler
Mati Serebral
Mati Otak
5. Perubahan Tubuh Setelah Kematian
6. Tanda Pasti Mati
.

ASAL KATA

thanatos(yang
berhubungan dengan
kematian) danlogos(ilmu)

DEFINISI

Tanatologi adalah ilmu yang mempelajari


tentang kematian dan perubahan yang
terjadi setelah kematian serta faktor yang
mempengaruhi perubahan tersebut.
FUNGSI

Menentukan seseorang benar-


benar telah meninggal atau
belum

Menentukan kapan seseorang


telah meninggal

Membedakan perubahan-
perubahan post mortal dengan
kelainan-kelainan yang terjadi
pada waktu korban masih hidup
ISTILAH MATI
Mati Terhentinya fungsi susunan saraf pusat,
somatis kardiovaskuler, dan system pernapasan
yang menetap
(mati klinis)
Terhentinya ketiga system kehidupan
tersebut yang ditentukan dengan alat
Mati suri kedokteran sederhana, tetapi dengan alat
kedokteran canggih masih berfungsi.

Mati seluler
Kematian sel yang terjadi beberapa saat
(mati setelah mati somatis
molekuler)
Kerusakan kedua hemisfer otak yang
Mati irreversible, kecuali batang otak dan
serebelum, sedangkan kedua sistem
serebral kehidupan lainnya masih berfungsi
dengan/tanpa bantuan alat.

Mati otak
(mati Kerusakan seluruh isi neuronal intrakranial
yang irreversible, termasuk batang otak
batang dan serebelum.

otak)

Suatu proses yang dapat dikenal secara


klinis pada seseorang berupa tanda
Kematian kematian yaitu perubahan yang terjadi
pada tubuh mayat, yang dapat terjadi dini
dan lanjut.
TANDA-TANDA KEMATIAN
1. DINI
Pernapasan terhenti, penilaian >10 menit
Terhentinya sirkulasi, penilaian 15 menit, nadi
karotis tidak teraba
Kulit pucat, dapat juga terjadi pada spasme agonal
Tonus otot menghilang dan relaksasi
Pembuluh darah retina bersegmentasi beberapa
menit pasca kematian
Pengeringan kornea yang menimbulkan kekeruhan
dalam 10 menit (hilang dengan penyiraman air)
2. LANJUT (Tanda Pasti
Lebam mayat (Livor Mortis)
Kematian)

Kaku mayat (Rigor Mortis)


Penurunan suhu tubuh (Algor Mortis)
Pembusukan (Dekomposisi)
Lilin mayat (Adiposera)
Mumifikasi
Lebam mayat (Livor Mortis)

Bercak merah-ungu (livide) pada bagian


Tanda terendah tubuh.

Korban meninggal peredaran darah berhenti


stagnasi akibat gravitasi darah mencari
Mekanisme tempat yang terendah terlihat bintik-bintik
merah kebiruan.

Bagian tubuh terendah


Lokasi Kecuali : bagian tubuh yang tertekan

Mulai tampak 20-30 menit post-mortem makin lama


makin luas dan lengkap menetap setelah 8-12 jam.
Waktu Masih hilang pada penekanan dan dapat berpindah
sesuai perubahan posisi mayat yang terakhir.

Tanda pasti kematian,


Fungsi Mengetahui perubahan lebam mayat,
Memperkirakan sebab kematian, saat kematian
Warna lebam mayat:
Normal : Merah kebiruan
Keracunan CO : Cherry red
Keracunan CN : Bright red
Keracunan nitro benzen: Chocolate
brown
Asphyxia : Dark red

PERBEDAAN LEBAM MAYAT MEMAR


Lokasi Bagian terendah Sembarang temoat
Ditekan Biasanya hilang Tidak hilang
Pembengkakan - +
Di insisi Intravaskular Ekstravaskular
Intra vital - +
Kaku Mayat (Rigor)
Mortis)
Mekanism Cadangan glikogen dalam otot habis ATP tidak terbentuk aktin-miosin
menggumpal otot menjadi kaku.
e

Pemeriksa Menggerakkan sendi fleksi dan antefleksi pada seluruh persendian


an tubuh.

Mulai tampak 2 jam setelah mati klinis, arahnya sentripetal (dari luar ke dalam)
Waktu lengkap dalam 12 jam dipertahankan selama l2 jam menghilang sesuai
urutan terbentuknya.
Aktivitas fisik pra-kematian,
Faktor yang
mempercepa Suhu tubuh yang tinggi,
t Tubuh kurus,
Suhu lingkungan tinggi.

Tanda pasti kematian


Fungsi
Menentukan saat kematian

CADAVERIC SPASM : kekakuan otot yang terjadi saat


kematian dan menetap sesudah kematian akibat hilangnya
ATP lokal saat mati karena kelelahan atau emosi yang hebat
sesaat sebelum mati.
Kaku mayat HEAT STIFFENING : kekakuan otot akibat koagulasi protein
berbeda otot oleh panas serabut otot memendek fleksi sendi.
dengan Co : mayat yang tersimpan dalam ruangan dengan pemanas
ruangan dalam waktu lama.
COLD STIFFENING : kekakuan sendi akibat paparan dingin
pembekuan cairan tubuh & pemadatan jaringan lemak
subkutan sampai otot.
Penurunan Suhu Tubuh (Algor
Mortis)
Proses pemindahan panas dari tubuh ke lingkungan
Mekanism sekitar yang lebih dingin. Lama kelamaan suhu tubuh
akan sama dengan suhu lingkungan.
e Cara : radiasi, konduksi, evaporasi, dan konveksi

suhu sekeliling yang rendah,


Penurunan lingkungan berangin dengan kelembaban rendah,
suhu tubuh tubuh kurus,
lebih cepat posisi telentang,
tidak berpakaian/tipis,
terjadi pada umumnya orang tua dan anak kecil.

Fungsi penghitungan saat kematian.

Grafik penurunan suhu tubuh > kurva sigmoid,


Grafik Saat mendekati suhu keliling, kurva akan menjadi sangat datar.
Penghitungan Suhu
Tubuh
Perkiraan saat kematian dapat dihitung dari pengukuran
suhu jenazah perrektal (Rectal Temperature/RT).

Saat kematian (dalam jam) dapat dihitung rumus PMI (Post


Mortem Interval) berikut.

Formula untuk suhu dalam o Celcius


PMI = 37 o C-RT o C +3

Formula untuk suhu dalam o
Fahrenheit
PMI = 98,6 o F-RT o F
1,5
Pembusukan (Dekomposition)
Proses degradasi jaringan akibat autolisis dan kerja
Mekanisme bakteri.

Waktu Mulai muncul 24 jam post-mortem

Perubahan warna kehijauan pada perut kanan bawah


(sekum) menyebar ke seluruh perut dan dada & bau
busuk (gas HCN, H2S, dll)
Pembuluh darah bawah kulit melebar, hijau kehitaman
kulit ari terkelupas/menggelembung gas
menyebabkan pembengkakan tubuh menyeluruh
Tanda (terutama jaringan longgar)
Tubuh : sikap seperti petinju, rambut dan kuku mudah
dicabut, seluruh wajah membengkak warna ungu
kehijauan.
36-48 jam post-mortem : dijumpai larva lalat.
Identifikasi spesies lalat dapat memperkirakan saat
kematian.

Suhu keliling optimal, kelembaban udara cukup, banyak


Pembusukan bakteri pembusuk, tubuh gemuk, penderita
infeksi/sepsis.
lebih cepat bila Media udara mempercepat proses pembusukan.
AKTIFITAS SERANGGA
Metamorfosis lengkap
Metamorfosis tidak lengkap

Larva pupa dewasa

JENIS
6-10
hari SERANGGA
12-18
hari

Necrophagus (terpenting)
Predator dan parasit
Omnivorous

Jika tubuh mayat belum dipindahkan dan pada


pemeriksaan hanya ditemukan telur lalat, diasumsikan 1-
2 hari post mortem
Lilin `Mayat (Adipocere)
Perubahan post-mortem berupa terbentuknya bahan yang
Tanda berwarna keputihan, lunak, atau berminyak
Berbau tengik

Lokasi
Terbentuk di sembarang lemak tubuh, tetapi lemak
superfisial yang pertama kali terkena.

Adiposer
Menghambat pembusukan.
Membuat tubuh utuh hingga bertahun-tahun identifikasi

a mayat dan luka masih dapat dilakukan lama setelah


kematian.
Setelah 12 adiposera jelas terlihat secara
minggu post-
makroskopik.
mortem

Pada stadium adiposera : dideteksi dengan analisis


awal asam palmitat.

Faktor yang
mempermuda kelembaban dan lemak tubuh yang cukup,
h suhu hangat, invasi bakteri endogen ke
terbentuknya jaringan,
adipocere

Faktor yang air ,


menghambat udara dingin.
Mumifikasi
Proses penguapan cairan atau dehidrasi
Mekanism jaringan yang cukup cepat sehingga terjadi
pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat
e menghentikan pembusukan.

Jaringan berubah menjadi keras-kering,


keriput, gelap, dan tidak membusuk.
Tanda Terjadi pada suhu hangat, kelembaban rendah,
aliran udara yang baik, tubuh yang dehidrasi

Beberapa minggu setelah kematian (12-14


Waktu minggu).
1. PERUBAHAN MATA
Kekeruhan kornea yang menetap mulai kira-
kira 6 jam post-mortem.
10-12 jam post-mortem : kekeruhan
terjadi pada mata yang ditutup/tidak. Setelah
mati tekanan bola mata turun.
30 menit post-mortem : kekeruhan makula
dan memucatnya diskus optik.
2 jam pertama post-mortem: retina pucat,
daerah sekitar diskus dan sekitar makula
menjadi kuning (perubahan pada retina
hingga 15 jam pascamati). Saat itu pola
vaskular koroid berupa bercak-bercak
berlatar merah dengan pola segmentasi yang
jelas
setelah 3 jam post-mortem : kabur
setelah 5 jam : homogen-pucat
setelah 6 jam post-mortem : batas diskus
kabur dan hanya pembuluh besar yang
bersegmentasi yang terlihat dengan latar
belakang kuning-kelabu.
Dalam 12 jam post-mortem : pada diskus
hanya dikenali dengan adanya konvergensi
beberapa segmen pembuluh darah yang
tersisa.
Setelah 15 jam : hanya makula yang tampak,
berwarna coklat gelap.
2. PERUBAHAN
LAMBUNG
Prinsip : menentukan interval
waktu antara makan dan
kematian, lalu mencari waktu
makan terakhir.
Kecepatan pengosongan lambung
bervariasi.
3. RAMBUT DAN KUKU
Rambut dan kuku terlepas
5. PERUBAHAN DALAM CAIRAN
SEREBROSPINAL
Kadar nitrogen asam amino < 14 mg% (kematian belum
lewat 10 jam),
Kadar nitrogen non protein < 80 mg% (kematian belum 24
jam),
Kadar kreatin < 5 mg% (kematian belum 10 jam)
Kadar kreatin < 10 mg% (kematian belum 30 jam).
6. CAIRAN VITREUS
Hubungan antara peningkatan kadar potasium dengan
perkiraan saat kematian
Peningkatan kalium bermakna (24-100 jam pascamati)
7. PERUBAHAN KADAR SEMUA KOMPONEN
DARAH
8. REAKSI SUPRAVITAL
Reaksi jaringan tubuh sesaat pascamati klinis yang masih
sama seperti reaksi jaringan tubuh pada seseorang yang
hidup.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai