Anda di halaman 1dari 34

Dr.

Andreas Lala, SpF


Thanatos = kematian
Logos = ilmu
.

Ilmu yg mempelajari
tentang kematian dan
perubahan setelah
kematian serta faktor-
faktor yang
mempengaruhinya
OTAK

JANTUNG

PARU

Gagal salah satu.... Semua gagal


(kematian)
Adalah setiap cedera, luka atau penyakit
yang mengakibatkan rangkaian gangguan
fisiologis tubuh yg berakhir dengan
kematian
Misalkan :
Luka tembak di kepala, luka tusuk di dada,
penyakit aterosklerotik koroner, ataupun
tbc paru
MEKANISME KEMATIAN
adalah suatu keadaan fisio-patologis yg
tidak cocok (kompatibel) dengan
kehidupan, yg disebabkan oleh sebab
kematian.
Misalkan : perdarahan, septikemia,
asfiksia, fibrilasi jantung atau aritmia
jantung.
Cara
Kematian?
Cara kematian :
Menjelaskan bagaimana
kematian itu terjadi,
• Apakah oleh sebab yg
alamiah (natural death=mati
wajar), misalkan disebabkan
oleh penyakit.
• Sebab yang tidak alamiah ?
(unnatural death) baik berupa
kesengajaan (pembunuhan
atau bunuh diri maupun
kecelakaan)
• Mekanisme, sebab dan cara
kematian pada jenazah
yang telah membusuk lanjut
kadang-kadang tidak dapat
dipastikan/ditentukan
Dokter di Indonesia :
• Tidak berkewajiban menentukan cara kematian korban
• Dapat memberikan petunjuk tentang perkiraan cara
kematian korban
• Kewenangan penyidik pada tingkat penyidikan dan hakim
pada tingkat persidangan
Jenis-jenis mati :
1. Mati klinis .

Terhentinya aktifitas 3 sistem vital


( peredaran darah, pernafasan,
sistem saraf secara permanen)
ireversibel

2. Mati suri
Suspended animation = apparent
death. Terhentinya aktivitas 3 sistem
vital untuk sementara waktu
(reversibel)
.
3. Mati seluler
- Terhentinya aktivitas sel permanen
- Terjadi setelah mati klinis
- Bervariasi untuk setiap organ

4. Mati Otak
Terhentinya aktivitas otak secara
permanen……….organ-organ tubuh
yg lain masih “hidup”, dapat diambil
untuk transplantasi organ.
MANFAAT THANATOLOGI

1. Pemastian kematian
2. Perkiraan saat kematian....Alibi tsk.
3. Transplantasi organ
4. Penentuan sebab kematian..keracunan
5. Rekonstruksi
PROSES KEMATIAN
DINI Tanda Kematian Dini
- Otot lemas
-Tache noir (sclerotica)
- Nafas stop
- Jantung/nadi stop bercak coklat menebal
- Saraf stop kering, pada sklera yg
- Anakan mata
kering
(pupil) membesar,
tdk bereaksi (sinar) -Pupil midriasis
……..Lebam mayat -Kornea keruh ( tutup < 24
jam, buka 6 jam )
Org hidup darah kontinyu, orang mati terdapat
fragmentasi peredaran darah retina
Tanda Pasti Kematian :

- Lebam mayat
Pada bagian bawah tubuh yg tidak tertekan,
(pengaruh gravitasi), 30 menit setelah
meninggal

- Kaku mayat
Otot menjadi kaku, 1-2 jam setelah kematian

- Penurunan suhu
Prinsip :
- Sesaat stlh mati, suhu tubuh dipertahankan
beberapa saat.
- Kmdn tjd penurunan suhu sampai dengan
suhu sama suhu lingkungan….kurva sigmoid
Penurunan Suhu Tubuh

Suhu normal Oral ( 97 – 99 o F), Rektal


(99 – 100o F)
Pola penurunan suhu :
1. Kecepatan penurunan
0 – 12 jam : 1,5oF/jam
12 -18 jam : 1,0oF/jam

2. Rumus Moritz
Waktu postmortem (jam) :
98,6oF – T rektal
1,5
1. Penyakit
2. Aktivitas premortal
3. Suhu lingkungan
4. Lingkungan
5. Kondisi yang bersangkutan
- Penyakit CHF, Tirotoksikosis,
infeksi, perdarahan intraserbral…suhu
tubuh lebih tinggi intravital, penurunan
suhu tubuh jenazah lebih cepat
- Hipothermia…..penurunan suhu
lebih landai (lambat)
- Kondisi pakaian, posisi tubuh, bentuk
tubuh, jenis kelamin, usia.
- Keadaan aliran udara, kelembaban,
paparan sinar matahari
• Interpretasi Lebam mayat (Livor Mortis)
- Post mortem lividity
- Post mortem hipostasis

Definisi

Perubahan warna kulit menjadi ungu


kemerahan pada posisi terendah tubuh
yang tidak tertekan akibat pengumpulan
darah dalam pembuluh darah kecil karena
pengaruh gravitasi
• Lebam mayat dapat berpindah, kalau saat
kematian belum lama (pengumpulan darah
pada bagian tubuh terendah belum
maksimal/masih dapat berpindah)

• Lebam mayat berbeda dengan


hematom/luka memar; dimana hematom
adalah ekstravasasi darah (yang dapat
disebabkan antara lain karena adanya
trauma) dari pembuluh darah ke jaringan
interstitiel.
Pola perubahan lebam mayat :

- ½ - 2 jam : mulai muncul


( ditekan….hilang/pindah)

- 8 – 12 jam : lebam mayat sudah fixed ( ditekan tidak


hilang/ tidak pindah)

- Pembusukan yg cepat fiksasi lebih dini


- Lingkungan yang dingin fiksasi lambat
( 12 -24 jam )
- Bentuk lebam mayat : Bercak ungu
kemerahan, Petekie (tete de negre), Purpura.
Interpretasi lebam mayat :

- Tanda pasti kematian


- Rekonstruksi….posisi saat lebam mayat
dibentuk
- Penyebab kematian :
* Asfiksia: Jantung….LM luas dan gelap
* Keracunan CO, CN… LM merah terang
* Keracunan Nitrit, Met Hbnemia…LM coklat
* Keracunan H2S…..LM hijau
- Perkiraan saat kematian
KAKU MAYAT
(POSTMORTEM RIGIDITY)

Suatu kekakuan permanen pada otot


yang terjadi setelah kematian
PRINSIP TERJADINYA KAKU MAYAT
* Awal kematian
ATP dalam otot.....otot masih lemas
dan ”fungsional” (primary relaxation)
* Selanjutnya
ATP habis......terbentuk kompleks
aktin miosin permanen...otot kaku
tetapi panjangnya tetap (rigor mortis)
* Saat pembusukan
Kompleks aktin miosin hancur....
rigor mortis hilang
Pola Perubahan Rigor mortis

- Rigor mortis serentak terjadi pada


semua otot dengan kecepatan sama.
- Tetapi muncul lebih jelas pada otot
kecil sehingga urutan muncul (seolah-
olah) dari luar ke dalam
- Rigor mortis menghilang dengan
urutan sama
- Rigor mortis cepat datang...cepat
hilang
Rigor mortis cepat muncul dan kuat :
- Penyakit dan lingkungan yg
meningkatkan suhu tubuh...infeksi
- Kejang
- Keracunan striknin
- Tenggelam
- Bayi---anak2

Rigor mortis melambat/lemah, pada


orang kurus dan lemah.
Interpretasi rigor mortis :
- Tanda pasti kematian
- Perkiraan saat kematian
- Rekonstruksi posisi
- Saat RM terbentuk, perubahan posisi

• Diagnosis banding: Cadaveric spasm


• RM tanpa relaksasi primer terjadi
pada : Pembunuhan, Tenggelam
(hidup pada saat tenggelam), Bunuh
Diri (cadaveric spasm).
- Lilin mayat (adiposera)
- Kondisi basah
- Biasanya pada wanita, gemuk
Mayat relatif utuh, seperti lilin dan berbau tengik

- Pembusukan
Kondisi sedang.....kembung, meleleh, berbau
busuk.

- Mumifikasi
Kondisi kering, panas, biasanya pria, kurus,
anak-anak......kering, utuh, tidak berbau
• Perubahan postmortem lanjut,
berupa jaringan lunak, berlemak
berwarna kelabu putih sampai
coklat, berbau tengik.
• Prinsip terjadinya :
Jenazah karena pengaruh lingkungan
yg basah/berair dan hangat,
asam lemak tak jenuh karena
pengaruh lipase endogen dari enzim
clostridium perfringens menjadi jenuh
(oleat, palmitat, stearat)
• Ciri asam lemak ini, keruh, kenyal,
keras dan lengket, tahan pembusukan
kuman/bakteri
PEMBUSUKAN (DECOMPOSITION)

Proses penghancuran jaringan yg terjadi


setelah kematian akibat :
• Proses kimiawi aseptik oleh enzim
intraseluler (lisozym)
• Proses pembusukan bakteri GI tract dan
fermentasi (putrefection)
Perubahan pada pembusukan
• Dini : 24 – 30 jam, abdomen bawah
kehijauan (terutama kanan)
• Hijau menjalar ke : Kepala, leher, bahu,
muka gembung, “marlding” gangguan
pembuluh darah, hijau hitam.
• Seluruh tubuh gembung, vesikel-bula,
skin-hair slipage, kulit hijau hitam, cairan
pembusukan.
• Mumifikasi buatan/artifisial
Mayat diasap/diberi bahan
kimia….kering dan awet
• Mumifikasi alamiah
Pada suhu tinggi, kelembaban rendah,
ventilasi baik, kurang air, muda, mayat
tidak busuk, mayat utuh….sel/jaringan
kering, kaku keras, awet, coklat
Adiposera dan Mumifikasi
• Tanda pasti post mortem
• Petunjuk kekerasan
Pembusukan pada tingkat DNA:
- Paling cepat busuk : Hepar
- Lambat membusuk : Otak, Paru,
KGB/Lien, otot psoas dan myokard,
ginjal, tulang-gigi

Anda mungkin juga menyukai