Anda di halaman 1dari 32

THANATOLOGI

KEPANITERAAN KLINIK ILMU FORENSIK DAN


MEDIKOLEGAL
RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
THANATOLOGI
THANATOS: LOGOS:
Yang berhubungan dengan kematian Ilmu

DEFINISI
Tanatologi adalah bagian dari Ilmu Kedokteran Forensik yang mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan kematian yaitu definisi atau batasan mati, perubahan yang terjadi pada
tubuh setelah terjadi kematian dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut.
Jenis
Kematian Mati Somatis (mati klinis)
Kematian yang terjadi akibat terhentinya fungsi ketiga system penunjang
kehidupan, yaitu susunan saraf pusat, sistem kardiovaskuler dan sistem
Secara medis dan ilmiah, pernapasan yang bersifat menetap .
kematian merupakan proses di
mana proses metabolisme Mati Seluler (mati molekuler)
seluler di berbagai jaringan dan Kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah

organ berhenti berfungsi kematian somatis


dengan kecepatan yang
Mati Suri
berbeda Suatu keadaan yang mirip dengan kematian somatis, akan tetapi gangguan
yang terdapat pada ketiga sistem bersifat sementara.
Mati Serebral
Kematian akibat kerusakan kedua hemisfer otak yang irreversible kecuali
batang otak dan serebelum, sedangkan kedua sistem lainnya yaitu sistem
Jenis pernapasan dan kardiovaskuler masih berfungsi dengan bantuan alat.

Kematian
Mati Batang Otak
Bila telah terjadi kerusakan seluruh isi neuronal intrakranial yang
irreversible, termasuk batang otak dan serebelum.
Dalam tahap ini, seseorang sudah mati secara keseluruhan, dan tidak dapat
dinyatakan hidup lagi, sehingga alat bantu dapat dihentikan.
TANDA TANDA KEMATIAN

TANDA KEMATIAN TIDAK


PASTI TANDA PASTI KEMATIAN

Pernafasan berhenti Perubahan temperature


tubuh (algor mortis)

Terhentinya sirkulasi Lebam mayat (livor mortis)

Kulit pucat Kaku mayat (rigor mortis)

Tonus otot menghilang dan Pembusukan (decomposition,


relaksasi putrefaction)

Pembuluh darah retina mengalami


segmentasi
Adiposere

Pengeringan kornea Mummifikasi


PEMERIKSAAN
Untuk Memastikan Kematian
Penunjang Kehidupan
Menilai 3 Sistem

Terhentinya Terhentinya Terhentinya


Sirkulasi Darah Pernafasan Inervasi

- Tes Magnus - Tes Winslow


Menguji reflek motorik
- Tes Diaphanous - Tes Mirror
dan sensorik itu sendiri
- Tes Icard - Tes Feather
- Tes Spointing
- Tes Nail
PERUBAHAN SETELAH KEMATIAN

PERUBAHAN DINI PERUBAHAN LANJUTAN

▪ Livor Mortis ▪ Pembusukan


▪ Rigor Mortis (decomposition,
▪ Algor Mortis putrefaction)
▪ Adiposere
▪ Mummifikasi
▪ Penulangan
(skeletalization)
LIVOR MORTIS
(Lebam Mayat)
Terhentinya aliran darah

Terjadi karena kegagalan sirkulasi, dan aliran balik vena

Gaya gravitasi menyebabkan eritrosit menempati bagian


terbawah, mengisi vena dan venula
Nama lain livor mortis ini antara lain
lebam mayat, post mortem lividity, post
mortem hypostatic, post mortem Membentuk bercak ungu (livide) pada bagian terbawah tubuh
sugillation, dan vibices.

Mulai tampak
- 20-30 menit Timbunan sel darah &
- Lengkap & menetap kekakuan otot dinding
Hilang dgn penekanan & - 8-12 jam vaskular 🡪 Lebam tdk hilang
berpindah pada perubahan
posisi mayat dengan penekanan
Ada lima warna lebam mayat yang dapat kita gunakan untuk
memperkirakan penyebab kematian yaitu: Warna merah kebiruan
merupakan warna normal lebam
(1) Warna merah terang (bright red) menandakan keracunan CO,
keracunan CN (warna cherry red)
(2) Warna merah gelap menunjukkan asfiksia
(3) Warna biru menunjukkan keracunan nitrit
(4) Warna coklat menandakan keracunan aniline
RIGOR MORTIS
(Kaku Mayat)
Relaksasi Primer
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kaku
mayat:
1.Kekakuan:
Suhu Glikogen otot 🡪 Tidak ada oksigen 🡪 ATP tidak
lingkungan
terbentuk 🡪 Penumpukan asam laktat
2. Cuaca
3. Aktivitas sesaat sebelum kematian
Relaksasi Sekunder

Kaku mayat dimulai Puncak


- 2 jam post mortal - 12 jam post mortal Menghilang
- Dimulai dari bagian luar dan - 24 jam post mortal
tubuh (otot-otot kecil) ke - menetap selama 12
arah dalam (sentripetal) jam
Kondisi kekakuan yang mirip kaku mayat :

• Cadaveric spasm (instantaneous rigor): kekakuan otot yg sangat


kuat pada saat kematian dan menetap, tanpa didahului relaksasi
primer. Karena habisnya cadangan glikogen & ATP yg bersifat lokal
akibat kelelahan atau emosi yg hebat sebelum meninggal
• Heat stiffening (koagulasi protein otot): kekakuan otot akibat
koagulasi protein otot oleh panas🡪 Otot berwarna merah muda,
kaku, tapi rapuh (mudah robek)
Serabut ototnya memendek sehingga menimbulkan fleksi
leher, siku, paha, lutut, membentuk sikap petinju (pugilistic
attitude)
• Cold stiffening (pembekuan cairan tubuh): Kekakuan akibat
lingkungan dingin sehingga terjadi pembekuan cairan tubuh
termasuk cairan sendi, pemadatan jaringan lemak subkutan & otot.
Bila sendi ditekuk akan terdengar bunyi pecahnya es dalam rongga
sendi
ALGOR MORTIS
(Perubahan Temperatur Tubuh)

Terjadi karena penghantaran panas/temperatur


suhu tubuh mayat ke temperatur sekitar
melalui proses radiasi, konduksi, dan
pancaran panas.
Sehingga suhu tubuh mayat dengan sekitar
menjadi sama.

Faktor yang mempengaruhi


- Suhu sekitar
- Aliran udara
- Kelembaban udara
- Bentuk tubuh
- Posisi tubuh
- Pakaian
PEMBUSUKAN

Pembusukan merupakan serangkaian proses, mulai dari autolisis sel-sel


individual dengan pemecahan kimia internal hingga autolisis jaringan dari
enzim yang dibebaskan, dan proses eksternal dari bakteri dan jamur yang
berasal dari usus maupun lingkungan luar.

Jaringan yang cepat


Faktor-faktor yangmembusuk dimulai dari
mempengaruhi :
kecepatan pembusukan :
1.1. Otak
Temperatur
2.2. Usus
Udara
3. Pankreas
3.
4.
Ruangan dan pakaian
Limpa
5.4. Omentum
Umur dan Mesentery
6.5. Hati
Keadaan tubuh
7.6. Gravid
Penyakit
Uterus atau uterus post partum
PEMBUSUKAN
Perubahan yang tampak:
Perubahan yang tampak:
Perubahan warna
◂ Lidah terjulur, bibir menebal, mulut membuka dan busa kemerahan
◂ Perubahan pertama kali tampakbisapada fossa keluar
terlihat iliaka kanan berupamulut.
dari rongga
warna hijau kekuningan 🡪 perubahan hemoglobin menjadi
◂ Mayat berbau tidak enak disebabkan oleh adanya gas pembusukan.
sulfmethemoglobin dilakukan oleh bakteri di usu besar.
Gas ini bisa terkumpul pada suatu rongga sehingga mayat menjadi
◂ Perubahan juga tampak pada seluruh abdomen,
tidak mirip denganbagian
korbandepan
sewaktu masih hidup.
genitalia eksterna, dada, wajah, leher.
◂ Gas ini selanjutnya juga bisa membentuk lepuhan kulit.
◂ Jangka waktu perubahan warna 6 – 12 jam pada musim panas
Lepuhan Kulit (blister)
dan 1 – 3 hari pada musim dingin.
◂ Mulai tampak 36 jam setelah meninggal. Kulit ari dapat dengan
◂ Diikuti dengan pembengkakan mayat
cukup mudah dikelupas. Di mana akan tampak cairan berwarna
◂ Otot sfingter mengalami relaksasi 🡪 urin dan
kemerahan yangfeses keluar
sedikit mengandung albumin.
PEMBUSUKAN

Pembusukan dalam air


Kecepatan pengapungan oleh karena
•Pembusukan dalam air lebih lambat prosesnya pembusukan mayat tergantung dari :
dibandingkan pembusukan pada udara terbuka.
•Usia.
•Setelah mayat dikeluarkan dari dalam air, maka Mayat anak-anak dan orang tua lebih lambat terapung.
•Bentuk tubuh.
proses pembusukan akan berlangsung sangat cepat,
Orang yang gemuk dan kuat, mayatnya cepat terapung.
lebih kurang 16 kali lebih cepat dibandingkan
Mayat yang kurus lebih lambat terapung.
biasanya.
•Keadaan air.
•Pada mayat yang tenggelam, waktu yang dibutuhkan Pada air yang jernih, pengapungan mayat lebih lambat
terjadi dibandingkan pada air kotor.
untuk muncul dan mulai mengapung adalah 24 jam.
•Cuaca.
Pada musin panas, pengapungan mayat 3 kali lebih cepat
dibandingkan pada musim dingin.

17
PEMBUSUKAN

Pembusukan dalam tanah


Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
•Karena suhu didalam tanah lebih tinggi pembusukan pembusukan.
berlangsung lebih lama. •Temperatur
Temperatur optimum dimana bakteri mudah berkembang
•Cepat atau lambatnya perjalanan pembusukan sangat adalah 26-380C. Di daerah tropis maka abdomen akan
tergantung pada keadaan tanah (pasir, tanah liat dan gembung dalam 24-48 jam.
lain-lain), banyak sedikitnya air, kandungan kapur, •Udara
dan temperatur sekitarnya. Udara yang lembab lebih cepat terjadinya pembusukan.
•Ruangan dan pakaian.
•Dalam beberapa bulan hanya didapati sisa jaringan Mayat yang terletak dialam terbuka membusuk lebih cepat.
lunak. Luka-luka pada jaringan lunak bisa tidak Baju yang ketat, perut dibawah korset, ikat pinggang, kaus
terlihat lagi, kecuali pada tulang. atau sepatu yang dipakai memperlambat pembusukan di
daerah tersebut.
•Umur
Orang tua dan anak lebih lambat membusuk sebab lebih
sidikit mengandung H2O. Apalagi pada bayi yang baru
lahir, karena kuman di usus dan lain tempat masih sedikit.
18
ADIPOSERE
◂ Fenomena yang terjadi pada mayat yang tidak mengalami proses pembusukan yang
biasa. Melainkan mengalami pembentukan adiposere. Adiposere merupakan subtansi
yang mirip seperti lilin yang lunak, licin dan warnanya bervariasi mulai dari putih keruh
sampai coklat tua.

◂ Adiposere mengandung asam lemak bebas, yang dibentuk melalui proses hidrolisa dan
hidrogenasi setelah kematian disebut saponifikasi

◂ Adanya enzim bakteri dan air sangat penting untuk berlangsungnya proses tersebut.
Dengan demikian, maka adiposere biasanya terbentuk pada mayat yang terbenam dalam
air atau rawa-rawa. Lama pembentukan adiposere ini juga bervariasi, mulai dari 1
minggu sampai 10 minggu.
MUMIFIKASI

• Mumifikasi adalah mayat yang mengalami pengawetan


akibat proses pengeringan dan penyusutan bagian-bagian
tubuh. Kulit menjadi kering, keras dan menempel pada
tulang kerangka.

• Fenomena ini terjadi pada daerah yang panas dan lembab, Tanda-tanda mumifikasi :
di mana mayat dikuburkan tidak begitu dalam dan angin
yang panas selalu bertiup sehingga mempercepat ▪ Mayat jadi mengecil.
penguapan cairan tubuh. ▪ Kering, mengkerut atau melisut.
▪ Warna coklat kehitaman.
• Jangka waktu yang diperlukan sehingga terjadi mumifikasi ▪ Kulit melekat erat dengan tulangnya.
biasanya lama, bisa dalam waktu 3 bulan atau lebih. ▪ Tidak berbau.
▪ Keadaan anatominya masih utuh.

20
PENULANGAN (SKELETONIZATION)

• Keadaan hancurnya jaringan mayat akibat pembusukan sehingga mayat hanya tinggal
tulang.
• Setelah proses pembusukan, mayat akan tinggal tulang dan sisa-sisa ligamen yang terlekat
padanya.
• Biasanya penulangan mulai terjadi sekitar 4 minggu. Pada waktu ini, tulang masih
menunjukkan sisa-sisa ligamen yang terlekat padanya disamping bau tulang yang masih
busuk. Setelah 3 bulan, tulang kelihatan berwarna kuning. Setelah 6 bulan, tulang tidak
lagi memberi kesan ligamen dan berwarna kuning keputihan, serta tidak lagi mempunyai
bau busuk pada mayat.
ENTOMOLOGI FORENSIK
Ilmu yang mempelajari tentang serangga yang dijumpai pada mayat untuk memperkirakan waktu kematian

Fase Waktu

Lalat bertelur pada mayat 18-36 jam setelah mati Jadi:


Menetas menjadi larva 24 jam kemudian - Bila terdapat telur tanpa larva, waktu kematian
Larva menjadi pupa kurang dari 48 jam.
4-5 hari kemudian
(kepompong) - Jika terdapat larva tanpa pupa, waktu kematian
kurang dari 5-6 hari.
Pupa menjadi lalat dewasa 4-5 hari kemudian - Jika tedapat pupa yang telah menetas menjadi lalat
dewasa, waktu kematian lebih kurang 11 hari.
Jumlah waktu telur menjadi
11 hari
lalat dewasa
PERKIRAAN SAAT KEMATIAN

Perubahan pada mata

Perubahan dalam lambung

Perubahan rambut

Pertumbuhan kuku

Perubahan dalam cairan serebrosinal

Cairan vitreus

Kadar semua komponen darah

Reaksi supravital
PERUBAHAN PADA MATA

Kekeruhan kornea
•sklera di kiri kanan kornea akan berwarna kecoklatan dalam beberapa jam berbentuk segitiga dasar di tepi kornea (taches noires
sclerotiuqes)
•Kekeruhan kornea terjadi lapis demi lapis

•Mata terbuka pada atmoser kering


- Kekeruhan yang mencapai lapisan lebih dalam tidak dapat dihilangkan
- Kekeruhan yang menetap terjadi ±6 jam pasca mati
•Mata tertutup maupun terbuka
-Kornea menjadi keruh 10 -12 jam pasca mati
- fundus tidak tampak jelas dalam beberapa jam

•Tekanan bola mata menurun


Distorsi pupil pada penekanan bola mata
•Tidak ada hubungan antara diameter pupil dengan lamanya mati
PERUBAHAN PADA MATA

Retina
Berubah saat kematian hingga 15 jam pasca mati
•Hingga 30 menit pasca mati tampak kekeruhan makula dan mulai memucatnya discus optikus
•Hingga 1 jam pasca mati tampak makula lebih pucat, dan tepinya tidak tajam lagi
•2 jam pertama pasca mati, retina pucat dan daerah sekitar diskus menjadi kuning
- Warna kuning juga tampak disekitar makula yang menjadi lebih gelap
- Pola vaskular koroid yang tampak sebagi bercak –bercak latar belakang merah dengan pola segmentasi
yang jelas

•±3 jam pasca mati menjadi kabur


•±5 jam pasca mati menjadi homogen dan lebih pucat
•±6 jam pasca mati, batas diskus menjadi kabur dan hanya pembuluh besar yang mengalami segmentasi, dapat dilihat dengan
latar belakang kuning kelabu
•±7 -10 jam pasca mati, mencapai tepi retina dan batas diskus akan sangat kabur
•±12 jam pasca mati, diskus hanya dapat dikenali dengan konvergensi beberapa segmen pembuluh darah yang tersisa
•±15 jam pasca mati, tidak ditemukan lagi gambaran pembuluh darah retina dan diskus, hanya makula saja tampak coklat gelap
PERUBAHAN DALAM LAMBUNG PERUBAHAN RAMBUT

•Kecepatan pengosongan lambung sangat •Kecepatan tumbuh rambut rata-rata 0,4 mm/hari
bervariasi 🡪 tidak dapat digunakan untuk
memberikan petunjuk pasti waktu antara makan
terkahir dan saat mati •Panjang rambut kumis dan jenggot dapat dipergunakan

•Namun keadaan lambung dan isinya mungkin untuk memperkirakan saat kematian
membantu dalam membuat keputusan. •Hanya dapat digunakan pada pria yang mempunyai
• Ditemukannya makanan tertentu dalam isi
lambung dapat digunakan untuk menyimpulkan kebiasaan mencukur kumis atau jenggotnya dan diketahui
bahwa korban sebelum meninggal telah makan saat terakhir ia mencukur
makanan tersebut.
PERUBAHAN DALAM CAIRAN
PERTUMBUHAN KUKU SEREBROSPINAL

•Pertumbuhan kuku ±0,1 mm/ hari •Kadar nitrogen asam amino <4 mg% 🡪kematian
belum >10 jam
•Dapat digunakan untuk memperkirakan saat
•Kadar nitrogen non-protein <80mg% 🡪 kematian
kematian bila diketahui saat terakhir yang belum >24 jam
•Kadar kreatin <5mg% 🡪 kematian belum >10 jam
bersangkutan memotong kuku
•Kadar kreatin <10mg% 🡪 kematian belum >30 jam
KADAR SEMUA KOMPONEN DARAH

• Kadar semua komponen darah berubah setelah kematian, sehingga analisis darah pasca mati tidak memberikan
gambaran konsentrasi zat-zat tersebut semasa hidupnya.
• Perubahan tersebut diakibatkan oleh aktivitas enzim dan bakteri, serta gangguan permeabilitas dari sel yang telah
mati.
• Gangguan fungsi tubuh selama proses kematian dapat menimbulkan perubahan dalam darah bahkan sebelum
kematian itu terjadi.
• Hingga saat ini belum ditemukan perubahan dalam darah yang dapat digunakan untuk memperkirakan saat mati
dengan lebih tepat.
REAKSI SUPRAVITAL
CAIRAN VITREOUS

•Reaksi jaringan tubuh sesaat pasca mati klinis yang masih


•Dalam cairan vitreus terjadi peningkatan kadar
kalium yang cukup akurat untuk sama seperti reaksi jaringan tubuh pada seseorang yang
memperkirakan saat kematian antara 24–100 hidup.
jam pasca mati

Beberapa uji dapat dilakukan terhadap mayat yang masih


segar, misalnya:
•Rangsang listrik masih dapat menimbulkan kontraksi otot
mayat hingga 90-120 menit pasca mati dan mengakibatkan
sekresi kelenjar keringat sampai 60-90 menit pasca mati
•Pada kasus trauma masih dapat menimbulkan perdarahan
bawah kulit sampai 1 jam pasca mati.
SURAT

KETERANGAN

KEMATIAN
SURAT

KETERANGAN

KEMATIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai