Anda di halaman 1dari 37

THANATOLOGI

Oleh:
dr. Abdul Gafar Parinduri. SpF. MKed(For).
d l n
THANATOS LOGOS THANATOLOGI

•Thanatos :segala hal yang berhubungan dengan kematian


•Logos : ilmu

THANATOLOGI adalah : Bagian dari Ilmu Kedokteran Forensik,


yang mempelajari tentang kematian dan perubahan-perubahan
yang terjadi setelah kematian, serta faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan-perubahan tersebut.
d l n

Ditinjau dari aspek medikolegal, segala hal tentang kematian


adalah perlu dipahami oleh setiap Ahli Kedokteran Forensik,
untuk petunjuk :

1. Memastikan adanya kematian.


2. Menentukan posisi korban saat mati.
3. Memperkirakan lamanya kematian.
4. Mengarahkan penyebab/ cara kematian.
5. Membantu dalam identifikasi.
I S T I L A H
K E M A T I A N
Mati somatis

Mati Molekuler

Mati suri

Mati serebral

Mati otak
Mati
somatis

Kematian tubuh karena terhentinya 3 pilar


Kehidupan yaitu sistem sirkulasi, sistem
respirasi,sistem inervasi

Mati
seluler
Kematian organ atau jaringan tubuh yang
timbul beberapa saat setelah kematian
somatis
Mati
suri
Terhentinya ketiga sistem kehidupan ( pernafasan,
sirkulasi, ssp ) yang ditentukan dengan alat kedokteran
sederhana. Tetapi dengan peralatan kedokteran canggih
masih dapat dibuktikan bahwa ketiga sistem tersebut
masih berfungsi pada batas basal metabolik
Mati
otak

Bila telah terjadi kerusakan seluruh isi


neuronal intrakranial yang irreversible,
termasuk batang otak dan serebelum.

Mati
serebral
Kerusakan kedua hemisfer otak yang irreversible,
kecuali batang otak dan serebelum, sedangkan kedua
sistem lainnya yaitu sistem pernapasan dan
kardiovaskular masih berfungsi dengan bantuan alat
Dalam kepustakaan ilmu kedokteran forensik dikenal
suatu metode untuk menentukan suatu kematian saat
kematian dalam kasus kejahatan yang disebut metode tri
klasik atau The Clasic Triad yang meliputi tiga metode
sebagai berikut :

Livor Mortis (Lebam


Mayat)
Rigor Mortis (Kaku
Mayat)
Algor Mortis (Suhu
Mayat)
Tidak Sadar

Kulit ,mukosa Kelemahan


bibir, dan otot saat
konjungtiva kegagalan
pucat
tanda fungsi otak

kematian

Terhentinya Reaksi pupil (-)


denyut jantung dan reflek
dan pernafasan kornea (-)
JENIS - JENIS TANDA KEMATIAN

Terhentinya pernapasan > 10 menit


Terhentinya sirkulasi, selama 15 menit
nadi karotis tidak teraba
Kulit pucat
Tonus otot menghilang dan relaksasi
Semua tanda yang
terdapat pada perubahan
post mortem
SUBSIDIARY TESTS

HENTI RESPIRASI
HENTI SIRKULASI

HENTI INERVASI
• Test Magnus • Test bulu • Fungsi
• Test ayam motorik
diaphonus • Test cermin berhenti
• Test ujung • Test • Fungsi
Jari Winslow sensorik
• Pemotongan berhenti
arteri • Hilangnya
refleks
PERUBAHAN
P O S T MO RT E M

PERUBAHAN SUHU TUBUH

LEBAM MAYAT

KAKU MAYAT

PEMBUSUKAN

ADIPOSERE

MUMIFIKASI
PERUBAHAN
P O S T MO RT E M

1. Perubahan temperatur tubuh (algor mortis)

Penurunan suhu adalah suatu keadaan dimana tubuh mayat mengalami


perubahan/ penurunan temperatur, oleh karena penghantaran panas / temperatur
suhu tubuh mayat ke temperatur sekitar melalui proses radiasi, konduksi dan
pancaran panas Sehingga suhu tubuh mayat dengan sekitar menjadi sama.

Lama kematian (jam)


= suhu tubuh (370C) – suhu rektal (saat diperiksa) + 3
2. LEBAM MAYAT (LIVOR MORTIS)

Dimulai sejak ½ - 1 jam


sesudah kematian
Lebam mayat adalah suatu Menetap setelah 4-6 jam
keadaan, dimana tubuh mayat Warna merah gelap (Livid)
mengalami perubahan warna Warna merah terang (Bright
akibat terkumpulnya darah pada Red/Cherry Red) pada korban
keracunan CO atau Sianida
jaringan kulit dan subkutan
disertai, pelebaran pembuluh
ASPEK MEDIKOLEGAL
kapiler pada bagian tubuh yang 1.Merupakan tanda pasti dari kematian.
letaknya rendah oleh karena 2.Dapat menentukan lamanya kematian
3.Dapat menentukan posisi dari mayat saat
gaya gravitasi bumi. Keadaan ini kematian.
memberi gambaran berupa 4. Dapat menentukan penyebab kematian.
5. Memperkirakan posisi mayat apakah
warna ungu kemerahan (reddisk sudah pernah dirubah sesudah mati atau
blue). tidak.
PERBEDAAN LEBAM MAYAT DENGAN MEMAR
SIFAT LEBAM MAYAT MEMAR

1.Letak. Epidermal, Subepidermal,

2.Kultikula (Kulit ari). Kulit ari tidak rusak. Kulit ari rusak.

3.Lokasi. pada bagian tubuh yang letaknya rendah. Bisa tampak di mana saja dari
bagian tubuh

4..Gambaran Tidak Ada elevasi kulit Elevasi kulit ada ditandai dengan
bengkak krn resapan darah dan edema
5. Pinggiran Jelas Tidak Jelas
6.Warna Sama Bervariasi

7.Pada Pada pemotongan, darah tampak di dalam Menunjukkan resapan darah ke


pemotongan. pembuluh darah, dan mudah dibersihkan. jaringan sekitar, susah
dibersihkan jaringan sekitar.

8.Dampak setelah Akan hilang walaupun hanya Tidak ada perubahan


penekanan. diberi penekanan yang ringan.
3.RIGOR MORTIS
(KAKU MAYAT)

Kaku mayat adalah suatu keadaan


dimana tubuh mayat mengalami
perubahan, berupa kekakuan oleh
karena proses biokimiawi.
KAKU MAYAT
Faktor-faktor yang mempengaruhi
waktu terjadinya rigor mortis:

Keadaan
Usia
Lingkungan

Cara
Kondisi otot
kematian
Perbedaan kaku mayat dengan
spasme cadaveric
Penilaian Kaku mayat Spasme cadaveric

1.Mulai timbul 1-2 jam setelah meninggal. Segera setelah meninggal.

2.Faktor Tidak ada Kematian mendadak, aktivitas


predisposisi berlebih, ketakutan, terlalu
lelah, perasaan tegang, dll.

3 Otot yang Semua otot, termasuk otot Biasanya terbatas pada satu
terkena volunter dan involunter. kelompok otot volunter.

4.Kaku otot Tidak jelas, dapat dilawan Sangat jelas, perlu tenaga yang
dengan sedikit tenaga. kuat untuk kekakuannya.
5.Kepentingan Untuk perkiraan saat Menunjukkan cara kematian
dari segi kematian. Yaitu bunuh diri,
medikolegal pembunuhan atau
kecelakaan.

6.Suhu mayat Dingin. Hangat.

7.Kematian sel Ada. Tidak ada.

8.Rangsangan Tidak ada respon otot. Ada respon otot.


listrik
PEMBUSUKAN

Pembusukan adalah perubahan terakhir yang


terjadi (pada tubuh mayat setelah kematian, dimana
terjadi pemecahan protein komplek menjadi protein
yang lebih sederhana disertai timbulnya gas-gas
pembusukan yang bau dan terjadinya perubahan
warna.
Pembusukan dimulai di usus ,manifestasinya
terlihat di perut kanan bawah daerah caecum,dekat
dinding perut.
Terlihat bewarna kehijauan kemudian menyebar
ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan
penyebaran ke jaringan continuitatum.
PEMBUSUKAN
Dalam 2 hari akan terlihat tanda-tanda
pembusukan berupa :

1) Garis-garis pembusukan di seluruh aliran darah


2) Warna hitam kehijauan di sepanjang aliran darah
disebabkan cairan dan butir darah yang
mengalami pembusukan
3) Darah keluar dari pembuluh darah memasuki
jaringan di sekitar pembuluh darah
4) Menghasilkan gas pembusukan,menyebabkan
perut gembung,kantong pelir
gembung(membesar),prolap uterus,prolap anus
dan akhirnya seluruh tubuh gembung ( kulit,
otot,organ)
5) kulit mudah terkelupas dan mudah dilepaskan
dengan sedikit tekanan saja
6) mayat menjadi besar karena gas pembusukan
memasuki jaringan,
7) gas pembusukan juga terjadi di dalam sendi-
sendi sehingga jika tekanan cukup tinggi dapat
membuat persendian menjadi bengkok,sendi
utama adalah lutut,siku dan pangkal paha
sehingga terjadi posisi seperti petinju .
PEMBUSUKAN
PEMBUSUKAN DI AIR PEMBUSUKAN DI TANAH

Pembusukan dalam air lebih lambat Terjadi lebih lambat


prosesnya dibandingkan pembusukan dibanding air dan udara,
pada udara terbuka. Karena suhu di dalam tanah
Setelah mayat dikeluarkan dari lebih tinggi pembusukan
dalam air, maka proses pembusukan Berlangsung lebih lama.
akan berlangsung sangat cepat, Perubahan-perubahan yang
lebih kurang 16 kali lebih cepat Terjadi sama dengan
dibandingkan biasanya. pembusukan di udara
terbuka
ADIPOSERE

Adiposere merupakan subtansi yang mirip seperti lilin yang lunak, licin
dan warnanya bervariasi mulai dari putih keruh sampai coklat tua yang
terjadi pada mayat yang tidak mengalami proses pembusukan biasa.
•Adiposere mengandung asam lemak bebas, yang dibentuk melalui
proses hidrolisa dan hidrogenasi setelah kematian disebut saponifikasi.
•Pembentukan Adiposere dimulai sekitar 1-3 minggu, dan pembentukan
akan berlangsung sampai 12 bulan.
Mumifikasi adalah mayat yang mengalami pengawetan akibat
proses pengeringan dan penyusutan bagian-bagian tubuh.
Mayat menjadi lebih tahan dari pembusukan sehingga masih
jelas menunjukkan ciri-ciri seseorang.
Fenomena ini terjadi pada daerah yang panas dan lembab, di
mana mayat dikuburkan tidak begitu dalam dan angin yang
panas selalu bertiup sehingga mempercepat penguapan
cairan tubuh.
Jangka waktu yang diperlukan sehingga terjadi mumifikasi
biasanya lama, bisa dalam waktu 3 bulan atau lebih,.
Keadaan hancurnya
jaringan mayat akibat
pembusukan sehingga
mayat hanya tinggal
tulang. Setelah proses
pembusukan, mayat
akan tinggal tulang dan
sisa-sisa ligamen yang
terlekat padanya.
Biasanya penulangan
mulai terjadi sekitar 4
minggu
Penentuan Lama Kematian
Setelah kematian  suhu tubuh mayat masih hangat, otot masih
lemas seluruhnya, kornea mata bening, lebam
mayat belum nampak jelas
 suhu tubuh mulai dingin (suhu rektal 34-350C),
Jam pertama kaku mayat di rahang dan beberapa di
beberapa persendian sudah ada, lebam mayat
tampak jelas tapi masih hilang pada
Jam 4-6 penekanan
 suhu tubuh dingin (suhu sekitar 29-300C), kaku
mayat lengkap diseluruh tubuh(seperti papan),
Jam ke 10-12 lebam mayat sangat jelas dan tidak hilang
pada penekanan.
Jam ke 16-18  suhu tubuh dingin dan sudah sama dengan
suhu ruangan 28-290C, kaku mayat di
beberapa persendian telah berangsur
menghilang secara bertahap, mulai tampak
tanda-tanda pembusukan terutama di daerah
perut bagian kanan bawah tampak biru
kehijauan, lebam mayat meluas di seluruh
bagian terendah dari tubuh.
Penentuan Lama Kematian
Setelah kematian  tubuh dingin, kaku mayat
hilang,pembusukan jelas, perut mulai tegang
oleh karena gas pembusuk, bau
pembusukan, darah pembusukan keluar dari
hidung dan mulut.
Jam ke 20-24  tubuh mayat semakin menggembung, muka
membengkak, bibir menebal, gas dan cairan
pembusuk keluar dari hidung dan mulut,
tampak garis pembuluh darah di permukaan
Jam ke 30-36 tubuh
 tubuh mayat mengalami proses pelepuhan
dan pembengkakan total (efek dari
pembusukan) di seluruh tubuh, skrotum,
Jam ke 40-48 lidah membengkak dan mata menonjol
keluar. Sebagian lepuh dan gelembung
pecah, kulit menjadi mudah terkelupas.
Penentuan Lama Kematian
 tubuh mayat mengalami proses
pembusukan lanjut, uterus bisa prolaps dan
keluar dari vagina.Saluran cerna bawah
Setelah kematian keluar sebagian melalui anus, mata semakin
menonjol keluar, muka sangat bengkak
kehitaman. Rambut dan kuku mudah
dicabut
Hari ke 3  tubuh mayat mulai mengempes, karena gas
pembusuk mendesak keluar dari celah
Hari ke 4-5 jaringan yang rusak/ hancur, sutura kepala
merenggang, otak mengalami perlunakan
menjadi seperti bubur
Hari ke 6-10 dan  Jaringan lunak tubuh melembek dan lama-
seterusnya lama menjadi hancur, rongga dada dan
perut bisa terlihat karena sebagian otot
sudah hancur dan seterusnya hingga
akhirnya tinggal tulang belulang
KESIMPULAN

Tanatologi adalah Bagian dari Ilmu Kedokteran Forensik, yang


mempelajari tentang kematian dan perubahan-perubahan yang terjadi
setelah kematian, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan-
perubahan tersebut

Dalam Tanatologi dikenal beberapa istilah mati, yaitu: mati somatis


atau sistemik ,mati seluler (molekuler),mati suri(suspended
animation,pparent death),mati serebral,mati otak (mati batang otak).

Penilaian lamanya kematian menurut perubahan-perubahan pada


tubuh mayat, antara lain:Penurunan Suhu ( Algor Mortis),Lebam Mayat (
livor Mortis),Kaku mayat ( rigor mortis) ,Pembusukan,Adiposere dan
Mumifikasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai