Anda di halaman 1dari 89

IMUNISASI

Pembimbing:
dr. Sondang M. Lumbanbatu, Sp.A

Disusun Oleh:
Septa Istiana Siti Pajriyatul
Septi Rosalina Yandi Pirnata
Sisca Selvia Diana Zukri P
Siti Anita Hartiyah Dika Puspita D
APA ITU IMUNISASI?
• Imunisasi berasal dari kata
imun, kebal, resisten.
• Imunisasi berarti suatu cara
untuk meningkatkan
kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu
antigen, sehingga bila kelak
terpajan pada antigen yang
serupa, tidak terjadi
penyakit atau tidak terlalu
parah.
TUJUAN IMUNISASI
• mencegah terjadinya penyakit tertentu
pada seseorang
• menghilangkan penyakit tertentu pada
sekelompok masyarakat atau dunia.
• menurunkan angka kesakitan dan
kematian dari penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi
• memberikan kekebalan pada bayi
agar dapat mencegah penyakit dan
kematian bayi serta anak yang
disebabkan oleh penyakit yang sering
berjangkit.
MANFAAT IMUNISASI
• Untuk anak: mencegah penderitaan
yang disebabkan oleh penyakit, dan
kemungkinan cacat atau kematian.
• Untuk keluarga:menghilangkan
kecemasan dan psikologi
pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga
apabila orang tua yakin bahwa
anaknya akan menjalani masa
kanak-kanak yang nyaman.
• Untuk negara: memperbaiki tingkat
kesehatan, menciptakan bangsa
yang kuat dan berakal untuk
melanjutkan pembangunan negara.
JENIS-JENIS IMUNISASI
IMUNISASI AKTIF IMUNISASI PASIF
• Pemberian suatu bibit penyakit • Proses meningkatkan kekebalan
tubuh dengan cara pemberian zat
yang telah dilemahakan imunoglobulin, yaitu zat yang
(vaksin) agar nantinya sistem dihasilkan melalui suatu proses
imun tubuh berespon spesifik infeksi yang dapat berasal dari
dan memberikan suatu ingatan plasma manusia, atau binatang
terhadap antigen, sehingga yang digunakan untuk mengatasi
ketika terpapar lagi tubuh mikroba yang sudah masuk dalam
tubuh yang terinfeksi.
dapat mengenali dan
• Contoh: penyuntikan ATS (Anti
meresponnya.
Tetanus Serum) pada orang yang
• Contoh: imunisasi polio dan mengalami luka kecelakaan.
campak.
MACAM-MACAM IMUNISASI
• Imunisasi Bacillus
Celmette-Guerin (BCG)
• Imunisasi DPT (Difteri,
Pertusis, dan Tetanus)
• Imunisasi campak
• Imunisasi polio
• Imunisasi hepatitis B
Polio
Polio merupakan penyakit yang
disebabkan virus polio yang tergolong
dalam Picornavirus. Suatu mikro
organisme berukuran kecil, namun
dapat melumpuhkan tubuh.

Imunisasi Polio
Adalah upaya untuk membuat seseorang
kebal terhadap virus polio (picornavirus),
dengan cara memasukkan vaksin polio
kedalam tubuh yang mengandung virus
yang telah dilemahkan.
Manfaat imunisasi
polio

Untuk menimbulkan kekebalan aktif


terhadap penyakit Polimielitis atau untuk
mencegah penyakit polio atau lumpuh layu.
Bagaimana penularannya?
Penyebaran utamanya melalui kontak
dengan manusia. Pejamu (host) virus ini
memang hanya manusia. Di luar tubuh
manusia, virus ini hanya mampu bertahan
hidup sebentar

Virus ini disebarkan melalui rute orofecal


(melalui makanan dan minuman) dan melalui percikan ludah.
Kemudian virus berkembang biak di tenggorokan dan usus dan
kemudian menyebar ke kelenjar getah bening, masuk ke dalam darah,
serta menyebar ke seluruh tubuh. Sasaran virus polio terutama adalah
sistem saraf yaitu ke otak, sumsum tulang belakang dan simpul-simpul
saraf.
Dalam sistem saraf virus polio menyerang dan merusak simpul-simpul saraf
sehingga tidak berfungsi. Biasanya yang diserang saraf penggerak otot tungkai/kaki
dan kadang-kadang tangan. Inilah yang kemudian menyebabkan kelumpuhan
dengan mengecilnya tungkai, sehingga jalan menjadi tidak sempurna.

Namun, virus ini dapat pula menyerang saraf otot lengan dan tangan. Ia bahkan
bisa menyerang bagian otak sehingga susah menelan waktu makan, mengalami
kesulitan bernapas, dan akhirnya menimbulkan kematian.
Cara pemberian imunisasi polio
Jadwal pemberian
 OPV (Oral Poliovirus Vaccine)
diberikan secara oral atau
diteteskan langsung pada mulut
anak sebanyak 2 tetes.
 IPV (Inactivated Poliovirus
Vaccine) Diberikan 4x dengan selang waktu minimal 4
diberikan melalui suntikan minggu.
Jadwal standarnya menurut IDAI yaitu usia :
0 bulan,2 bulan,4 bulan, dan 6 bulan
bersamaan dengan jadwal pemberian vaksin
DPT.

Pemberian vaksin
akan diulang saat
bayi usia 18-24 bulan
dan usia 5-6 tahun.
Efek samping
Biasanya tidak ada efek
samping yang berarti, sebagian
anak kecil setelah mendapat
imunisasi mengalami:
Pusing
Diare ringan
Nyeri otot

Khusus pada vaksin polio IPV efek


sampingnya:
 Sedikit bengkak dan kemerahan
ditempat suntikan
 Pengerasan kulit pada tempat
suntikan,biasanya cepat hilang
 Demam
Kontraindikasi

1. OPV tidak boleh diberikan


pada saat anak diare
2. Anak yang mengalami
infeksi akut disertai demam
3. Anak yang memiliki masalah
defisiensi system kekebalan
tubuh
4. Anak yang sedang menjalani
pengobatan imunosupresan
Vaksin Hepatitis B

OBGYN
Imunisasi adalah suatu cara untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit
atau sakit ringan
Imunisasi

Definisi
Aktif Pasif
Vaksin hepatitis B adalah vaksin
virus rekombinan yang telah
diinaktifkan dan bersifat
noninfeksius, berasal dari HBsAg
dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula
polymorphal) menggunakan
teknologi DNA rekombinan

Hepatitis B
Apa itu hepatitis B ??
Hepatitis B  penyakit hati yang disebabkan oleh
virus hepatitis B yang dapat menyebabkan peradangan
hati akut atau menahun yang dapat berlanjut menjadi
sirosis hati atau kanker hati
Gejala Hepatitis B
Tentukan
Tentukan jika:
jika:
Akut:
Akut: Jika
Jika gangguan
gangguan terjadi
terjadi selama
selama kurang
kurang dari
dari 6
6 bulan
bulan
Kronik:
Kronik: Jika
Jika gangguan
gangguan terjadi
terjadi selama
selama 6 6 bulan
bulan atau
atau lebih
lebih lama
lama adjusment
adjusment disorder
disorder dikode
dikode
berdasarkan
berdasarkan pada
pada sub
sub tipenya,
tipenya, yang
yang dipilih
dipilih berdasarkan
berdasarkan gejala
gejala yang
yang predominan.
predominan.
Stresor
Stresor yang
yang spesifik
spesifik dapat
dapat ditentukan
ditentukan dalam
dalam axis
axis IV
IV
309.0
309.0 With
With Depressed
Depressed Mood
Mood
309.24
309.24 With
With Anxiety
Anxiety
309.28
309.28 With
With Mixed
Mixed Anxiety
Anxiety and
and Depressed
Depressed MoodMood
309.3
309.3 With
With Disturbance
Disturbance ofof Conduct
Conduct
309.4
309.4 With
With Mixed
Mixed Disturbance
Disturbance ofof Emotions
Emotions and
and Conduct
Conduct
309.9
309.9 Unspecified
Unspecified
Penularan Hepatitis B
Sasaran vaksin hepatitis
B
•Semua anak yang baru lahir
•Semua orang yang pekerjaannya beresiko
terkena hepatitis
•Pasien cuci darah atau yang membutuhkan
transfusi berulang
•Individu yang serumah pengidap VHB atau
kontak akibat hubungan seksual
•Drug users
•Homosexual, dan heterosexual
Vaksin hepatitis B yang
tersedia
Bayi yang lahir dari ibu pengidap hepatitis B
(HBsAg positif) harus mendapat vaksin
hepatitis B dosis pertama sebelum usia 12 jam
ditambah imunoglobulin hepatitis B pada
saat yang sama pada paha yang berbeda
HBIg digunakan untuk
4 kondisi:
1. Anak yang baru lahir dari ibu pengidap hepatitis B
2. Orang yang terpapar jarum suntik yang terinfeksi
hepatitis B
3. Orang setelah melakukan hubungan seksual dengan
pasangan yang positif hepatitis B
4. Setelah transpantasi hati.
Jadwal pemberian vaksin Hep. B


● Vaksin rekombinan

0 bulan

Dokter / Puskesma
Bidan s

Rumah Rumah
Vaksin Hepatitis B
Disimpan pada suhu 2-8 oC
(tidak dibekukan)
Kontra indikasi pada orang yang
alergi komponen vaksin dan
pada orang infeksi berat dan
atau disertai kejang
Vaksin disuntik di daerah paha
atau bahu
IMUNISASI BCG
(Bacillus Calmette Guerin)

Vaksin BCG merupakan vaksin beku


yang kering yang mengandung
Mycobacterium bovis yang dilemahkan.
Jadwal
Pemberian Vaksin
 Usia 0 – 3 Bulan
 Baik saat usia 1 bulan
 Apabila diberikan pada
usia > 3 bulan, perlu
dilakukan Uji Tuberkulin
 Hanya 1x Pemberian
CARA PEMBERIAN
 Pemberian suntikan
vaksin BCG dilakukan
secara Intracutan pada
M. Deltoideus kanan.
 Dosis Pemberian pada
neonatus 0,05ml dan
0,1ml pada usia 2-3
bulan.
INDIKASI
KONTRAINDIKASI
Untuk kekebalan
Pada pasien
aktif terhadap
Imunokompremais
Tuberculosis (Leukimia, dalam
(TB) berat, pengobatan
termasuk steroid jangka
Meningitis TB panjang, Inveksi
dan Kusta HIV, dan Lain-lain)
(Lepra)
EFEK SAMPING
Merupakan Imunisasi yang
paling sakit, karna dilakukan
dibawah kulit. Setelah penyuntikan
vaksin BCG umumnya terjadi bisul
atau luka bernanah.
Awalnya bekas suntikan akan
mengalami kemerahan yang diikuti
bisul berisi nanah yang kemudian
mengering dan menimbulkan
jaringan parut.
Imunisasi DPT
(Difteri, Pertusis, Tetanus)
Deskripsi:
Suspensi koloidal
homogen berwarna
putih susu dalam vial
gelas, mengandung
toksoid tetanus murni,
Jadwal : toksoid difteri murni,
dan bakteri pertusis
Bulan ke
yang diinaktivasi,
2,3,4 yang terabsorbsi
Booster kedalam aluminium
bulan ke fosfat.
18, 5 tahun
Indikasi:
Untuk pencegahan
terhadap difteri, pertusis
dan tetanus secara
simultan pada bayi dan
anak-anak

Cara pemberian dan dosis:


 Vaksin harus disuntikkan secara intramuscular pada
anterolateral paha atas.
 Dosis anak adalah 0,5 mL

Kontra indikasi:
Batuk, pilek, demam, kelainan saraf, kejang,
asma dan eksim.
Efek samping:
Reaksi lokal sementara seperti bengkak, nyeri dan kemerahan pada lokasi
suntikan disertai demam dapat timbul dalam sejumlah besar kasus.
Kadang-kadang reaksi berat seperti demam tinggi, irritabilitas (rewel), dan
menangis dengan nada tinggi dapat terjadi dalam 24 jam setelah
pemberian.

Penyimpanan:
Disimpan pada suhu antara 2°C - 8°C
(tidak boleh dibekukan).
Masa kadaluarsa 2 tahun.
Imunisasi DPT

Untuk pencegahan terhadap difteri,
Indikasi pertusis dan tetanus secara
simultan pada bayi dan anak-anak.

Kontraindik ●
Batuk, pilek, demam, kelainan saraf,
kejang, asma dan eksim.
asi
Efek samping

Reaksi lokal sementara seperti bengkak, nyeri dan


kemerahan pada lokasi suntikan disertai demam dapat
timbul dalam sejumlah besar kasus. Kadang-kadang reaksi
berat seperti demam tinggi, irritabilitas (rewel), dan
menangis dengan nada tinggi dapat terjadi dalam 24 jam
setelah pemberian
DIFTERI
• Difteri adalah penyakit akut yang
disebabkan oleh Corynebacterium
diphtheria yang menyerang saluran
napas bagian atas.
• Corynebacterium diphtheria
merupakan suatu bakteri Gram positif
fakultatif anaerob.
• Masa inkubasi dari 2-6 hari.
• Difteri dapat ditularkan melalui kontak
langsung atau droplet dari penderita.
Gejala Klinis
• Sakit kepala
• Sakit tenggorokan
• Sulit menelan
• Demam tidak terlalu tinggi
• Malaise
• Pseudomembran pada saluran napas
atas. pseudomembran tampak kotor,
berwarna putih keabuan, mudah
berdarah apabila dilakukan
pengangkatan
• Batuk menggonggong
Difteri tonsil faring
Difteri
hidung
• Gejala klinis
• Pemeriksaan penunjang :
pewarnaan Gram , flourescent
antibody technique. Diagnosis pasti
dengan isolasi C. diphteriae
dengan pembiakan pada media
Loeffler
Pencegahan Difteri

 Sasaran imunisasi Anak kurang dari 1 tahun dan semua orang


dewasa.
 Dosis Anak-anak 0,5 mL Adalah
 <7 tahun, 3 dosis dengan booster 2 kali .
 Usia 7-18 tahun, 3 dosis dengan booster 1 kali.
 Dewasa yang sudah imunisasi lengkap, diberikan booster.
 Jadwal pemberian Anak-anak < 7 tahun dalam bentuk vaksin DPT
 Usia 2-4-6 bulan
 Booster usia 15-18 bulan
 Booster usia 4-6 tahun .
Pencegahan Difteri

 Usia 7-18 tahun, tiga dosis dalam bentuk vaksin Td


 Dosis 1 dan 2 interval 4 minggu
 Dosis 2 dan 3 interval 6 bulan
 Booster 6 bulan setelah dosis ketiga
 Dewasa
 Sebagai imunisasi primer, 1 dosis dalam bentuk Tdap
 Sebagai booster tiap 10 tahun, dalam bentuk vaksin Td
 Cara pemberian Suntikan kedalam otot (IM) Efektivitas 90 %
 Kontra indikasi Alergi terhadap vaksin
 Efek samping Demam, nyeri dan bengkak pada tempat suntikan
reaksi alergi.
• Pe
rtu
sis

• PERTUSIS
Pertusis atau batuk rejan merupakan penyakit infeksi bakteri
yeng menyerang system pernapasan dan menyebabkan batuk
parah. Jika anak dibawah satu tahun terkena penyakit ini,
kemungkinan dapat mengalami pneumonia, kerusakan otak,
kejang, bahkan kematian.

Batuk rejan dapat


dikenali dari rentetan
batuk secara terus
menerus yang diawali
tarikan napas panjang
lewat mulut.
Seseorang bisa menderita batuk
rejan hingga tiga bulan lamanya.
Sehingga penyakit ini juga biasa
disebut batuk seratus hari. Vaksin
untuk pertusis yakni dengan
menggunkan vaksin DPT.
DPT adalah singkatan dari difteri,
pertussis, dan tetanus. Imunisasi
DPT adalah salah satu vaksinasi
yang wajib diberikan kepada bayi.
Pemberian Imunisasi DPT
Imunisasi DPT pada anak-anak diberikan
sebanyak lima kali, sejak anak berusia 2
bulan hingga 6 tahun. Tiga pemberian
pertama pada usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4
bulan. Pemberian yang ke 4 adalah pada usia
18 bulan, dan pemberian yang terakhir pada
usia 5 tahun.

PT
IMUNISASI D
Dosis yang diberikan yakni satu
kali suntikan setiap jadwal
imunisasi. Setelahnya, dianjurkan
untuk melakukan booster Tdap
(imunisasi ulang Tetanus Difteri
dan Pertusis) tiap 10 tahun
Efek samping imunisasi DPT
Demam ringan
Bengkak pada bagian suntikan
Kulit pada bagian suntikan menjadi
merah sakit
Anak terlihat lelah
Anak menjadi rewel
Tetanus
Apa sih ?
• Tetanus merupakan
gangguan neurologis yang
ditandai dengan
meningkatnya tonus otot dan
spasme, yang disebabkan
oleh Tetanospasmin.
• Tetanospasmin adalah suatu
toksin protein kuat yang
dihasilkan oleh Clostridium
tetani.

(Ismanoe. 2007).
Clostridium tetani
CLOSTRIDIUM
Tersebar di tanah (tahan lama), debu,
TETANI saluran pencernaan kuda
Toksin: tetanolisin (hemolisis darah),
tetanospasmin (spamus)

GRAM +

Anaerob murni, berspora, tak


berkapsul
TRIAS TETANUS

Rigiditas
atau 
Kekakuan

Spasme Disfungsi
otot otonom
Klasifikasi Tetanus

Tetanus lokal
 Manifestasi: Tetanus sefalik Tetanus Generalisata
kekakuan - Port d’entrée: luka tusuk dlm,
sekelompok otot Port d entri: kepala, furunkulosis, cabut gigi, dekubitus,
yang dekat dengan leher, mata, telinga, tusukan jarum tak steril, fraktura
tempat inokulasi pasca tonsilektomi komplikata (supuratif)
kuman, nyeri yang (jarang) - Seluruh otot kaku, iritabel,
terus menerus. Waktu inkubasi trismus, risus sardonikus, disfagia,
 Tetanus ringan pendek, biasanya kaku kuduk, opistotonus, perut
 Mortalitas 1% tidak lebih dari 1 atau papan, fotofobia, kejang akibat
2 hari rangsangan (suara, angin, cahaya,
Prognosa buruk dsb)
Tetanus Neonatorum
Terjadi pada anak-anak yang dilahirkan dari ibu yang
tidak di imunisasi secara adequate, terutama setelah
perawatan bekas pemotongan tali pusat yang tidak
steril. Biasanya terjadi dalam bentuk generalisata.
Onset 2 minggu pertama kehidupan
Rigidities
Sulit menelan asi
Spasme
Tetanus Neonatorum

14%
WHO/ 1998
Pencegahan

I.M/S.C pada M.
deltoideus
TT
Melindungi bayi yang
baru lahir dari tetanus
neonatorum (BKKBN,
2005; Chin, 2000).
Melindungi ibu terhadap
kemungkinan tetanus
apabila terluka (Depkes
RI, 2000)
Jadwal Pemberian
TT DOSIS INTERVAL PERLINDUNGAN
I 0,5 ml - -
II 0,5 ml 4 minggu 3 tahun
III 0,5 ml 6 bulan 5 tahun
IV 0,5 ml 1 tahun 10 tahun
V 0,5 ml 1 tahun 25 tahun

KIPI Tetanus- demam, nyeri dan bengkak


difteri tempat suntikan
Vaksin Haemophilus Influenzae Type B
Jadwal :

Usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan


Booster usia 15-18 bulan
Deskripsi:

• Polisakarida H. influenza b dikonjugasikan pada


toksoid tetanus, trometamol, sukrosa, NaCl
• Suspensi berkabut keputihan normal
• Kombinasi dgn DTaP /DTwP

Indikasi:
Untuk pencegahan terhadap penyakit haemophilus influenzae tipe B.

Cara pemberian dan dosis:


 Vaksin harus disuntikkan secara intramuscular pada anterolateral paha atas.
 Dosis anak adalah 0,5 mL.
Kontra indikasi:
Kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau kelainan saraf serius
Efek samping:
Reaksi lokal sementara seperti bengkak, nyeri dan kemerahan pada lokasi suntikan disertai demam dapat
timbul dalam sejumlah besar kasus. Kadang-kadang reaksi berat seperti demam tinggi, irritabilitas (rewel),
dan menangis dengan nada tinggi dapat terjadi dalam 24 jam setelah pemberian.
Penyimpanan:
Disimpan pada suhu antara 2°C - 8°C (tidak boleh dibekukan).
PENYAKIT HAEMOPHILUS INFLUENZAE TYPE B
DEFINISI
Haemophilus influenzae tipe b (Hib)
merupakan bakteri yang berbahaya, penyebab
tersering dari meningitis dan pneumonia pada
bayi dan anak dibawah 5 tahun.

Penyakit Hib dapat menyebabkan :


• Radang selaput otak atau meningitis
• Radang paru atau pneumonia
• Bengkak yang hebat pada tenggorokan, yang
menyebabkan sulit bernapas
• Infeksi darah, sendi, tulang, dan selaput
jantung
• Kematian
ETIOLOGI
H. Influenzae merupakan bakteri yang kecil,
pleomorfik, berbentuk basil atau kokobasil gram
negatif, dapat tumbuh di lingkungan aerob
maupun anaerob.

EPIDEMIOLOGI

Tahun 2002
8,13 juta penyakit serius dan Tahun 2008
sekitar 371.000 kematian per 199.000 kematian secara global
tahun.
Dari jumlah tersebut, sekitar 20-25 % kematian disebabkan oleh Hemophilus
influenzae tipe b (Hib). Penyakit Hib menyumbang sekitar 900.000 kasus, yang
mengakibatkan lebih dari 48.000 kematian pada tahun yang sama.
 
PENULARAN

Melalui droplet ketika


batuk atau bersin
DIAGNOSA

Dipergunakan cairan serebrospinal, sputum, dan cairan telinga sebagai


bahan pemeriksaan. Dari bahan ini dibuat preparat gram, dan di tanam
perbenihan agar coklat yang dibiakkan dalam suasana CO2 10%
Imunisasi MMR

Jadwal Usia 15 bulan.



Booter usia 5 tahun.


Virus campak Schwarz hidup dilemahkan dalam

Deskripsi embrio ayam



Virus rubela Wistar dibiak pada sel deploid
manusia
Imunisasi MMR
Vaksin MMR digunakan untuk

Indikasi pencegahan terhadap Mumps


(Gondong), Measles (Campak),
Rubella (Campak Jerman).

Kontraind Kondisi yang tidak baik seperti


alergi yang cukup berat


Keadaan demam yang berat
ikasi


Defisiensi imun
Imunisasi MMR
Cara pemberian dan dosis

Vaksin harus Dosis anak


disuntikkan secara
subkutan di lengan adalah 0,5
bagian atas mL.
Imunisasi MMR
Penyimpanan

Disimpan pada suhu antara 2°C - 8°C (tidak boleh dibekukan).


IMUNISASI MR
• Vaksin MR adalah vaksin yang di buat menggantikan vaksin MMR

• Diberikan untuk semua anak usia 9 bulan hingga kurang dari 15


tahun

• Selanjutnya vaksin MR masuk kedalam jadwal imunisasi rutin yang


diberikan pada usia 9 bulan, 18 bulan, dan kelas 1 SD sederajad
menggantikan imunisasi campak.
MUMPS

DEFINISI
Mumps adalah infeksi yang disebabkan
oleh virus paramyxovirus dan menyebar
dari manusia ke manusia melaui kontak
langsung atau oleh droplet pernapasan.
Kadang-kadang disebut parotitis infeksius
dan terutama mempengaruhi kelenjar air
liur.
Masa inkubasi Mumps
biasanya 16-18 hari,
tetapi dapat berkisar 12-
25 hari.
EPIDEMIOLOGI

Berdasarkan laporan data dari WHO dari tahun


1999-2017 terkait angka kejadian mumps,
tercatat tidak ada kasus Mumps di Indonesia.
Sedangkan pada tahun 2017, angka kejadian
mumps yang paling tinggi terdapat di Cina yaitu
sebanyak 252.740 kasus.
Campak / measles / morbillie
DEFINISI

Campak (Rubeola) adalah suatu infeksi virus yang


sangat menular, yang ditandai dengan demam,
batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat
mata/konjungtiva) dan ruam kulit.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas,
wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada
anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD.
Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur
hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.
Penularan infeksi terjadi karena
menghirup percikan ludah penderita
campak.
Penderita bisa menularkan infeksi ini
dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya
ruam kulit dan selama ruam kulit ada.
• PENYEBAB

Campak disebabkan oleh paramiksovirus.


Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun
tenggorokan penderita campak.
Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi
aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang
telah kebal (berlangsung selama 1 tahun).
Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah:
- bayi berumur lebih dari 1 tahun
- bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
- remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi
kedua.
• GEJALA

Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu
berupa:
- nyeri tenggorokan
- hidung meler
- batuk
- nyeri otot
- demam
- mata merah
- fotofobia (rentan terhadap cahaya, silau).
• 2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian
dalam (bintik Koplik).

• Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari
setelah timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula
(ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam
kemerahan yang menonjol).

• Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah


telinga serta di leher sebelah samping.

• Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan


dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya
meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius.
3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa
baik dan ruam yang tersisa segera menghilang.
RUBELLA (CACAR JERMAN)
virus rubella menyebabkan:
• Demam
• Radang tenggorokan
• Ruam
• Sakit kepala
• Iritasi mata
• Arthritis (biasa pada remaja dan wanita dewasa)
Penyebaran virus rubella dapat dengan cepat
tanpa melalui kontak langsung dengan
pasien. (melalui udara).
Pada wanita hamil yang terinfeksi virus
rubella dapat mengalami keguguran atau
bayinya mengalami cacat lahir.
APA ITU KIPI ?

• kejadian medik yang berhubungan


dengan imunisasi baik berupa efek
vaksin ataupun efek samping,
toksisitas, reaksi sensitivitas, efek
farmakologis, atau kesalahan
program, koinsidensi, reaksi
suntikan, atau hubungan kausal
yang tidak dapat ditentukan.
ETIOLOGI KIPI

Berdasarkan WHO (2014):


• KIPI akibat kecacatan produk
• KIPI akibat respon kecemasan
• KIPI akibat kesalahan proses imunisasi
• KIPI akibat reaksi vaksin
• KIPI akibat kejadian koinsidental
GEJALA KIPI
Reaksi lokal REAKSI SISTEMIK
• Rasa nyeri ditempat suntikan • Demam
• Bengkak kemerahan di tempat • iritabel
suntikan • malais
• scar terjadi minimal setelah 2 • Ruam
minggu kemudian ulserasi dan • Konjungtivitis
sembuh setelah beberapa • Pambengkakan kelenjar parotis
bulan (pada imunisasi BCG) • Nyeri sendi
• pembengkakan limfe
• Diare
• Pusing
• Nyeri otot
GEJALA KIPI
reaksi susunan saraf pusat dan reaksi lainnya:
• Kejang
• Trombositopenia
• Hypotemic hyperesponsive episode/ HHE
• Persistent inconsolable csreaning bersifat self-imiting dan tidak
merupakan masalah jangka panjang
• Anafilaksis
• Ensefalopati
Jenis Laporan KIPI
KIPI Serius/Berat NonSerius/Ringan
• KIPI yang tunggal / • Suatu peristiwa yang
berkelompok , sakit tidak "serius“ & tidak
dengan rawat inap, menimbulkan risiko
kecacatan yang menetap, potensial terhadap
mengancam kehidupan kesehatan penerima.
atau kematian, serta
menimbulkan kekuatiran
masyarakat
Hal yang sebaiknya dilakukan setelah
mendapatkan imunisasi

• observasi selama 15 menit setelah pemberian


setiap jenis imunisasi.
• pantau beberapa kondisi tubuh yang
menimbulkan rasa tidak nyaman atau
keabnormalan pada bagian tubuh tertentu pasca
imunisasi.
• Bila demam perlu penanganan segera dengan cara
mencukupi kebutuhan cairan dan minum obat
penurun panas seperti paracetamol.
• Jika mengalami KIPI yang serius, maka
memerlukan pengawasan medis dari tenaga
kesehatan. Segera laporkan dan obati.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai