NIM : 220240032
KELAS : 2B
DOSEN : Ayu Dwi Putri Rusman, SKM, MPH
Resume :
• Fakta vaksin/bakteri
- Virus bakteri dapat di temukan dimana-mana baik didalam maupun di luar rumah dan
bersifat sangat menular.
- Virus/bakteri dapat ditransmisikan lewat benda yang disentuh,dipegang,handhyginie
yang buruk,udara,droplet,cairan tubuh penderita.
- Infeksi virus/bakteri dapat bermanifestasi klinis ringan hingga berat,dapat
menimbulkan kecacatan bahkan kematian dan yang paling beresiko adalah anak-
anak dan lansia serta orang dengan komorbid.
- Infeksi merupakan penyebab mordibilitas dan mortalitas paling tinggi seperti :
diare,pneumonia,DBD,DPT,malaria,meningitis,Hepatitis,HIV,TBC,dll
Diare akibat rotavirus masih merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas di indonesia,ditularkan dari orang ke orang terutama melalui rute faecal-
oral pada usia 5 tahun setiap anak di dunia akan terinfeksi oleh Rotavirus.
Oleh karena itu, kita harus menjaga kesehatan kita berobatlah kamu, sesungguhnya untuk
tiap penyakit itu akan ada obatnya. Nah, kita harus mencari obatnya. Tapi diingatkan juga
oleh nabi muhammad SAW "Dan jangan kamu berobat dengan sesuatu yang haram."
terutama dengan vaksin ini masuk kategori upaya kita terbebas dari penyakit dan agar
terhindar dari kematian. Oleh karena itu, kita semua wajib melalukan perlindungan diri
diantaranya metode yang kita lakukan dengan cara vaksinasi untuk menciptakan kekebalan
agar tubuh mampu menangkal virus. Dalam hal ini mengenai vaksinasi secara umum Majelis
tarjih mengeluarkan faktanya untuk kita harus melakukan vaksin dalam rangka menjaga
kesehatan terutama kategori hilsupnals untuk nulis dan untuk vaksin obat itu tidak ada
masalah karena materinya tidak mengandung unsur babi. Sedangkan untuk vaksin
astrazeneca jelaskan unsur babi yang terdapat padanya bukan pada materi vaksin itu sendiri
tetapi adalah pada proses pengembangannya itu hasil dari laboratorium.Majelis tarjih
berpendapat bahwa kegunaan vaksin astrazeneca pun tidak masuk dalam arti hukumnya
mutlak.
Orang yang berpuasa kemudian telah melakukan vaksinasi tidak membatalkan puasa. Jadi
yang berpuasa itu tetap sah dan puasanya tidak batal, penjelasannya adalah bahwa salah
satu diantaranya yang membatalkan puasa sebagaimana ditegaskan dalam al-qur'an adalah
makan dan minum. selain itu juga zat yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntik
seperti vaksin, itu bukan dalam makanan atau minuman yang menghilangkan lapar dan
dahaga.
Pelaksanaan ibadah selama covid di bulan Ramadhan 1442 diantaranya bahwa pasien
covid yang terkonfirmasi terkena virus yang membahayakan ini dikategorikan pasien sakit.
Karena dia sakit maka dia boleh tidak berpuasa untuk dapat mengatur pola makannya yang
baik dan sehat dan menjaga kondisi stamina tubuh secara umum boleh tidak berpuasa nanti
setelah dia sembuh dari covid baru dia ganti di luar bulan Suci Ramadhan. Dasarnya bahwa
dalam agama itu tujuannya mewujudkan rahmat.
Materi 3: Efektivitaa Vaksin AstraZeneca terhadap Virus Covid-19 Oleh :
Dr. Novi Wijayanti Sukitro, Sp. Pd., M. Sc