NIM : 30323042
PRODI : D3 FARMASI
Judul Esai : PANDANGAN ISLAM MENGENAI VAKSINASI COVID 19 DARI
PRESPEKTIF SEJARAH DAN SAAT INI.
PENGERTIAN VAKSINASI
Menurut World Health Organization (2019), imunisasi atau vaksinasi adalah cara
sederhana, aman, dan efektif untuk melindungi seseorang dari penyakit
berbahaya, sebelum bersentuhan dengan agen penyebab penyakit.
Vaksinasi, menurut para ahli, adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Hal ini
dilakukan dengan memberikan antigen atau bakteri dari suatu patogen yang akan
menstimulasi sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh akan memiliki kekebalan
terhadap penyakit tersebut. Dengan demikian, jika terpapar dengan patogen yang
sebenarnya, tubuh akan memiliki kekebalan yang sudah terbentuk dan hanya
mengalami gejala ringan atau bahkan tidak sakit sama sekali. Vaksinasi dianggap
sebagai salah satu cara yang efektif untuk mencegah penularan penyakit dan
menurunkan angka kesakitan serta kematian akibat penyakit-penyakit tertentu.
vaksinasi juga dianggap sebagai upaya kesehatan masyarakat paling efektif dan
efisien dalam mencegah beberapa penyakit berbahaya. Menurut Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, vaksinasi dapat mencegah beberapa penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi, seperti polio, tuberculosis, hepatitis B,
difteri, campak rubella, sindrom kecacatan bawaan akibat rubella (congenital
rubella syndrome/CRS), tetanus, pneumonia (radang paru), meningitis (radang
selaput otak), dan cacar air.
Vaksinasi juga dianggap sebagai investasi kesehatan untuk masa depan karena
dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit infeksi dan mencegah
seseorang jatuh sakit dan membutuhkan biaya yang lebih mahal. Selain itu,
perkembangan teknologi dan informasi dalam bidang kesehatan telah
menghasilkan beberapa vaksin baru, seperti Rotavirus, Japanese Encephalitis,
dan lain-lain, serta vaksin kombinasi yang terbukti dapat meningkatkan cakupan
imunisasi, mengurangi jumlah suntikan, dan kontak dengan petugas.
Selain itu, pemerintah juga telah mengembangkan program imunisasi rutin yang
dilaksanakan secara wajib dan berkesinambungan pada periode waktu yang telah
ditetapkan sesuai dengan usia dan jadwal imunisasi. Program ini dilaksanakan di
berbagai tempat pelayanan kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, rumah
bersalin, polindes, posyandu, kunjungan rumah, sekolah, serta oleh swasta seperti
rumah sakit, dokter praktik, dan bidan praktik,
Dalam hal ini, peran tenaga kesehatan, terutama bidan, sangat penting dalam
memberikan pelayanan kesehatan dan imunisasi kepada masyarakat, terutama di
daerah yang sulit dijangkau. Bidan dapat melakukan pelayanan kesehatan jika
fasilitas kesehatan sulit dijangkau, karena ada disparitas geografis dan
transportasi yang tidak memungkinkan,
Bahan-bahan dari babi, seperti trypsin babi dan gelatin babi, digunakan dalam
produksi vaksin. Meskipun trypsin semi-sintetik tersedia, trypsin babi umum
digunakan karena lebih terjangkau. Gelatin babi digunakan untuk stabilisasi dalam
vaksin. Sertifikasi halal untuk vaksin COVID-19 dikeluarkan oleh lembaga resmi,
seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI).
MANFAAT VAKSIN
Ada beberapa macam vaksinasi yang umumnya diberikan kepada anak-anak dan
orang dewasa. Berikut adalah beberapa contoh vaksinasi yang umumnya
diberikan:
Vaksin Polio: Vaksin polio digunakan untuk mencegah penyakit polio yang
disebabkan oleh virus polio. Vaksin ini umumnya diberikan dalam bentuk
tetes oral atau suntikan.
Vaksin Hepatitis B: Vaksin hepatitis B digunakan untuk mencegah infeksi
virus hepatitis B yang dapat menyebabkan kerusakan hati. Vaksin ini
umumnya diberikan dalam beberapa dosis.
Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus): Vaksin DPT mengandung antigen
difteri, pertusis, dan tetanus. Vaksin ini digunakan untuk mencegah
penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus.
Vaksin MMR (Campak, Mumps, Rubella): Vaksin MMR digunakan untuk
mencegah penyakit campak, gondongan (mumps), dan rubella (campak
Jerman).
Vaksin Influenza: Vaksin influenza atau flu digunakan untuk mencegah
infeksi virus influenza yang dapat menyebabkan penyakit flu.
Vaksin HPV (Human Papillomavirus): Vaksin HPV digunakan untuk
mencegah infeksi virus HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks dan
beberapa jenis kanker lainnya. Vaksin Pneumokokus: Vaksin
pneumokokus digunakan untuk mencegah infeksi bakteri pneumokokus
yang dapat menyebabkan pneumonia, otitis media, dan infeksi lainnya.
Vaksin Rotavirus: Vaksin rotavirus digunakan untuk mencegah infeksi virus
rotavirus yang dapat menyebabkan diare berat pada anak-anak.
Vaksin Varisela (Varicella): Vaksin varisela digunakan untuk mencegah
penyakit cacar air (varicella).
Vaksin Meningokokus: Vaksin meningokokus digunakan untuk mencegah
infeksi bakteri Neisseria meningitidis yang dapat menyebabkan penyakit
meningitis dan sepsis.
Vaksin Flu (influenza): Untuk mencegah flu, CDC merekomendasikan
vaksinasi flu tahunan untuk semua orang, mulai dari anak-anak yang
berusia 6 bulan ke atas sampai orang tua. Vaksin untuk dewasa ini penting,
terutama untuk ibu hamil, orang dengan kondisi kesehatan jangka panjang
dan orang berusia 65 tahun ke atas. Namun, orang tua tidak boleh
mendapatkan vaksin flu semprot
Vaksin Tdap: Vaksin Tdap juga penting untuk orang dewasa, karena bisa
memberikan perlindungan dari tetanus, difteri, dan batuk rejan (pertusis).
Satu dosis vaksin Tdap secara rutin diberikan pada usia 11 atau 12 tahun.
Namun, bila kamu belum pernah mendapatkan vaksin ini, CDC
merekomendasikan untuk mendapatkannya sesegera mungkin. Vaksin
Tdap juga dianjurkan untuk ibu hamil. Idealnya, vaksin diberikan antara
minggu ke-27 dan ke-36 kehamilan. Booster Td direkomendasikan setiap
10 tahun.
Vaksin Herpes Zoster: Untuk mencegah herpes zoster, CDC
merekomendasikan vaksin Shingrix untuk orang dewasa sehat berusia 50
tahun ke atas. Vaksin ini diberikan dalam dua dosis. Meskipun jarang
membahayakan jiwa, herpes zoster atau yang lebih dikenal sebagai cacar
ular bisa menimbulkan ruam yang menyakitkan di tubuh. Jadi, penting
untuk mendapatkan vaksin herpes zoster untuk melindungi diri dari
penyakit tersebut.
Vaksin COVID-19: Mengingat pandemi COVID-19 masih belum berakhir
dan virus corona terus bermutasi, dianjurkan untuk mendapatkan vaksin
COVID-19 sesegera mungkin. Vaksin ini bisa mencegah kamu terinfeksi
virus corona atau mengurangi risiko mengalami sakit parah, atau
meninggal akibat penyakit tersebut. Itulah jenis-jenis vaksin untuk dewasa
yang penting. Kamu juga bisa bertanya pada dokter mengenai jenis
vaksinasi yang kamu butuhkan. Selain vaksinasi, penting juga untuk
memeriksakan kesehatanmu secara berkala untuk mendeteksi masalah
kesehatan lebih dini. Dengan begitu, pengobatan bisa diberikan sedini
mungkin sebelum penyakit berkembang semakin parah.
Ini hanya beberapa contoh vaksinasi yang umumnya diberikan. Terdapat juga
vaksinasi lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan dan risiko penyakit di
masing-masing wilayah. Sebaiknya, konsultasikan dengan dokter atau petugas
kesehatan untuk informasi lebih lanjut mengenai vaksinasi yang diperlukan.
IMUNISASI DI INDONESIA
Imunisasi merupakan salah satu cara mencegah penularan penyakit menular yang
diberikan tidak hanya kepada anak-anak namun juga dewasa. Indonesia
merupakan negara yang memiliki cakupan imunisasi campak cukup besar
dibanding negara lain di Asia Tenggara, sebesar 84%. Pemerintah Indonesia juga
telah mengatur kepentingan memperoleh imunisasi dalam UU Kesehatan No. 36
tahun 2009 dan Permenkes No. 42 tahun 2003.
1. Imunisasi Wajib: Indonesia memiliki jadwal imunisasi wajib yang harus diterima
oleh setiap anak. Imunisasi wajib ini mencakup vaksinasi untuk penyakit seperti
polio, tuberculosis, hepatitis B, difteri, campak, rubella, dan sindrom kecacatan
bawaan akibat rubella (congenital rubella syndrome/CRS).
Dalam pandangan Islam, diharamkan berobat dari barang dan benda yang
haram. Karena semua yang diharamkan dalam al-Quran, dapat memberikan efek
kerusakan pada umat manusia secara keseluruhan.
Hal tersebut tak terkecuali vaksinasi yaitu proses memasukkan vaksin (materi
antigen, virus yang telah dimatikan atau dilemahkan dan atau racun) pada tubuh
manusia untuk menghasilkan sistem kekebalan terhadap penyakit, infeksi dan
atau virus tertentu.
“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu
senggang”. (H.R. Bukhari no. 6412)
Untuk menghadapi wabah, Nabi n mengajarkan dalam hadits dari Usamah bin
Zaid a, dari Nabi n, beliau bersabda,
“Apabila kalian mendengar wabah tha’un melanda suatu negeri, maka janganlah
kalian memasukinya. Adapun apabila penyakit itu melanda suatu negeri sedang
kalian ada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dari negeri itu.” (H.R.
Bukhari, no. 3473 dan Muslim, no. 2218)
“dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi…” (Q.S. al Anfâl [8]: 60)
Jadi sangat jelas disini bahwa masalah vaksinasi untuk pencegahan penyakit
sangat dianjurkan dalam islam. Untuk hukum vaksin covid-19 dari Sinovac, MUI
mengeluarkan fatwa yakni halal dan suci.
“Kemudian terkait dengan aspek kehalalan, setelah dilakukan diskusi yang cukup
panjang dari hasil penjelasan dari tim auditor, maka komisi fatwa menyepakati
bahwa vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh Sinovac yang diajukan oleh Bio
Farma hukumnya suci dan halal, ini yang terkait dengan aspek kehalalannya,”
kata Ketua MUI Bidang Fatwa dan Urusan Halal, Asrorun Niam Sholeh, melalui
akun YouTube TV MUI, Jumat (8/1/2021).
Untuk hukum vaksin COVID-19 dari AstraZeneca, MUI mengeluarkan fatwa yakni
haram dan boleh digunakan karena darurat.
Salah satu ajaran mazhab Syafi’iyyah yaitu: “Tidak ada penerapan istihalah pada
babi” (atau bahasa lepasnya: Tidak ada ampun buat babi). Penggunaan enzim
katalisator pada vaksin, meskipun sudah tidak menggandung babi lagi tetap saja
haram, karena tidak berlaku istihalah pada babi.
Mayoritas dewan fatwa dunia dan internasional berfatwa bahwa vaksin dengan
prinsip katalisator dari babi itu MUBAH karena sudah tidak ada lagi pada hasil
akhir dengan menggunakan prinsip istihalah dan istihlak.
Istihalah adalah sebutan dalam bahasa yang berarti perubahan. Dalam beberapa
kitab, ulama-ulama fiqih mendefinisikan istihalah dengan makna perubahan
wujud suatu benda dari satu bentuk dengan sifatnya kepada bentuk lain dan
dengan sifat yang berubah juga. Jadi jika tulang dan daging babi berubah
menjadi garam, maka yang dihukumi sekarang adalah garamnya. Garam tentu
saja berbeda statusnya dengan tulang dan daging babi yang sebelumnya
bersatatus haram.
Istihlak adalah bercampurnya benda haram atau najis dengan benda lain yang
suci dan halal yang jumlahnya lebih banyak, sehingga menghilangkan sifat najis
dan keharaman benda yang sebelumnya najis, baik rasa, warna, maupun
baunya.
Ada dua hadis yang menjadi dasar teori istihlak ini. Hadis pertama, ‘Air itu suci
tidak ada yang dapat menajiskannya’ (HR Tirmidzi, Abu Daud, An-Nasa’i, dan
Ahmad). Hadis kedua, ‘Jika air telah mencapai dua kulah, tidak mungkin
dipengaruhi kotoran (najis)’ (HR Daruqutni dan Al-Darimi)
Kalau kedua teori di atas (istihalah dan istihlak) tidak mau kita terima, maka ada
satu teori tersisa yaitu teori darurat. Dasarnya adalah ayat di bawah ini:
“Sesungguhnya Allah mengharamkan bagimu bangkai, darah daging babi dan
binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang
siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) padahal ia tidak menginginkannya
dan tidak melampaui batas maka ia tidak berdosa.” (Q.S. al-Baqarah [2]:173).
KEHALALAN VAKSIN
kehalalan vaksin berdasarkan dua metode yaitu kaidah istihalah dan keadaan
darurat:
kaidah istihalah
Definisi Istihalah: Istihalah secara harfiah berarti perubahan suatu zat ke zat lain,
dan dalam konteks fikih, ini merujuk pada perubahan dari zat najis menjadi zat
suci. Contoh Istihalah: Contoh istihalah termasuk perubahan khamr menjadi cuka
dan kotoran sapi menjadi bahan bangunan. Perubahan ini menghilangkan sifat
najis dari produk akhir.
Keadaan Darurat
KEMASLAHATAN VAKSINASI
KESIMPULAN
Demikian essay tentang Vaksinasi dalam pandangan Islam dari perspektif sejarah
dan kontemporer. Sebagai umat muslim kita perlu memahami konteks ini agar
dapat memberikan pemahaman terhadap vaksinasi dengan informasi yang tepat
dan terpercaya yang berkaitan dengan ajaran agama (islam). Diharapkan dengan
ini kita bisa meyakinkan bahwa vaksinasi itu halal dan aman, serta tidak ada
seorang ulama di negara-negara muslim yang melarang program vaksinasi ini.
Semoga masyarakat tidak terpengaruh oleh isu-isu dari pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab. Manfaat dari vaksinasi adalah Mencegah Penyakit Serius,
Perlindungan Masyarakat, Mengurangi Beban Kesehatan Masyarakat,
Mengurangi Penyebaran Penyakit, Mencegah Komplikasi Serius, Merangsang
Sistem Kekebalan Tubuh, Mengurangi Risiko Penularan, Mengurangi Dampak
Berat dari Virus, Mencapai Herd Immunity. Oleh sebab itu mari kita tingkatkan
program vaksinasi demi kesejahteraan masyarakat. Imunisasi dan vaksin mubah,
silahkan jika ingin melakukan imunisasi jika sesuai dengan keyakinan. Silahkan
juga jika menolak imunisasi sesuai dengan keyakinan dan hal ini tidak berdosa
secara syari’at. Silahkan sesuai keyakinan masing-masing. Yang terpenting
jangan berpecah-belah hanya karena permasalahan ini dan saling menyalahkan.
DAFTAR PUSTAKA