Anda di halaman 1dari 20

BERBAGAI IMUNISASI WAJIB DAN IMUNISASI

ANJURAN PADA BAYI

Kelompok 8 :

Putu Febriyanti ( 2115471063 )

Siti Ifayati ( 2115471069 )

Alya Dzakiyyah Erlanda ( 2115471086 )


PENGERTIAN IMUNISASI

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten.Anak diimunisasi, berarti diberikan
kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu
penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain. Imunisasi adalah suatu
upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit
atau hanya mengalami sakit ringan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).

Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk mencegah penularan penyakit
dan upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi dan balita (Mardianti &
Farida, 2020).
TUJUAN IMUNISASI

Tujuan imunisasi adalah agar memdapatkan imunitas atau kekebalan anak


secara individu dan eradikasi atau pembasmian sesuatu penyakit dari
penduduk sesuatu daerah atau negeri.Sedikitnya 70% dari penduduk suatu
daerah atau negeri harus mendapatkan imunisasi.Yang tidak kalah
pentingnya adalah imunisasi ulang (booster) yang perlu dilaksanakan dalam
waktu-waktu tertentu untuk meningkatkan kembali imunitas/kekebalan
penduduk.
Jenis-jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

jenis-jenis penyakit yang dapat dicegah melalui pemberian imunisasi meliputi penyakit
menular tertentu

A. Jenis-jenis penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksud meliputi antara lain


penyakit tuberculosis, difteri, pertusis, campak, polio, Hepatitis B, hepatitis A,
meningitis meningokokus, influenza tipe B, kolera, rabies, Japanese encephalitis, tifus
abdominalis, rubella, varicella, pneumonia pneumokokus, yellow fever, shigellosiss,
parotitis epidemika.

B. Jenis-jenis penyakit menular yang saat ini masuk ke dalam program imunisasi adalah
tuberkolosis, difteri, pertusis, polio, campak, tetanus, dan hepatitis B.

C. Jenis-jenis penyakit lainnya yang dengan perkembangan ilmu pengetahuan akan menjadi
penyakit yang dapat dicegah melalui pemberian imunisasi akan ditetapkan tersendiri.
Sasaran berdasarkan usia yang diimunisasi
- imunisasi rutin
bayi (di bawah 1 tahun)
Wanita usia subur (wus) ialah wanita berusia 15 sampai 39 tahun termasuk ibu hamil (bumil) dan
calon pengantin (catin)
anak usia sekolah dasar
- Imunisasi tambahan
bayi dan anak
sasaran berdasarkan tingkat kekebalan yang ditimbulkan
- imunisasi dasar
bayi
- imunisasi lanjutan
anak usia sekolah dasar
wanita usia subur
•PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI

Dengan Imunisasi Berdasarkan Info Datin Kementerian Kesehatan (2016), penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi yaitu :

a. Pada imunisasi wajib antara lain: polio, tuberculosis, hepatitis B, difteri, campak rubella dan
sindrom kecacatan bawaan akibat rubella (congenital rubella syndrome/CRS)

b. Pada imunisasi yang dianjurkan antara lain: tetanus, pneumonia (radang paru), meningitis
(radang selaput otak), dan cacar air. Alasan pemberian imunisasi pada penyakit tersebut
karena kejadian di Indonesia masih cukup tinggi dapat dilihat dari banyaknya balita yang
meninggal akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)
Imunisasi Dasar Wajib

Imunisasi rutin
kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang secara rutin dan terus-menerus harus
dilaksanakan pada periode waktu yang telah ditetapkan berdasarkan kelompok usia sasaran
imunisasi rutin dibagi menjadi

•imunisasi rutin pada bayi

•imunisasi rutin pada wanita usia subur

•imunisasi rutin pada anak sekolah

Imunisasi dasar wajib adalah imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah sesuai dengan program
pengembangan imunisasi (PPI).Imunisasi yang termasuk dalam PPI adalah BCG, Hepatitis B,
DPT, polio, dan campak.
1. BCG

Manfaat utama vaksin BCG adalah mengurangi hingga mencegah risiko terjangkit kuman
penyebab tuberkulosis. Penyakit tuberkulosis yang parah, salah satunya meningitis
tuberkulosis, juga bisa dicegah hingga 70 persen.

Pemberian vaksin BCG merupakan bagian dari program imunisasi WHO sejak 1960-an. Vaksin
BCG terbuat dari kuman Mycobacterium tuberculosis yang dilemahkan. Menurut panduan
Kementerian Kesehatan, vaksin BCG diberikan bagi anak berusia satu bulan.

Efek samping vaksin BCG secara umum jarang terjadi. Efek samping itu antara lain demam
yang berlangsung sementara serta pembengkakan kelenjar di leher atau ketiak. Tak diperlukan
obat apa pun untuk meredakan efek samping itu karena akan pulih dengan sendirinya.
 
2. Hepatitis B

Hepatitis B adalah jenis infeksi virus yang menyerang hati.Penyakit ini tergolong menular
dan biasanya menyerang anak-anak.Penyebaran virus Hepatitis B terjadi melalui darah
ataupun cairan tubuh lainnya.
Pemberian vaksin ini sangat penting diberikan sejak bayi baru lahir karena mereka lebih
berisiko tinggi terkena Hepatitis B dari ibu yang terinfeksi, baik melalui proses persalinan
normal ataupun caesar. waktu terbaik pemberian vaksin Hepatitis B yaitu :
12 jam setelah bayi lahir, dengan didahului suntikan vitamin K1 minimal 30 menit
sebelumnya. Vaksin diberikan kembali secara berturut-turut pada usia 2, 3 dan 4 bulan.

Beberapa efek samping yang terjadi setelah pemberian vaksin Hepatitis B diantaranya sebagai
berikut.
Demam, Gatal-gatal, Mual, Muncul ruam di kulit
 
3. DTP (Difteri,Tetanus, Pertusis)

Imunisasi DPT adalah vaksin yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit difteri,
pertusis, dan tetanus.Vaksin ini perlu diberikan sebelum anak berusia 1 tahun.
Pemberian Imunisasi DPT
Berdasarkan jadwal imunisasi yang dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI), imunisasi DPT primer diberikan sebanyak 3 kali dan imunisasi DPT tambahan
atau booster sebanyak 2 kali.
Efek Samping Imunisasi DPT
Semua jenis imunisasi memang dapat menyebabkan efek samping, termasuk imunisasi
DPT. Namun, efek samping ini biasanya ringan dan tidak membahayakan, seperti bengkak
dan rasa sakit pada area suntik, demam ringan, serta penurunan nafsu makan.
4. Polio

Vaksin polio adalah vaksin yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis
atau polio. Pemerintah Republik Indonesia menetapkan vaksin polio sebagai salah satu
jenis vaksin yang wajib diberikan kepada anak-anak.
Sesuai dengan jadwal imunisasi yang dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI),
vaksin polio merupakan salah satu vaksin yang wajib diberikan kepada anak. Vaksin
polio pada anak akan diberikan sebanyak 4 kali dan vaksin booster sebanyak 1 kali.
Beberapa efek samping yang bisa muncul setelah mendapat suntikan vaksin polio adalah:
Pusing, Nyeri atau kemerahan di area penyuntikan, Telinga berdenging, Demam, Anak rewel
atau terlihat lelah, Muntah
5. Campak

Imunisasi campak adalah vaksin yang berisi kuman penyebab penyakit campak yang sudah
dilemahkan.Selain imunisasi campak, juga ada imunisasi MMR (Mumps,
Measles and Rubella) yang berguna untuk melindungi bayi dari penyakit campak,
gondongan, dan rubela.
Imunisasi campak diberikan dua kali, yaitu pada waktu bayi berusia sembilan bulan dan
setelah berumur enam tahun.
Karena vaksin campak juga bisa disertai vaksin gondong dan rubela, maka bayi akan
menunjukkan beberapa gejala. Sekira 8-12 hari setelah imunisasi, bayi mengalami
campak dalam bentuk ringan. Gejalanya adalah naiknya suhu badan, muncul ruam
kemerahan, nafsu makan menurun, dan bayi rewel. Hal ini berlangsung sekira 2-3 hari.
1. PCV

Imunisasi tambahan untuk anak Dalam booklet jadwal imunisasi anak usia 0-18 bulan,
Vaksin PCV (pneumococcal conjugate vaccine) atau PCV13 diberikan dengan tujuan
melindungi anak dari infeksi bakteri pneumococcal.Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi
serius, seperti pneumonia, infeksi darah, hingga meningitis bakteri.
vaksin PCV bisa menimbulkan efek samping berupa reaksi alergi. Meski begitu, reaksi alergi
yang serius sangat jarang terjadi.Jadi, secara umum, pemberian vaksin PCV merupakan
langkah yang aman dan efektif untuk mencegah penyakit akibat infeksi bakteri
pneumokokus.
2. Rotavirus

Anak-anak sangat rentan terinfeksi rotavirus, apalagi jika tinggal di area dengan kebersihan
yang buruk. Rotavirus dapat mengakibatkan diare parah, muntah, demam, hingga nyeri perut.
Manfaat utama imunisasi rotavirus adalah mencegah penularan diare akibat rotavirus. Sejumlah
penelitian menyebutkan imunisasi rotavirus pada anak dapat mencegah hingga 74 persen.
Efek samping vaksin ini ringan seperti mual dan muntah, rewel dan menangis, serta diare.
Umumnya hilang tanpa penanganan khusus.
3. Influenza

Influenza adalah penyakit pernapasan atas atau bawah yang disebabkan oleh infeksi virus
influenza. Penyakit Ini sangat awam terjadi di negara-negara tropis seperti Indonesia.

Manfaat vaksin flu untuk anak, seperti:


Mengurangi risiko komplikasi flu, perawatan di rumah sakit, hingga kematian.
Mencegah keparahan penyakit yang sudah ada ketika terserang flu
Menekan risiko kondisi penyakit kronis memburuk saat terinfeksi flu

Efek samping yang umum ditemui meliputi:


Rasa sakit, kemerahan, dan bengkak di area yang disuntik, Demam, Mual, Lelah, Sakit kepala
dan Nyeri otot
4. Varisela

Infeksi virus varicella-zoster akan mengakibatkan penyakit cacar air yang ditandai dengan
munculnya lesi seperti lentingan, terasa gatal, dan tersebar di sekujur tubuh.
Pemberian vaksin varisela saat bayi berusia di atas 1 tahun sebanyak 1 dosis. Vaksin varisela
dapat mencegah cacar air.
Imunisasi bayi dengan vaksin varisela hanya dilakukan sekali saat bayi berusia 12 bulan sampai
18 tahun.
Secara umum, vaksin varicella aman untuk digunakan. Ada beberapa efek samping ringan
yang dapat muncul setelah pemberian vaksin ini, yaitu nyeri dan bengkak di tempat suntikan,
muncul ruam kulit, serta demam. Biasanya, efek samping tersebut akan hilang dengan
sendirinya dalam waktu beberapa hari.
 
 
• MANFAAT IMUNISASI

Manfaat imunisasi tidak bisa langsung dirasakan atau tidak langsung terlihat.Manfaat imunisasi
yang sebenarnya adalah menurunkan angka kejadian penyakit, kecacatan maupun kematian
akibat penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.Imunisasi tidak hanya dapat
memberikan perlindungan kepada individu namun juga dapat memberikan perlindungan kepada
populasi Imunisasi adalah paradigma sehat dalam upaya pencegahan yang paling efektif
(Mardianti & Farida, 2020).
o IMUNISASI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN

Pencegahan adalah suatu perlindungan yang paling efektif dan jauh lebih murah dari pada
mengobati apabila sudah terserang penyakit dan memerlukan perawatan rumah sakit. Secara
konvensional, upaya pencegahan penyakit dan keadaan apa saja yang akan menghambat tumbuh
kembang anak dapat dilakukan dalam tiga tingkatan, yaitu pencegahan primer, sekunder, dan
tersier yang dapat dilaksanakan selama masa tumbuh kembangnya sejak pra-konsepsi, prenatal,
masa neonatal bayi, masa sekolah dan remaja menuju dewasa.
1. Pencegahan primer Adalah semua upaya untuk menghindari terjadinya sakit atau
kejadian yang dapat mengakibatkan seseorang sakit atau menderita cedera dan cacat.

2. Pencegahan sekunder Dengan deteksi dini, bila diketahui adanya penyimpangan kesehatan
seorang bayi atau anak maka intervensi atau pengobatan perlu segera diberikan untuk
koreksi secepatnya.

3. Pencegahan tersier Adalah membatasi berlanjutnya gejala sisa tersebut dengan upaya
pemulihan seorang penderita agar dapat hidup mandiri tanpa bantuan orang lai
Terimakasih!

Anda mungkin juga menyukai