BD.53A4026
Oleh:
NADIA MAULIDA
2115471081
TAHUN 2023
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………….
TINJAUAN TEORI………………………………………………………………………
Pendahuluan……………………………………………………………………………
Etiologi………………………………………………………………………………….
Klasifikasi………………………………………………………………………………
KESIMPULAN…………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………
2
MANAJEMEN PERSALINAN SUNGSANG
PENDAHULUAN
Presentasi bokong (Sungsang) didefinisikan bila janin dalam posisi membujur dengan
bokong berada di uterus bagian bawah sedangkan kepala di bagian atas. Insidens antara 3-4%
dari seluruh proses persalinan dari seluruh dunia. Prosentase persalinan sungsang menurun
sesuai dengan usia kehamilan dari 22-25% pada usia 28 minggu menjadi 7-15% pada usia 32
minggu dan 3-4% pada kehamilan aterm.1
Faktor predisposisi terjadinya presentasi bokong adalah antara lain: Prematuritas,
kelainan bentuk uterus, mioma uteri, polihidramnion, anomali janin dan kehamilan kembar
(gemelli). Kematian perinatal meningkat 2-4 kali pada persalinan sungsang tidak tergantung
dari cara persalinan pervaginam maupun seksio sesarea. Kematian paling sering terjadi
berhubungan dengan malformasi, prematuritas dan kematian intra uterine.
Pertolongan persalinan sungsang masih menjadi diskusi yang menarik, karena ada
yang berpendapat bahwa operasi seksio sesarea merupakan cara terbaik untuk melahirkan
sungsang sedangkan pendapat lain percaya bahwa melahirkan pervaginam masih menjadi
pilihan pertama yang dilakukan. Dari beberapa penelitian melaporkan bahwa kematian
perinatal pada persalinan sungsang secara pervaginam lebih tinggi dibanding persalinan
melalui operasi bedah Sesar, namun pada penelitian lain melaporkan bahwa pemilihan operasi
seksio sesarea pada letak sungsang tidak selalu menjamin bahwa bayi yang dilahirkan akan
selalu baik sedangkan di sisi lain risiko dan komplikasi operasi bedah sesar teradap ibu lebih
3
tinggi dibanding persalinan pervaginam. Sehingga dalam pemilihan tindakan persalinan pada
letak sungsang mesti dipertimbangkan secara bijaksana. Komunikasi yang baik dengan pasien
dan keluarga dibutuhkan untuk pengambilan keputusan apakah dilakukan persalinan
pervaginam atau seksio sesarea.1,2,3
Hingga tahun 1950 persalinan pervaginam sangat disarankan untuk semua letak
sungsang. Pada tahun 1959 dan 1960 Wright dan Trolle melaporkan untuk pertama kali
bahwa kematian perinatal 3-4 kali lebih tinggi dibandingkan persalinan dengan seksio sesarea
tidak termasuk faktor prematuritas dan kelainan kongenital. Sehingga disarankan semua letak
sungsang dilakukan operasi sesar sehingga selama tahun 1960 dan 1970 angka seksio sesarea
pada letak sungsang meningkat. Di Denmark dari tahun 1985 hingga 1999 angka kejadian
seksio sesarea pada letak sungsang mencapai 80%.4 Sedangkan di Belanda sejak tahun 2000 –
2002 terjadi peningkatan angka seksio sesarea dari 57-81%.5 Namun ada penelitian yang
menyimpulkan bahwa persalinan pervaginam yang direncanakan bisa aman dengan syarat dan
ketentuan yang cukup ketat dengan manajemen persalinan yang baik. Sehingga persalinan
sungsang tidak harus dilakukan operasi seksio sesarea.
Sehingga ada 3 kelompok Spesialis Obstetri dan ginekologi tentang cara persalinan
sungsang yaitu 1. Setuju bahwa setiap persalinan sungsang harus dilakukan seksio sesarea 2.
Tidak mengerti dengan jelas apakah harus dilakukan seksio sesarea atau persalinan
pervaginam 3. Setuju dengan proses persalinan pervaginam.6
Etiologi7,8
Faktor –faktor yang berpengaruh terjadinya presentasi bokong adalah:
- Polihidramnion
- Multiparitas
- Oligohidramnion
- Hidrosefalus
- Anensefali
- Presentasi bokong sebelumnya
- Anomali uterus
- Tumor pelvis
- Plasenta previa
Klasifikasi
Ada 3 klasifikasi utama pada presentasi bokong, yaitu:
4
1. Frank breech (bokong murni) apabila bagian bawah janin adalah bokong saja tanpa
disertai lutut atau kaki. Terjadi ketika kedua paha janin fleksi dan ekstremitas bawah
ekstensi.
2. Complete breech (bokong-kaki) apabila bagian bawah janin adalah bokong lengkap
disertai kedua paha yang tertekuk atau kedua lutut tertekuk (duduk dalam posisi
jongkok).
3. Footling (presentasi kaki) apabila bagian bawah janin adalah kaki atau paha. Bisa satu
kaki atau kedua kaki, bisa kaki dan paha atau kedua lutut.
Pada saat aterm 65% adalah Frnk breech, 25% complete breech dan 10% footling.8
Diagnosis7,8,9,10
Pada pemeriksaan luar :
- Pemeriksaan Leopold: Di bagian bawah uterus teraba besar bulat lunak, dan tidak
mudah digerakkan. Di bagian fundus teraba bagian besar, bulat, keras.
- Denyut jantung janin umumnya ditemukan setinggi atau sedikit di atas umbilikus.
- Pemeriksaan USG
5
- Setelah ketuban pecah, dapat diraba adanya bokong yang ditandai adanya sacrum,
kedua tuber ossis iskii, dan anus.
- Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit,
sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari
lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan.
- Untuk membedakan bokong dan muka, jari yang dimasukkan ke dalam mulut akan
meraba tulang rahang.
- Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba di samping bokong,
sedangkan pada presntasi bokong kaki tidak sempurna, hanya teraba satu kaki di
samping bokong.
Prognosis
1. Prognosa terhadap anak
Kematian bayi mencapai 30% karena faktor-faktor sebagai berikut :
- Prematuritas
- Penyebab sungsang sendiri (CPD, panggul sempit, placenta previa)
- Hypoxia (terjadi bila tali pusat tertekan badan dan kepala janin lebih dari 8 menit)
- Perdarahan otak karena kompresi kepala terlalu cepat
- Gangguan dalam persalinan, misal tangan menjungkit, after coming head
- Akibat tindakan penolong, misalnya fraktur humerus, kerusakan saraf leher, plexus
brachialis
2. Prognosa terhadap ibu
- Laserasi cervix karena pembukaan tak bisa sempurna (terutama letak kaki, lutut)
- Infeksi karena manipulasi tangan penolong yang masuk ke dalam vagina
- Perdarahan post partum karena laserasi jalan lahir
PENGELOLAAN DAN MANAJEMEN
Dalam memilih metode pertolongan persalinan pada letak sungsang apakah akan dilakukan
operasi seksio sesarea atau akan dilakukan persalinan normal pervaginam diperlukan
beberapa pertimbangan. Tidak semua letak sungsang dilakukan operasi seksio sesarea karena
proses persalinan pervaginam juga masih aman dengan perencanaan yang baik dan dilakukan
oleh petugas yang kompeten dan terlatih. Seorang bidan dan dokter umum harus mendapatkan
pelatihan agar dapat melakukan pertolongan persalinan pada letak sungsang, terutama bila
menghadapai kasus pasien letak sungsang dengan inpartu kala II yang datang ke IGD sebuah
rumah sakit.
6
Pengelolaan pasien dengan letak sungsang dibagi menjadi dua, yaitu:
- Sebelum inpartu
- Setelah Inpartu
1. Sebelum Inpartu bisa dilakukan Versi luar (ECV/External Cephalic Version)11
Bila syarat-syarat memenuhi dan tidak ada kontra indikasi maka pada pasien dengan
letak sungsang dilakukan tindakan Versi luar/ECV untuk merubah posisi presentasi
bokong menjadi presentasi kepala, sehingga prognosis persalinan menjadi lebih baik.
VERSI LUAR11
Pengertian:
Versi luar adalah tindakan untuk merubah letak anak yang dikerjakan dengan dua
tangan dari luar, dan dipergunakan untuk mengubah presentasi bokong menjadi
presentasi kepala, atau mengubah letak lintang menjadi presentasi bokong atau
presentasi kepala. Bila berhasil melakukan Versi luar maka insidens dilakukan seksio
sesarea menjadi berkurang.
Indikasi:
a. Presentasi bokong pada primigravida dimulai usia kehamilan 36 minggu,
sedangkan pada multigravida dimulai pada kehamilan 37 minggu.
b. Letak lintang pada kehamilan 34 minggu atau lebih.
Syarat:
Kontra indikasi:
7
d. Hidramnion, karena sukar dilakukan dan posisi janin mudah kembali ke posisi
semula.
e. Hidrosefalus
f. Perdarahan antepartum
g. Preeklampsia atau Eklampsia
a. Pastikan bahwa pasien sudah dilakukan konseling tentang tindakan yang akan
dilakukan tentang risiko, manfaat dan hasil yang diperoleh dari tindakan tersebut.
Formulir persetujuan harus ditandatangani oleh pasien sebelum dilakukan prosedur
Versi luar.
b. Periksa kembali tidak ada kontra indikasi melakukan Versi luar.
c. Diperiksa kembali menggunakan USG untuk konfirmasi dan penilaian presentasi
janin, lokasi plasenta, volume cairan ketuban, ada tidaknya anomali janin.
d. Bila memungkinkan perlu pemeriksaan kardiotokografi (CTG).
e. Periksa tanda-tanda vital ibu.
f. Diberikan tokolitik
g. Kandung kencing harus kosong
h. Ibu tidur terlentang
i. Tungkai dibengkokkan pada lutut dan pangkal paha supaya dinding perut kendor.
a. Mobilisasi (penolong berdiri di samping kanan ibu dengan menghadap kekaki ibu.
Tangan kiri dan kanan memegang bokong, kemudian dikeluarkan dari rongga
pelvis).
b. Eksenterasi (setelah bokong bebas, bokong dikesampingkan (ke fossa iliaka).
c. Rotasi (penolong menghadap ke muka ibu. Janin diputar hingga kepala terdapat di
bawah. Arah pemutaran ke arah yang mudah, yang sedikit tahanannya ke arah
perut janin supaya tidak terjadi defleksi atau tali pusat menunggang).
d. Fiksasi (setelah kepala berada di bawah,,kepala difiksir).
Komplikasi:
8
c. Solusio plasenta
d. Lilitan tali pusat
e. Ruptura uteri imminens
f. Gawat janin
g. Terjadi defleksi kepala
9
- Mauriceau
c. . Full Extraction (dilakukan hanya bila ada indikasi mengakhiri persalinan atau
memperingan kala II) :
1). Ekstraksi bokong
2). Ekstraksi kaki
Perasat Brach
- Setelah ujung tulang scapula lahir, bokong diarahkan ke atas perut itu untuk menambah
lordose. Tidak boleh melakukan tarikan pada janin karena lengan dapat menjungkit ke
atas. Ekspressi dari luar tetap.
- Bokong tetap diarahkan ke perut ibu, hingga kedua lengan lahir.
- Ekspresi dari luar tetap, hingga mulut dan hidung bayi tampak dari vulva. Sisa kepala
dilahirkan dengan mengarahkan punggung bayi ke perut ibu.
1.Perasat Mueller
2. Perasat Lovset
3. Perasat Klasik/Deventer
Di makalah ini akan dijelaskan hanya tentang Perasat Lovset, karena cara ini yang mudah
dilakukan dan penulis sering menggunakan perasat ini untuk melahirkan bahu dan cukup
berhasil.
Cara Lovset
Setelah bokong dan kaki bayi lahir, pegang pinggul bayi dengan kedua tangan
10
Putar bayi 180° sambil tarik ke bawah dengan lengan bayi yang terjungkit ke arah
penunjuk jari tangan yang menjungkit, sehingga lengan posterior berada di bawah
simfisis (depan).
Bantu lahirkan dengan memasukkan satu atau dua jari pada lengan atas serta menarik
tangan ke bawah melalui dada sehingga siku dalam keadaan fleksi dan lengan depan
lahir.
Untuk melahirkan lengan kedua, putar kembali 180° ke arah yang berlawanan ke
kiri/ke kanan sambil ditarik sehingga lengan belakang menjadi lengan depan dan lahir
di depan.
11
mulut bayi.
- Tangan kanan memegang/mencengkam tengkuk bahu bayi, dan jari tengah mendorong
oksipital sehingga kepala menjadi fleksi.
- Dengan koordinasi tangan kiri dan kanan secara hati-hati tariklah kepala dengan
gerakan memutar sesuai dengan jalan lahir.
Bila kemacetan pada kelahiran kepala (After coming head), perlu dilakukan tindakan atau
manuver-manuver sebagai berikut :
a. Forceps Piper
b. Noujok: Bila kepala masih tinggi
c. Wigand Martin wingkel
Melahirkan dengan Forceps piper :
12
Gambar 6. Melahirkan kepala dengan Cunam Piper
(O'Grady JP, Gimovsky ML, McIlhargie CJ [eds]: Operative Obstetrics. Baltimore, Williams & Wilkins, 1995.)
Kedua kaki janin dipegang oleh seorang pembantu dan diangkat keatas. Kemudian
cunam dipasang melintang terhadap kepala dan melintang terhadap panggul. Setelah dengan
tarikan pada cunam batas rambut kepala janin tampak di bawah simfisis, dengan batas
tersebut sebagai titik pemutaran, lambat laun muka bayi dilahirkan melalui perineum, disusul
oleh bagian kepala yang berambut.
13
Bila direncanakan dilakukan persalinan pervaginam, ada skoring untuk memprediksi
keberhasilan pada persalinan sungsang yaitu dengan Zatuchni Andros score.
Keterangan 0 1 2
Paritas Primi Multi
Usia Gestasi ≥ 39 minggu 38 minggu ≤ 37 minggu
TBJ ≥ 3630 3629 - 3176 ≤ 3176
Riwayat pres. bokong - 1 kali 2 kali
Station -3 -2 -1/lebih rendah
Pembukaan ≤ 2 cm 3 cm ≥4 cm
PRESENTASI BOKONG
PARTUS SUNGSANG
PERVAGINAM
KESIMPULAN
Meskipun Seksio sesarea adalah pilihan terbaik untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas
perinatal pada proses persalinan sungsang, pertolongan persalinan pervaginam pada letak
sungsang masih bisa dilakukan dengan aman dengan syarat harus memenuhi kriteria tertentu
untuk bisa dilakukan dan perencanaan pengelolaan yang baik dan akurat. Diskusi, konseling
dan inform concent terhadap pasien dan keluarga penting dilaksanakan terkait tindakan yang
akan dilakukan. Tidak kalah penting adalah ketrampilan operator/petugas penolong persalinan
didukung oleh tenaga-tenaga lain yang kompeten baik dokter ahli anestesi, dokter spesialis
anak, bidan, perawat dan peralatan-peralatan yang memadai.
Dibutuhkan pelatihan dan keterampilan terhadap bidan dan dokter umum tentang
proses dan manajemen persalinan sungsang. Juga mendorong kepada para dokter Spesialis
Kebidanan dan Kandungan untuk mempertimbangkan dengan sebaik-baiknya ketika akan
menetukan pilihan apakah melakukan tindakan seksio sesarea kepada pasien dengan
presentasi bokong ataukah persalinan pervaginam.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Umoh A.V, Abah M.G, Umoiyoho A.J. Breech Presentation-An Overview. Ibon
Medical Journal. 27th May 2015.
2. Y. Berhan, A Haileamlak.The risks of planned vaginal breech delivery versus planned
caesarean section for term breech birth: a meta-analysis including observational studies.
BJOG 2016;123:49-57.
3. Hala Phipps, Chistine L. Roberts, Natasha Nassar et al. The management of breech
pregnancies in Australia and New Zealand. Australian and New Zealand Journal of
Obstetrics and Gynecology 2003; 43:294-291
4. Julie E. Hartnack Tharin, Steen Rasmussen & Lone Krebs. Main Research Article.
Consequences of the Term Breech Trial in Denmark. Acta Obstetricia et Gynecologica
Scandinavica 2011 Nordic Federation of Societies of Obstetrics and Gynecology 90
(2011) 767–771.
5. Joke M Schutte, Eric A.P.Steegers, Job G.Santema et al. Maternal death after elective
cesarean section for breech presentation in the Netherlands. Acta Obstetricia et
Gynecologica. 2007; 86:240-243.
6. Julie E. Hartnack Tharin, Steen Rasmussen & Lone Krebs. Main Research Article.
Consequences of the Term Breech Trial in Denmark. Acta Obstetricia et Gynecologica
Scandinavica 2011 Nordic Federation of Societies of Obstetrics and Gynecology 90
(2011) 767–771.
7. OGCCU. External cephalic version. Obstetric and Midwifery Clinical Guidelines King
Edward Memorial Hospital Perth Western. 2015.
16
LAMPIRAN
17
LAMPIRAN 1 artikel persalinan presentasi bokong
https://www.researchgate.net/profile/Cipta-Pramana/publication/
335528808_MANAJEMEN_PERSALINAN_SUNGSANG/links/
5d6bee01a6fdcc547d71fd07/MANAJEMEN-PERSALINAN-SUNGSANG
LAMPIRA 2 SOP
https://www.academia.edu/40607915/SPO_LETAK_SUNGSANG
18
LETAK SUNGSANG
MK : GADAR
KEBIJAKAN
19
LETAK SUNGSANG
20
3. Persalinan diakhiri dengan seksio sesaria bila :
a. Persalinan pervaginam diperkirakan sukar dan
berbahaya (disproporsi feto pelvik atau Skor
Zachtuchni Andros kurang dari 3). Syarat :
1) ZA hanya berlaku untuk kehamilan aterm
atau pbb > 2500 gram
2) Skor kurang dari 3 : persalinan perabdominal
3) Skor 4 : perlu evaluasi lebih cermat
4) Skor 5 atau lebih : persalinan pervaginam
LETAK SUNGSANG
2. Perawatan Kebidanan
21
22