Disusun Oleh:
Rutdiana Zai
2053073
Letak sungsang merupakan keadaan di mana janin terletak memanjang dengan kepala
berada di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Pertolongan
persalinan letak sungsang melalui jalan vaginal memerlukan perhatian karena dapat
menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen sampai dengan kematian bayi.
Memperhatikan komplikasi pertolongan persalinan letak sungsang melalui jalan vaginal,
maka sebagian besar pertolongan persalinan letak sungsang dilakukan dengan sectio
caesaria.
KLASIFIKASI
Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni:
- Presentasi bokong murni (frank breech) (50-70%). Pada presentasi bokong akibat
ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat
setinggi bahu atau kepala janin. Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya
dapat diraba bokong.
- Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) (5-10%). Pada presentasi
bokong kaki sempurna di samping bokong dapat diraba kaki, menunjukkan bahwa
panggul dan kaki janin dalam keadaan fleksi.
- Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (incomplete or footling)
(10-30%). Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di
samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas, sehingga bagian
terendah adalah kaki.
ETIOLOGI
Faktor-faktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang
diantaranya ialah prematuritas, multiparitas, hamil kembar, hidramnion atau
oligohidramnion, plasenta previa dan panggul sempit. Kadang-kadang juga disebabkan
oleh kelainan uterus (seperti fibroid) dan kelainan bentuk uterus (malformasi) atau jika
terdapat tumor dalam rongga panggul. Plasenta yang terletak didaerah kornu fundus uteri
dapat pula menyebabkan letak sungsang, karena plasenta mengurangi luas ruangan
didaerah fundus. Tali pusat yang pendek juga dapat menyebabkan letak sungsang.
Kelainan fetus juga dapat menyebabkan letak sungsang seperti malformasi CNS,
hidrosefalus, IUGR, massa di leher, aneuploidi.
PATOFISIOLOGI
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan
dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif
lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian
janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban
relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada
kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri,
sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan
demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak
sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar
ditemukan dalam presentasi kepala.
PENTALAKSANAAN
Dalam Kehamilan
Pada umur kehamilan 28-30 minggu, mencari kausa daripada letak sungsang yakni
dengan USG; seperti plasenta previa, kelainan kongenital, kehamilan ganda, kelainan
uterus. Jlka tidak ada kelainan pada hasil USG, maka dilakukan knee chest position atau
dengan versi luar (jika tidak ada kontraindikasi).2
Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan 34-38 minggu. Pada umumnya
versi luar sebelum minggu ke 34 belum perlu dilakukan karena kemungkinan besar janin
masih dapat memutar sendiri, sedangkan setelah minggu ke 38 versi luar sulit dilakukan
karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban relatif telah berkurang. Sebelum
melakukan versi luar diagnosis letak janin harus pasti sedangkan denyut jantung janin
harus dalam keadaan baik. Kontraindikasi untuk melakukan versi luar; panggul sempit,
perdarahan antepartum, hipertensi, hamil kembar, plasenta previa.2,4,9 Keberhasilan versi
luar 35-86 % (rata-rata 58 %). Peningkatan keberhasilan terjadi pada multiparitas, usia
kehamilan, frank breech, letak lintang. Newman membuat prediksi keberhasilan versi luar
berdasarkan penilaian seperti Bishop skor (Bishop-like score).
Artinya: Keberhasilan 0% jika nilai <2 dan 100 % jika nilai >9. Kalau versi luar
gagal karena penderita menegangkan otot-otot dinding perut, penggunaan narkosis dapat
dipertimbangkan, tetapi kerugiannya antara lain: narkosis harus dalam, lepasnya plasenta
karena tidak merasakan sakit dan digunakannya tenaga yang berlebihan, sehingga
penggunaan narkosis dihindari pada versi luar.4
Dalam Persalinan
Prosedur Versi
Syarat:
- Janin dapat lahir pervaginam atau diperkenankan untuk lahir pervaginam
(tidak ada kontraindikasi). Syarat partus pervaginam pada letak sungsang:
janin tidak terlalu besar, tidak ada suspek CPD, tidak ada kelainan jalan
lahir.
- DJJ baik.
- Bagian terendah janin masih dapat dikeluarkan dari pintu atas panggul
(belum engage).
- Dinding perut ibu cukup tipis dan lentur sehingga bagian-bagian tubuh janin
dapat dikenali (terutama kepala) dan dapat dirasakan dari luar dengan baik.
- Selaput ketuban utuh.
- Pada parturien yang sudah inpartu: dilatasi serviks kurang dari 4 cm dengan
selaput ketuban yang masih utuh.
- Pada ibu yang belum inpartu: pada primigravida usia kehamilan 34-36
minggu; pada multi gravida usia kehamilan lebih dari 38 minggu. 10
Kontraindikasi:
- Ketuban pecah.
- Perdarahan antepartum pada plasenta previa atau plasenta letak rendah,
usaha memutar janin dikhawatirkan akan menyebabkan plasenta lepas dari
insersionya sehingga akan menambah perdarahan.
- Hipertensi pada penderita hipertensi pada umumnya sudah terjadi
perubahan pembuluh arteriole plasenta sehingga manipulasi eksternal dapat
semakin merusak pembuluh darah tersebut.
- Cacat uterus jaringan parut akibat seksio sesaria atau miomektomi pada
mioma intramural merupakan lokus minoris resistancea yang mudah
mengalami ruptura uteri.
- Kehamilan kembar.
- Primi tua, nilai sosial anak yang tinggi atau riwayat infertilitas, insufisiensi
plasenta atau gawat janin.
- Plasenta letak anterior.
IUGR.
Faktor yang menentukan keberhasilan tindakan versi luar:
- Paritas.
- Presentasi janin.
- Jumlah air ketuban.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya kegagalan tindakan versi luar:
- Bagian terendah janin sudah engaged.
- Bagian janin sulit diidentifikasi (terutama kepala).
- Kontraksi uterus yang sangat sering terjadi.
- Hidramnion.
- Tali pusat pendek.
- Kaki janin dalam keadaan ekstensi.
Teknik:
1. Versi luar harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas tindakan SC emergensi
dan dilakukan atas persetujuan penderita setelah mendapatkan informasi yang
memadai dari dokter.
2. Sebelum melakukan tindakan VL, lakukan pemeriksaan ultrasonografi untuk:
- Memastikan jenis presentasi
- Jumlah cairan amnion
- Kelainan kongenital
- Lokasi plasenta
- Ada atau tidaknya lilitan tali pusat
3. Sebelum melakukan tindakan VL, harus dilakukan pemeriksaan kardiotokografi
(non-stress test) untuk memantau keadaan janin.
4. Pasang IV line sambil dilakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan darah
lengkap (persiapan bilamana harus segera dilakukan tindakan seksio sesaria).
5. Pasien diminta untuk mengosongkan kandung kemih.
6. Berikan terbutaline 0.25 mg subkutan sebagai tokolitik atau salbutamol 0.5 mg i.v
pelan pelan selama 5 menit.
Versi internal (internal version): manuver berupa versi podalik pada kala II melalui
manipulasi intrauterin (biasanya diikuti dengan tindakan ekstraksi kaki sehingga lazim
disebut tindakan versi ekstraksi). Manuver ini sangat berbahaya dan hanya dilakukan
pada gemelli anak kedua yang ukuran tubuhnya tidak terlalu besar. 10
Dapat terjadi sebelum awitan(disfungsi fase laten primer) atau setelah persalinan terjadi (disfungsi fase
aktif sekunder).
Fase laten persalinan dapat memanjang : 20 jam atau lebih lama pada nulipara (rata- rata adalah 8 ½ jam),
atau 14 jam pada multipara (rata – rata adalah 5 ½ jam)
6. Keamanan
Dapat mengalami versi eksternal setelah gestasi 34minggu dalam upaya untukmengubah presentasi
bokong menjadi presentasi kepala
Pemeriksaan vagina dapat menunjukkan janin dalam malposisi (mis.,dagu wajah, atau posisi bokong)
Penurunan janin mungkin kurang dari 1 cm/jam padanulipara atau kurang dari 2 cm/jam pada multipara
7. Seksualitas
Dapat primigravida atau grand multipara. Uterus mungkin distensi berlebihan karena hidramnion, gestasi
multipel,janin besar atau grand multiparit
8. Pemeriksaan Diagnosis
Tes pranatal : dapat memastikan polihidramnion, janin besar atau gestasi multiple
Ultrasound atau pelvimetri sinar X : Mengevaluasi arsitektur pelvis,presentasi janin ,posisi dan formasi.
C. INTERVENSI
Dx1 : Nyeri (akut ) berhubungan dengan Peningkatan tahanan pada jalan lahir ditandai
dengan : Peningkatan tonus otot, pengungkapan, Prilaku distraksi (gelisah, meringis,
menangis),wajah menunjukan nyeri.
Kriteria Evaluasi :
Dx2 : Risiko tinggi cedera terhadap meternal berhubungan dengan obstruksi mekanis
Berpartisipasi dalam perilaku untuk menurunkan sensasi nyeri dan meningkatkan
pada penurunan janin
kanyamanan
Kriteria Evaluasi :
Tampak
1) Tidakrileks diantara
terdapat cederakontraksi
pada ibu
INTERVENSI
Melaporkan nyeri berulang / dapat diatasi RASIONAL
Tinjau
INTERVENSI ulang riwayat persalinan, Membantu dalam mengidentifikasi
RASIONAL
awitan,
Buat dan durasi upaya yang kemungkinan
Jawaban pertanyaan dapat
penyebab, kebutuhan
memungkinkanklien/pelatih
Evaluasi tingkat keletihan untuk
yang menghilangkan diagnostik,
pemeriksaan rasa takut dan
dan
merasa serta
menyertai, nyaman
aktifitasmengajukan
dan istirahat peningkatan
intervensi yangpemahaman
tepat
pertanyaan
sebelum awitan persalinan Kelelahan
Mendorongibu relaksasi dan
yang berlebihan
Kaji
Berikan
pola instruksi
kontraksi dalam
uterus tehnik
secara memberikan disfungsi
menimbulkan klien cara mengatasi
sekunder atau
pernafasan
manual sederhana
atau secara elektronik dan
mungkin mengontrol
akibat dari persalinantingkat
lama
Catat
Anjurkan klien, posisi
penonjolan menggunakan
janin dan ketidaknyamanan.
Disfungsi kontraksi memperlama
tehnik relaksasi.
presentasi janin Berikan instruksi persalinan,meningkatkan
Relaksasi dapat membantu
risiko
bila perlu
Tempat klien pada posisi rekumben menurunkan
komplikasi tegangan
maternal / janin dan rasa
lateral
Berikan tindakan tirah
dan anjurkan kenyamanan
baring dan takut,yangkemajuan
Indikator memperberat nyeri dan
persalinan ini
(mis. Masage,
ambulasi gosokan punggung,
sesuai toleransi menghambat
dapat kemajuan persalinan
mengidentifikasi timbulnya
sandaran rangsang
Gunakan bantal, putting
pemberian
untuk penyebab
Meningkatkan
persalinan lama
kompres sejuk,
menghasilkan pemberian
oksitosin es batu)
endogen. relaksasi,menurunkan
Relaksasi dan peningkatantegangan
perfusi
Kolaborasi
Anjurkan : Bantu
dan untuk
bantu persiapan
klien dan ansietas
uterus dapat dan meningkatkan
memperbaiki pola
dalamperubahan
seksio sesaria sesuai posisi dan
indikasi, untuk koping dan
hipertonik. kontrol klien
Ambulasi dapat membantu
penyelarasan EFM
malposisi kekuatan
Mencegahgrafitasidan
dalam membatasi
merangsang
Kolaborasi : Berikan obat analgetik keletihan
pola otot,
persalinan meningkatkan
normal dan dilatasi
saat dilatasi dan kontaksi terjadi sirkulasi
serviks
Oksitosin
Menghilangkan nyeri,
perlu untukmenambah atau
meningkatkan
memulai relaksasi
aktifitas dan koping
miometrik untuk
dengan
pola uteruskontraksi,
hipotonik memungkinkan
klien tetap focus
Melahirkan sesaria diindikasikan
malposisi yang tidak mungkin
dilahirkan secara vagina
Dx3 : Risiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi janin
Kriteria Evaluasi :
1. Menunjukan DJJ dalam batas normal dengan variabilitas baik tidak ada deselerasi lambat
INTERVENSI RASIONAL
Kaji DDJ secara manual atau Mendeteksi respon abnormal, seperti
elektronik,perhatikan variabilitas yang berlebihan,
variabilitas,perubahan periodik dan bradikardi & takikardi, yang mungkin
frekuensi dasar. disebabkan oleh stres, hipoksia,
Perhatikan tekanan uterus asidosis, atau sepsis
selamaistirahat dan fase kontraksi Tekanan kontraksi lebih dari 50
melalui kateter tekanan intrauterus mmHg menurunkan atau mengganggu
bila tersedia oksigenasi dalam ruang intravilos
Kolaborasi : Perhatikan frekuenasi Kontraksi yang terjadi setiap 2 menit
kontraksi uterus. beritahu dokter bila atau kurang tidak memungkinkan
frekuensi 2 menit atau kurang oksigenasi adekuat dalam ruang
Siapkan untuk metode melahirkan intravilos
yang paling layak, bila bayi dalam Presentasi ini meningkatkan risiko,
presentasi bokong karena diameter lebih besar dari jalan
Atur pemindahan pada lingkungan masuk ke pelvis dan sering
perawatan akut bila malposisi memerlukan kelahiran secara seksio
dideteksi klien dengan PKA sesaria
(Rasional : Risiko cedera atau
kematian janin meningkat dengan
malahirkan pervagina bila presentasi
selain vertex
PENGKAJIAN DATA
A. ANAMNESIS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama :Ny. T
Umur : 35 thn
Alamat : Klaten
Tanggal dirawat :-
2. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan Utama: perut terasa kencang
Riwayat Penyakit yang Lalu:-
3. RIWAYAT GINEKOLOGI
Usia Menarche : 11 tahun.
HPHT : 09/062019
Siklus Menstruasi : 7 hari. Lama Menstruasi/ siklus: 7 hari.
Gangguan Haid : Banyaknya Darah Haid : 3x ganti pembalut/ hari.
Frekuensi ; Teratur / tidak
Nyeri Haid : Ada / tidak.
4. RIWAYAT SEKSUAL
Usia Berhubungan Seksual Pertama kali: 22 tahun.
Aktifitas Seksual : Aktif / Abstinence.
Gangguan Seksual :-
5. RIWAYAT OBSTETRI dan KELUARGA BERENCANA
Anak Hidup/ Usia Usia Jenis Masala Teknik Jenis
ke… Mati Gestasi Ibu Persalinan h Nifas Menyusui KB
Usia
1…
…
2…
…
3…
…
4…
…
6. RIWAYAT KELUARGA
Pernikahan yang ke: 1
Penyakit Dalam Keluarga :-
Gangguan Persalinan Dalam Keluarga: -
Gangguan Nifas Dalam Keluarga :-
7. ASPEK PSIKOSOSIAL
8. TANDA DAN GEJALA KELAINAN LETAK
Teoritis Praktikal
1.kehamilan beda 1.nyeri perut
2.gerakan lebih banyak dibagian 2. kehamilan beda dari normal
bawah 3.gerakan lebih banyak dibagian
3. bawah
4. 4.
5. 5.
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kelainan Dalam Pemeriksaan Leopold I: difundus teraba bagian bawah keras dan bulat yakni
kepala
2. Kelainan Dalam Pemeriksaan Leopold II: teraba punggung idsatu sisi dan bagian kecil
dibagian lain
3. Kelainan Dalam Pemeriksaan Leopold III: teraba bokong dibagian bawah uterus. Kadang
bokong teraba seperti memberi kesan seolah-olah kepala.
4. Kelainan Dalam Pemeriksaan Leopol IV : sama dengan leopold 3
ANALISIS DATA
RENCANA KEPERAWATAN
a. Nyeri (akut ) berhubungan dengan Peningkatan tahanan pada jalan lahir ditandai
dengan : Peningkatan tonus otot, pengungkapan, Prilaku distraksi (gelisah, meringis,
menangis),wajah menunjukan nyeri
Intervensi :
1) Buat upaya yang memungkinkan klien/pelatih untuk merasa nyaman mengajukan
pertanyaan
Rasional : Jawaban pertanyaan dapat menghilangkan rasa takut dan peningkatan
pemahaman
2) Berikan instruksi dalam tehnik pernafasan sederhana
Rasional : Mendorong relaksasi dan memberikan klien cara mengatasi dan mengontrol
tingkat ketidaknyamanan.
3) Anjurkan klien menggunakan tehnik relaksasi.Berikan instruksi bila perlu
Rasional : Relaksasi dapat membantu menurunkan tegangan dan rasa takut,yang
memperberat nyeri dan menghambat kemajuan persalinan
4) Berikan tindakan kenyamanan (mis. Masage,gosokan punggung, sandaran bantal,
pemberian kompres sejuk, pemberian es batu)
Rasional : Meningkatkan relaksasi,menurunkan tegangan dan ansietas dan meningkatkan
koping dan kontrol klien
5) Anjurkan dan bantu klien dalamperubahan posisi dan penyelarasan EFM
Rasional : Mencegah dan membatasi keletihan otot, meningkatkan sirkulasi
6) Kolaborasi : Berikan obat analgetik saat dilatasi dan kontaksi terjadi
Rasional : Menghilangkan nyeri, meningkatkan relaksasi dan koping dengan
kontraksi,memungkinkan klien tetap fokus
Tempat : -
Perawat menghabiskan lebih banyak waktunya bersama pasien yang mengalami nyeri dibanding
tenaga profesional perawatan kesehatan lainnya dan perawat mempunyai kesempatan untuk
menghilangkan nyeri dan efeknya yang membahayakan. Peran pemberi perawat primer adalah untuk
mengidentifikasi dan mengobati penyebab nyeri dan meresepkan obat-obatan untuk menghilangkan nyeri.
Manajemen nyeri merupakan suatu proses atau tindakan keperawatan yang dilakukan baik secara
kolaboratif ataupun secara individu pada pasien pasca pembedahan guna mengontrol atau mengurangi
nyeri serta mengendalikan rasa nyeri yang di rasa oleh pasien. Manajemen nyeri penting dilakukan dan
paling tidak harus mendapat perhatian dari petugas perawat atau petugas kesehatan lainnya untuk
mengurangi keluhan nyeri pada pasien. Pengendalian nyeri pada pasien pasca pembedahan dapat
mengurangi keluhan serta resiko lain akibat dari nyeri. Manajemen secara individu dapat dilakukan
dengan cara mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi berupa nafas dalam dan teknik pengalihan
perhatian guna mengurangi resiko nyeri pada pasien.
Faktor penyebab nyeri biasanya muncul karena luka post operasi yang masih basah atau matur
dan belum lepas dari 2 x 24 jam sebagai ukuran pantauan untuk mengkaji status nyeri. Nyeri juga
ditimbulkan karena gerak atau mobilisasi dini pada pasien post operasi. Untuk mencegah atau mengontrol
nyeri perlu perhatian atau monitoring dan evaluasi serta kaji status nyeri pasien. Pada dasarnya pelayanan
kesehatan dari suatu tim terpadu yang terdiri dari dokter, perawat, fisioterapis, ataupun tenaga kesehatan
lainnya diperlukan agar terapi yang dilakukan pada pasien berjalan dan dilakukan optimal oleh penderita
atau pasien itu sendiri. Manajemen nyeri bertujuan untuk membantu pasien dalam mengontrol nyeri
ataupun memanajemen nyeri secara optimal, mengurangi resiko lanjut dari efek samping nyeri tersebut,
yang pada akhirnya pasien mampu mengontrol ataupun nyeri yang dirasa tersebut hilang.
Ruang rawat inap khusus bedah memiliki peranan penting untuk menangani masalah nyeri pada
pasien terutama pasien post operasi. Ruang Bougenville BRSU Tabanan sebagai salah satu ruang rawat
inap bedah juga memiliki tanggung jawab dalam pemulihan kondisi pasien post operasi. Keluhan nyeri
yang sering muncul pada pasien post operasi menandakan kurangnya pengetahuan pasien ataupun
keluarga untuk menanggulangi atau kiat-kiat untuk mangatasi atau mengontrol nyeri. Hal ini perlu
diperhatikan agar nyeri pasien sedini mungkin dapat di kontrol atau di atasi untuk penyembuhan yang
seoptimal mungkin.
B. Tujuan
1. Tujuan instruksional Umum
Setelah dilakukan proses penyuluhan kesehatan selama ± 30 menit, diharapkan pasien dan
keluarga dapat memahami tentang manajemen nyeri pada luka post operasi.
C. Metode
Ceramah, demonstrasi dan diskusi/tanya jawab
D. Media
Flip chart dan leaflet.
E. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Nyeri
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nyeri
3. Mengkaji Persepsi Nyeri
4. Cara-cara Mengatasi Nyeri pada Luka Post Operasi
(Materi Terlampir)
F. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara lisan dengan memberikan pertanyaan :
1. Apa pengertian dari nyeri?
2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri!
3. Sebutkan cara mengkaji persepsi nyeri!
4. Sebutkan cara-cara mengatasi nyeri pada luka post operasi!
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Nyeri
1. Nyeri adalah suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa
menimbulkan ketegangan (Alimul, 2006).
2. Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik
maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, dan
emosional (Alimul, 2006).
2. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam berespon terhadap nyeri.
Toleransi nyeri sejak lama telah menjaadi subjek penelitian yang melibatkan pria dan wanita.
Akan tetapi toleransi terhadap nyeri dipengaruhi oleh faktor-faktor biokimia dan merupakan hal
yang unik pada setiap individu, tanpa memperhatikan jenis kelamin.
3. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri. Ada perbedaan
makna dan sikap yang dikaitkan dengan nyeri dikaitkan dengan nyeri diberbagai kelompok
budaya. Suatu pemahaman tentang nyeri dari segi makna budaya akan membantu perawat dalam
merancang asuhan keperawatan yang relevan untuk klien yang mengalami nyeri.
4. Makna nyeri
Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri mempengaruhi pengalaman nyeri dan cara
seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Individu akan mempersepsikan nyeri dengan cara berbeda-
beda, apabila nyeri tersebut memberikan kesan ancaman, suatu kehilangan dan tantangan.
Misalnya seorang wanita yang bersalin akan mempersepsikan nyeri berbeda dengan seorang
wanita yang mengalami nyeri akibat cedera karena pukulan pasangannya.
5. Perhatian
Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat sedangkan upaya
pengalihan atau distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. Konsep ini
merupakan salah satu konsep yang perawat terapkan di berbagai terapi untuk menghilangkan
nyeri seperti relaksasi, teknik imajinasi terbimbing dan massage. Dengan memfokuskan perhatian
dan konsentrasi klien pada stimulus yang lain, maka perawaat menempatkan nyeri pada
kesadaran yang perifer.
6. Ansietas
Ansietas sering kali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan perasaaan
ansietas. Individu yang sehat secara emosional biasanya lebih mampu mentoleransi nyeri sedang
hingga berat daripada individu yang memiliki status emosional yang kurang stabil. Klien yang
mengalami cedera atau menderita penyakit kritis, sering kali mengalami kesulitan mengontrol
lingkungan dan perawatan diri dapat menimbulkan tingkat ansietas yang tinggi. Nyeri yang tidak
kunjung hilang sering kali menyebabkan psikosis dan gangguan kepribadian.
7. Keletihan
Keletihan meningkatkan persepsi nyeri rasa kelelahan menyebabkan sensasi nyeri semakin
intensif dan menurunkan kemampuan koping. Apabila keletihan disertai kesulitan tidur, maka
persepsi nyeri bahkan dapat terasa lebh berat. Nyeri seringkali lebih berkurang setelah individu
mengalami suatu periode tiddur yang lelap dibanding pada akhir hari yang melelahkan
8. Pengalaman Sebelumnya
Pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu tersebut akan menerima nyeri
dengan lebih mudah pada masa yang akan datang. Apabila seorang klien tidak pernah mengalami
nyeri maka persepsi pertama nyeri dapat mengganggu koping terhadap nyeri.
9. Gaya koping
Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang membuat merasa kesepian. Apabila
klien mengalami nyeri di keadaan perawatan kesehatan, seperti di rumah sakit klien merasa tidak
berdaya dengan rasa sepi itu. Hal yang sering terjadi adalah klien merasa kehilangan kontrol
terhadap lingkungan atau kehilangan kontrol terhadap hasil akhir dari peristiwa-peristiwa yang
terjadi. Nyeri dapat menyebabkan ketidakmampuan, baik sebagian maupun keseluruhan/total.
REFERENSI
https://www.scribd.com/doc/266236691/LP-Kelainan-Letak