Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN PENERAPAN SISTEM MODEL ASUHAN KEPERAWATAN TIM DAN

PROSES KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN

DIBETRIYANA HAREFA

181101119

Email : dibetharefa14@gmail.com

FAKULTAS KEPERAWATAN SUMATERA UTARA

Abstrak

Peranan kesehatan keperawatan sangat besar khususnya di institusi ini di karenakan oleh proporsi tenaga
kerja, dan juga Pelaksanaan manajemen pelayanan keperawatan didukung oleh pengorganisasian asuhan
keperawatan melalui metoda pemberian asuhan keperawatan sebagai bagian dari fungsi pengorganisasian.
Oleh karena proporsi tenaga keperawatan yang begitu besar perlu pengelolaan yang baik melalui
manajemen keperawatan , kepemimpinan, promosi, rekan kerja dan kondisi kerja. Pada penelitian ini
yang akan digunakan untuk mengukur kepuasan kerja perawat yang meliputi gaji, otonomi, kebijakan
organisasi, interaksi, promosi dan status profesional. Selanjutnya faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja terdiri dari dua faktor, yang meliputi faktor pegawai terdiri dari kecerdasan, kecakapan khusus,
umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara
berfikir, persepsi dan sikap kerja.

Kata Kunci : peranan, penelitian,faktor

A. Latar belakang undang Rumah Sakit No. 44, 2009). Selain itu
menurut Gillies (1999) tenaga keperawatan
Keperawatan merupakan pelayanan merupakan 60% dari total sumber daya manusia
profesional sebagai bagian integral dari yang dimiliki rumah sakit. Oleh karena proporsi
pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan tenaga keperawatan yang begitu besar perlu
profesional dapat terwujud apabila dilaksanakan pengelolaan yang baik melalui manajemen
oleh tenaga keperawatan yang profesional keperawatan. Pelaksanaan manajemen
sehingga dapat berkontribusi dalam peningkatan keperawatan tidak terlepas dari terlaksananya
kualitas pelayanan rumah sakit khususnya fungsi-fungsi manajemen secara efektif dan
pelayanan keperawatan (Sumijatun, efisien. Marquis dan Huston (2012)
2010).Peranan tenaga keperawatan dalam mengemukakan bahwa fungsi manajemen
pelayanan kesehatan sangat besar khususnya di pertama kali dikemukakan oleh Fayol yang
institusi pelayanan kesehatan rumah sakit. meliputi lima fungsi, yaitu perencanaan
Tenaga keperawatan di rumah sakit merupakan (planning), pengorganisasian (organizing),
sumber daya manusia yang sudah diakui dan pemberian perintah (commanding),
memenuhi persyaratan sebagai salah satu pengoordinasian (coordinating) dan pengawasan
sumber daya yang ada di rumah sakit (Undang- (controlling). Lebih lanjut Marquis dan Huston
mengemukakan bahwa fungsi manajemen pemberian asuhan keperawatan mempunyai
menurut Gullick meliputi tujuh fungsi, yaitu keuntungan dan kerugiannya. Salah satu metoda
perencanaan (planning), pengorganisasian pemberian asuhan keperawatan yang digunakan
(organizing), ketenagaan (staffing), pengarahan adalah metoda pemberian asuhan keperawatan
(directing), pengkoordinasian (coordinating), tim. Metoda pemberian asuhan keperawatan tim
pelaporan (reporting) dan pembiayaan menurut pendapat Blais, Hayes, Kozier, dan Erb
(budgeting). (2007) merupakan pemberian asuhan
keperawatan pada sekelompok klien oleh
Masing-masing fungsi manajemen tersebut sekelompok perawat dengan berbagai jenjang
saling keterkaitan satu sama lain dan dapat kompetensi dipimpin oleh ketua tim dengan
diterapkan baik oleh manajer tingkat atas, kompetensi yang lebih tinggi dari anggota tim.
menengah maupun bawah. Dalam jajaran
keperawatan dapat diterapkan mulai dari Kepala B. Tujuan
Bagian Keperawatan sampai dengan Kepala
Ruangan (Swansburg, 2000) Kepala Ruangan Tujuan dari kajian ini adalah untuk Mengetahui
menjalankan fungsi manajemen keperawatan hubungan penerapan metoda pemberian asuhan
yang meliputi manajemen pelayanan keperawatan tim dan proses keperawatan dengan
keperawatan dan manajemen asuhan kepuasan kerja perawat di Rumah sakit.
keperawatan. Pelaksanaan manajemen Karakteristik perawat di Rumah Sakit yang
pelayanan keperawatan didukung oleh meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan
pengorganisasian asuhan keperawatan melalui dan masa kerja. Kepuasan kerja perawat di
metoda pemberian asuhan keperawatan sebagai Rumah Sakit yang mencakup gaji, otonomi,
bagian dari fungsi pengorganisasian (Marquis kebijakan organisasi, interaksi, promosi dan
dan Huston, 2012). status profesional. Penerapan metoda pemberian
asuhan keperawatan tim yang mencakup
Lebih lanjut Marquis dan Huston kepemimpinan, komunikasi, koordinasi,
mengemukakan bahwa komponen fungsi penugasan dan supervisi. Hubungan
pengorganisasian meliputi struktur organisasi, kepemimpinan pada penerapan metode
metoda pemberian asuhan keperawatan, pemberian asuhan keperawatan tim dengan
pengelompokkan aktivitas untuk mencapai kepuasan kerja perawat yang bekerja di Rumah
tujuan, bekerja dalam struktur organisasi dengan Sakit. Hubungan komunikasi pada penerapan
memahami kekuatan dan otoritas. Dengan metode pemberian asuhan keperawatan tim
demikian jelaslah bahwa metoda pemberian dengan kepuasan kerja perawat yang bekerja di
asuhan keperawatan merupakan bagian dari rumah sakit.
fungsi pengorganisasian.
C. Metode
Metoda pemberian asuhan keperawatan
perlu disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan Metode yang saya gunakan dalam kajian ini
pasien. Metoda pemberian asuhan keperawatan adalah dengan melakukan analisis data
terdiri dari enam metoda yang meliputi metoda
sekunder yaitu dengan kajian pustaka terhadap
fungsional, metoda kasus, keperawatan tim,
metoda modular, keperawatan primer dan beberapa jurnal dan buku
manajemen kasus (Marquis dan Huston, 2012;
Blais, Hayes, Kozier, dan Erb, 2007; dan
Tomey, 2009). Masing-masing metoda
D. Hasil E. Pembahasan

Dari hasil kajian ini, diperoleh hasil bahwa 1. Kepuasan Kerja


Variabel metode pemberian asuhan keperawatan
terdiri dari lima sub variabel, yaitu Manusia melakukan aktivitas kerja untuk
kepemimpinan, komunikasi, koordinasi, memenuhi kebutuhan hidupnya (Rivai, 2005).
penugasan dan supervisi. variabel yang Manusia yang berperan sebagai karyawan
memberikan hasil baik adalah kepemimpinan merupakan makhluk sosial yang menjadi
71.3 %, penugasan 68.8 % dan supervisi 52.5 %. kekayaan utama bagi setiap organisasi. Mereka
Secara keseluruhan distribusi metode pemberian menjadi perencana, pelaksana dan pengendali
asuhan keperawatan tim yang memberikan hasil yang selalu berperan aktif dalam mewujudkan
baik dan kurang baik mempunyai persentase tujuan organisasi (Hasibuan, 2003).Kepuasan
yang sama yaitu 50 %. Variabel kepuasan kerja kerja bersifat individual karena setiap individu
merupakan variabel komposit dari gaji, otonomi, memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda
kebijakan organisasi, interaksi, promosi dan sesuai dengan sistem nilai yang dianutnya.
status profesional perawat pelaksana. Kepuasan kerja adalah bagaimana perasaan
seseorang terhadap pekerjaannya (Stamps,
kepemimpinan yang kurang baik 1997). Kepuasan kerja merupakan evaluasi yang
menyebabkan perawat pelaksana merasa puas menggambarkan seseorang atas perasaan
terhadap pekerjaannya (39.1 %) dan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau
kepemimpinan yang baik menyebabkan perawat tidak puas dalam bekerja. (Rivai, 2005).
pelaksana merasa puas terhadap pekerjaannya Sedangkan menurut Robbins (2006) bahwa
(54.4 %). perawat dengan kepemimpinan yang kepuasan kerja merupakan sikap umum individu
kurang baik menyebabkan perawat pelaksana terhadap pekerjannya. Selanjutnya
merasa puas terhadap pekerjaannya (39.1 %) dan Mangkunegara (2005) berpendapat bahwa
kepemimpinan yang baik menyebabkan perawat kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang
pelaksana merasa puas terhadap pekerjaannya menyokong atau tidak menyokong diri pegawai
(54.4 %). perawat dengan kepemimpinan baik yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun
mempunyai peluang 1.86 kali untuk merasa puas dengan kondisi dirinya. Perasaan yang
terhadap pekerjaannya dibandingkan perawat berhubungan dengan pekerjaan meliputi aspek-
dengan kepemimpinan kurang baik. komunikasi aspek upah atau gaji yang diterima, kesempatan
yang kurang baik menyebabkan perawat pengembangan karir, hubungan dengan pegawai
pelaksana merasa puas terhadap pekerjaannya lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan,
(41.7 %) dan komunikasi yang baik struktur organisasi perusahaan, mutu
menyebabkan perawat pelaksana merasa puas pengawasan.
terhadap pekerjaannya (62.5 %.)
2. Elemen Kepuasan Kerja

Elemen-elemen kepuasan kerja merupakan


bagian dari faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kepuasan kerja. Stamps (1997)
mengemukakan bahwa terdapat 6 elemen
kepuasan kerja perawat yang meliputi aspek
gaji, otonomi, persyaratan tugas, kebijakan
organisasi, interaksi dan status profesional.
Selain itu Robbins (2006) berpendapat bahwa 3. Metoda Pemberian Asuhan
faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja Keperawatan Tim
meliputi beban kerja, upah, sikap/ perasaan,
jenis pekerjaan, dan pengendalian. Pemberian asuhan keperawatan kepada
pasien dapat menggunakan berbagai metoda
Selanjutnya faktor yang mempengaruhi pemberian asuhan keperawatan. Salah satu
kepuasan kerja terdiri dari dua faktor, yang metoda yang dapat digunakan adalah metoda
meliputi faktor pegawai terdiri dari kecerdasan, asuhan keperawatan tim. Metoda pemberian
kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi asuhan keperawatan tim dikembangkan pada
fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, tahun 1950-an dalam upaya untuk mengurangi
kepribadian, emosi, cara berfikir, persepsi dan masalah yang berkaitan dengan pengaturan
sikap kerja. Selain itu juga dipengaruhi oleh fungsional asuhan pasien. (Marquis dan Huston,
faktor pekerjaan yang terdiri dari jenis 2012; dan Huber, 2010).
pekerjaan, struktur organisasi, pangkat/
golongan, mutu supervisi, jaminan finansial, Metoda pemberian asuhan keperawatan tim
promosi, interaksi sosial dan hubungan kerja lebih menekankan kepada penghargaan harkat
(Mangkunegara, 2005).Berdasarkan pendapat di dan martabat manusia dan berorientasi kepada
atas maka untuk menilai kepuasan kerja dapat kebutuhan klien dan perawat. Selain itu
dilihat dari beberapa faktor yang menekankan pada asuhan keperawatan klien
mempengaruhinya baik dari dalam maupun luar secara komprehensif bukan kepada pembagian
individu. Elemen yang dapat digunakan untuk tugas seperti pada metoda fungsional. (Blais,
mengukur kepuasan kerja adalah gaji, otonomi, Hayes, Kozier, dan Erb, 2007). Selain itu
persyaratan tugas, kebijakan organisasi, menurut Sitorus(2006) metoda tim didasarkan
interaksi, status professional, isi pekerjaan, pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok
supervisi, kepemimpinan, promosi, rekan kerja mempunyai kontribusi dalam merencanakan
dan kondisi kerja. Pada penelitian ini yang akan asuhan keperawatan sehingga perawat timbul
digunakan untuk mengukur kepuasan kerja motivasi dan rasa tanggung jawab yang tinggi
perawat yang meliputi gaji, otonomi, kebijakan sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan
organisasi, interaksi, promosi dan status meningkat. Pengorganisasian meliputi
profesional. merumuskan metode penugasan yang di
gunakan dan juga mengatur dan mengendalikan
Hal ini di sebabkan karena kepala ruangan kondisi tempat parktek , mendelegasikan tugas
dapat membuat standar kinerja yang jelas, kepada ketua tim, pengarahan juga meliputi
mendukung kepemimipinan ketua tim serta pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
keterlibatan aktif dari ketua tim dan anggota. dan memberi pujian kepada anggota tim yang
Berdasarkan uraian di atas maka peran kepala melaksanakan kepada ketua tim member pujian
ruanagan sangat menentukan keberhasilan anggota tim yang melaksanakan tugas dengan
pelaksana metode pemberian asuhan baik . Pengawasan yang meliputi mengawasi dan
keperawatan tim. berkomunikasi secara langsung kepada ketua tim
dan anggota tim mengenai asuhan keperwatan,
Dengan demikian jelaslah kepala keperawatan
tim sangat penting.
4. Manajemen Ruang Rawat dan tinggi , hal yang kedua adalah dampak negatif
Penerapan Metoda Pemberian Asuhan adalah adanya keterbatasan waktu perawat untuk
Keperawatan Tim merencanakan asuhan keperawatan pada pasien.

Kepala ruangan merupakan manajer Adapun bagian-bagian yang karakter


keperawatan tingkat bawah yang melaksanakan seseorang dalam menjalani keperawatan
manajemen pelayanan keperawatan dan terhadap pasien yaitu;
manajemen asuhan keperawatan melalui fungsi-
 Karakteristik Individu
fungsi manajemen (Swansburg,
Karakteristik individu yang di bahas
2000).Pelaksanaan manajemen asuhan
merupakan gambaran kerakteristik
keperawatan ini sesuai dengan pendapat Sitorus
perwat yang meliputi umur , jenis
dan profesional kepada pasien/ keluarganya
kelamin , tingkat pendidikan dan
melalui penyelesaian pekerjaan oleh staf
masa kerja . Karakteristik individu
perawat. Pendapat lain bahwa dalam manajemen
juga dapat mempengaruhi kepuasan
keperawatan perlu pembagian kerja, koordinasi
kerja perawat.
dan evaluasi agar asuhan keperawatan
berkualitas (Ilyas, 2011). Manajemen asuhan
 Umur
keperawatan dilaksanakan melalui proses
Umur sejalan dengan adanya
keperawatan yang meliputi pengkajian,
perubhan fisik dan piskologi.
diagnosa, tujuan, perencanaan, tindakan dan
Kepuasan cenderung meningkat pada
evaluasi keperawatan (Potter, 2010). Pemberian
professional seiring dengan
asuhan keperawatan memerlukan metoda yang
bertambahnya usia (Robbin, 2006).
tepat dan merupakan bagian dari fungsi
Terdapat kecenderungan pegawai
manajemen keperawatan. Salah satu metoda
yang tua lebih merasa puas dari pada
pemberian asuhan keperawatan yang dapat
pegawai yang berumur relatf mudah
digunakan adalah metoda pemberian asuhan
keperawatan tim. (Marquis dan Huston, 2012).
 Jenis kelamin
Pada keperawatan tim juga memberikan Jenis kelamin merupakan perbedaan
bimbingan asuhan melalui konferensi dan gender antara laki-laki dan
mendokumentasikan hasil yang sesuai dengan perempuan (Robbin, 2006).
kenyamanan pasien supaya bisa membrikan Penelitian Sunarty (2010) dengan
tanggung jawab sebagai ketua tim yang sangat hasil bahwa mayoritas perwat
penting dalam membrikn metode pemberian berjenis kelamin permpuan sebanyak
asuhan 84.2 % dan tidak mempunyai
hubungan yang bermakna jenis
kelamin dengan kepuasan kerja
perawat . Sealain itu, penelitian
5. Dampak Penerapan Metode Pemberi
Pillay (2009) menunjukan bahwa
Asuhan Keperawatan Tim Terhadap Perawat
dalm melakukan pekerjaan
Pelaksana
perempuan lebih puas dari pada laki
Pelaksanaan penerapan ini memiliki dua – laki .
metode yaitu; metode dampak positif dari
penerapannya adalah dapat menimbulkan
motivasi dan tanggung jawab perawat yang  Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan hal a. Kesimpulan
yang sangat penting dalam pekerjaan,
pendidikan akan memberikan status Keperawatan merupakan pelayanan profesional
pada individu dalam pekerjaan. sebagai bagian integral dari pelayanan
Penelitian Julianti (2002) menujukan kesehatan. metode pemberian asuhan
bahwa tidak ada hubungan yang keperawatan terdiri dari lima sub variabel, yaitu
signifikan tingkat pendidikan dengan kepemimpinan, komunikasi, koordinasi,
kepuasan kerja . Hasil penelitian lain penugasan dan supervisi.
menunjukan bahwa mayoritas perwat
G. Daftar pustaka
di rawat inap pendidikan D3
keperawatan ( Sunarty, 2010). Nining Rusminaingsih. 2012. Hubungan
penerapan metode pemberian asuhan
 Masa kerja
keperawatn tim dengan kepuasan perawat di
Masa kerja merupakan pengalaman
instalasi rawat inap rumah sakit umum
dalam bekerja selama kurun waktu
tertentu . Lama kerja mempunyai
kabupaten Tanggerang, UI, Jakarta.
korelasi yang positif dengan
Gloria ra. Bulechek, Howard Butcher,
kepuasan kerja (Robbins, 2006).
Joannen Deetheram and cherlyti wangner
Hasil Penelitian Suud (1996)
2016. NursingInterventions classification
menujukan bawahwa masa kerja
perawat yang lebih dari 5 tahun (NIC). United kingdom : mocamedia
dalam pekerjaan yang lebih puas
Hidayat, A.Aziz Alimul. 2008. pengantar
karena alasan biasanya sudah PNS ,
konsep dasar keperawatan , Jakarta :
pangakat lebih tinggi, gaji lebih
besar, dan kesempatan promosi lebih Salemba medika
besar sehingga kepuasan lebih tinggi.
Mubarak , Wahit iqbal ; Indrawati, lilis; dan
susanto, joko. 2015. Buku ajar ilmu
6. Integrasi Teori Kepuasan Kerja Perawat
Dengan Metode Pemberian
keperawatan dasar Jakarta : Selemba
Asuhan Keperawatan Tim medika

Intergarsi teori dalam penelitian ini Sumijantun 2010. Konsep dasar menuju
menggunakan pendekatan sisten dalam keperawatan professional Jakarta : Tim
keperawatan yang meliputi input , proses dan
output. Integrasi teori pada penelitian ini adalah Deswani, 2019. Proses keperawatan dan
kepuasan kerja yang berhubungan dengan berpikir kritis. Jakarta: Selemba Medika
penerapan metode pemberian asuhan
Adia Ptra . MNS.2011. Percided ability to
keperwatan tim.
practice in Disastra Menagement apsong
public Health Nurces in Acteh. Indonesia
Nurse medika , Jurnal of Nursing. Vol.1

Asmandi. (2008). Konsep dasar


keperawatan. Jakarta:EGC
F. Penutup
Astar,F.. Tamsah, H., & kadir, 1. (2017)
Pengaruh pelayanan asuhan keperawatan
terhadap kepuasan pasien di puskesmas
Takalala Kabupaten soppen. Journal of
Management. Vol. 1, No. 2

Muh., H., A.(2014). Hubungan kinerja


perawat terhadap tingkat kepuasan pasien
pengguna yankestis dalam pelayanan
keperawatan di RSUD Syech Yusuf Kba.
Gowa. Jurnal kesehatan. Vol.VII,No 2

PPNI. 2010. Standar profesi dank ode Etik


perawat Indonesia Jakarta : PNNI
Haryanto (2007). Konsep dasar
keperawatan dengan pemetaan konsep
(Concept Mapping), Jakarta: Selemba
Medika

A.Aziz Alimul Hidayat (2002), Pengantar


pendidikan keperawatan, CV Sagung seto,
Jakarta Alfaro Rosalida (2000), Application
of nursing process, Astep by step guide,
Philadelphia, JB Lippincott

Potter & Perry, (2005), Buku ajar


fundamental keperawatan, Edisi 4. Jakarta :
EGC

Hrp, E. R. (2019,september 27).


Pentingnya Menerapkan Berpikir
Kritis Dalam Diri Seorang Perawat
Ketika Menangani Pasien di Rumah
Sakit.

Simamora, R. H. (2019). Menjadi Perawat


yang: CIH’HUY. Surakarta: Publisher

Anda mungkin juga menyukai