oleh
Ella Shafira Ramadhani Muksin
NIM 212311101138
– Prematuritas – Aneuploidy
Kontra indikasi:
o Hipertensi, karena dapat terjadi solusio plasenta
o Adanya jaringan parut dalam rahim (misalnya pada bekas SC atau
enukleasi/miomektomi dari mioma uteri)
o Kehamilan ganda
5
o Hidramnion, karena sukar dilakukan dan posisi janin mudah kembali ke posisi
semula.
o Hidrosefalus
o Perdarahan antepartum
o Preeklampsia atau Eklampsia
Cara mengubah presentasi bokong menjadi presentasi kepala:
o Mobilisasi (penolong berdiri di samping kanan ibu dengan menghadap kekaki ibu.
Tangan kiri dan kanan memegang bokong, kemudian dikeluarkan dari rongga
pelvis).
o Eksenterasi (setelah bokong bebas, bokong dikesampingkan (ke fossa iliaka).
o Rotasi (penolong menghadap ke muka ibu. Janin diputar hingga kepala terdapat di
bawah. Arah pemutaran ke arah yang mudah, yang sedikit tahanannya ke arah
perut janin supaya tidak terjadi defleksi atau tali pusat menunggang).
o Fiksasi (setelah kepala berada di bawah, kepala difiksir).
b) Penanganan Persalinan
– Fase 1 : Fase menunggu: Sebelum bokong lahir seluruhnya, kita hanya melakukan
observasi.
– Fase II : Fase bertindak cepat: Bila badan janin sudah lahir sampai pusat, tali pusat
akan tertekan antara kepala dan panggul, maka janin harus lahir dalam waktu dalam
8 menit, untuk mempercepat lahirnya janin dapat dilakukan manual.
– Cara pertolongan partus sungsang:
i. Spontan Bracht
ii. Partial Extraction/Manual Aid:
o Melahirkan bahu dengan cara/teknik: Muller, Klasik, Lovseet
o Melahirkan kepala dengan cara/teknik: Mauriceau
o Full Extraction (dilakukan hanya bila ada indikasi mengakhiri persalinan atau
memperingan kala II) : Ekstraksi bokong, Ekstraksi kaki
- Ekspresi dari luar tetap, hingga mulut dan hidung bayi tampak dari vulva. Sisa kepala
dilahirkan dengan mengarahkan punggung bayi ke perut ibu.
Cara Klasik/Deventer
7
Prinsip melahirkan lengan belakang lebih dulu karena lengan belakang berada di ruang
yang luas (sacrum), kemudian melahirkan lengan depan yang berada di bawah simpisis.
- Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong pada pergelangan kakinya
dan dielevasi ke atas sejauh mungkin sehingga perut janin mendekati perut ibu.
- Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan ke dalam jalan lahir dan
dengan jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada fossa kubiti
kemudian lengan bawah dilahirkan dengan gerakan seolah-olah lengan bawah
mengusap muka janin.
- Untuk melahirkan lengan depan, pergelangan kaki janin diganti dengan tangan kanan
penolong dan ditarik curam ke bawah sehingga punggung janin mendekati punggung
ibu.
Cara Lovset
- Setelah bokong dan kaki bayi lahir, pegang pinggul bayi dengan kedua tangan
- Putar bayi 180° sambil tarik ke bawah dengan lengan bayi yang terjungkit ke arah
penunjuk jari tangan yang menjungkit, sehingga lengan posterior berada di bawah
simfisis (depan).
- Bantu lahirkan dengan memasukkan satu atau dua jari pada lengan atas serta menarik
tangan ke bawah melalui dada sehingga siku dalam keadaan fleksi dan lengan depan
lahir.
- Untuk melahirkan lengan kedua, putar kembali 180° ke arah yang berlawanan ke
kiri/ke kanan sambil ditarik sehingga lengan belakang menjadi lengan depan dan lahir
di depan.
8
Manuver Lovset
Bila kemacetan pada kelahiran kepala (After coming head), perlu dilakukan tindakan atau
manuver-manuver dengan Forceps Piper, Noujok: Bila kepala masih tinggi, Wigand
Martin wingkel
Melahirkan dengan Forceps piper :
9
Kedua kaki janin dipegang oleh seorang pembantu dan diangkat keatas. Kemudian cunam
dipasang melintang terhadap kepala dan melintang terhadap panggul. Setelah dengan
tarikan pada cunam batas rambut kepala janin tampak di bawah simfisis, dengan batas
tersebut sebagai titik pemutaran, lambat laun muka bayi dilahirkan melalui perineum,
disusul oleh bagian kepala yang berambut.
10
b. Pohon Masalah
Pada Ibu
Hidramnion, janin
Panggul sempit,
kecil (prematur), Plasenta previa, Gemeli hidrosefalus
multipara tumor pelvis
Lilitan tali pusat/tali Posisi tubuh Kepala sulit
Anak leluasa Menghalangi kepala pusat pendek menyesuaikan menyesuaikan jalan
bergerak karena turun ke panggul anatomi uterus lahir
mobilisasi
Letak sungsang
Pervagina
Perubahan fisiologis
Sistem saraf dan
eliminasi bowel Sistem
Sistem integumen kardiovaskuler
Post anastesi
Perubahan medulla Kerja pons Jaringan terputus Jaringan terbuka Perdarhan Perubahan laju aliran
oblongata darah
Kerja otot eliminasi Gangguan Invasi bakteri Volume darah
Penurunan reflek Integritas Kulit menurun Aliran menuju
batuk Gangguan peristaltic Risiko Infeksi uteroplasenta
usus Stimulus sensori Risiko perdarahan terhenti
Akumulasi secret
-Inkontinensia Nyeri Akut Risiko Hipovolemia Penurunan Curah
Bersihan Jalan Fekal Jantung
Napas Tidak -Konstipasi Risiko Syok
Efektif
11
Perubahan fisiologis Pemisahan ruang rawat ibu dan bayiRisiko Gangguan Perlekatan
Pada Bayi
Persalinan lama
Suplai O2+nutrisi ke
plasenta terganggu
Fetal distress
Kematian janin
13
3. Proses Keperawatan
a. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
1) Anamnesa
a) Identitas Klien: nama, tanggal lahir/umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, alamat, penghasilan.
b) Identitas Penanggung jawab: nama, umur, jenis kelamin, hubungan
dengan keluarga, pekerjaan, alamat, penghasilan.
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama: biasanya ibu mengeluh nyeri pada bagian jalan lahir,
lelah, ingin bertemu dengan bayinya.
b) Riwayat menstruasi: HPHT untuk menentukan perkiraan persalinan dan
umur kehamilan, umur menarche, jumlah darah, gangguan haid, flour
albus.
c) Riwayat kehamilan dan nifas lalu: Riwayat kehamilan premature, multi
para, riwayat kelainan letak sungsang, hydramnion, placenta previa,
panggung sempit berisiko untuk terjadi kelainan letak sungsang, ditolong
siapa, jenis persalinan, tempat persalinan, keadaan setelah persalinan,
keadaan bayi, kontrasepsi yang digunakan setelah persalinan lalu.
d) Riwayat kesehatan: Penyakit yang pernah diderita ibu apakah ibu atau
keluarga menderita DM, HT, penyakit jantung, ginjal, dan pernapasan.
e) Riwayat kehamilan sekarang: beerapa kali ANC, apa saja yang didapat
selama ANC. Letak sungsang bisa terjadi pada kehamilan primi atau
multigravida terutama pada multigravida. Letak sungsang biasanya terjadi
pada usia kehamilan <32 minggu karena pada usia kehamilan tersebut air
ketuban masih banyak yang memudahkan janin bererak dan mudah terjadi
letak sunsang, tetapi masih bisa kembali pada posisi letak kepala sampai
usia kehamilan <37 minggu. Pada usia kehamilan trimester 3 letak
sungsang sudah tidak dapat kembali ke posisi kepala. Tinggi fundus uteri
pada kehamilan sungsang sesuai dengan usia kehamilan.
14
4) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum: baik/cukup/lemah
b) Kesadaran: umumnya composmentis
c) TTV:
– TD: normal 110-120mmHg/70-80mmHg
– Nadi: 70-90x/menit
– Napas: 12-20x/menit
– Suhu: 36-37OC
– BB: penambahan >1/2Kg perminggu waspada preeklamsi,
penambahan BB normal 9-10Kg hingga akhir kehamilan.
– TB: <145 waspada CPD (Cephalopelvic Disproportion)
15
d) Kepala
– Rambut : warna, kebersihan, mudah rontok/tidak
– Muka : cloasma, jerawat, sianosis, berkeringat
– Mata : sklera, conjungtiva, anemi/tidak, kotoran/secret
– Telinga: kebersihan, gangguan pendengaran
– Hidung: kebersihan, pernafasan cuping hidun, polip
– Mulut: karies gigi, kebersihan mulut dan lidah, kelembaban bibir,
stomatitis, peradangan gusi
e) Leher: pembesaran kelenjar limfe, tiroid, vena jugularis
f) Dada: retraksi dada, denyut jantung teratur, wheezing
g) Payudara: bentuk: betuk simetris/tidak, hiperpigmentesi aerola, kondisi
putting susu, pengeluaran kolostrum terjadi kehamilan trimester tiga.
h) Abdomen: Pembesaran perut dan TFU sesuai waktu postparum. Striase
gravidarum, luka bekas operasi, linea nigra, diastasis rectum abdominalis.
i) Vulva dan Perineum: Keadaan vulva bersih atau kotor, pengeluaran
pervagina bila berupa cairan, seperti air berarti ketuban sudah pecah, bila
darah dan lendirberarti permulaan persalinan, bila ada varices resiko
terjadi perdarahan, bila ada luka resiko terjadi infeksi
j) Anus: Bila ada hemoroid resiko terjadi perdarahan
k) Ektremitas: melihat adanya oedem atau tidak, reflek patella, bila reflek
patella, resiko kelemahan waktu mengejan, kekuatan otot.
5) Pemeriksaan Penunjang
a) Ultrasonografi: menunjukkan hasil gambaran posisi janin
b) MRI (Magnetic Resonance Imaging): membantu mmperjelas gambaran
letak plasenta dan menemukan cacat bawaan
c) Foto rontgen (bila perlu): untuk menentukan posisi tungkai bawah,
konfirmasi letak janin serta fleksi kepala, menentukan adanya kelainan
bawaan anak.
16
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri Akut
2) Risiko Gangguan Perlekatan
3) Ketidaknyamanan Pasca Partum
4) Intoleransi Aktifitas
5) Menyusui Tidak Efektif/Efektif
6) Risiko Infeksi
7) Risiko Cidera Pada Janin
8) Ansietas
9) Inkontinensia Urin Urgensi
10) Defisit Pengetahuan
11) Pencapaian Peran Menjadi Orang Tua
12) Risiko Perdarahan
13) Konstipasi
14) Inkontinensia Fekal
15) Gangguan Integritas Kulit
16) Gangguan Eliminasi Urin
17) Defisit Perawatan Diri
18) Pola Napas Tidak Efektif
19) Risiko Gawat Janin
20) Penurunan Curah Jantung
21) Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
22) Risiko Hipovolemia
23) Risiko Syok
17
No Luaran Intervensi
Diagnosa (Moordead, 2016; Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (Bulechek, 2016; Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
2019)
(Herdman, T.
Kamitsuru, 2014; Tim
Pokja SDKI DPP
PPNI, 2017)
1 Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, fekueni, kualitas dan intensitas
1x2 jam maka Nyeri Menurun dengan kriteria hasil: nyeri
Nyeri Akut b.d proses
biokinia dan 2) Identifikasi skala nyeri
kerusakan mekanis
jaringan selama a)Keluhan Nyeri: 5 3) Indentifikasi respon nyeri non verbal
persalinan b)Meringis: 5 4) Indentifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
meredakan nyeri
10) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri, jelaskan strategi beraaptasi
dengan nyeri
2 Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1) Identifikasi faktor yang potensial menyebabkan hambatan perlekatan
3x30 menit maka Pengetahuan: Perawatan Bayi
Risiko Gangguan ditingkatkan menjadi Banyak dengan kriteria hasil 2) Identifikasi kemampuan keluarga dalam menerima banyaknya informasi
Perlekatan klien mengetahui tentang: 3) Beri media sumber informasi yang mudah diakses orang tua
d.d a)Memegang bayi dengan tepat: 4 4) Identifikasi faktor personal yang berdampak pada keberhasilan program
keterpisahan ruang b)Memposisikan bayi dengan tepat: 4
perawatan bayi 5) Rancang program pendidikan yang sesuai dengan kekuatan keluarga
dengan ibu c)Praktik keselamatan bayi: 4 6) Fasilitasi diskusi orang tua terkait metode disiplin yang ada
d)Teknik pemberian makan bayi: 4 7) Gunakan teknik bermain peran dalam mengajarkan teknik komunikasi
e)Memandikan bayi: 4 atau cara stimulasi anak
f) Metode stimulasi bayi: 4 8) Gunakan teknik simulasi dalam memberikan pendidikan dan keterampilan
mengenai capaian kriteria hasil
10) Evaluasi kesiapan orang tua dalam perawatan dan pengasuhan bayi
19
4 Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1) Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebeum dan sesudah
3x15 menit maka Konservasi Energi Meningkat aktivitas
Intoleransi Aktifitas dengan kriteria hasil:
2) Monitor kondisi unum selama ambulasi
b.d
3) Libatkan keluarga untuk membantu klien dalam meningkatkan ambulasi
keluhan lelah, a)Aktivitas yang direkomendasikan: 5
berkurangnya volume 4) Identifikasi gangguan fungsi tubuh (selain kondisi postpartum) yang
darah yang b)Strategi yang tepat untuk menyeimbangkan mengakibatkan kelelahan
mengakibatkan aktivitas dan istirahat: 5
ambilan O2 jaringan 5) Monitor pola dan jam tidur
20
menurun c)Mekanika tubuh yang tepat: 5 6) Lakukan latihan rentang gerak (senam nifas)
d)Teknik menyederhanakan pekerjaan: 5 7) Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap dan konsisten
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G. dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi 6. Singapore: CV.
Mocomedia.
Dawadi, P., A. S. Bhatta, dan J. Shakya. 2020. Factors associated with postpartum depressive
symptoms in community of central nepal. Psychiatry Journal. 2020:1–7.
Elfriestha, F. dan P. Marbun. 2020. Jangan Panik Moms! Kenali Ciri-Ciri Janin Sungsang
Yang Seringkali Terjadi. https://www.gooddoctor.co.id/tips-kesehatan/kehamilan/ciri-
ciri-posisi-bayi-sungsang/ [Diakses pada November 14, 2020].
Finlayson, K., N. Crossland, M. Bonet, dan S. Downe. 2020. What matters to women in the
postnatal period: a meta-synthesis of qualitative studies. PLoS ONE. 15(4):1–23.
Gunay, T., A. Turgut, E. Demircivi Bor, dan M. Hocaoglu. 2020. Comparison of maternal
and fetal complications in pregnant women with breech presentation undergoing
spontaneous or induced vaginal delivery, or cesarean delivery. Taiwanese Journal of
Obstetrics and Gynecology. 59(3):392–397.
Ilhamjaya, A. dan S. Tawali. 2020. Angka kejadian dan faktor – faktor yang berhubungan
dengan janin letak sungsang dari ibu hamil yang melahirkan di rsws makassar. MEDIKA
ALKHAIRAAT : JURNAL PENELITIAN KEDOKTERAN DAN KESEHATAN. 2(2):172–
178.
Puswati, D. dan A. Suci. 2019. The relationship of husband role on psychological adaptation
levels of postpartum mother in camar1 arifin achmad hospital riau province. KnE Life
Sciences
Sari, R. P., A. Densy, dan B. Keraman. 2020. ANALISIS faktor risiko kejadian postpartum
blues di puskesmas perumnas kabupaten rejang lebong. Journal Of Midwifery. 8(1):29–
36.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi III.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi II. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Toijonen, A., S. Heinonen, M. Gissler, dan G. Macharey. 2020. Risk factors for adverse
outcomes in vaginal preterm breech labor. Archives of Gynecology and Obstetrics