Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

VAKSIN DAN IMUNISASI

DISUSUN OLEH :

 ARITA RAHMADHANI
 NIFTA AULYA
 ASKA FATIA
 RADEKA PRATAMA
 TIO MUKSIN
 RENO CHRISTIAN
 SANJAYA

SMP NEGERI 11 TAPUNG


TA. 2022 / 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Vaksin merupakan salah satu temuan untuk mencegah penyakit yang paling efektif.
Vaksin juga merupakan salah satu komponen yang dapat mempertahankan sistem kekebalan
tubuh dari berbagai virus dan bakteri. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan maka
diperlukan pemberian imunisasi pada awal kehidupan manusia. Tujuan dari pemberian
imunisasi ini adalah untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian pada anak-anak
sebelum usia 1 tahun. Maka dari itu pemerintah perlu untuk lebih memperhatikan kesehatan
masyarakat dimana salah satunya dengan melaksanakan program imunisasi.
Seiring semangat Bulan Imunisasi Nasional, kami kembali ingin mengingatkan apa itu
imunisasi. Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan
cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah dilemahkan, dibunuh, atau
bagian-bagian dari bakteri (virus) tersebut telah dimodifikasi.
Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan atau diminum (oral). Setelah
vaksin masuk ke dalam tubuh, sistem pertahanan tubuh akan bereaksi membentuk antibodi.
Reaksi ini sama seperti jika tubuh kemasukan virus atau bakteri yang sesungguhnya.
Antibodi selanjutnya akan membentuk imunitas terhadap jenis virus atau bakteri tersebut.
 Tujuan imunisasi adalah agar memdapatkan imunitas atau kekebalan anak secara individu
dan eradikasi atau pembasmian sesuatu penyakit dari penduduk sesuatu daerah atau negeri.
Sedikitnya 70% dari penduduk suatu daerah atau negeri harus mendapatkan imunisasi. Yang
tidak kalah pentingnya adalah imunisasi ulang (booster) yang perlu dilaksanakan dalam
waktu-waktu tertentu untuk meningkatkan kembali imunitas/kekebalan penduduk.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Vaksin ?
2. Apa manfaat dan tujuan Vaksin ?
3. Apa itu Imunisasi ?
4. Apa manfaat dan tujuan Vaksin ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Vaksin

Vaksin merupakan antigen (mikroorganisma) yang diinaktivasi atau dilemahkan yang


bila diberikan kepada orang yang sehat untuk menimbulkan antibodi spesifik terhadap
mikroorganisma tersebut, sehingga bila kemudian terpapar, akan kebal dan tidak terserang
penyakit. Bahan dasar membuat vaksin tentu memerlukan mikroorganisma, baik virus
maupun bakteri. Menumbuhkan mikroorganisma memerlukan media tumbuh yang disimpan
pada suhu tertentuMikroorganisma yang tumbuh kemudian akan dipanen, diinaktivasi,
dimurnikan, diformulasi dan kemudian dikemas.
Rangkaian proses pembuatan vaksin berada dibawah regulasi cara pembuatan obat
yang baik (CPOB) yang juga dikenal sebagai Good Manufacturing Practice (GMP) sehingga
produk akan terjaga dalam kualitas yang baik.
Setiap lot yang diproduksi harus lulus pengujian mutu (Quality Control), dan jaminan
mutu (Quality Assurance). Setiap lot produk yang dihasilkan akan dilaporkan pada Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk kemudian diperiksa dan bila sudah lulus,
BPOM akan mengeluarkan sertifikat lulus uji untuk setiap lot vaksin. Dengan demikian dapat
dilihat bagaimana setiap lot yang dihasilkan sangat terjaga kualitasnya.

B. Manfaat dan Tujuan Vaksin


  Manfaat vaksin yang paling mendasar adalah sebagai upaya mencegah penyakit
menular. Hal ini karena vaksin dapat memberikan tubuh Anda pertahanan dan perlindungan
dari berbagai penyakit infeksi yang berbahaya.
Vaksin adalah zat atau senyawa yang berfungsi untuk membentuk daya tahan tubuh. Vaksin
dapat merangsang tubuh agar menghasilkan antibodi yang dapat melawan kuman penyebab
infeksi.
Vaksin mengandung virus atau bakteri, baik yang masih hidup maupun yang sudah
dilemahkan. Vaksinasi dapat diberikan dalam bentuk suntikan, tetes minum, atau melalui uap
(aerosol).
Berikut ini adalah beberapa manfaat vaksin yang penting bagi tubuh:
1. Mencegah penyebaran penyakit
Tidak hanya melindungi tubuh dari serangan penyakit serius, pemberian vaksin juga
dapat membantu mencegah penyebaran penyakit.
Contohnya, kasus kematian pada bayi dan anak-anak akibat wabah
penyakit campak dan pertusis (batuk rejan) yang dahulu pernah menggemparkan dunia. Hal
ini terjadi karena pada saat itu belum ditemukan vaksin untuk kedua penyakit tersebut.
2. Melindungi dari risiko kematian dan cacat
Pemberian vaksin terbukti dapat menurunkan risiko seseorang terkena berbagai
penyakit yang dapat mengakibatkan kematian maupun kecacatan. Misalnya, pemberian
vaksin cacar pada anak-anak dapat membantu mencegah mereka terjangkit cacar di kemudian
hari.
Begitu pula dengan pemberian vaksin campak dan rubela yang dapat membantu
menurunkan risiko penularan virus tersebut dari ibu hamil kepada janin dalam kandungan
maupun kepada bayi yang baru lahir.
3. Menghemat waktu dan biaya
Pemberian vaksin merupakan salah satu investasi kesehatan yang paling murah karena
terbukti dapat mencegah dan mengurangi angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat
suatu penyakit.
Pemberian vaksin dapat membantu seseorang terhindar dari berbagai macam penyakit yang
dapat menyebabkan sakit berkepanjangan, yang tak hanya merugikan dari segi finansial
namun juga waktu.

C. Jenis Vaksinasi yang Penting untuk Anak


Vaksinasi merupakan salah satu cara terbaik yang dapat dilakukan orang tua dalam
melindungi buah hatinya dari beragam penyakit serius yang berpotensi membahayakan atau
bahkan menyebabkan kematian.
Vaksin atau imunisasi mampu memberi perlindungan terhadap penyakit tertentu sesuai jenis
vaksinnya, antara lain:
 Vaksin hepatitis B untuk mencegah virus Hepatitis B yang dapat menyerang dan
merusak hati serta menyebabkan kanker hati.
 Vaksin hepatitis A untuk mencegah radang hati karena virus hepatitis A.
 Vaksin polio untuk mencegah serangan virus polio yang dapat menyebabkan
kelumpuhan.
 Vaksin BCG untuk mencegah tuberkulosis paru, kelenjar, tulang dan radang otak
yang bisa menimbulkan kematian atau kecacatan.
 Vaksin DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Penyakit difteri
dapat menyebabkan pembengkakan dan penyumbatan jalan napas, serta
mengeluarkan racun yang dapat melumpuhkan otot jantung. Penyakit Pertusis dapat
menyebabkan infeksi saluran napas berat, sedangkan kuman tetanus bisa
mengeluarkan racun yang menyerang saraf pada otot, sehingga otot menjadi kaku.
 Vaksin campak untuk mencegah penyakit campak yang dapat mengakibatkan radang
paru berat (pneumonia), diare, atau gangguan otak.
 Vaksin Hib dan pneumokokus (PCV) dapat mencegah infeksi saluran napas berat
(pneumonia) dan radang otak (meningitis).
 Vaksin influenza untuk mencegah influenza berat.
 Vaksin tifoid dapat mencegah penyakit demam tifoid berat.
 Vaksin MR dapat mencegah penyakit morbili (campak) dan rubela (campak Jerman).
 Vaksin cacar air (varisela) untuk mencegah penyakit cacar air.

D. Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit menular khususnya
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yang diberikan kepada tidak hanya
anak sejak bayi hingga remaja tetapi juga pada dewasa. Cara kerja imunisasi yaitu dengan
memberikan antigen bakteri atau virus tertentu yang sudah dilemahkan atau dimatikan
dengan tujuan merangsang sistem imun tubuh untuk membentuk antibodi. Antibodi
menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif sehingga dapat mencegah
atau mengurangi akibat penularan PD3I tersebut. (Depkes, 2016)
E. Manfaat Imunisasi
1. Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan
cacat atau kematian.
2. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan
menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
3. Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan
berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
F. Jenis-jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
1. TBC (Tuberculosis).
2. Difteri.
3. Pertusis
4. Tetanus
5. Polio
6. Influenza

F. Jenis- Jenis Imunisasi


a. Imunisasi aktif
Imunisasi aktif dapat timbul ketika seseorang bersinggungan dengan, sebagai
contoh, mikroba. Sistem kekebalan akan membentuk antibodi dan
perlindungan/perlawanan lainnya terhadap mkroba. Imunisasi aktif buatan adalah
dimana mikroba, atau bagian darinya, diinjeksikan kepada seseorang sebelum ia
dapat melakukannya secara alami. Contoh vaksin hidup yang telah dilemahkan
meliputi tampek, gondongan, rubella, atau kombinasi ketiganya dalam satu vaksin
sebagai vaksin MMR, demam kuning (yellow fever), cacar air (varicella), rotavirus,
dan vaksin influenza.
b. Imunisasi pasif
Imunisasi pasif adalah elemen-elemen pra-sintesa dari sistem kekebalan yang
dipindahkan kepada seseorang, sehingga tubuhnya tidak perlu membuatnya sendiri
elemen-elemen tersebut. Akhir-akhir ini, antibodi dapat digunakan untuk imunisasi
pasif. Metode imunisasi ini bekerja sangat cepat, tetapi juga berakhir cepat, karena
antibodi akan pecah dengan sendirinya, dan jika tak ada sel-sel B untuk membuat
lebih banyak antibodi, maka mereka akan hilang. Imunisasi pasif terdapat secara
fisiologi, ketika antibodi-antibodi dipindahkan dari ibu ke janin selama kehamilan,
untuk melindungi janin sebelum dan sementara waktu sesudah kelahiran. Imunisasi
pasif buatan umumnya diberikan melalui injeksi dan digunakan jika ada wabah
penyakit tertentu atau penanganan darurat keracunan, seperti pada tetanus. Antibodi-
antibodi ini dapat dibuat menggunakan binatang, dinamai “terapi serum”, meskipun
ada kemungkinan besar terjadinya syok anafilaksis, karena sistem kekebalan yang
melawan serum binatang tersebut. Jadi, antibodi manusia dihasilkan secara in vitro
melalui kultur sel dan digunakan menggantikan antibodi dari binatang, jika tersedia.
Di kota-kota besar di Indonesia selalu tersedia vaksin rabies untuk mereka yang ingin
mendapatkan kekebalan terhadap rabies dan serum anti-rabies bagi mereka yang
dikhawatirkan sudah terjangkit rabies, karena misalnya habis digigit anjing atau
monyet.

G. Macam Imunisasi dasar :


a. Vaksin BCG
Vaksin BCG mengandung kuman BCG yang masih hidup namun telah
dilemahkan. Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penularan Tuberkulosis
(TBC) tuberkulosis disebabkan oleh sekelompok bakteria bernama
Mycobacterium tuberculosis complex.
1) Penyimpanan :lemari es, suhu 2-8º C
2) Dosis :0.05 ml
3) Kemasan :ampul dengan bahan pelarut 4 ml (NaCl Faali)
4) Masa kadaluarsa :satu tahun setelah tanggal pengeluaran (dapat dilihat pada
label)
5) Reaksi imunisasi :biasanya tidak demam
6) Cara pemberian
Imunisasi BCG disuntikan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas.
Disuntikan ke dalam lapisan kulit dengan penyerapan pelan-pelan. Dalam
memberikan suntikan intrakutan, agar dapat dilakukan dengan tepat, harus
menggunakan jarum pendek yang sangat halus (10 mm, ukuran 26).
7) Efek samping :jarang dijumpai, bisa terjadi pembeng-kakan
kelenjar getah bening setempat yang terbatas dan biasanya menyembuh sendiri
walaupun lambat
8) Kontra Indikasi :tidak ada larangan, kecuali pada anak yang
berpenyakit TBC atau uji mantoux positif dan adanya penyakit kulit
berat/menahun.
b. Vaksin DPT (Diphteri, Pertusis, Tetanus)
Di Indonesia ada 3 jenis kemasan : kemasan tunggal khusus tetanus, kombinasi
DT (diphteri tetanus) dan kombinasi DPT. Vaksin diphteri terbuat dari toksin
kuman diphteri yang telah dilemahkan (toksoid), biasanya diolah dan dikemas
bersama-sama dengan vaksin tetanus dalam bentuk vaksin DT, atau dengan
vaksin tetanus dan pertusis dalam bentuk vaksin DPT. Vaksin tetanus yang
digunakan untuk imunisasi aktif ialah toksoid tetanus, yaitu toksin kuman tetanus
yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan. Ada tiga kemasan vaksin
tetanus yaitu tunggal, kombinasi dengan diphteri dan kombinasi dengan diphteri
dan pertusis. Vaksin pertusis terbuat dari kuman Bordetella pertusis yang telah
dimatikan.
1) Penyimpanan : lemari es, suhu 2-8º C
2) Dosis : 0.5 ml, tiga kali suntikan, interval minimal 4 mg
3) Kemasan : Vial 5 ml
4) Masa kadaluarsa : Dua tahun setelah tanggal pengeluaran (dapat dilihat pada
label)
5) Reaksi imunisasi :demam ringan, pembengkakan dan nyeri di tempat suntikan
selama 1-2 hari
6) Efek samping :Gejala-gejala yang bersifat sementara seperti lemas, demam,
kemerahan pada tempat suntikan. Kadang-kadang terdapat efek samping yang
lebih berat, seperti demam tinggi atau kejang, yang biasanya disebabkan
unsur pertusisnya.
7) Indikasi kontra :Anak yang sakit parah, anak yang menderita penyakit kejang
demam kompleks, anak yang diduga menderita batuk rejan, anak yang
menderita penyakit gangguan kekebalan. Batuk, pilek, demam atau diare yang
ringan bukan merupakan kotra indikasi yang mutlak, disesuaikan dengan
pertimbangan dokter.

c. Vaksin Poliomielitis
Terdapat 2 jenis vaksin dalam peredaran, yang masing-masing mengandung virus
polio tipe I, II dan III; yaitu (1) vaksin yang mengandung virus polio yang sudah
dimatikan (salk), biasa diberikan dengan cara injeksi, (2) vaksin yang mengandung
virus polio yang hidup tapi dilemahkan (sabin), cara pemberian per oral dalam
bentuk pil atau cairan (OPV) lebih banyak dipakai di Indonesia.
1) Penyimpanan : OPV : Freezer, suhu -20º C
2) Dosis : 2 tetes mulut
3) Kemasan : vial, disertai pipet tetes
4) Masa kadaluarsa : OPV : dua tahun pada suhu -20°C
5) Reaksi imunisasi : biasanya tidak ada, mungkin pada bayi ada
berak-berak ringan
6) Efek samping : hampir tidak ada, bila ada berupa kelumpuhan anggota gerak
seperti polio sebenarnya.
7) Kontra Indikasi : diare berat, sakit parah, gangguan kekebalan

d. Vaksin Campak
Mengandung vaksin campak hidup yang telah dilemahkan. Kemasan untuk
program imunisasi dasar berbentuk kemasan kering tunggal. Namun ada vaksin
dengan kemasan kering kombinasi dengan vaksin gondong/ mumps dan rubella
(campak jerman) disebut MMR.
1) Penyimpanan :Freezer, suhu -20º C
2) Dosis :setelah dilarutkan, diberikan 0.5 ml
3) Kemasan :vial berisi 10 dosis vaksin yang dibekukeringkan, beserta pelarut 5
ml (aquadest)
4) Masa kadaluarsa :2 tahun setelah tanggal pengeluaran (dapat dilihat pada
label)
5) Reaksi imunisasi :biasanya tidak terdapat reaksi. Mungkin terjadi demam
ringan dan sedikit bercak merah pada pipi di bawah telinga pada hari ke 7-8
setelah penyuntikan, atau pembengkakan pada tempat penyuntikan.
6) Efek samping :sangat jarang, mungkin dapat terjadi kejang
ringan dan tidak berbahaya pada hari ke 10-12 setelah penyuntikan. Dapat
terjadi radang otak 30 hari setelah penyuntikan tapi angka kejadiannya sangat
rendah.
7) Kontra Indikasi :sakit parah, penderita TBC tanpa pengobatan, kurang gizi
dalam derajat berat, gangguan
kekebalan, penyakit keganasan. Dihindari pula pemberian pada ibu hamil.
e. Vaksin Hepatitis B
Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali dengan jarak waktu satu
bulan antara suntikan 1 dan 2, lima bulan antara suntikan 2 dan 3. Namun cara
pemberian imunisasi tersebut dapat berbeda tergantung pabrik pembuat vaksin.
Vaksin hepatitis B dapat diberikan pada ibu hamil dengan aman dan tidak
membahayakan janin, bahkan akan membekali janin dengan kekebalan sampai
berumur beberapa bulan setelah lahir.
a. Reaksi imunisasi :nyeri pada tempat suntikan, yang mungkin disertai rasa panas
atau pembengkakan. Akan menghilang dalam 2 hari.
b. Dosis :0.5 ml sebanyak 3 kali pemberian
c. Kemasan :HB PID
d. Efek samping :selama 10 tahun belum dilaporkan ada efek samping yang berarti
e. Indikasi kontra :anak yang sakit berat.
f. Vaksin DPT/ HB (COMBO)
Mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan dan
pertusis yang inaktifasi serta vaksin Hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin
virus yang mengandung HbsAg murni dan bersifat non infectious.
a. Dosis :0.5 ml sebanyak 3 kali
b. Kemasan :Vial 5 ml
c. Efek samping :gejala yang bersifat sementara seoerti lemas, demam,
pembengkakan dan kemerahan daerah suntikan. Kadang terjadi gejala berat
seperti demam tinggi, iritabilitas, meracau yang terjadi 24 jam setelah imunisasi.
Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang dalam 2 hari
d. Kontra indikasi:gejala keabnormalan otak pada bayi baru lahir atau gejala serius
keabnormalan pada saraf yang merupakan kontraindikasi pertusis, hipersensitif
terhadap komponen vaksin, penderia infeksi berat yang disertai kejang
BAB III
KESIMPULAN

Vaksin merupakan salah satu temuan untuk mencegah penyakit yang paling efektif.
Vaksin juga merupakan salah satu komponen yang dapat mempertahankan sistem kekebalan
tubuh dari berbagai virus dan bakteri. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan maka
diperlukan pemberian imunisasi pada awal kehidupan manusia. Tujuan dari pemberian
imunisasi ini adalah untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian pada anak-anak
sebelum usia 1 tahun. Maka dari itu pemerintah perlu untuk lebih memperhatikan kesehatan
masyarakat dimana salah satunya dengan melaksanakan program imunisasi.

Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit menular khususnya


penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yang diberikan kepada tidak hanya
anak sejak bayi hingga remaja tetapi juga pada dewasa. Cara kerja imunisasi yaitu dengan
memberikan antigen bakteri atau virus tertentu yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan
tujuan merangsang sistem imun tubuh untuk membentuk antibodi. Antibodi menimbulkan
atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif sehingga dapat mencegah atau
mengurangi akibat penularan PD3I tersebut

Anda mungkin juga menyukai