DISUSUN OLEH :
ARITA RAHMADHANI
NIFTA AULYA
ASKA FATIA
RADEKA PRATAMA
TIO MUKSIN
RENO CHRISTIAN
SANJAYA
A. LATAR BELAKANG
Vaksin merupakan salah satu temuan untuk mencegah penyakit yang paling efektif.
Vaksin juga merupakan salah satu komponen yang dapat mempertahankan sistem kekebalan
tubuh dari berbagai virus dan bakteri. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan maka
diperlukan pemberian imunisasi pada awal kehidupan manusia. Tujuan dari pemberian
imunisasi ini adalah untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian pada anak-anak
sebelum usia 1 tahun. Maka dari itu pemerintah perlu untuk lebih memperhatikan kesehatan
masyarakat dimana salah satunya dengan melaksanakan program imunisasi.
Seiring semangat Bulan Imunisasi Nasional, kami kembali ingin mengingatkan apa itu
imunisasi. Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan
cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah dilemahkan, dibunuh, atau
bagian-bagian dari bakteri (virus) tersebut telah dimodifikasi.
Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan atau diminum (oral). Setelah
vaksin masuk ke dalam tubuh, sistem pertahanan tubuh akan bereaksi membentuk antibodi.
Reaksi ini sama seperti jika tubuh kemasukan virus atau bakteri yang sesungguhnya.
Antibodi selanjutnya akan membentuk imunitas terhadap jenis virus atau bakteri tersebut.
Tujuan imunisasi adalah agar memdapatkan imunitas atau kekebalan anak secara individu
dan eradikasi atau pembasmian sesuatu penyakit dari penduduk sesuatu daerah atau negeri.
Sedikitnya 70% dari penduduk suatu daerah atau negeri harus mendapatkan imunisasi. Yang
tidak kalah pentingnya adalah imunisasi ulang (booster) yang perlu dilaksanakan dalam
waktu-waktu tertentu untuk meningkatkan kembali imunitas/kekebalan penduduk.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Vaksin ?
2. Apa manfaat dan tujuan Vaksin ?
3. Apa itu Imunisasi ?
4. Apa manfaat dan tujuan Vaksin ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Vaksin
D. Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit menular khususnya
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yang diberikan kepada tidak hanya
anak sejak bayi hingga remaja tetapi juga pada dewasa. Cara kerja imunisasi yaitu dengan
memberikan antigen bakteri atau virus tertentu yang sudah dilemahkan atau dimatikan
dengan tujuan merangsang sistem imun tubuh untuk membentuk antibodi. Antibodi
menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif sehingga dapat mencegah
atau mengurangi akibat penularan PD3I tersebut. (Depkes, 2016)
E. Manfaat Imunisasi
1. Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan
cacat atau kematian.
2. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan
menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
3. Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan
berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
F. Jenis-jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
1. TBC (Tuberculosis).
2. Difteri.
3. Pertusis
4. Tetanus
5. Polio
6. Influenza
c. Vaksin Poliomielitis
Terdapat 2 jenis vaksin dalam peredaran, yang masing-masing mengandung virus
polio tipe I, II dan III; yaitu (1) vaksin yang mengandung virus polio yang sudah
dimatikan (salk), biasa diberikan dengan cara injeksi, (2) vaksin yang mengandung
virus polio yang hidup tapi dilemahkan (sabin), cara pemberian per oral dalam
bentuk pil atau cairan (OPV) lebih banyak dipakai di Indonesia.
1) Penyimpanan : OPV : Freezer, suhu -20º C
2) Dosis : 2 tetes mulut
3) Kemasan : vial, disertai pipet tetes
4) Masa kadaluarsa : OPV : dua tahun pada suhu -20°C
5) Reaksi imunisasi : biasanya tidak ada, mungkin pada bayi ada
berak-berak ringan
6) Efek samping : hampir tidak ada, bila ada berupa kelumpuhan anggota gerak
seperti polio sebenarnya.
7) Kontra Indikasi : diare berat, sakit parah, gangguan kekebalan
d. Vaksin Campak
Mengandung vaksin campak hidup yang telah dilemahkan. Kemasan untuk
program imunisasi dasar berbentuk kemasan kering tunggal. Namun ada vaksin
dengan kemasan kering kombinasi dengan vaksin gondong/ mumps dan rubella
(campak jerman) disebut MMR.
1) Penyimpanan :Freezer, suhu -20º C
2) Dosis :setelah dilarutkan, diberikan 0.5 ml
3) Kemasan :vial berisi 10 dosis vaksin yang dibekukeringkan, beserta pelarut 5
ml (aquadest)
4) Masa kadaluarsa :2 tahun setelah tanggal pengeluaran (dapat dilihat pada
label)
5) Reaksi imunisasi :biasanya tidak terdapat reaksi. Mungkin terjadi demam
ringan dan sedikit bercak merah pada pipi di bawah telinga pada hari ke 7-8
setelah penyuntikan, atau pembengkakan pada tempat penyuntikan.
6) Efek samping :sangat jarang, mungkin dapat terjadi kejang
ringan dan tidak berbahaya pada hari ke 10-12 setelah penyuntikan. Dapat
terjadi radang otak 30 hari setelah penyuntikan tapi angka kejadiannya sangat
rendah.
7) Kontra Indikasi :sakit parah, penderita TBC tanpa pengobatan, kurang gizi
dalam derajat berat, gangguan
kekebalan, penyakit keganasan. Dihindari pula pemberian pada ibu hamil.
e. Vaksin Hepatitis B
Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali dengan jarak waktu satu
bulan antara suntikan 1 dan 2, lima bulan antara suntikan 2 dan 3. Namun cara
pemberian imunisasi tersebut dapat berbeda tergantung pabrik pembuat vaksin.
Vaksin hepatitis B dapat diberikan pada ibu hamil dengan aman dan tidak
membahayakan janin, bahkan akan membekali janin dengan kekebalan sampai
berumur beberapa bulan setelah lahir.
a. Reaksi imunisasi :nyeri pada tempat suntikan, yang mungkin disertai rasa panas
atau pembengkakan. Akan menghilang dalam 2 hari.
b. Dosis :0.5 ml sebanyak 3 kali pemberian
c. Kemasan :HB PID
d. Efek samping :selama 10 tahun belum dilaporkan ada efek samping yang berarti
e. Indikasi kontra :anak yang sakit berat.
f. Vaksin DPT/ HB (COMBO)
Mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan dan
pertusis yang inaktifasi serta vaksin Hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin
virus yang mengandung HbsAg murni dan bersifat non infectious.
a. Dosis :0.5 ml sebanyak 3 kali
b. Kemasan :Vial 5 ml
c. Efek samping :gejala yang bersifat sementara seoerti lemas, demam,
pembengkakan dan kemerahan daerah suntikan. Kadang terjadi gejala berat
seperti demam tinggi, iritabilitas, meracau yang terjadi 24 jam setelah imunisasi.
Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang dalam 2 hari
d. Kontra indikasi:gejala keabnormalan otak pada bayi baru lahir atau gejala serius
keabnormalan pada saraf yang merupakan kontraindikasi pertusis, hipersensitif
terhadap komponen vaksin, penderia infeksi berat yang disertai kejang
BAB III
KESIMPULAN
Vaksin merupakan salah satu temuan untuk mencegah penyakit yang paling efektif.
Vaksin juga merupakan salah satu komponen yang dapat mempertahankan sistem kekebalan
tubuh dari berbagai virus dan bakteri. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan maka
diperlukan pemberian imunisasi pada awal kehidupan manusia. Tujuan dari pemberian
imunisasi ini adalah untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian pada anak-anak
sebelum usia 1 tahun. Maka dari itu pemerintah perlu untuk lebih memperhatikan kesehatan
masyarakat dimana salah satunya dengan melaksanakan program imunisasi.