Evie S, SKep
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan St. Carolus
Program Profesi S-1 Keperawatan
Jakarta, 2008
Vaksinasi zat yang digunakan untuk membentuk imunitas tubuh, terbuat dari mikroorganisme
ataupun bagian dari mikroorganisme penyebab infeksi yang telah dimatikan atau dilemahkan, sehingga
tidak akan membuat penderita jatuh sakit.
Vaksin kemudian dimasukan kedalam tubuh yang biasanya melalui suntikan. Sistem pertahanan tubuh
kemudian akan bereaksi terhadap vaksin yang dimasukan ke dalam tubuh tersebut sama seperti apabila
mikroorganisme menyerang tubuh dengan cara membentuk antibodi (kekebalan tubuh). Antibodi kemudian
akan membunuh vaksin tersebut layaknya membunuh mikroorganisme yang menyerang tubuh. Kemudian
antibodi akan terus berada di peredaran darah membentuk imunitas. Ketika suatu saat tubuh diserang oleh
mikororganisme yang sama dengan yang terdapat di dalam vaksin, maka antibodi akan melindungi tubuh dan
mencegah terjadinya infeksi.
Polio, Campak, Gondongan, Rubella (campak Jerman), Difteria, Tetanus, Batuk rejan
(Pertusis), Meningitis(Radang Otak), Cacar air, dan Hepatitis B.
Pertama, jika anak tidak pernah terpapar kuman penyebab penyakit, maka tidak akan terjadi apa-apa,
anak akan tumbuh sehat.
Kedua, jika anak terpapar dengan kuman penyebab penyakit, kemungkinan anak akan menderita
penyakit atau tidak tergantung bagaimana kekebalan tubuhnya apakah dapat melawan kuman tersebut
atau tidak. Anak dapat sakit ringan saja dan hanya perlu beristirahat dirumah, ataupun gejalanya cukup
berat hingga harus dirawat di rumah sakit, ataupun dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian.
Selain itu, dengan adanya kuman dalam tubuhnya, ia dapat menularkan penyakit ke orang lain di
sekitarnya yang juga tidak memiliki perlindungan terhadap kuman tersebut.
Waktu pemberian vaksinasi juga disesuaikan dengan pola penyakit yang biasanya menyerang anak pada usia
tertentu, sehingga imunisasi akan melindungi anak lebih awal sebelum penyakit tersebut memiliki kesempatan
menyerang tubuh anak.
Pada keadaan tertentu dimana pemberian imunisasi tidak/belum dilakukan, imunisasi tetap dapat diberikan
Tanyakan petugas (dokter,bidan atau perawat) mengenai jadwal imunisasi selanjutnya
BAGAIMANA JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI?
Imunisasi dibagi menajdi 2 kelompok. Kelompok pertama adalah imunisasi yang diwajibkan sehingga tersedia
hingga di Puskesmas dan Posyandu dengan harga yang cukup terjangkau, sedangkan kelompok kedua adalah
imunisasi yang dianjurkan.
Begitu pula apabila anak tidak lengkap mendapatkan imunisasi, segeralah lengkapi sesuai jadwal tanpa harus
memulainya dari awal lagi.
APAKAH SUNTIKAN VAKSINASI AMAN?
Suntikan vaksinasi sangat aman, tapi tidak selalu 100%. Seperti obat-obatan lainnya vaksinasi dapat
menyebabkan beberapa reaksi yang biasanya ringan seperti nyeri lengan pada tempat suntikan dan demam
dengan suhu tidak terlalu tinggi. Namun, reaksi yang berat dapat terjadi, tapi sangat jarang sekali (1 diantara 1
juta suntikan), misalnya reaksi alergi yang begitu hebat terhadap komponen zat-zat yang terdapat dalam vaksin.
Meskipun begitu, yang harus selalu diingat adalah menderita penyakit-penyakit yang dapat dicegah jauh lebih
berbahaya daripada kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi akibat suntikan vaksinasi.
Tanyakan pada petugas yang memberi imunisasi mengenai reaksi dari imunisasi serta
penanganan yang harus dilakukan saat terjadinya reaksi tersebut.
Di negara dengan tingkat vaksinasi anak-anak yang tinggi kejadian penyakit serta kematian akibat difteri,
pertusis, tetanus, campak, gondongan (mumps), rubela, dan Hepatitis B menjadi rendah.
Pemahaman Yang Salah
૪ vaksinasi MMR menyebabkan autisme
૪ kadar zat pengawet yang terdapat dalam vaksin begitu tinggi sehingga bisa menyebabkan keracunan
mercuri
Ternyata pendapat-pendapat tersebut tidak berdasarkan bukti-bukti ilmiah, hanya berupa dugaan belaka.
Berbagai penelitian yang telah dilakukan tidak menemukan hubungan secara langsung kejadian-kejadian
tersebut dengan pemberian vaksinasi. Selain itu, berbagai teknologi terus dikembangkan untuk membuat
vaksin yang lebih aman dan tidak menimbulkan efek samping.
Sekali lagi harus diingat bahwa setiap tindakan yang dilakukan manusia selalu ada risikonya namun janganlah
hanya mengkhawatirkankan risiko yang mungkin terjadi dari suatu tindakan yang akan dilakukan tanpa
mempertimbangkan manfaat yang akan didapat. Manfaat pemberian imunisasi jauh lebih besar dari
kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi.
Ternyata, begitu banyak manfaat yang didapat dari pemberian imunisasi.
Imunisasi merupakan tanda cinta dan perwujudan rasa tanggung jawab untuk
melindungi anak. Karena itu, tidak ada lagi keragu-raguan untuk tidak
memberikan imunisasi.
Imunisasi tidak hanya melindungi individu dari serangan penyakit, tapi juga
melindungi masyarakat. Untuk itu bawalah anak anda, ajaklah anak tetangga,
anak saudara dan semua anak-anak yang belum mendapatkan vaksinasi untuk
segera melakukan imunisasi…