Nim : 220240032 Kelas : 1B Matkul: Bahasa Indonesia
Cerita tentang yang di alami selama Covid-19.
Bismillah. Perkenalkan Nama Saya Elniser Aminadab Mangoting Biasa di Panggil Aini, saya akan bercerita tentang apa yang saya dapatkan/alami selama Covid-19. Saya mengenal adanya virus Corona (Covid-19) pada saat saya duduk di bangku SMA Kelas 3, pada awal munculnya wadah penyakit ini menjelang ujian atau kelulusan kami angkatan 2020. Penyakit ini pada awalnya muncul di negara lain yaitu Cina. Namun, lama kelamaan penyakit ini muncul di Indonesia. Awal munculnya penyakit ini saya pribadi sangat mengabaikannya dan tidak memperdulikan. Tapi, lama kelamaan di sekitar saya mulai terpapar oleh virus penyakit ini sehingga harus di bawa untuk penyembuhan (Isolasi). Lanjut cerita pada masa SMA saya tinggal sendiri di kediaman orang tua saya yang berada dekat dari sekolah saya yakni SMAN 5 Pinrang. Orang tua saya tnggal di Mamuju, Mereka akan datang pada saat libur atau memperkirakan uang dan makanan di rumah sudah mau habis. Tapi, di masa Covid-19 ini mereka tidak dapat pulang karena adaNya penutup jalan antara Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Di sinilah saya merasakan susahnya hidup jauh dari orang tua dan harus berjuang sendiri. Di mana, saya sangat bingung ketika stok beras dan uang jajan saya menipis tetapi orang tua saya tak kunjung pulang karna terkendala akan virus Covid-19 ini. Di Mamuju, orang tua saya tinggal di desa terpencil yang terletak di desa Bonehau desa yang tak memiliki jaringan Sehingga sangat susah menghubungi orang tua saya atas stok makanan yang menipis. Hari pun berlalu, sekolah mulai libur dan kami tidak bisa merasakan ujian sekolah juga perpisahan sekolah yang di adakan tiap tahun. 2020 sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Singkat cerita ketika uang saya mulai habis saya mulai kebigugan harus minta di mana atau minjam di mana? Sehingga saya berfikir untuk berbisnis online kecil-kecil. Ada pun modal yang saya gunakan yakni uang dari menjual botol bensin yang pernah digunakan Mama sebelumnya. Pada saat itu saya dengan nekat menjual botol tersebut di warung-warung terdekat dan menghasilkan uang kurang lebih seratus ribu. Na, modal ini lah yang saya gunakan untuk memesan barang pada orang untuk di jual kembali. Awal jualan pembeli sangatlah Kurang di karena bapa Bupati pinrang dan rejang kesehatan pinrang menhimbau untuk tidka melakukan aktifitas di luar rumah. Di situ lah saya merasa keras nya hidup mencari Rezeki. Waktu pun berputar sekitar 2 bulan saya usaha sendiri dan jaualanku pun mulai laku, pada saat itu saya menjual kosmetik. Dari hasil jualan Kosmetiklah saya bertahan hidup Sampe ornag tua saya bisa tiba di Pinrang. Hal tersedih pun yang paling saya rasakan yakni puasa sendiri, di mana saya harus bangun subuh sendiri untuk sahur dan buka puasa sendiri. Tapi, saya juga bersyukur karena adanya Covid-19 ini saya banyak belajar dari arti kehidupan mencari Rezeki dan hidup mandiri. Pada saat orang tua saya datang, Bapa saya tidak kerja Karna ada himbauan dari pemerintah dan tokoh-tokoh pun di tutup sehingga pegangura terjadi kurang lebih 2 bulan. Pada saat itu menjelang pendaftaran Kuliah ku, tapi ekonomi sangat susah untuk di dapatkan. Saya mendaftar diri saya di Universitas IAIN Gorontalo dan hasilnya pun saya lulus, bebas tes. Hal itu sangat membuatku bahagia tapi karena ekonomi susah sehingga saya memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah. Hati ku pun hancur ketika saya memutuskan bahwa saya harus putus di tengah jalan, tapi saya bertekad untuk melanjutkan sekolah saya tahun depan, namun Allah berkehendak lain ketika saya mendapatkan rezeki dari jualan online kosmetik dan rezeki dari keluarga juga teman-teman saya. Saya pun memutuskan kembali untuk melanjutkan kuliah saya tetapi tidak di IAIN Gorontalo karena mengingat uang pas-pasan. Di hari terakhir-akhirlah saya baru melakukan pendaftaran kembali di universitas lain yakni universitas Muhammadiyah pare pare. Saya mendaftar diri di Pare-Pare karena saya tidak memiliki uang banyak untuk bersekolah di kota besar yakni Makassar. Mengingat biaya transportasi dan makan di sana. Saya pun di terima di universitas Muhammadiyah pare Jurusan Ilmu kesehatan masyarakat. Saya sangat bersyukur karena Sang Pencipta masih mengizinkan saya untuk melanjutkan kuliah saya tahun ini, sehingga saya tidak harus menunggu tahun depan. Dari adanya virus Covid-19 ini atau Corona saya mendapatkan banyak cerita pengalaman yang tak dapat saya ceritakan semuanya. Tetapi, dari sinilah saya sangat banyak belajar mulai dari mencari rezeki, sabar, iklas, kuat, dn slalu bersyukur juga tidak putus asa untuk berjuang demi masa depan. Sampai saat ini kah saya usaha kecil- menjual online untuk biaya kuliah saya krna saya sadar saya tidak boleh bergantung kepada orang tua terus, to selagi tangan dan kaki saya bisa untuk mencari rezeki kenapa harus membebankan segalanya kepada orang tua. Rasa malu sering muncul ketika di ejek teman-teman tapi saya tidak boleh menyerang untuk berjuang untuk pendidikan saya. Saya sangat bersyukur banyak mendapat pelajaran dari adanya Covid-19 ini tapi saya juga berharap Covid-19 ini cepat berlalu “Aamiin” agar saya bisa kuliah secara offline. Saya sangat berterima kasih kepada sang pencipta telah memberikan saya banyak hikmah di balik wadah penyakit ini, tapi semoga sang pencipta juga memberikan kita pertolongan untuk menghilangkan penyakit ini agar tak banyak korban lagi yang merasakan Reza akan penyakit ini. Sekian cerita saya, kurang dan lebihnya mohon di maafkan. Assalamualaikum wr.wb.