Anda di halaman 1dari 3

NAMA : YENNI FITRYANA

FAKULTAS/PRODI : FKIP/ PENDIDIKAN KIMIA

Menggapai Mimpi Lewat Bidikmisi


Namaku Yenni fitryana, aku adalah mahasiswa baru fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan jurusan pendidikan kimia universitas sriwijaya. Kisah ku berawal saat aku
menginjak kelas 3 SMA. Saat itu aku bingung untuk menentukan lagkah selanjutnya, mau
kerja atau kuliah ? aku sebenarnya sangat ingin kuliah karena aku berfikir dengan kuliah aku
akan mendapat pekerjaan yang lebih layak. Lalu kemudian, aku ingin menjadi seorang bidan,
namun orang tuaku tak sanggup dengan besarnya biaya.

Aku hanyalah anak dari seorang petani, bapak bekerja setiap hari namun, kadang kala
panen yang kami dapat tak sebanding dengan modal dan kerja keras bapak. Ibukku juga
hanya lah seorang ibu rumah tangga . aku adalah anak pertama dari 4 bersaudara. Berat
rasanya memaksakan tekadku untuk kuliah karena penghasilan bapak yg tidak menentu di
tambah lagi 2 adikku juga sekolah. Tahun itu menjadi masa masa sulit bagiku, karena bapak
gagal panen. Perekonomian keluargaku semakin buruk, adikku juga ingin melanjutkan
sekolah di tinggi SMP dan aku juga ingin melanjutkan kuliah. Namun, karena melihat
perekonomian kami yang tidak memadai, aku pun sempat merasa patah semangat untuk bisa
kuliah.

Aku pun gencar mencari informasi tentang beasiswa yang bisa menolongku agar aku
dapat kuliah. Aku pun akhirnya mendapat inforasi mengenai bidikmisi dari kakak tingkatku
yang masuk perguruan tinggi dengan bantuan bidikmisi. Esok harinya, aku pun bertanya
kepada guru bk di sekolah. Aku sangat penasaran apa itu bidikmisi, dan apakah ia dapat
menolongku. Aku pun berfikir lebih rasional, apakah jika aku kuliah, hanya akan menambah
kesusahan orang tuaku ? atau aku hanya bekerja saja ? namun, apakah mereka akan bangga
terhadapku? Sungguh banyak pertanyaan yang timbul di pikiranku. Sebagai anak pertama,
nantinya aku pasti akan menjadi tulang punggung keluargaku, aku ingin mendpat kerja yang
layak agar ekonomi keluargaku menjadi baik. Ibuku sering bercerita tentang anak paman
yang kuliah di kota tanpa meminta biaya pada orang tua, ibuku berharap aku juga bisa seperti
itu. Ibu sangat mendukungku untuk kuliah karna ibu ingin sekali aku menjadi seorang guru.
Namun, bapak berbanding terbalik dengan keinginan ibuku, bapak melarangku untuk kuliah
karna ia termakan perkataan dari paman bahwa seorang anak perempuan jangan sekolahin
tinggi tinggi, nanti juga bakalan nikah.dan paman pun berkata : “kalo anak petani ya jadi
petani aja, jangan mimpi jadi sarjana lah, ketinggian mimpinya”. Beberapa hari aku dan
bapak selalu berselisih. Aku sedih kenapa bapak melarangku untuk kuliah? Akhirnya berkat
rayuan dari ibuku bapak mengalah dan bapak setuju dengan keinginanku yang ingin
melanjutkan kuliah. Perkataan pamanku sangat menyakiti perasaanki, namun itu ku jadikan
sebagai cambukan keras bahwa aku tidak seperti itu, aku boleh miskin harta, tapi aku tak
boleh miskin ilmu,naku harus berusaha mengejar impianku, aku tak ingin mengecewakan
kedua orang tuaku. Akan ku buktikan kepada paman dan yang lainnya bahwa anak seorang
oetani pun bisa kuliah dan menggapai cita-citanya. Aku harus membalas ucapan mereka yang
selalu menganggap aku pemimpi, dan selalu mengejek-ejek keluargaku. Akan ku buktikan
aku akan membuat kedua orang tuaku bangga dengan kerja kerasku.

Hari pun berganti hari, aku semakin aktif konsultasi dengan guru bk di sekolahku.aku
sering bertanya tentang kakak kelas yang lolos SNMPTN dsn mendapatkan bidikmisi.
Kemudian buk anggi bercerita bahwa ada sekolah kedinasan yang semua biaya d tanggung
pemerintah, dan langsung menjadi PNS. Aku sangat gembira mendengarnya, seketika akupun
berubah haluan tak ingin kuliah namun ingin bisa lolos di sekolah kedinasan tersebut. Aku
sangat tertarik dengan STAN. di STAN terdapat D1 pajak. Aku berpikir jika aku hanya
kuliah satu tahun, aku akan lebih cepat mengubah perekonomian keluargak, kedua orang tua
ku pasti akan sangat bahagia dan banggadengan itu. Llu aku mencoba mengikuti try out
STAN yang di adakan oleh kakak-kakak STAN dari Martapura. Dan, aku sangat tidak
menyangka hasil try out STAN hasilku memuaskan dan di nyatakan lolos. Aku sangat
bahagia, aku pun menceriitakan hal ini kepada ibuku, ibuku sangat bahagia mendengarnya.
Aku pun semakin giat lagi belajar agar aku tidak hanya lolos di try out nya namun juga lolos
di pertarungan selanjutnya. Aku gemar mencari informasi seputar STAN dan apa saja
persyaratannya, namun sepertinya niatku untuk ikut STAN tahun ini harus ku tunda sebab
usia minimal untuk STAN adalah 17 tahun, sedangkan umurku masih 16 tahun.

Saat itu, aku benar-benar sangat bingung, aku pun teringat akan kakak kelasku yang
lolos SNMPTN dan mendapatkan bidikimisi. Aku sangat bersemangat, dan bahagia sekali
setelah aku dinyatakan lolos seleksi 40% SNMPTN. Aku semakin giat belajar dan berdoa.
Aku sangat menantikan pengumuman hasilnys. Memang, tidak ada orang yang berhasil
sebelum ia gagal. Tekadku mulai goyah setelahaku mendapat kabar bahwa aku tidak lolos
seleksi 20% SNMPTN. Rasa hatiku benar-benar sedih, hncur, sangat kecewa, aku tidak bisa
menerimanya, aku menagis sampai tersedu-sedu. Aku benar-benar patah hati.orang tuaku pun
ikut kecewa ketika mengetahuihal ini. Apalagi ibuku pernah bilang : “ nak, kami insya allah
masih sanggup tidak punya apa-apa dan tidak makan apa-apa asalkan kamu bisa menaikkan
derajat orang tuaamu, membanggakan orang tuamu, merubah perekonomian keluarga
kita,dan adik-adikmu menjadi tanggung jawab kamu”. Aku sangat sedih namun, aku tak
boleh patah semangat.

Jalur masuk perguruan tinggi negri yang aku tahu hanya jalur undangan (SNMPTN)
dan jalur mandiri.namun ternyata masih ada satu jalur lagi yaitu SBMPTN. Aku mulai
bersemangat lagi, aku semakin giat belajar dan berdoa supaya aku bisa lulus SBMPTN.
Namun, tak sesimple yang aku kira, tes ini berbayar dan di laksanakan di universitas terdekat.
Untung saja, sebagai pendaftar SBMPTN jalur bidikmisi aku tidak harus menegeluarkan uang
untuk melaksanakan tes dan aku bisa menjadikan uang nya sebagai ongkos aku kekota.
Dikota aku punya kakek jadi untuk menginap aku tidak perlu susah lagi mencari. Soal-soal
SBMPTN sangat-sangat berbeda dengan materi di sekolah rata-rata soalnya HOTS yang
sangat membuat kepala pusing.oh iya, aku ikuttes UTBK 2 kali atas saran dari guruku.

Hari demi hari berganti,saatnya pengumuman hasil tes UTBK. Dan alhamdulillah niai
UTBK yg oertama mendapat nilai yg sangat bagus, namun sayang nilai UtBk ku yang kedua
malah lebih kecil. Ketika mendaftar SBMPTN aku merasionalisasikan oilihanku dengan nilai
UTBK ku .sebagai pilihan pertama aku memilih farmasi(unsri), dan pilihan kedua mya adalah
pendidikan kimia (unsri). Dan alhamdulillah ketika pengumuman SBMPTN aku di terima di
UNSRI prodi pend.kimia. kedua orang tuaku sangat bangga dan bahagia mendengarnya.
Kebahagiaanku semakin bertambah setelah aku mengetahui bahwa aku dinyatakan layak
sebagai mahasiswa baru penerima bidikmisi.

Anda mungkin juga menyukai