Setiap orangtua, apapun status sosial dan profesinya, selalu ingin anaknya sukses
dalam kehidupan. Banyak orangtua melakukan berbagai upaya untuk menggapai kesuksesan
anaknya. Terkait itu, ada kisah menarik yang bisa dijadikan tauladan. Seorang tukang
bangunan di kampung tempat saya tinggal dengan susah payah menyekolahkan anaknya hingga
perguruan tinggi dengan mengambil program studi teknik sipil. Orangtua itu berharap kelak
anaknya bisa hidup sejahtera, tidak seperti dia yang bekerja bermodal otot dan bermandikan
keringat dengan upah harian tidak seberapa. Kebetulan anaknya memiliki prestasi akademik
baik sejak pendidikan dasar. Para gurunya juga mendorong agar dia dapat melanjutkan ke
jenjang pendidikan tinggi (kuliah), entah bagaimana caranya karena prestasi akademik di SMA
Semula kedua orangtuanya ragu dari mana biaya kuliah anaknya. Sang ayah terpaksa
menjual sepeda motor, barang berharga satu-satunya milik keluarga dan ganti sepeda biasa
sebagai sarana transportasi sehari-hari. Setelah akhirnya benar-benar bisa kuliah di salah
perguruan tinggi ternama di negeri ini, tanpa menyia-nyiakan waktu anak itu belajar dengan
tekun dan akhirnya lulus tepat waktu dengan menggondol gelar Sarjana Teknik (ST).
menyekolahkannya hingga perguruan tinggi, apalagi hingga mencapai gelar sarjana. Karena
itu, dia belajar dengan sungguh-sungguh dengan semangat yang membaja. Dia juga sadar
bahwa dia satu-satunya harapan dan kelak akan menjadi tulang punggung keluarga. Karena itu,
dia harus bekerja keras dan tidak boleh gagal. Di samping dia belajar dengan sungguh-sungguh,
sang ayah juga tak henti-hentinya berdoa untuk kesuksesan sang anak. Klop sudah, anak belajar
dengan sungguh-sungguh, orangtua ikhtiar lewat doa. Perpaduan doa dan ikhtiar, ikhtiar dan
beberapa perusahaan swasta. Hebatnya, hampir semua menerimanya sebagai karyawan, hingga
membuatnya bingung memilih yang mana. Akhirnya, dia memilih sebuah perusahaan besar di
bidang konstruksi, yang menurutnya memberi gaji paling tinggi dibanding yang lain. Berita dia
diterima di sebuah perusahaan besar segera menyebar ke para tetangga dan sanak saudara. Rasa
Harapan perubahan hidup mulai terpancar di mata sang ayah dan ibunya. Air mata
syukur tidak henti-hentinya menetes di wajah kedua orangtuanya yang tinggal di rumah sangat
sederhana itu. Sebab, memang tidak mudah seseorang bisa diterima bekerja di perusahaan
besar itu, apalagi dengan gaji yang cukup tinggi untuk ukuran seorang bujangan. Wajar, jika
Segera para tetangga menyebut Cak Min (sebut saja begitu) sebagai orangtua berhasil
mengantarkan anaknya menuju sukses. Para tetangganya memberi ucapan selamat atas
kesuksesannya. Tetapi apa sebenarnya kiat Cak Min bisa mengantarkan anaknya menjadi
sarjana dan akhirnya bisa bekerja di sebuah perusahaan besar dengan penghasilan tinggi.
Semua penasaran dengan Cak Min. Tak kuasa menahan pertanyaan sanak saudara dan
kerabatnya yang ingin menirunya, Cak Min akhirnya membuka rahasia apa yang dia lakukan
Menurut Cak Min, anaknya dikirim ke sekolah dengan niat suci agar kelak menjadi
orang baik, berpengetahuan tinggi dan kelak hidupnya bermanfaat bagi orang banyak. Kendati
hidup kekurangan, Cak Min sadar bahwa pendidikan merupakan satu-satunya alat pemutus
mata rantai kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan. Cak Min tentu ingin agar anaknya
tidak mengikuti jejaknya sebagai tukang bangunan. Dia merasakan betapa beratnya bekerja
sebagai tukang bangunan dengan penghasilan tidak seberapa. Karena itu, dia berupaya keras
tidak hahal. Cak Min paham bahwa uang yang tidak halal untuk membeayai pendidikan
anaknya tidak akan membawa barokah, walau kelak anaknya menjadi sarjana. Mengirimkan
anaknya untuk mengenyam pendidikan dengan niat suci tentu akan sia-sia jika sarana untuk
Ketiga, Cak Min rajin mendoakan anaknya lewat sholat malam yang secara rutin dia
lakukan. Kendati sangat capek karena seharian bekerja, Cak Min hampir tidak pernah
meninggalkan sholat malam. Cak Min memanfaatkan saat-saat mustajabah di waktu malam
Penjelasan Cak Min membuat sanak saudara, kerabatnya dan tetangganya terbelalak.
Sebab, selama ini Cak Min itu tidak pernah bercerita kepada siapapun tentang apa yang dia
lakukan. Memang Cak Min dikenal sebagai pribadi yang alim. Kendati bekerja sebagai tukang
bangunan, Cak Min selalu mencari waktu untuk bisa menunaikan sholat wajib tepat waktu. Itu
hebatnya. Dan, menurutnya, di akhir sholat dia tidak pernah lupa menyelipkan doa untuk
anaknya.
Niat yang suci dan tulus, biaya pendidikan yang halal, dan doa orangtua ternyata
menjadi kunci keberhasilan anak Cak Min. Kiat sukses Cak Min bisa dijadikan pelajaran
berharga. Cak Min memang hanya seorang tukang bangunan. Tetapi kiat hidupnya untuk
menjadikan anaknya sukses bisa menjadi pelajaran berharga bagi siapa saja, termasuk para