Anda di halaman 1dari 11

HAJI dan UMRAH

A. Haji

1. Pengertian Haji
Haji menurut bahasa adalah menyengaja. Menurut syariat Islam, haji adalah sengaja
mengunjungi mekkah (Kakbah) untuk mengerjakan ibadah yang teridir atas tawaf, sai, wukuf, dan
amalan-amalan lainnya pada masa tertentu demi memenuhi panggilan Allah swt. Dan
mengharapkan keridaan-Nya.
Ibadah haji merupakan bagian dari syari’at bagi umat-umat terdahulu semenjak Nabi
Ibrahim a.s. membangun Baitulharam di mekah agar orang-orang tawaf di sekelilingnya dan
menyebut nama Allah swt. Ketika melakukan perbuatan tersebut.
Ibadah haji merupakan rukun islam yang kelima. Haji diwajibkan oleh Allah swt. Atas
setiap muslim yang mampu untuk mengerjakannya sekali dalam hidupnya. Allah swt. Berfirman
(Ali imran:97).

Artinya: ...Dan (di antara) Kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup
Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), Maka
Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (Q.S. Ali imran:
97)

2. Syarat Wajib dan Syarat Sah Haji

Syarat wajib haji adalah hal-hal yang apabila telah terpenuhi menyebabkan orang yang
bersangkutan wajib menunaikan haji.
Adapun syarat sah haji adalah hal-hal yang harus dipenuhi oleh orang yang menunaikan
ibadah haji. Tidak terpenuhinya salah satu syarat sah haji menyebabkan haji yang dilakukan tidak
sah.

a. Syarat Wajib Haji


1) Beragama Islam;
2) Baligh/dewasa;
Bagi anak-anak yang belum sampai umur dewasa tidak wajib haji namun jika ia mengerjakannya
maka hajinya tetap sah.
3) Berakal Sehat;
4) Merdeka;
Yakni bukan budak. Jika ia masih berstatus sebagai budak mengerjakan haji, maka hajinya tetap
sah. Budak berbeda dengan Asisten Rumah Tangga (ART) yang memiliki gaji setiap bulan. Setiap
orang yang bukan budak dan telah dianggap mampu maka ia wajib menunaikan ibadah haji.
5) Istita’ah atau mampu (kuasa);
Pengertian kuasa atau mampu ada 2 (dua) macam antara lain:
a) Kuasa mengerjakan haji bagi diri sendiri.
(1) Sehat badan.
(2) Mempunyai bekal yang cukup untuk pergi dan kembali haji serta bekal untuk keluarga yang
ditinggalkan.
(3) Ada kendaraan yang layak dipergunakan untuk menuju ke Tanah Suci.
(4) Aman, yakni keamanan selama dalam perjalanan terjamin sejak berangkat sampai kembali ke
rumah.
(5) Bagi perempuan harus bersama muhrimnya misalnya suami, anak, saudara atau dengan perempuan
lain yang ada hubungan muhrim dan dapat dipercaya.
Rasulullah saw. Bersabda:
}‫ َال ت ُ َسا ِف ُرا لْ َم ْرا ُة ِاالَّ َم َع ِذ ْى َم ْح َر ٍم {رواه البخا رى‬:‫َع ِن ا ْب ِن َع َّبا ٍس قَا َل النّ ِ ُِّب َص ََّّل ا ّهلل عَلَ ْي ِه َو َس َّ ََّل‬
Artinya: Dari Ibnu Abbas, Rasullullah saw. Bersabda, “Janganlah seorang wanita bepergian, kecuali
bersama mahramnya.” (HR. al-Bukhari; 1729).
b) Kuasa mengerjakan haji bukan untuk dirinya sendiri. Jika seseorang telah memenuhi syarat wajib
haji.

b. Syarat Sah Haji


Haji dinyatakan sah apabila pelaksanaannya memenuhi hal-hal berikut ini:
1) Dilaksanakan sesuai batas-batas waktunya. Misalnya miqat zamani (batas waktu pemakaian
ihram) dan batas waktu wukuf.
2) Melaksanakan urutan rukun haji tidak dibolak-balik.
3) Dipenuhi syarat-syaratnya misalnya syarat tawaf dan sa’i.
4) Dilaksanakan ditempat yang telah ditentukan, misalnya tempat wukuf, tawaf, sa’i, melontar
jumrah dan hadir di muzdalifah ataupun bermalam di Mina.

3. Rukun Haji

Rukun haji adalah hal-hal pokok yang harus dilaksanakan dalam ibadah haji. Jika salah
satunya ditinggalkan maka hajinya batal. Adapun yang termasuk dalm rukun-rukun haji sebagai
berikut:
a. Ihram, yaitu berpakaian ihram dan berniat mengerjakan haji. Pakaian ihram adalah kain putih yang
tidak berjahit dipakai mulai dari suatu tempat dan waktu yang ditentukan. Ketentuan ini disebut
miqat. Adapun miqat ada 2 (dua) macam yaitu:
1) Miqat Zamani, yaitu batas waktu niat yang telah ditentukan. Berdasarkan kesepakatan para ulama
yang bersumber dari sunah Rasulullah, miqat Zamani dimulai sejak tanggal 1 Syawal, Zulkaidah
dan Zulhijah pada batas akhir tanggal 10 Zulhijah.
2) Miqat Makani, yaitu batas tempat berniat yang telah ditentukan. Misalnya miqat makani untuk
orang Indonesia dimulai dari bukit Yalamlam.
Berikut “miqat makani” yang dimaksud:
1) Zulhulaifah atau Bir-ali bagi orang yang berangkat dari arah Madinah.
2) Rabig atau al Juhfah bagi orang yang datang dari arah Suriah, Mesir, dan wilayah Maghrib.
3) Yalamlam, sebuah gunung yang letaknya 94 km sebelah selatan Mekkah bagi orang yang datang
dari arah Yaman.
4) Qarnul Manazil, sebuah wilayah yang berada 94 km sebelah timur Mekkah bagi orang yang datang
dari arah Nejd.
5) Zatu Irqin, sebuah wilayah yang berada 94 km sebelah timur Mekkah bagi orang yang datang dari
Irak, Afganistan, Rusia, dan Negara-negara searah.
6) Jeddah, bagi jama’ah haji yang masuk tanah suci lewat Jeddah.
7) Mekkah, bagi penduduk asli Mekkah. Jadi pada saat keluar rumah sudah berpakaian ihram.
8) Jamaah haji yang rumahnya berada di antara Mekkah dan kota-kota tersebut miqat makaninya
dari rumah masing-masing.

b. Wukuf, yaitu berdiam atau hadir di padang Arafah pada waktu yangh ditentukan. Wukuf dimulai
saat tergelincirnya matahari yakni waktu dzuhur tanggal 9 Zulhijjah sampai terbit fajar tanggal 10
Zulhijjah.
c. Tawaf, yaitu menegelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran dengan memenuhi syarat-
syaratnya. Firman Allah swt. Surat al-Hajj ayat 29:

Artinya: ….dan melakukan tawaf sekeliling rumah tua (Baitullah). (Qs. Al-Hajj:29).
Dalam melaksanakan tawaf seseorang harus memenuhi beberapa syarat berikut:
1) Menutup aurat.
2) Suci dari hadas dan najis.
3) Ka’bah di sebelah kiri orang yang tawaf.
4) Tawaf dimulai dari hajar aswad.
5) Dilakukan tujuh kali putaran.
6) Tawaf dilakukan di dalam Masjidil Haram.
Bacaan yang dibaca pada waktu melakukan tawaf adalah:
ُ ّ َّ‫ُس ْب َحا َن ا ّ ِلّل َولْ َح ْمدُ ِ ّ ِلّل َو َالا َهل اال‬
‫الّل َو ا ّ ُلّل ا ْك َ َُب و َال َح ْو َل َو َالقُ َّوةَاالَّ ِِب ّ ِلّل‬
Artinya: Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Mahabesar, tidak ada
daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah.

Macam-macam Tawaf sebagai berikut:


1) Tawaf ifadah, yaitu tawaf yang termasuk rukun haji atau umrah.
2) Tawaf qudum, yaitu tawaf yang dilakukan kerika seseorang baru tiba di Masjidil Haram.
3) Tawaf Nazar, yaitu melakukantawaf untuk menunaikan nazarnya.
4) Tawaf Sunah, yaitu tawaf yang dilakukan pada waktu longgar dan memungkinkan serta
berkehendak mengerjakannya.
5) Tawaf Tahadul, yaitu tawaf untuk menghalalkan larangan-larangan haji dan lain-lain karena
ihram.
6) Tawaf Wada’, yaitu tawaf pamitan yang dilakukan saat akan meninggalkan Mekkah.

d. Sa’i, yaitu berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah. Syarat pelaksanaan Sa’i sebagai
berikut:
1) Dimulai dari bukit Safa dan diakhiri dibukit Marwah.
2) Dilakukan sebanyak tujuh kali, dari Safa dan Marwah dihitung sekali dan dari Marwah ke Safa
dihitung sekali.
3) Dikerjakan setelah melaksanakan tawaf baik qudum maupun tawaf rukun.

e. Tahalul atau menggunting rambut, dilakukan setelah melontar jumrah aqabah pada hari raya
Nahar (penyembelihan kurban). Apabila mempunyai kurban hendaklah ia bercukur stelah
menyembelihnya. Bercukur adalah menghilangkan rambut di kepala paling sedikit tiga helai
rambut dengan alat cukur atau pisau.
f. Tertib, maksudnya berurutan dalam mengerjakan rukun-rukun haji yaitu dimulai dari ihram,
wukuf, tawaf, sa’i, dan tahalul.

4. Wajib Haji
Wajib haji adalah sesuatu yang perlu dikerjakan, tetapi sahnya haji tidak tergantung atasnya
dan boleh diganti dengan membayar dam yaitu menyembelih binatang. Yang termasuk dalam
“wajib haji” adalah:
a. Memulai ihram dari miqat, yaitu batas waktu dan tempat yang ditentukan untuk melakukan ibadah
haji.
b. Bermalam di Muzdalifah setelah wukuf (pada malam tanggal 10 Zulhijjah walaupun hanya
sebentar).
c. Melontar jumrah aqabah yang dilakukan pada hari raya haji dengan menggunakan batu-batu
kerikil sebanyak tujuh butir.
d. Melontar tiga jumrah, yaitu jumrah pertama (Jumratul Ula). Jumrah kedua (Jumratul Wusta),
jumrah ketiga (Jumratul Aqabah).
e. Bermalam di Mina pada hari Tasyrik yaitu tanggal 11,12, dan 13 Zulhijjah.

ِ ْ َّ ‫الّل عَلَ ْي ِه َو َس َّ ََّل ِب ِمىن َا ّّي َم الت‬


‫ْش يْ ِق يَ ْر ِمى الْ َج ْم َر َة ِا َذا َزال َ ِت ا ّلش ْم ُس‬ ُ ّ ‫ َم َك َث النَّ ِ ُِّب َص ََّّل‬,‫َع ْن عَا ِء َش َة‬
} ‫ُك َ َْج َر ٍة ب َِس ْبع ِ َح َص َيا ٍت {رؤاه أمحد‬ ُّ ُ
Artinya: Dari Aisyah r.a., Nabi saw. telah tinggal di Mina selama hari Tasyrik. Beliau melontar jumrah
apabila matahari telah condong kea rah barat, masing-masing tujuh batu kerikil. (H.R. Ahmad:
23451).
f. Tawaf wada’ atau tawaf perpisahan yang dilakukan saat akan meninggalkan Mekka, kecuali
wanita yang sedang haid.
g. Menjauhkan diri dari segala larangan atau yang diharamkan dalam melaksanakan ibadah haji.

5. Sunah-sunah Haji

a. Melaksanakan haji ifrad.


b. Membaca talbiyah dengan suara nyaring bagi laki-laki dan lemah lembut bagi wanita. Waktunya
sejak ihram sampai melontar jumrah aqabah pada hari raya kurban. Lafal talbiyah sebagai berikut:
‫َشيْ َك َ ََل‬ َ ْ ‫ ِا َّن الْ َح ْمدَ وال ِنّ ْع َم َة َ ََل َولْ ُم‬,‫َشيْ َك َ ََل ل َ َّب ْي َك‬
ِ َ ‫ْل َال‬ ِ َ ‫ ل َ َّب ْي َك َال‬,‫ل َ َّب ْي َك اللّهُ َّم ل َ َّب ْي َك‬
Artinya: Aku datang menyambut panggilan-Mu, ya Allah, tiada sekutu bagi-Mu. Aku sambut panggilan-Mu
dan hanya Engkaulah yang memiliki kerajaan, tiada sekutu bagi-Mu.

c. Berdo’a setelah membaca talbiyah.


d. Membaca do’a dzikir sewaktu melaksanakan tawaf.
e. Shalat dua rakaat setelah tawaf.
f. Masuk ke Ka’bah (Baitullah).

6. Macam-macam Haji
a. Haji Ifrad
Haji Ifrad artinya haji terpisah yaitu melakukan ibadah haji secara terpisah dari ibadah umrah
dengan cara mendahulukan ibadah haji. “cara mengerjakannya” yaitu Ihram atau niat haji lebih
dahulu dari miqat. Kemudian mengerjakan rukun-rukun haji. Sesudah itu melakukan ihram atau
niat umrah dan mengerjakan sampai selesai. Artinya ibadah haji dan umrah dikerjakan secara
terpisah dengan mendahululakan ibadah haji.
b. Haji Tamatu’
Haji Tamatu’ artinya bersenang-senang, yaitu cara melaksanakan ibadah haji secara terpisah
dari ibadah umrah tetapi dengan mendahulukan umrah daripada haji. “Cara mengerjakan haji
tamatu’ ” ihram atau niat dahulu dan mengerjakannya hingga selesai. Kemudian ihram atau niat
lagi untuk haji dan menyelesaikan haji.

c. Haji Qiran
Haji qiran artinya terpadu atau bersamaan, yaitu melakukan ibadah haji dan umrah secara
bersamaan. “cara mengerjakannya” harus berihram atau niat haji sekaligus umrah. Cara ini biasa
digunakan orang yang pergi haji namun waktunya sangat terbatas.[3]

7. Tata Cara Pelaksanaan Ibadah Haji


a. Ihram dari miqat yang telah ditentukan
Ihram bisa dimulai sejak awal bulan syawal dengan melakukan mandi sunah, berwudhu
memakai pakaian ihram, shalat sunah ihram dan berniat haji pada hari 8 Zulhijjah dengan
mengucapkan kalimat “Labbaikallahumma Hajjan”, artinya aku sambut panggilan-Mu ya Allah
untuk berhaji.

b. Wukuf di Arofah pada Tanggal 9 Zulhijjah


Wukuf di mulai setelah matahari tergelincir (waktu dzuhur) sampai terbit fajar pada hari
Nahar (hari-hari penyembelihan) di antaranya hari penyembelihan kurban tanggal 10 Zulhijjah.
Amalan yang dikerjakan pada waktu wukuf di antaranya shalat jamak takdim dan qasar dzuhur-
asar, berdo’a, berdzikir, membaca Al-Qur’an, shalat jamak takdim, dan Qasar Maghrib-Isya.

c. Mabit (Menginap) di Muzdalifah (Meskipun Hanya Sebentar)


Waktunya beberapa saat setelah tengah malam sampai menjelang terbit fajar. Di tempat
inilah para jama’ah mengambil batu kerikil yang berjumlah 49 butir atau 70 butir untuk keperluan
melontar jumrah di Mina. Setelah itu shalat subuh pada awal waktu dilanjutkan menuju Mina.
Kemudian berhenti di Masy’aril Haram atau monument Suci (Muzdalifah) untuk berdzikir kepada
Allah dan mengerjakan shalat subuh ketika fajar menyingsing tanggal 10 Zulhijjah.

d. Melontar Jumrah Aqabah


Dilakukan di Bukit Aqabah pada tanggal 10 Zulhijjah dengan tujuh buah
kerikil dilanjutkan menyembelih kurban.

e. Tahalul Awal
Yakni berlepas diri dari ihram haji sesudah amalan-amalan haji selesai dilaksanakan.
Tahalul awal dilaksanakan setelah melontar jumrah aqabah dengan cara mencukur atau
menggunting rambut minimal tiga helai bagi yang akan melaksanakan tawaf ifadah (tawaf rukun)
pada hari itu dapat langsung menuju Mekkah untuk tawaf. Masuk Masjidil Haram melalui
Babussalam (pintu salam yang terdapat di Masjidil Haram). Sambil membaca bacaan talbiyah.
Tawaf dimulai dari tempat yang sejajar dengan Hajar Aswad (batu hitam) dan Ka’bah harus selalu
berada di sebelah kiri.
Setelah tawaf, disunahkan mencium hajar aswad, shalat sunah dua raka’at di makam
Ibrahim, berdo’a di Multazam dan shalat sunah dua raka’at di Hijr Ismail yang berada di kompleks
Masjidil Haram. Setelah itu sa’I, dilanjutkan dengan Tahalul kedua, maka seluruh perbuatan yang
dilarang selama Ihram telah dibolehkan sehingga semuanya menjadi halal. Selanjutnya kembali ke
Mina sebelum matahari terbenam untuk mabit atau bermalam kembali di tempat itu.
f. Bermalam di Mina
Pada hari Tasyrik yaitu tanggal 11,12, dan 13 Zulhijjah dan setiap siang pada hari Tasyrik
melontar jumrah ula, wusta dan aqabah yang masing-masing tujuh kali. Bagi yang menghendaki
nafar awal atau meninggalkan Mina tanggal 12 Zulhijjah setelah jumrah pada sore hari maka
melontar jumrah pada tanggal 11 dan 12 Zulhijjah. Tetapi bagi yang menghendaki nafar sani yakni
meninggalkan Mina tanggal 13 Zulhijjah setelah itu selesai seluruh rangkaian kegiatan ibadah haji
dan kembali ke Mekkah.
g. Melaksanakan Tawaf Ifadah saat berada di Mekkah
Bagi yang belum melaksanakan tawaf ifadah saat berada di Mekkah harus melakukan tawaf
ifadah dan sa’I lebih dulu. Selanjutnya melakukan tawaf wada’ bagi yang akan meninggalkan
Mekkah untuk kembali ke kampung halamannya.[4]

8. Larangan Bagi Orang yang Melakukan Ibadah Haji


a. Laki-laki dilarang berpakaian yang berjahit.
b. Laki-laki dilarang menutup kepala.
c. Perempuan dilarang menutup muka dan telapak tangan.
e. Laki-laki maupun perempuan dilarang memakai harum-harum selama dalam ihram baik pada
badan maupun pakaian sebelum tahalul pertama kecuali bau harum itu sisa dari pemakaian pada
hari sebelumnya.
f. Laki-laki dan perempuan dilarang memotong kuku sebelum tahalul pertama.
g. Laki-laki dan perempuan dilarang meminang, menikah, menikahkan dan menjadi wali dalam
pernikahan.
h. Laki-laki dan perempuan dilarang bersetubuh. Bersetubuh dapat membatalkan haji jika dilakukan
sebelum tahalul kedua dan dapat membatalkan umrah jika dilakukan sebelum selesai pekerjaan.
i. Laki-laki dan perempuan dilarang berburu dan membunuh binatang darat yang liar dan halal
dimakan.
Apabila jama’ah haji ingin mendapatkan keringanan atau kelonggaran dari beberapa
larangan tersebut. Hendaknya melakukan “tahalul” (pengahalalan larangan haji) yang meliputi 3
(tiga) perkara yakni:
a. Melontar jumrah aqabah pada hari raya haji.
b. Bercukur atau menggunting sebagian rambut.
c. Tawaf diiringi sa’i, jika belum sa’i sesudah tawaf qudum.
Jama’ah haji yang telah melaksanakan dua diantara tiga perbuatan diatas berarti telah
tahalul pertama. Kepadanya dihalalkan hal-hal seperti berikut:
a. Memakai pakaian berjahit
b. Menutup kepala bagi laki-laki atau menhutup muka dan telapak tangan bagi perempuan.
c. Memotong kuku.
d. Memakai harum-haruman, berminyak rambut, dan memotong rambut.
e. Berburu atau membunuh binatang liar.

9. DAM (DENDA)
Dam adalah denda yang dikeluarkan karena meninggalkan wajib haji atau mengerjakan
haji dengan cara tamatu’ dan Qiran atau melakukan larangan ihram.
a. Denda karena tidak dapat haji ifrad diatur sebagai berikut:
1) Menyembelih seekor kambing yang sah untuk kurban.
2) Jika tidak mampu menyembelih seekor kambing, ia wajib puasa sepuluh hari, tiga hari di Tanah
Suci dan tujuh hari setelah sampai di tanah air.
Denda serupa juga dikenakan bagi jama’ah haji yang tidak dapat:
1) Melontar jumrah;
2) Hadir di Muzdalifah;
3) Bermalam di Mina; dan
4) Tawaf Wada’.
b. Denda karena melanggar larangan haji, yaitu:
1) Mencukur atau menghilangkan sebagian rambut.
2) Memotong kuku.
3) Memakai pakaian berjahit.
4) Berminyak rambut.
5) Memakai harum-haruman.

Denda dari pelanggaran diatas boleh memilih satu dari (tiga) perkara yaitu:
1) Menyembelih seekor kambing yang sah untuk berkurban.
2) Berpuasa selama tiga hari;
3) Bersedekah tiga gantang (9,3 liter) makanan kepada enam orang miskin.
c. Denda karena bersetubuh sebelum tahalul kedua damnya adalah:
1) Menyembelih seekor unta atau jika tidak ada unta, hendaknya ia menyembelih sapi.
2) Menyembelih tujuh ekor kambing.
3) Jika tidak dapat, hendaknya bershadaqah seharga unta yang dilakukan di tanah suci.
4) Jika tidak dapat, hendaknya berpuasa sehari untuk setiap seperempat gantang makanan dari harga
unta tersebut.

d. Denda karena membunuh binatang liar yaitu:


1) Menyembelih binatang jinak yang sebanding dengan binatang yang dibunuh;
2) Jika tidak dapat hendaknya ia bershadaqah ditanah suci seharga binatang liar yang dibunuh;
3) Jika tidak dapat, hendaknya ia berpuasa dengan perhitungan setiap seperempat gantang dari
makanan tadi berpuasa sehari.

e. Denda karena ihsor yaitu terhalang tidak bisa menyelesaikan ibadah haji atau umroh, baik karena
kecelakaan, karena sakit atau karena lainnya. Orang yang terhalang itu disebut Muhshor. Ihsor
yang akhir-akhir ini terjadi pada jama’ah haji di Mekkah, diantaranya yaitu Sebuah crane atau
derek raksasa, alat yang digunakan untuk perluasan masjidil haram, tiba-tiba jatuh dari atap di
bagian sisi timur atau di atas pintu Babus Salam. Musibah selanjutnya yaitu tragedi Mina yang
terjadi pada hari kamis (24/09/2015). Maka orang-orang yang mendapat halangan di tanah suci
tersebut, Ia boleh bertahallul tidak melanjutkan ibadahnya setelah menyembelih seekor kambing
di tempat terhalang itu.[5]

B. Umrah
1. Pengertian Umrah
Umrah berasal dari kata “itamara”, artinya ziarah atau berkunjung. Sedangkan “menurut
istilah”, umrah adalah berkunjung ke Baitullah dengan niat beribadah kepada Allah Swt. dengan
cara-cara tertentu. Melaksanakan umrah hukumnya fardhu ain atas setiap muslim yang mampu dan
memenuhi syarat yang diwajibkan atasnya hanya sekali seumur hidup.
Umrah disebut sebagai haji kecil, karena beberapa ketentuannya hampir sama dengan haji.
Misalnya tentang syarat-syarat, rukun atau larangan-larangannya. Apalagi perintah umrah
disejajarkan dengan perintah haji, tetapi pelaksanaannya lebih sederhana dibandingkan dengan
pelaksanaan haji. Begitu juga dengan syarat, larangan umrah sama dengan haji. Rasulullah saw.
bersabda:
‫ عَلَْيْ ِ َّن ِ َِجا ٌد َال ِقتَ َال ِف ْي ِه الْ َح ُّج َوالْ ُع ْم َر ُة‬,‫ ن َ َع ْم‬:‫َع ْن عَا ِء َش َة قَا ل َ ْت َّي َر ُس ْو َل ا ّ ِلّل ه َْل عَ ََّل ا ل ِن ّ َسآ ِء ِم ْن ِ َِجا ٍد قَا َل‬
}‫{رواه أمحد وأبن ماجه‬
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw bersabda: “Umrah satu ke umrah yang
lain dapat menghapus dosa antara keduanya. Dan tidak ada pahala lain bagi haji mabrur kecuali
surga” (Muttafaq ‘Alaih).
2. Syarat Umrah
a. Islam.
b. Baligh (dewasa).
c. Berakal sehat.
d. Merdeka, bukan hamba sahaya.
e. Istita’ah (kuasa/mampu)

3. Rukun Umrah
a. Ihram disertai niat.
b. Tawaf.
c. Sa’i.
d. Tahalul.
e. Tertib.

4. Wajib Umrah
a. Ihram dari Miqat.
b. Menjauhkan diri dari segala larangan sebagaimana larangan haji.

5. Fungsi Ibadah Haji dan Umrah


a. Gugur kewajiban, artinya bagi jama’ah haji sudah gugur kewajiban sebab kewajiban haji hanya
sekali selama hidup.
b. Mempererat persaudaraan sebab kita dapat bertemu sesama muslim dari berbagai dunia.
c. Mengenal tempat-tempat sejarah seperti Ka’bah, Bukit Safa dan Marwah, sumur zam-zam, serta
kota Mekkah, Madinah dan Mina.

6. Manfaat Haji dan Umrah


a. Melatih jiwa untuk rela berkorban secara ikhlas dan sabar.
b. Member kekayaan batin dengan pengalaman perjalanan haji dan umrah.
c. Sebagai sarana mendekatkan diri serta mengakui kebesaran Allah swt.
d. Sebagai perwujudan persamaan derajat antar kaum muslimin.
e. Membangun sikap disiplin pada pribadi muslim yang kuat dan taat kepada aturan.
f. Memupuk persaudaraan antar umat Islam (Ukhuwah Islamiyah) diseluruh dunia tanpa dibatasi
oleh perbedaan bahasa, bangsa maupun Negara.
Untuk lebih jelas perbedaan haji dan umrah perhatikan bagan berikut ini!
1. Syarat
No. Haji Umrah
1. Islam Islam
2. Baligh Baligh
3. Akil Akil
4. Merdeka Merdeka
5. Mampu Mampu

2. Rukun
No. Haji Umrah
1. Ihram dengan niat haji Ihram dengan niat umrah
2. Wukuf -
3. Tawaf Tawaf
4. Sa’i Sa’i
5. Bercukur/memotong sebagian Bercukur/memotong sebagian
rambut rambut

3. Wajib
No. Haji Umrah
1. Ihram dari miqat Ihram dari miqat
2. Hadir di Muzdalifah -
3. Bermalam di Mina -
4. Melontar jumrah aqabah -
5. Melontar tiga jumrah -
6. Tawaf wada’ -
7. Tidak berbuat haram Tidak berbuat haram
(Tidak melanggar larangan haji) (Tidak melanggar larangan haji)

Anda mungkin juga menyukai