Anda di halaman 1dari 24

Mata Kuliah Dosen Pengampu

AKIDAH AKHLAK DEVI ARISANTI, M.Ag

Materi Aqidah Akhlak MTS Kelas IX Semester 1

DISUSUN OLEH :
NABILA ULYA
NIM : 11910121118
NADIATUL KHAIRIYAH
NIM: 11910122691

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN)
SULTAN SARIF KASIM RIAU
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan kami ilmu untuk
menyelesaikan makalah ini. Serta sholawat beserta salam kita hadiahkan buat
baginda alam yakni Nabi Muhammad SAW. Semoga kita mendapat syafaatnya
diakhirat nanti. Alhamdlillah kami diberikan kesehatan serta hidayah untuk bisa
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Serta kami berterimakasih kepada
dosen yang telah membimbing kami dalam mata kulih ini. Dan tidak lupa pula
kepada teman – teman yang sudah ikut membantu dan memberikan dorongan
dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga dengan makalah kami yang mebahas tetang “Materi Aqidah
Akhlak MTS Kelas IX Semester 1” kita semua dapat lebih memahaminya serta
mengerti tentang semuanya dan dapat memperaktekan dalam kehidupan kita.
Mungkin masih banyak kekurangan dalam makalah kami ini kami mintak
kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran untuk kami agar lebih
baik lagi untuk kedepan nya. Karna semua manusia tidak lepas dari kesalahan

Pekanbaru, 12 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang 1
2. Rumusan Masalah 1
3. Tujuan 1
BAB II PEMBAHSANA 3
1. Iman Kepada Hari Akhir 3
2. Akhlak Terpuji Kepada Diri Sendiri 8
3. Adab Kepada Tetangga 10
4. Meneladani Umar bin Khattab 16
BAB III PENUTUP 19
A. Kesimpulan 19
B. Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam implementasi Standar Kompentensi dan Kompentensi Dasar, telah
dilakukan berbagai studi yang mengarahkan pada peningkatan efisiensi dan
efektivitas layanan dan pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu inovasi
pendidikan. Sebagai suatu bentuk efisiensi dan efektivitas impelmentasi
kurikulum dikembangkan berbagai model implementasi kurikulum.
Kompetensi yang dikembangkan di Madrasah harus menjamin
pertumbuhan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt, menguasai
keterampilan hidup, memiliki kemampuan akademik, seni dan
mengembangkan keperibadian yang paripurna.
Pendidikan Akidah Akhlak di Mts sebagai bagian integral dari pendidikan
Agama, memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam
pembentukan watak dan keperibadian peserta didik. Tetapi substansial mata
pelajaran Akidah Akhlak memiliki konstribusi dalam memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk memperaktikkan nilai-nilai keyakinan keagamaan
(tauhid) dan Akhalakul Karimah dalam kehidupan sehari-hari.
Materi Akidak Akhlak Kelas 3 Mts Semester 1 (Ganjil) yang memuat
tentang Iman kemapa Hari Akhir, Akhlak terpuji terhadap diri sendiri, Adab
terhadap tetangga, dan meneladani prilaku sahabat nabi merupakan integrasi
akhlak siswa untuk menjasi insan kamil.

2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana meyakini adanya Hari Akhir?
2) Bagaimana membiasakan akhlak terpuji terhadap diri sendiri?
3) Bagaimana adab bertetangga dalam Islam?
4) Bagaimanakan memahami sifat dan prilaku dari sahabat Nabi (Umar
bin Khattab) agar dapat diteladani.

3. Tujuan

1
1) Untuk mendeskripsikan bagaimanakah meyakini adanya Hari Akhri.
2) Untuk mengambarkan bagaimanakah membiasakan diri untuk
berakhlak terpuji terhadap diri sendiri.
3) Untuk mengetahui bagaimanakah adab bertetangga yang telah
diajarkan oleh Islam.
4) Untuk memahami bagaimanakah memahami sifat dan prilaku sahabat
Nabi (Umar bin Kahttab) agar dapat diteladani.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. IMAN KEPADA HARI AKHIR


A. Pengertian Iman kepada Hari Akhir
Hari Akhir itu adalah hari terakhir keidupan manusia di jagat raya ini.
Namun, hari itu juga merupakan awal kehidupan yang baru. Semua manusia
akan dibangkitkan kembali untuk dimintai pertanggung jawaban atas segala hal
yang telah dilakukan semasa hidup didunia. Percaya kepada Hari Akhir adalah
salah satu rukun iman, yaitu rukun iman yang kelima. Oleh karna itu, sebagai
muslim yang taat, keimanan kepada hari akhir adalah sebuah kewajiban.1
Untuk memudahkan pemahaman mengenai pengertian beriman kepada
hari akhir, marilah kita perhatikan tiga pola keyakinan mengenai hidup dan
matinya manusia
Pertama,kelompok manusia yang mempunyai keyakinan bahwa apabila
manusia mati, maka tamatlah sejarah hidupnya. Hidup sesudah mati tidak ada.
Paham ini adalah paham kaum Atheis.
Kedua, kelompok manusia yang mempunyai keyakinan bahwa apabila
manusia telah mati akan mengalami kehidupan baru (reinkarnasi). Reinkarnasi
artinya perubahan hidup dan bentuk dari seseorang yang sudah mati. Paham
seperti ini adalah paham dari agama-agama yang bukan agama Samawi.
Ketiga, kelompok manusia yang memiliki keyakinan tentang adanya hari
akhir. Keyakinan inilah yang dimiliki oleh orang-orang yang menganut agama
Samawi, khususnya agama Islam.
Dalam ajaran Islam, iman kepada hari akhir diawali dengan keyakinan
bahwa jagat raya dengan segala isinya ini akan hancur lebur. Semua makhluk
yang bernyawa akan mati. Fase berikutnya, yaitu fase pembangkitan. Semua
manusia dari manusia pertama ( Adam) dibangkitkan kembali dan
dikumpulkan di pada Masyhar. Setelah itu diperlihatkan seluruh amal
perbuatan manusia ketika hidup di dunia untuk diadakan perhitungan ( hisab).

1
Taofik Yusmansyah,Akidah dan Akhlak,( Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008)hlm. 3

3
Pada akhirnya adalah fase keputusan. Dengan keadilan Allah seluruh manusia
mendapat balasan, untuk menghuni salah satu dari dua tempat yakni surge dan
neraka. Itulah kehidupan yang kekal abadi.
Dengan demikian iman kepada hari akhir mempunyai nilai yang sangat
tinggi dalam hidup dan kehidupan manusia didunia. Segala amal perbuatan
manusia didunia tidak akan sia-sia. Apa yang dikerjakan sekarang merupakan
bentuk keinginan untuk meraih kebahagiaan di akhirat kelak. Semoga di
akhirat kelak kita akan meraih kebahagiaan yang abadi.2

B. Hari Kiamat menurut Al-Qur’an dan Hadist ( Dalil Naqli)


Banyak dalil Al-Qur’an maupun al-Hadist yang menerangkan tentang
Hari Akhir. Bahkan jika perhatikan, pembicaraan tentang kepercayaan terhadap
Hari Akhir hampir selalu digandengkan dengan pembicaraan tentang keimanan
terhadap Allah SWT. Salah satu firman Allah menerangkan :

‫س ِج َد ٱهَّلل ِ َمنْ َءا َمنَ بِٱهَّلل ِ َوٱ ْل َي ْو ِم ٱلْ َءاخِر‬


َ ٰ ‫إِ َّن َما َي ْع ُم ُر َم‬
Sesungguhnya orang-orang yang memakkurkan masjid-masjid Allah adalah
yang beriman kepada Allah dalam Hari Akhir …..(Q,S. Al- Taubah [9] ayat
18).

Keimanan terhadap Allah tidak akan sempurna tampa keimanan terhadap


Hari Akhir. Sebagai rukun iman yang kelima, setiap muslim harus
mempercayai keberadaan Hari Akhir sebagai bukti keimanannya terhadap
Allah SWT. Hari Akhir pasti akan terjadi. Hanya kapan waktu pastinya tidak
ada yang tahu kecuali Allah. Perhatian firman Allah berikut :

ٍ ۭ ‫سا َع َة َءاتِ َي ٌة أَ َكا ُد أ ُ ْخفِي َها لِ ُت ْج َز ٰى ُكل ُّ َن ْف‬


‫س ِب َما َت ْس َع ٰى‬ َّ ‫إِنَّ ٱل‬
Artinya: Sesungguhnya Hari kiamat itu akan datang. Aku merahasiakan
( wkatunya) agar setiap orang diberi balsn sesuai apa yang telah diusahakan
(Q.S. Thaha [20] ayat 15).3

2
Masan AF, Akidah Akhlak, ( Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2016) hlm. 4-5
3
Taofik Yusmansyah, Loc.cit, hlm.3

4
َ ‫اع ِة أَ َّيانَ ُم ْر‬
‫س ٰى َها ۖ ُقلْ إِ َّن َما ِع ْل ُم َها ِعن َد َر ِّبى ۖ اَل ُي َجلِّي َها ل َِو ْقتِ َهٓا إِاَّل ه َُو‬ َ ‫س‬َّ ‫لُو َن َك َع ِن ٱل‬7ََٔ‫َي ْسٔـ‬
Artinya : mereka menanyakan kepada (Muhammad) tentang kiamat , “ kapan
terjadi?” katakanlah , “ sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu ada
pada tuhan ku; tidak ada ( sorang pun) yang dapat menjelaskan waktu
terjadinya selai Dia”. ( QS. Al-A’raf /7 : 187).

Walaupun kedatangan hari akhir ( kiamat) tidak dapat diketahui, namun


kita wajib mempercayainya, bahwa hari akhir itu akan terjadi dan dialami oleh
seluruh manusia.4

C. Hari Kiamat menurut Ilmu Pengetahuan (Dalil Aqli)


“ Creation ex nihilo (al-ijad min al- adam)”, demikian kata filosof tentang
penciptaan alam semesta. Artinya, bahwa alam semesta ini diciptakan dari
ketiadaan. Karna diciptakan dari ketiadaan, ia akan kembali tiada. Ada teori
yang dikemukakan Edwin P.Hubble ( 1889-1953) tentang alam raya. Teorinya
ini dikenal dengan teori the Expanding Universe. Teori ini merupakan
pengembangan dari teori Kant laplaz tentang awal mula terciptanya alam
semesta yang disebutnya berasal dari big bag. ( dentuman besar ). Alam raya
ini awalnya tercipta setelah dentuman besar yang melahirkan kabut dan
kemudian membentuk partikal terbang. Sedemikian rupa lama berproses, maka
terbentuklah jagat raya dan seisinya. Menurut teori the Expanding Universe ini
ternyata seluruh gelaksi dialam raya ini selain berorientasi juga bergerak
menjauhi bumi.
Teori ini mengungkapkan bahwa alam raya ini bersifat seperti balon atau
gelembung karet yang ditiup kesegalah arah. Pada suatu saat, proses
penggelembungan alam raya ini pasti akan berhenti. Seperti balon yang ditiup
tadi, balon akan sampai pada titik jenuh yaitu titik ketika balon tidak dapat
mengembang lagi. Saat ini lah alam raya akan hancur luluh lantak seperti balon
yang meletus. Demikianlah sepintas gambaran rasional ( dalil aqli) tentang
terjadinya Hari kiamat.5
4
Masan AF, op.cit, hlm. 6
5
Taofik Yusmansyah, Op.cit, hlm. 6

5
D. Tanda-tanda akan datang Hari Akhir
Meskipun kapan pastinya hari akhir terjadi tidak diketahui semua
makhluk, agama mengajarkan tanda-tanda akan terjadinya Hari Akhir tersebut.
Itulah salah satu kasih sayang Allah. Manusai masih diberi kesempatan untuk
bersiap-siap menghadapi Hari Akhir dengan mengetahui tanda-tandanya.
Dari hadist-hadist Nabi , beberapa tanda-tanda Hari Akhir itu adalah
sebagai berikut:
1) Semakin sedikitnya orang berilmu sementara orang bodoh semakin
banyak.
Seperti orang-orang yang mengaku-ngaku pintar atau dianggap berilmu
padahal sebenarnya tidak.
2) Mulai langkahnya orang yang membaca dan mempelajari Al-Qur’an.
Orang menjadi sangat sibuk dengan kegiatanya sehingga untuk membaca
Al-Qur’an sekali saja dalam sehari tidak mampu. Apalagi mempelajari
kandungannya.
3) Kemaksiatan merembak kemana-mana.
Kemaksiatan itu banyak bentuknya, antara lain perzinahan, mabuk-
mabukan, korupsi, dan sebagainya. Jika dahulu berbuat zina itu adalah hal
yang sangat dibenci, sekarang zina dianggap wajar.
4) Jumlah wanita lebih banyak dari laki-laki
5) Manusia kembali menyembah berhala sehingga benar-benar melupakan
Allah.
Berhala itu banyak bentuknya, baik berhala yang berupa harta kekayaan
duniawi ( jabatan, kekayaan, dan sebagainya). Perbuatan syirik (meminta
bantuan kepada roh, makam keramat, patung, dan sebagainya).
6) Manusia menjadi cepat marah sehingga dengan perkara yang sangat kecil
dapat saling membunuh.
7) Terjadinya penyimpangan dalam peredaran sistem tata surya.

6
Seperti matahari yang terbit dari barat dan tenggelam di timur, waktu
terasa berjalan dengan cepat ( pengganti siang dan malam sangat cepat),
pengantian musim menjadi tidak teratur dan sebagainya.
8) Rusaknya ka’bah.
9) Munculnya Ya’juj dan Ma’jud, imam Mahdi, dan dajjal, serta binatang
yang dapat bicara.6

E. Hikmah beriman kepada Hari Akhir


Banyak hal yang dapat kita ambil dari sana. Diantara hikmah dan fungsi
beriman kepada hari akhir adalah sebagai berikut :
1) Dapat meningkatkan keimanan dan kekuatan.
Kepercayaan terhada Hari Akhir akan membuat hidup seseorang
manusia teratur.
2) Akan senantiasa berbentuk baik dan menghindari perbuatan dosa dan
sia-sia.
Sebagai buah dari keimanan dan ketakwaan, seseorang yang meyakini
Hari Akhir akan berusaha menghindari perbuatan dosa dan selalu
berbuat baik.
3) Akan memotifasi untuk semangat dalam bekarya.
Untuk menghadapi kehidupan akhirat, seseorang harus membawa bekal
yang cukup. Oleh karna itu, keyakinan terhadap akhirat akan
memotivasi orang untuk semangat dalam berkarya sebagai bekal bagi
kehidupan akhirat.
4) Mendidk manusia untuk belajar dalam rangka memprediksi dan
mempersiapkan masa depan.
Kehidupan akhirat adalah kehidupan masa depan yang harus
dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.
5) Memperjelas tujuan hidup manusia
Adanya kehidupan setelah kematian membuat manusia memiliki tujuan
hidup yang jelas.7
6
Ibid, . Taofik Yusmansyah, hlm. 7-9
7
Ibid, . Taofik Yusmansyah, hlm. 11

7
2. AKHLAK TERPUJI KEPADA DIRI SENDIRI
A. Berilmu
Salah satu anugrah terbesar yang Allah berikan pada manusia adalah akal
dan budi. Dengan akal manusia tidak pernah berhenti unruk mencari tau hal-ha
yang baru. Dengan ilmu dan pengetahuan, kehidupan manusia bersifat dinamis
dan berkembang. Dari masa kuno, masa pertengahan sampai abad modern
manusia telah menemukan alat-alat yang mempermudah hidup mereka. Salah
satu alasan mengapa Adam dipilih Allah menjadi kahifah karena mengetahui
nama benda- benda yang Allah ajarkan padanya. Allah sendiri menjamin
kemuliaan orang- orang yang beriman dan berilmu, sebagaimana Allah
jelaskan dalam Q.S. al- Mujadilah ayat 11, yang artinya;

Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada mu: “berilah


kelapangan di dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apanila dikatakan: “ berdirilah kamu,
maka berdirilah”, niscaya Allah akan mengangkat ( derajat) orang –orang
yang beriman diantara mu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
( Q.S. al- Mujadilah[58]ayat 11).

B. Bekerja Keras
Kerja keras merupakan sifat baik yang wajib dimiliki oleh setiap manusia
yang ingin berhasil dalam hidupnya. Kerja keras adalah perwujudan
kesungguhan seseorang dalam melakukan sesuatu yang ia tekuni. Hampir
seluruh peran yang kita pegang dalam kehidupan memerlukan kerja keras dan
usaha yang sungguh-sungguh jika mengingikan hasil yang mulia dan berharga.
Dalam sejarah Islam kita mengetahui sumur fenomenal yang terletak di
dekat Ka’bah. Sumur Zamzam nama yang popular ditelinga kaum muslim
sedunia. Sumur Zamzam merupakan Mukjizat Nabi Ismail. Kisah sumur
Zamzam tidak hanya mengingatkan jerih payah Siti Hajar yang berusaha

8
menyelamatkan anaknya yang kehausan. Ia juga mengingatkan kerja keras dan
peluh keringat Abdul Muthalib yang gigi menggali kembali sumur Zamzam
yang telah tertimbun tanah dan pasir berates-ratus tahun setelah ditinggal suku
Jurhum keturunan Nabi Ismail.
Ia hanya dibantu oleh putra tunggalnya yang bernama al-Harits. Di sela-
sela itu ia harus menghadapi cemooh orang Quraisy yang tidak mau membantu
sedikit pun usaha untuk menemukan sumber air. Namun, ia dan putranya tidak
bergeming. Ia bekerja siang dan malam dengan tekun, ulet dan bersemangat.
Allah pun tidak menyia-nyiakan usha hamba-Nya. setelah sekian puluh meter
sumur Zam-zam kembali ditemukan oleh kakek Nabi.

C. Kreatif , Produktif dan Inovatif


1) Kreatif
Kata ini merupakan serapan dari bahasa Inggris “ cration” yang berarti
ciptaan. Cration adalah kata benda abstrak. Kata sifatnya adalah crative
yang diindonesia menjadi kreatif. Kata ini bisa disematkan kepada orang
atau lembaga yang punya daya cipta unik yang berbeda dari karya-karya
yang sudah ada. Ada yang membuat bahan bakar kompor dari biogas, ada
juga orang yang membuat bahan bakar kendaraan bermotor dari campuran
jarak dan minyak goreng bekas. Sebenarnya masa muda dan remaja sangat
pontensial untuk menyalurkan minat bakat dan talenta dalam berbagai
karya dan kreativitas.8

2) Produktif
Produktif berasal dari kata Bahasa Inggris “Product” yang berarti hasil,
productive berarti menghasilkan yang diadopsikan kedalam Bahasa
Indonesia yaitu produktif yang berarti kemauan untuk menghasilkan
sesuatu atau banyak mendatangkan hasil. Produktif juga dapat diartikan
sengan mengahsilkan atau bekarya.

8
Ibid, . Taofik Yusmansyah, hlm. 36-39

9
Biasanya orang yang produktif selalu mengahargai waktu, tekun dalam
bekerja, gemar membaca, tidak mengenal putus asa, selalu bekarya dan
memiliki pola pikir hidup hemaat.

3) Inovatif
Inovatif yaitu usaha seseorang dengan mendayungkan pemikiran,
kemampuan imajinasi, berbagai stimulant, dan individu yang
mengelilinginya dalam menghasilkan produk baru, baik bagi diri sendiri
maupun lingkungan. Adapun Ciri- ciri orang inovatif yaitu :
(1) Giat belajar dan berkerja.
(2) Selalu berorietasi kedepan .
(3) Kaya ide –ide yang cemerlang.
(4) Berfikir rasional dan ber prasangka baik..
(5) Menghargai waktu dan menggunakannya dengan sebaik-baiknya.
(6) Suka melakukan eksperimen –eksperimen dan penelitian.

3. ADAB KEPADA TETANGGA


A. Pengertian Adab Islam dan Tetangga
Dalam Ensikolopedia Islam disebutkan bahwa kata “adab” berarti
kesopanan, tingkah laku yang pantas dan baik, kehalusan budi bahasa, tat
susila, dan kesusastraan.9 Hingga saat ini pengertian adab terus mengalami
perkembangan. Adapaun adab Islam ialah adab yang dilandasi dengan ajaran
Islam. Dengan kata lain, adab Islam adalah adab yang berdasarkan ajaran
Islam. Walaupun manusia menilai suatu sikap atau perbuatan manusia itu
bagus, tetapi apabila hal itu tidak sesuai dengan ajaran Islam maka itu bukan
adab Islam.
ْ dalam bahasa Arab berarti tetangga.10
Secara etimologi Kata Al Jaar (‫)ال َجار‬
Ibnu Mandzur berkata: “‫ ا َو َرة‬TTT‫ ْال ُم َج‬, ‫ َوار‬TTT‫ ال ِج‬dan ‫ ا ُر‬TTT‫ ْال َج‬bermakna orang yang

9
T. Ibrahim, H. Darsono, Membangun Akidah dan Akhlak Untuk kelas IX Madrasah Tsanawiyah,
(PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo:2018),hlm, 45
10
A. Warson Munawwir, Kamus Al-munawwir Arab-Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka progreseif,
1997)., hlm. 222

10
bersebelahan denganmu. Sedangkan secara terminologi (syara’) bermakna
orang yang bersebelahan secara syar’i baik dia seorang muslim atau kafir, baik
atau jahat, teman atau musuh, berberbuat baik atau jelek, bermanfaat atau
merugikan dan kerabat atau bukan kerabat.
Ibnu hajar Al Asqalaaniy menyatakan: “Nama tetangga meliputi semua
orang islam dan kafir, ahli ibadah dan fasiq, teman dan lawan, warga asing dan
pribumi, orang yang bermanfaat dan merugikan, kerabat dan bukan kerabat dan
dekat rumahnya atau jauh. Tetangga memiliki tingkatan, sebagiannya lebih
tinggi dari sebagian yang lainnya.”11
Jauh dan dekat merupakan jarak yang masih melahirkan ambiguitas atau
relatifitas dalam penafsiran dan interpretasi, karena tidak disebutkan secara
ekplisit ukuran seberapa jauh dan dekat dinamakan tetangga dalam nominal.
Hal ini akan mempengaruhi hak-hak bertetangga. Untuk itu, sebagai batasan
(mani’) para ulama mennguruaikannya dengan merujuk dari berbagai dalil,
sekalipun masih diperselisihkan. Adapun batasan-batasannya adalah:
1) 40 rumah dari semua arah. Ini adalah pendapat paling mu’tabar yang
disampaikan Aisyah Radliyallahu‘anha Azzuhriy dan Al Auzaa’iy.12
2) 10 rumah dari semua arah.
3) Rumah yang menempel dan bersebelahan.
4) Mereka yang disatukan satu Masjid.

B. Adab Islam Dalam Betetangga


Sebagai agama yang sempurna, Islam Mengatur sangat jelas bagaimana
seharusnya sikap dan perbuatan seorang muslim teerhadap tetangganya. Dalam
kehidupan sehari-hari tetangga justru mempunyai peran yang sangat besar
terhadap kita.. dalam hal tertentu peran tetangga itu terkadang melebihi saudara
sendiri, misalnya saat kita mendapatkan musibah atau suatu kesusahan.
Tetanggalah yang terlebih dahulu tahu dan memberikan pertolongan sebelum
saudara datang.

11
Fathul bari Juz 10 .,hlm. 442
12
Ibid., hlm. 447

11
Adab Islam kepada tetangga ialah memenuhi dan memberikan hak-hak
tetangga. Jika dikaji lebih dalam dan terperinci maka terdapat banyak hak-hak
tetangga yang harus dipenuhi satu sama lain. Namun, dalam kajian literatur
hadits tarbawi terdapat empat hak-hak tetangga, yaitu:
1) Berbuat baik terhadap tetangga
Rasulullah Sallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

ِ‫ب عِ ْن َد هللا‬ ْ َ‫ َخ ْي ُر ْاأل‬ " ‫ قال قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬،‫عن عبد هللا بن عمرو‬
ِ ‫ص َحا‬
ِ ‫ان عِ ْن َد هللاِ َخ ْي ُر ُه ْم ل َِج‬
‫حديث حسن‬ ‫ قال أبو عيسى هذا‬.   ‫ار ِه‬ َ ‫ِصاح ِِب ِه َو َخ ْي ُر ا ْل ِج‬
ِ ‫ير‬ َ ‫َخ ْي ُر ُه ْم ل‬
‫غريب‬
“Sebaik-baiknya sahabat disisi Allah adalah yang paling baik kepada
sahabatnya dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah yang paling
baik kepada tetangganya”13
Adapun berbuat baik terhadap tetangga Rasulullah SAW dalam
sabdanya mendidik kita dengan cara:
(a) Memuliakan Tetangga. Rasulullah bersabda:

‫سلَ َم َة ْب ِن‬ َ ‫ب َعنْ أَبِي‬ ٍ ‫س َعنْ ا ْب ِن شِ َها‬ ُ ‫ب َقال َ أَ ْخ َب َرنِي ُيو ُن‬ ٍ ْ‫َح َّد َثنِي َح ْر َملَ ُة ْبنُ َي ْح َيى أَ ْن َبأ َ َنا ا ْبنُ َوه‬
ِ ‫سلَّ َم َقال َ َمنْ َكانَ ُي ْؤمِنُ ِباهَّلل‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫ول هَّللا‬
ِ ‫س‬ ُ ‫الر ْح َم ِن َعنْ أَبِي ه َُر ْي َر َة َعنْ َر‬ َّ ‫َع ْب ِد‬
ْ‫ارهُ َو َمن‬ َ ‫ص ُمتْ َو َمنْ َكانَ ُي ْؤمِنُ ِباهَّلل ِ َوا ْل َي ْو ِم اآْل خ ِِر َف ْل ُي ْك ِر ْم َج‬ ْ ‫َوا ْل َي ْو ِم اآْل خ ِِر َف ْل َيقُلْ َخ ْي ًرا أَ ْو لِ َي‬
‫ض ْي َفه‬ َ ‫َكانَ ُي ْؤمِنُ ِباهَّلل ِ َوا ْل َي ْو ِم اآْل خ ِِر َف ْل ُي ْك ِر ْم‬
“Barangsiapa beriman kepada Allah & hari akhir, maka hendaklah dia
mengucapkan perkataan yg baik atau diam. Dan barangsiapa yg
beriman kepada Allah & hari akhir maka hendaklah dia memuliakan
tetangganya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah & hari akhir
maka hendaklah dia memuliakan tamunya” (HR. Muslim No. 67)

(b) Berbela sungkawa ketika mendapat musibah dengan ta’ziyah,


mengucapkan selamat ketika bahagia, menjengkuk ketika sakit
memulai salam dan bermuka manis ketika bertemu dan

13
Attirmidziy dalam Jami’nya, No. 2070

12
membimbingnya terhadap kebaikan. Aisyah Radliyallahu’anha
bertanya kepada Rasulullah:

‫بَابًا‬ ‫لِي َجا َر ْي ِن فَإِلَى أَيِّ ِه َما أُ ْه ِدي قَا َل إِلَى أَ ْق َربِ ِه َما ِم ْن ِك‬  َّ‫سو َل هَّللا ِ إِن‬
ُ ‫يَا َر‬
Wahai Rasulullah SAW saya memiliki dua tetangga lalu kepada
siapa dari keduanya aku memberi hadiyah? Beliau menjawab:
kepada yang pintunya paling dekat kepadamu.14

(c) Memberi rasa aman terhadap tetangga, Sebagaimana dalam sabda


Rasulullah SAW:

ُ‫سو َل هَّللا ِ قَا َل َجا ٌر الَ يَأْ َمنُ َجا ُرهُ َب َوائِقَه‬
ُ ‫ َو َمنْ َذا َك َيا َر‬ ‫قَالُوا‬  ُ‫ال َوهَّللا ِ ال يُؤْ ِمنُ ال َوهَّللا ِ ال يُؤْ ِمن‬  ُ‫ َوهَّللا ِ ال يُؤْ ِمن‬ ‫ال‬
“Tidak demi Allah tidak beriman, tidak demi Allah tidak beriman,
tidak demi Allah tidak beriman mereka bertanya: siapakah itu
wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam beliau menjawab:
“Orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatannya.” (HR
Bukhori)

Dari hadist tersebut dapat kita kasih sayang dan rasa cinta yang
ditanamkan agama Islam sangat urgen dalam kehidupan bertetangga.
Bahkan pada salah satu hadits Rasululah bersumpah dengan
mengulang-ulang kalimat sumpah (harf qasm) dalam rangka
menguatkan (littauqid), hal ini menunjukkan kesunggahan Rasulullah
SAW dalam mendidik kita bagaimana bertetangga yang baik.

2) Peduli dan perhatian terhadap tetangga


Setiap muslim dan muslimat harus peduli terhadap kondisi tetangganya,
terlebih apabila tetangga tersebut sesama muslim dan mukmin. Bahkan
terhadap tetangga non-muslim pun sifat peduli itu harus tetap diterapkan.
Karena bisa saja orang non-muslim tertaik kepada kebaikan kita sehingga
orang-orang non-muslim mau masuk Islam dengan kesadarannya.

14
Riwayat Bukhori, Kitab Assuf’ah, Bab Ayul Jiwari Aqrab, No. 2099.

13
Bahkan untuk menjaga hubungan baik dengan tetangga bisa dengan
mengundang tetangga untuk makan bersama. Nabi Muhammad SAW
pernah memberi nasehat terkait tentang hidup bertetangga., “Jika kalian
memasak sayur perbanyaklah kuahnya untuk kemudian dapat berbagi
masakan tersebut dengan tetangga”. Sedemekian rupa Islam
memposisikan tetangga dalam kehidupan sehari-hari. Umat muslim tidak
dididik bersikap apatis terhadap tetangga, melainkan peduli dan perhatian
terhadapnya.

3) Menjaga dan memelihara tetangga


Setiap tetangga berhak memperoleh ketenangan dalam rumah
tangganya. Tak seorang pun yang ingin terganggu hak ketenangannya. 15
Orang jahiliyah dahulu sangat menjaga hal ini dan melaksanakan wasiat
berbuat baik ini dengan memberikan beraneka ragam kebaikan sesuai
kemampuan; seperti hadiyah, salam, muka manis ketika bertemu,
membantu memenuhi kebutuhan mereka, menahan sebab-sebab yang
mengganggu mereka dengan segala macamnya baik jasmani atau
maknawi.

4) Sabar mengadapi gangguan tetangga


Imam Al Marwaziy meriwayatkan dari Al Hasan Al Bashriy pernyataan
beliau: “Tidak mengganggu bukan termasuk berbuat baik kepada tetangga
akan tetapi berbuat baik terhadap tetangga dengan sabar atas
gangguannya.”
Berbuat baik dengan tetangga tidaklah cukup dengan tidak
mengganggunya, namun dengan bersikap sabar dengan tetangga atas
gangguanya juga merupakan sebuah perbuatan baik.

C. Menghayati dan Membiasakan Adab Islam Kepada Tetangga

15
T. Ibrahim, H. Darsono.,Op.cit,hlm,47

14
Menghayati adab Islam kepada tetangga berarti menerapkan dan merasakan
dapak positif adab Islam yang dilakukan kepada tetangga. Seluruh ajaran Islam
sebenarnya bila ditaati adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri. Sebaliknya,
bila ajaran itu tidak ditaati maka dampak negatifnya juga akan dirasakan oleh
manusia yang melanggarnya dan terkadang juga menimpa orang yang
melanggarnya. Masyarakat yang telah mampu mengamalkan ajaran Islam
(khususnya adab Islam kepada tetangga), niscaya akan dapat memetik hasilnya,
yaitu hidup rukun, aman, dan damai bersama anggota masyarakat lingkungan.
Agama Islam mengatur adab Islam terhadap tetangga tidak bersifat
sementara, melaikan selama hidup. Adab Islam terhadap tetangga tidak hanya
berdampak positif terhadap tetangga sesama muslim, maliankan juga terhadap
tetangga non-muslim. Menerapkan adab Islam dalam kehidupan bertetangga
pada hakikatnya adalah dakwah bil-hal, yaitu dakwah dengan amal nyata.
Dakwah bil-hal amat besar manfaatnya, baik bagi masyarakat muslim sendiri
maupun bagi masyarakat non-muslim. Lain dari itu, dawah bil-hal merupakan
daya tarik tersendiri, terutama bagi non-muslim sehingga mereka mau masuk
Islam dengan kesadaran sendiri.16
Rasulullah SAW sendiri telah memberikan contoh adab Islam kepada
tetangga. Pada masa-masa awal dakwah Islam, beliau sering diludahi oleh
seseorang ketika beliau lewat disamping rumahnya, Rasulullah SAW sama
sekali tidak marah kepadanya. Pada hari ketiga beliau lewat lagi disamping
rumahnya, namun tidak diludahi lagi. Saat itu, Rasulullah SAW mendengar
berita bahwa orang yang sering meludahinya sedang sakit.
Rasulullah SAW segera menjenguknya dan ternyata Rasulullah SAW
adalah orang yang pertama kali menjengkunya. Saat melihat Rasul
menjengkuknya orang yang sering meludah tersebut merasa sedih karena orang
yang selama dia benci justru adalah orang yang datang pertama untuk
menjenguknya. Atas hidayah Allah SWT dia menyatakan diri masuk Islam.
Demikianlah contoh adab Islam kepada tetangga yang pernah dicontohkan
oleh Rasulullah SAW. Permasalahan dalam hidup bertetangga memang sering

16
Ibid.,hlm,51

15
sekali kita jumpai. Namun, jika kita mampu untuk membiasakan diri dan
mencontoh apa yang telah Rasulullah SAW lakukan tercapailah puncak dari
kenyamanan kehidupan dan keharmonisan hidup bertetangga dan
bermasyarakat.

4. Meneladani Umar bin Khattab


A. Biografi Umar bin Khattab

Umar lahir dari keturunan yang mulia, Ia berasal dari suku Quraisy.
Nasabnya bertemu dengan Rasulullah pada leluhur mereka yang kesembilan.
Pohon keturuan Umar dapat ditelusuri sebagai berikut: Umar adalah putra
Khattab, putra Nufail, putra Abd al-‘Uzza, putra Riya, putra Abdullah, putra
Qarth, putra Razah, putra ‘Adiy, putra Ka’ab, putra Lu’ay, putra Ghalib
al-‘Adawi al-Quraisyi. Nasab Umar bertemu dengan nasab Nabi Muhammad
SAW pada Ka’ab. Sementara itu, ibunda Umar adalah Hantamah putri Hasyim,
putra al-Mughirah al-Makhzumiyah.17

Sebelum masuk Islam, Umar bin Khattab dikenal sebagai seorang yang
keras permusuhannya dengan kaum Muslimin, bertaklid kepada ajaran nenek
moyangnya, dan melakukan perbuatan-perbuatan jelek yang umumnya
dilakukan kaum Jahiliyah, namun tetap bisa menjaga harga diri. Umar bin
Khattab memeluk agama Islam pada tahun kelima dari kenabian. Sebelum
menjadi muslim, beliau termasuk pemimpin Quraisy yang sangat gigih
menentang Islam. Oleh karena itu dengan masuknya beliau kedalam agama
Islam sangat berpengaruh terhadap kaum Quraisy. Apabila Umar adalah
seorang yang disegani dikalangan kaum Quraisy.

Setelah Islam, Umar menjadi salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW
yang terdekat. Ia digelari oleh Nabi Muammad SAW. dengan al-Faruq, artinya
pembeda/pemisah. Maksudnya, Allah telah memisahkan dalam dirinya antara

17
Musthafa Murad, Umar ibn al-Khattab, terj. Ahmad Ginanjar Sya’ban dan Lulu M.Sunman,
Kisah Hidup Umar Bin Khattab (Cet. I; Jakarta: Zaman, 2009),hlm.15

16
yang hak dan yan bathil. Hanya Umar yang begitu berani mengemukakan
pikiran-pikiran dan pendapatnya di hadapan Nabi Muhammad SAW.

B. Menghayati dan Meneladani Perilaku Umar bin Khattab


a) Cerdas dan pemberani

Sejak sebelum masuk Islam, sifat pemberani telah dimiliki Umar bin
Khattab. Perbedaannya, jika sebelum masuk Islam keberanian Umar
digunakan untuk memusuhi Islam, namun setelah masuk Islam keberanian
tersebut untuk melindungi Islam. Keberanian Umar nampak ketika dia
akan berhijrah. Dia menantang kaum kafir Quraisy yang menghalangi
perjalanan hijrahnya maka dia tidak segan-segan untuk membunuhnya.

Keberanian perlu kita miliki dalam membela kebenaran. Meskipun


akibat dari perbuatan kita dapat membuat kita celaka namun demi
kebenaran kita harus berani melakukannya. Rintangan untuk
menyampaikan kebenaran sangat besar, oleh karena itu kita harus
memiliki keberanian yang besar pula untuk selalu membela kebenaran.

b) Adil

Suatu malam Umar bin Khattab berjalan-jalan sendirian untuk melihat


kondisi rakyatnya. Sampai di sebuah rumah dia mendengarkan anak kecil
menangis dan tidak berhenti-berheti. Setelah tangis anak itu berhenti,
Umar bin Khattab mengetuk pintu rmah tersebut. Dia bertanya pada
seorang perempuan yang membukakan pintu mengenai alasan anak
tersebut menangis. Kata perempuan tadi anak tersebut menangis karena
kelaparan. Umar melihat ada api di dapur dan di atasnya terdapat panci.
Ketika dibuka Umar isi panci tersebut adalah batu. Ternyata ibu tadi ingin
menentramkan hati anaknya agar anaknya mengira sebentar lagi makanan
akan masak. Melihat kejadian itu Umar meneteskan air mata dan merasa
berdosa karena menganggap dirinya tidak dapat menjadi pemimpin yang
mampu menyejahterakan rakyatnya. Dia kemudian bergegas pergi ke
17
baitul mal untuk mengambil sekarung gandum dan dipanggulnya sendiri
untuk diberikan kepada keluarga tadi.

c) Sederhana

Umar bin Khattab adala sahabat yang terkenal dengan


kesederhanaannya. Meskipun menjadi seorang khalifah namun dia tidak
memiliki pengawal. Kesederhanaannya juga terlihat dari caranya
berpakaian. Pakaian yang dimiliki Umar bin Khattab hanya dua potong.
Ketika pakaian itu sobek Umar pun tidak malu untuk menjahitnya sendiri
dan memakainya kembali.

d) Tegas, Teguh Pendirian dan Bijaksana

Sebagai sahabat setia yang selalu mendampingi perjuangan Nabi


Muhammad saw. Umar bin Khattab setelah masuk Islam setia
mendampingi Rasulullah dalam setiap perjuangannya. Ia sangat tegas
kepada kaum kafir yang menghalangi dakwah Islam. Mempunyai sikap
tegas, teguh pendirian dan bijaksana dalam mengambil tindakan.

e) Peduli

Beliau sangat memperhatikan kepentingan rakyat kecil. Memiliki sikap


kasih sayang terhadap rakyatnya dan sangat dermawan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hari Akhir itu adalah hari terakhir keidupan manusia di jagat raya ini.
Namun, hari itu juga merupakan awal kehidupan yang baru. Semua
manusia akan dibangkitkan kembali untuk dimintai pertanggung
jawaban atas segala hal yang telah dilakukan semasa hidup didunia.

18
Percaya kepada Hari Akhir adalah salah satu rukun iman, yaitu rukun
iman yang kelima. Oleh karna itu, sebagai muslim yang taat, keimanan
kepada hari akhir adalah sebuah kewajiban.
2. Sertiap seseorang harus memiliki akhlak terpuji pada dirinya sendiri
sebagai wujud dan bentuk mencintai dan menghargai dirinya sendiri
untuk keberlangsungan hidupnya kelak dalam menjalani kehidupan,
adapun Akhalak terpuji kepada diri sendiri diantaranya yaitu:
1) Berilmu
2) Bekerja Keras
3) Kreatif, Produktif dan Inovatif
3. Adab Islam kepada tetangga ialah memenuhi dan memberikan hak-hak
tetangga. Jika dikaji lebih dalam dan terperinci maka terdapat banyak
hak-hak tetangga yang harus dipenuhi satu sama lain. Namun, dalam
kajian literatur hadits tarbawi terdapat empat hak-hak tetangga, yaitu:
1) Berbuat baik kepada tetangga
2) Peduli dan perhatian terhadap tetangga
3) Menjaga dan memelihara tetangga
4) Sabar menghadapi tetangga
4. Meneladani prilaku-prilaku Umar bin Khattab yang dapat dicontoh;
1) Cerdas dan pemberani
2) Adil
3) Sederhana
4) Tegas, Teguh Pendirian dan Bijaksana
5) Peduli
B. Saran

Dari makalah yang kami buat semoga menjadi manfaat bagi kita semua.
Namun, penulis menyadari dari pembuatan makalah ini banyak sekali
kesalahan baik dari tulisan maupun kata-katanya. Penulis mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun. Terima kasih.

19
Daftar Pustaka
Warson Munawwir, Kamus Al-munawwir Arab-Indonesia, (Yogyakarta:
Pustaka progreseif, 1997)

Attirmidziy dalam Jami’nya, No. 2070

Fathul bari Juz 10

20
Masan AF, Akidah Akhlak, ( Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2016)

Musthafa Murad, Umar ibn al-Khattab, terj. Ahmad Ginanjar Sya’ban


dan Lulu M.Sunman, Kisah Hidup Umar Bin Khattab (Cet. I; Jakarta:
Zaman, 2009)

T. Ibrahim, H. Darsono, Membangun Akidah dan Akhlak Untuk kelas IX


Madrasah Tsanawiyah, (PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo:2018)

Taofik Yusmansyah,Akidah dan Akhlak,( Bandung: Grafindo Media


Pratama, 2008)

21

Anda mungkin juga menyukai