Makalah
Disusun oleh:
Kelas: A
(IAIN) PEKALONGAN
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan
taufiq, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Iman Kepada Hari Akhir serta Qadha dan Qadhar” sesuai
dengan rencana. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita
Nabi Muhammad Saw., sahabat, keluarga, serta seluruh umatnya hingga yaumil
akhir. Selanjutnya, tak lupa kami ucapkan banyak terimakasih kepada Bapak
Mujib Hidayat, M. Pd. I selaku dosen pengampu Mata Kuliah Ilmu Kalam, yang
telah membimbing kami dan kepada semua pihak yang sudah terlibat dalam
penyusunan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan
pembaca yang budiman. Aamiin yaa robbal’alamin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
BAB III
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan aqidah akhlak perlu diberikan sejak usia kanak-kanak
hingga dewasa untuk menjaga agar tidak terjerumus aliran yang
membawa kemusyrikan serta kemurtadan.
Iman serta taqwa merupakan konsep yang terpenting untuk
diketahui serta diterapkan dalam kehidupan manusia. Begitu juga
untuk mempelajarinya merupakan kewajiban bagi setiap muslim.
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna beriman kepada hari akhir?
2. Apa makna beriman kepada qadha dan qadhar?
C. Tujuan
1. Mengatahui makna beriman kepada hari akhir
2. Mengetahui makna beriman kepada qadha dan qadhar
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Allah dengan iman kepada hari akhir. Allah berfirman dalam
dua ayat di bawah ini:
1
Marzuki, “BAB 7 AQIDAH,” 42-43, https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dr.
%2520Marzuki,%2520M.Ag./Dr.%2520Marzuki,%2520M.Ag_.%2520Buku%2520PAI
%2520SMP%2520-%25209%2520Aqidah%2520Bab
%25207.pdf&ved=2ahUKEwi8rODi78HsAhVUAXIKHcIQAWIQFjADegQIARAB&usg=AOvV
aw3pxO4iM3BGgM88h7YiouWU&cshid=1603152367488.
3
b) Perzinaan terjadi dimana-mana dan orang tidak lagi malu-
malu mengerjakannya.
c) Perbandingan jumlah antara kaum laki-laki dan perempuan
yang sangat tidak seimbang, dimana jumlah kaum
perempuan lebih banyak daripada jumlah kaum laki-laki.
d) Hilangnya sifat amanah.
e) Banyak wafatnya orang-orang alim, sehingga kebodohan
tentang agama meluas ditengah-tengah masyarakat.
f) Banyak terjadi gempa bumi, waktu terasa singkat, muncul
banyak fitnah dan banyak terjadi pembunuhan.
g) Diutusnya Nabi Muhammad Saw sebagai nabi akhir zaman.
b. Tanda-tanda besar menjelang terjadinya hari Akhir
a) Terjadinya peperangan besar antara umat Islam melawan
persekutuan orang-orang kafir, yang dalam peperangan
tersebut umat Islam akan dipimpin oleh Al-Mahdi.
b) Munculnya Dajjal yang membuat kehancuran dimana-mana.
c) Turunnya Nabi Isa ke bumi untuk memimpin perlawanan
umat Islam terhadap Dajjal.
d) Munculnya serangan terhadap kaum muslimin dari kaum
Ya’juj dan Ma’juj setelah terbunuhnya Dajjal.
e) Terbitnya matahari dari arah barat dan terbenam di timur.
f) Keluarnya binatang melata (dabbah) dari bumi, binatang
tersebut bisa berbicara.2
2
Hamdan Rasyid, Saiful Hadi, Panduan Muslim Sehari-hari (Jakarta: WahyuQolbu, 2016), hlm
114-115.
4
Diantara hikmah sekaligus fungsi dari iman kepada hari akhir
adalah:
1) Menambah keyakinan akan keadilan Allah SWT, karena pada
hari akhir itulah Allah SWT akan mengadili semua manusia
dengan seadil-adilnya.
2) Memotivasi manusia agar selalu berhati-hati dalam berbuat
baik dan meninggalkan perbuatan-perbuatan tercela.
3) Mendorong manusia agar selalu berhati-hati dalam berbuat,
karena semua yang diperbuatnya akan dimintai
pertanggungjawabannya kelak di akhirat.
4) Mendorong manusia untuk meneguhkan imannya dan
menambah kualitas takwanya, karena dengan itulah ia akan
dapat terhindar dari neraka dan akan masuk ke dalam surga.
5) Menyadari bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sementara dan
tidak abadi, masih ada kehidupan yang sebenarnya yang
bersifat abadi, yaitu kehidupan di akhirat.
6) Menyadari bahwa dunia merupakan ladang yang harus
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya agar dapat dipanen
hasilnya kelak di akhirat.3
3
Marzuki, 52.
5
SWT yang ditetapkan sejak zaman azali, sedangkan qadar adalah
pelaksanaan dari hukum atatu ketetapan Allah SWT. Jadi, qada dan
qadar dapat diibaratkan seperti rencana dan pelaksanaan. Maka dari itu
qada dan qadar disatukan menjadi istilah yang disebut takdir.
Beriman kepada qada dan qadar adalah manusia percaya dengan
sepenuh hati bahwa semua yang terjadi pada dirinya baik yang
disengaja ataupun tidak disengaja merupakan ketetapan Allah SWT
sejak zaman azali dan sudah tertulis dalam Lauhul Mahfud. Jadi,
semua yang terjadi didunia ini sudah diketahui Allah SWT jauh
sebelum hal itu terjadi.
2. Macam-Macam Takdir
a. Takdir Mubram
Takdir mubram yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia
tanpa bisa ditawar-tawar lagi. Misalnya takdir tentang jenis
kelamin ketika seeorang dilahirkan, takdir tentang dari ibu mana ia
akan dilahirkan ke dunia, takdir dimana ia akan meninggal dunia,
dan seterusnya. Jadi, takdir mubram ini semata-mata adalah atas
kehendak (iradah) dan kekuasaan (qudrah) Allah SWT.
b. Takdir Mu’allaq
Takdir mu’allaq yaitu takdir yang erat kaitannya dengan
ikhtiar manusia, namun hasil akhir manusia itu sendiri tidak
ditentukan oleh manusia melainkan oleh Allah SWT. Posisi
manusia hanyalah sekedar berusaha dan berikhtiar, dan hsailnya
adalah berdasar kehendak (iradah) dan kekuasaan (qudrah) Allah
SWT. Jadi, takdir mu’allaq adalah takdir yang masih bisa berubah,
sesuai dengan kehendak Allah SWTdan ikhtiar manusia.4
4
Hamdan Rasyid, Saiful Hadi, Panduan Muslim Sehari-hari (Jakarta: WahyuQolbu, 2016), hlm 143.
6
a. Memberikan kesadaran kepada manusia bahwa segala sesuatu yang
terjadi dialam semesta ini berjalan sesuai dengan apa yang telah
digariskan oleh AllahSwt. Karena itu, jika manusia memperoleh
kesuksesan dalam hidupnya, maka dia tidak boleh terlalu larut
dalam kegembiraan dan bersikap sombong denganapa yang telah
diraihnya. Sebaliknya jika manusia memperoleh kesusahan
ataukegagalan dalam hidupnya, maka dia tidak boleh terlalu sedih
dan menyesal,sehingga mengakibatkan putus asa. Semua terjadi
atas kehendak Allah yang Maha Kuasa dan Maha Berkehendak.
b. Membuat hati manusia selalu tenang dan tetap berusaha tidak
mudah putus asa. Apa yang menimpa manusia sebenarnya sudah
ada ketentuannya. Namun karena ketentuan itu tidak diketahuinya,
maka ia akan berusaha untuk mendapatkan ketentuan yang sebaik-
baiknya, sehingga pada akhirnya ia benar-benar mendapatkannya
dan semakin menambah rasa syukurnya kepada Allah yang
mengabulkan apa yang diinginkannya.
c. Mendorong manusia untuk selalu bekerja keras dalam rangka
meraih cita-cita yang diinginkannya dan selalu menyandarkan diri
kepada Allah, sehingga dia akan selalu bertawakkal kepada Allah
setelah berikhtiar. Dengan tawakkal inilah, ia akan menerima
semua keputusan Allah terhadapnya, apapun putusannya.5
5
Marzuki, 57-58.
7
BAB III
PENUTUP
8
DAFTAR PUSTAKA