DISUSUN OLEH:
1. M. FAREL ADITYA
2. M. IKHSAN
3. M. HADAD ALFARO
GURU PEMBIMBING:
ALFAQIH ANDOPA S.AG
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Iman Kepada Hari Akhir ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI). Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah Iman Kepada Hari Akhir ini. Dan kami juga
menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah Iman Kepada Hari Akhir ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah Iman
Kepada Hari Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perlukah bukti tentang adanya hari akhir? Kehidupan sesudah mati pasti
adanya. Bukankah makhluk yang termulia adalah makhluk yang berjiwa?
Bukankah yang termulia di antara mereka adalah yang memiliki kehendak dan
kebebasan memilih? Kemudian yang termulia dari kelompok ini adalah yang
mampu melihat jauh ke depan, serta mempertimbangkan dampak kehendak dan
pilihan-pilihannya. Demikian logika kita berkata. Dari sini pula jiwa manusia
memulai pertanyaan-pertanyaan baru. Sudahkah manusia melihat dan
merasakan akibat perbuatan-perbuatan mereka yang didasarkan oleh kehendak
dan pilihan mereka itu? Sudahkah yang berbuat baik memetik buah
perbuatannya? Sudahkah yang berbuat jahat menerima nista kejahatannya?
Jelas tidak, atau belum, bahkan alangkah banyak manusia-manusia baik yang
teraniaya, dan sementara banyak pula orang-orang jahat yang menikmati
gemerlap dunia.
Karena itu, demi tegaknya keadilan, harus ada satu kehidupan baru
ketika semua pihak akan memperoleh secara adil dan sempurna hasil-hasil
perbuatan yang didasarkan atas pilihan masing-masing. Itu sebabnya al-Qur’an
menamai hidup di akhirat sebagai al-hayat yang berarti “hidup yang sempurna”
dan kematian dinamainya wafat yang arti harfiahnya adalah “kesempurnaan.”
Banyak ayat al-Qur’an yang menjelaskan hakikat di atas, antara lain surat Taha
ayat 15 “Sesungguhnya saat (hari kiamat) akan datang. Aku dengan sengaja
merahasiakan (waktu)-nya. Agar setiap jiwa diberi balasan (dan ganjaran)
sesuai hasil usahanya”.
Hari akhir pasti datang meskipun tidak ada satu pun makhluk yang
mengetahui waktu kedatangannya dengan pasti. Adanya hari akhir atau hari
kiamat telah dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan ia termasuk bagian
rukun iman. Sebagai umat Islam kita harus beriman kepada hari akhir atau hari
kiamat. Keimanan kepada hari akhir akan tercermin dalam tingkah laku dan
perbuatan seseorang. Jika mengaku sebagai orang beriman, kita harus beriman
1
2
kepada hari akhir dan menerapkan keimanan tersebut dalam kehidupan sehari-
hari.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang Iman Kepada Hari Akhir ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian iman kepada hari akhir?
2. Bagaimana hari akhir menurut ilmu pengetahuan?
3. Apa hakikat beriman kepada hari akhir?
4. Apa saja tanda-tanda hari akhir?
5. Apa saja nama-nama hari akhir?
6. Bagaimana peristiwa setelah hari kiamat?
7. Bagaimana tahapan-tahapan periode hari akhir?
8. Apa hikmah beriman kepada hari akhir?
9. Bagaimana perilaku yang mencerminkan iman kepada hari akhir?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Iman Kepada Hari
Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian iman kepada hari akhir.
2. Untuk mengetahui hari akhir menurut ilmu pengetahuan.
3. Untuk mengetahui hakikat beriman kepada hari akhir.
4. Untuk mengetahui tanda-tanda hari akhir.
5. Untuk mengetahui nama-nama hari akhir.
6. Untuk mengetahui peristiwa setelah hari kiamat.
7. Untuk mengetahui tahapan periode hari akhir.
8. Untuk mengetahui hikmah beriman kepada hari akhir.
9. Untuk mengetahui perilaku yang mencerminkan iman kepada hari akhir.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
ف ُّ ﴾ ِإ َّن ٰ َهذَا لَ ِفي ال١٧﴿ ﴾ َو آاْل ِخ َرة ُ َخي ٌآر َوأ َ آبقَ ٰى١٧﴿ َو آاْل ِخ َرة ُ َخي ٌآر َوأ َ آبقَ ٰى
ِ ص ُح
﴾١٩﴿ س ٰى َ ِيم َو ُمو َ ف ِإب َآراه ُ ﴾١٨﴿ آاْلُولَ ٰى
ِ ص ُح
Artinya: “Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia,
padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini
terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan
Musa.” (Q.S. al-A’la: 16–19)
dibangkitkan dengan wajah bermuram durja. Keadaan ini sesuai dengan amal
perbuatannya selama hidup di dunia. Jika amal perbuatan di dunia adalah amal
kebajikan, mereka akan dibangkitkan dengan wajah berseri. Mereka yang
ketika hidup di dunia hanya berbuat maksiat dan menumpuk dosa, akan
dibangkitkan dengan wajah bermuram durja.
Nyawa yang telah dibangkitkan tersebut berbondong-bondong menuju
padang Mahsyar. Di padang Mahsyar inilah manusia menunggu panggilan
Allah Swt. Panggilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama
hidup di dunia. Seluruh amal yang telah dilakukan di dunia akan dimintakan
pertanggungjawaban oleh Allah Swt. Pada hari itu tidak ada manusia yang dapat
mengelak dari pertanggung-jawaban. Setiap manusia akan
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Tidak ada satu
pun manusia yang mempertanggungjawabkan perbuatan orang lain. Tidak ada
seorang pun yang membantu atau membela kita dalam pertanggungjawaban
tersebut. Hal ini karena semua orang disibukkan oleh urusannya masing-masing
sehingga tidak ada lagi yang sempat memikirkan orang lain.
Catatan amal yang dibuat selama hidup di dunia akan diperlihatkan.
Catatan yang sangat terperinci dan tidak ada satu pun amal yang terlewat.
Catatan tersebut dibuat oleh Malaikat Rakib dan Malaikat Atid yang
mendampingi manusia setiap saat. Pada hari itu mulut dikunci dan yang
berbicara adalah anggota tubuh. Allah Swt. dan diri sendiri yang menjadi saksi
pada hari itu. Pengadilan Allah Swt. merupakan pengadilan yang sangat adil.
Semua manusia akan merasakan keadilannya. Amal perbuatan manusia
ditimbang untuk mengetahui amal yang lebih berat, amal baik atau amal buruk.
Jika amal baik yang lebih berat, surga-Nya telah menunggu. Sebaliknya, jika
amal buruk yang lebih berat, neraka dan siksa-Nya telah menanti.
Konsep tentang hari pembalasan diingkari oleh masyarakat jahiliah.
Mereka tidak mempercayai adanya hari pembalasan. Bagi mereka kehidupan
hanya sampai dunia ini dan tidak ada lagi kehidupan setelah kehidupan di dunia.
Masyarakat jahiliah menganggap bahwa manusia tidak akan dibangkitkan dan
diminta pertanggungjawaban atas perbuatan di dunia. Masyarakat jahiliah
menganggap konsep tentang hari kebangkitan dan pertanggungjawaban amal
10
melupakan yang kecil dan tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat
semuanya. Mereka memperoleh di hadapan mereka apa-apa yang telah
mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak akan menganiaya seseorang pun.”
(Q.S. al-Kahfi: 49).
4. Yaumul Hisab dan Mizan
Yaumul Hisab adalah hari ketika Allah Swt. memperlihatkan semua
amalan di akhirat untuk dihisab. Segala dosa besar dan kecil dihitung
dengan seksama dan teliti. Ketika amalan mereka dihitung, anggota tubuh
mereka ikut menjadi saksi. Firman Allah Swt.: “Pada hari itu lidah, tangan,
dan kaki masing-masing menjadi saksi atas perbuatan yang telah mereka
kerjakan.” (Q.S. an-Nµr: 24). Tahapan selanjutnya adalah Mizan. Mizan
adalah timbangan yang adil berisi kebajikan dan kejahatan yang telah
diperbuat setiap manusia. Setiap orang ditimbang amalnya dengan seadil-
adilnya. Firman Allah Swt.: “Dan Kami letakkan timbangan yang tepat
(adil) pada hari kiamat dan tidak seorang pun dirugikan walau sedikit. Dan
jika amalan itu hanya seberat zarah pasti kami berikan (pahalanya). Dan
cukuplah kami saja yang memperhitungkannya.” (Q.S. al-Anbiya’: 47).
5. As-Sirat
As-sirat adalah jembatan yang terbentang di atas neraka menuju
surga. Mudah atau sulitnya melewati as-sirat itu tergantung kepada amal
setiap manusia. Rasulullah saw. bersabda: “Terbentanglah jembatan (as-
sirat) itu di antara dua tepi Neraka Jahanam.” (H.R. Muslim).
6. Yaumul Jaza’
Yaumul Jaza’ yaitu suatu hari ketika semua manusia akan menerima
balasan Allah Swt. (Jaza’). Balasan yang diterima seseorang sesuai dengan
amalnya selama ia hidup di dunia. Firman Allah: “Pada hari itu tiap jiwa
diberi balasan dengan apa yang telah diusahakannya. Tidak seorang pun
dirugikan pada hari tersebut. Sesungguhnya Allah sangat cepat
perhitungan-Nya.” (Q.S al-Mukmin: 17).
7. Balasan Perbuatan Baik dengan Surga
Setelah seluruh manusia dihisab dan melalui timbangan, mereka
diberikan balasan yang sesuai dengan amal perbuatannya. Pada saat itu
12
dunia hanya sementara. Mereka yang kaya bisa silau dengan kekayaan yang
dititipkan kepadanya. Mereka yang miskin dapat melupakan tujuan
penciptaannya karena kemiskinannya. Hanya orang-orang yang beriman
dan menyadari bahwa dunia ini hanya sementara yang tidak tertipu oleh
gemerlapnya dunia. Kekayaan merupakan suatu hal yang patut disyukuri.
Kemiskinan yang datang tentunya tidak diharapkan. Kaya atau miskin
merupakan cobaan dari Allah Swt.
3. Tidak Iri atas Nikmat Orang Lain
Allah memberikan nikmat yang berbeda-beda kepada manusia. Ada
manusia yang dikaruniai nikmat berupa kekayaan. Ada yang dikaruniai
nikmat berupa keturunan, kecerdasan, keberuntungan, dan lain sebagainya.
Terhadap nikmat yang diperoleh orang lain kita tidak boleh merasa iri. Iri
dapat berupa sikap tidak rela orang lain mendapat nikmat dan ingin agar
nikmat tersebut beralih kepadanya.
4. Bersikap Rendah Hati
Bersikap rendah hati terhadap apa pun yang dimiliki merupakan
perilaku terpuji. Rendah hati berbeda dengan rendah diri. Orang yang
rendah hati menyadari bahwa segala sesuatu yang dimiliki hanya titipan
Allah Swt. Titipan yang setiap saat dapat diambil oleh pemiliknya. Oleh
karena itu, seseorang yang rendah hati tidak pernah sombong dengan
sesuatu yang dititipkan kepadanya. Ia merasa tidak patut bersikap sombong
dan berbangga diri terhadap titipan Allah.
5. Menghindari Sifat Cinta Dunia dan Harta Secara Berlebihan
Cinta dunia dan harta secara berlebihan dihindari oleh orang yang
beriman kepada hari akhir. Cinta dunia dan harta secara berlebihan
bukanlah sikap seseorang yang beriman kepada hari akhir. Seseorang yang
dikaruniai harta akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak. Oleh
karena itu, seseorang yang beriman dan dikaruniai harta berlebihan
mempergunakan hartanya tersebut di jalan-Nya. Ia akan membelanjakan
hartanya di jalan yang diridai Allah.
6. Bersikap Optimis dan Lapang Dada
15
A. Kesimpulan
Hari Akhir adalah hari kiamat yang diawali dengan pemusnahan alam
semesta. Semua manusia, sejak jaman dari Nabi Adam a.s sampai terjadinya
hari akhir akan dibangkitkan untuk mendapatkan balasan semua amal perbuatan
mereka. Iman kepada Hari Akhir adalah percaya dengan penuh keyakinan
adanya hidup yang kekal abadi di akhir kelak. Setelah alam semesta hancur
secara total dan kehidupan semua makhluk Allah berakhir, maka mulailah
manusia menjalankan tahapan kehidupan baru dan proses menuju alam baqa’.
Iman kepada hari akhir berarti mempercayai dengan sepenuh hati, bahwa suatu
saat dunia beserta isinya akan berakhir atau hancur serta manusia akan
dibangkitkan dari kubur menuju akhirat untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya selama hidup di dunia. Keyakinan tersebut diwujudkan dalam
perbuatan atau tingkah laku.
Tanda-tanda datangnya hari kiamat terdiri atas tanda-tanda kecil dan
tanda-tanda besar. Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Yaumul
Ba’ats, Yaumul Hasyr, Buku Catatan, Yaumul Hisab, Mizan, Shirat, Yaumul
Jaza’, balasan amal baik surga dan balasan amal buruk neraka. Beriman kepada
hari akhir akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yaitu merasa bahwa hidup
di dunia ini hanya bersifat sementara saja, cepat atau lambat semua manusia
pasti akan kembali kepada Allah Swt. dan semua perbuatan mereka selama
hidup di dunia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt., sehingga
hidup yang dijalaninya akan ditempuh dengan penuh kehati-hatian, sikap dan
perilaku yang sesuai dengan tuntunan agama. Mengimani hari akhir membuat
manusia sadar bahwasanya manusia itu lemah dan kerdil di hadapan Allah Swt.
Kesadaran ini diharapkan dapat menghilangkan sikap takabur, sombong, egois,
dengki, dan penyakit hati lainnya.
16
17
B. Saran
Setelah mempelajari dan memahami materi tentang iman kepada hari
akhir, mari kita biasakan hal-hal berikut dalam kehidupan sehari-hari.
1. Beriman bahwa suatu saat dunia ini akan hancur binasa.
2. Memperbanyak amal saleh dan kebajikan lainnya untuk bekal kehidupan
akhirat.
3. Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Swt.
4. Menjauhi perbuatan maksiat dan larangan Allah Swt.
5. Bersikap rendah hati dan tidak silau atas gemerlap dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Halimah, Iim dkk. 2013. Mandiri Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Jakarta: Erlangga.
Haris, Abd., dkk, 2012. Pendalaman Materi Ajar PAI. Jakarta: FITK UIN Jakarta.
Thoyar, Husni. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.
Tim Ichtiar Baru van Hoeve. 1993. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru van
Hoeve.
Tim IMTAQ MGMP PAI. 2010. Modul Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam
SMA/SMK Kelas X, XI, dan XII. Jakarta: PT. Kirana Cakra Buana.