Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Iman Kepada Hari Akhir ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran AKIDAH
AKHLAK. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah Iman Kepada Hari Akhir ini. Dan kami juga menyadari pentingnya
akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan
informasi yang akan menjadi bahan makalah.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat
dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan Makalah Iman Kepada Hari Akhir ini sehingga kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Iman Kepada Hari Akhir
ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Lapai, Agustus 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman kepada Hari Akhir

B. Hari Akhir Menurut Ilmu Pengetahuan

1. Hari Akhir Menurut Ilmu Geologi

2. Hari Akhir Menurut Teori Fisika

3. Bukti Indrawi Terjadinya Hari Akhir

C. Hakikat Beriman kepada Hari Akhir

D. Tanda-tanda Hari Akhir

E. Nama-nama Hari Akhir

F. Peristiwa setelah Hari Kiamat

G. Tahapan Periode Hari Akhir

1. Yaumul Ba’ats

2. Yaumul Hasyr

3. Buku Catatan

4. Yaumul Hisab dan Mizan

5. As-Sirat

6. Yaumul Jaza’

7. Balasan Perbuatan Baik dengan Surga


8. Balasan Perbuatan Buruk dengan Neraka

H. Hikmah Beriman kepada Hari Akhir

I. Perilaku yang Mencerminkan Iman kepada Hari Akhir

1. Selalu Berusaha Menjadi Lebih Baik

2. Tidak Silau pada Gemerlap Dunia

3. Tidak Iri atas Nikmat Orang Lain

4. Bersikap Rendah Hati

5. Menghindari Sifat Cinta Dunia dan Harta Secara Berlebihan

6. Bersikap Optimis dan Lapang Dada

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perlukah bukti tentang adanya hari akhir? Kehidupan sesudah mati pasti adanya.
Bukankah makhluk yang termulia adalah makhluk yang berjiwa? Bukankah yang
termulia di antara mereka adalah yang memiliki kehendak dan kebebasan memilih?
Kemudian yang termulia dari kelompok ini adalah yang mampu melihat jauh ke depan,
serta mempertimbangkan dampak kehendak dan pilihan-pilihannya. Demikian logika kita
berkata. Dari sini pula jiwa manusia memulai pertanyaan-pertanyaan baru. Sudahkah
manusia melihat dan merasakan akibat perbuatan-perbuatan mereka yang didasarkan oleh
kehendak dan pilihan mereka itu? Sudahkah yang berbuat baik memetik buah
perbuatannya? Sudahkah yang berbuat jahat menerima nista kejahatannya? Jelas tidak,
atau belum, bahkan alangkah banyak manusia-manusia baik yang teraniaya, dan
sementara banyak pula orang-orang jahat yang menikmati gemerlap dunia.

Karena itu, demi tegaknya keadilan, harus ada satu kehidupan baru ketika semua
pihak akan memperoleh secara adil dan sempurna hasil-hasil perbuatan yang didasarkan
atas pilihan masing-masing. Itu sebabnya al-Qur’an menamai hidup di akhirat sebagai al-
hayat yang berarti “hidup yang sempurna” dan kematian dinamainya wafat yang arti
harfiahnya adalah “kesempurnaan.” Banyak ayat al-Qur’an yang menjelaskan hakikat di
atas, antara lain surat Taha ayat 15 “Sesungguhnya saat (hari kiamat) akan datang. Aku
dengan sengaja merahasiakan (waktu)-nya. Agar setiap jiwa diberi balasan (dan ganjaran)
sesuai hasil usahanya”.

Hari akhir pasti datang meskipun tidak ada satu pun makhluk yang mengetahui
waktu kedatangannya dengan pasti. Adanya hari akhir atau hari kiamat telah dijelaskan
dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan ia termasuk bagian rukun iman. Sebagai umat Islam kita
harus beriman kepada hari akhir atau hari kiamat. Keimanan kepada hari akhir akan
tercermin dalam tingkah laku dan perbuatan seseorang. Jika mengaku sebagai orang
beriman, kita harus beriman kepada hari akhir dan menerapkan keimanan tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di
dalam makalah tentang Iman Kepada Hari Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian iman kepada hari akhir?


2. Bagaimana hari akhir menurut ilmu pengetahuan?
3. Apa hakikat beriman kepada hari akhir?
4. Apa saja tanda-tanda hari akhir?
5. Apa saja nama-nama hari akhir?
6. Bagaimana peristiwa setelah hari kiamat?
7. Bagaimana tahapan-tahapan periode hari akhir?
8. Apa hikmah beriman kepada hari akhir?
9. Bagaimana perilaku yang mencerminkan iman kepada hari akhir?

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Iman Kepada Hari Akhir ini adalah
sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian iman kepada hari akhir.


2. Untuk mengetahui hari akhir menurut ilmu pengetahuan.
3. Untuk mengetahui hakikat beriman kepada hari akhir.
4. Untuk mengetahui tanda-tanda hari akhir.
5. Untuk mengetahui nama-nama hari akhir.
6. Untuk mengetahui peristiwa setelah hari kiamat.
7. Untuk mengetahui tahapan periode hari akhir.
8. Untuk mengetahui hikmah beriman kepada hari akhir
9. Untuk mengetahui perilaku yang mencerminkan iman kepada hari akhir.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman kepada Hari Akhir

Hari akhir menurut bahasa artinya hari penghabisan dan juga disebut hari
pembalasan. Sedangkan menurut istilah, hari akhir adalah hari mulai hancurnya alam
semesta berikut isinya dan berakhirnya kehidupan semua makhluk Allah Swt. Hari akhir
juga disebut hari kiamat, yaitu hari penegakan hukum Allah Swt. yang seadil-adilnya.
Iman kepada hari akhir berarti mempercayai dengan sepenuh hati, bahwa suatu saat dunia
beserta isinya akan berakhir atau hancur serta manusia akan dibangkitkan dari kubur
menuju akhirat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia.
Keyakinan tersebut diwujudkan dalam perbuatan atau tingkah laku. Iman kepada hari
akhir merupakan salah satu rukun iman. Selain itu, iman kepada hari akhir termasuk
sendi-sendi keimanan yang sangat mendasar dalam akidah Islam. Seseorang yang tidak
mempercayai hari akhir tidak termasuk orang yang beriman. Oleh karena itu, jika
mengaku sebagai orang beriman, kita harus beriman kepada Allah, malaikat Allah, kitab
Allah, rasul Allah, dan qada serta qadar Allah.

Segala sesuatu yang ada di dunia ini ada permulaan dan ada akhir. Beberapa
waktu yang lalu kita bertemu dan berkumpul dengan teman-teman sekelas, tetapi suatu
saat pasti akan berpisah. Saat ini kita selalu bersama ibu atau bapak dan suatu saat, cepat
atau lambat akan berpisah dengan mereka. Begitu juga kehidupan di dunia ini, ada awal
dan ada akhir. Kita tidak akan selamanya hidup di dunia. Suatu saat kita akan
meninggalkan dunia dan seluruh isinya. Hidup di dunia hanya sementara bukan
selamanya. Hidup di dunia bagaikan seseorang yang naik kendaraan. Ada permulaan dan
ada tujuan akhir. Agar selamat dalam perjalanan, kita harus mematuhi aturan-aturan yang
ada. Al-Qur’an merupakan pedoman bagi manusia dalam menjalani kehidupan di dunia.
Rambu-rambu yang ada dalam Al-Qur’an harus ditaati jika seseorang ingin hidup bahagia
di dunia dan akhirat.

Selama hidup di dunia manusia harus mencari bekal sebanyak-banyaknya agar


tidak menyesal ketika sampai di tempat tujuan. Banyak orang yang merugi karena
mengira dunia adalah tujuan akhir sehingga mereka mengira kesuksesan di dunia adalah
segalanya. Mereka mengejar kehidupan di dunia dan melupakan bahwa ada kehidupan
setelah kehidupan di dunia. Kesalahan mengira bahwa dunia adalah tujuan akhir juga
dialami oleh umat terdahulu. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Swt.
yang berbunyi seperti berikut.

‫ُف ِإ ْب َرا ِهي َم َو ُمو َس ٰى‬ ُ ﴾١٨﴿ ‫ُف اُأْلولَ ٰى‬


ِ ‫صح‬ ِ ‫﴾ ِإ َّن ٰهَ َذا لَفِي الصُّ ح‬١٧﴿ ‫﴾ َواآْل ِخ َرةُ خَ ْي ٌر َوَأ ْبقَ ٰى‬١٧﴿ ‫َواآْل ِخ َرةُ َخ ْي ٌر َوَأ ْبقَ ٰى‬
Artinya: “Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia, padahal
kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-
kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.” (Q.S. al-A’la: 16–19)

Ayat Al-Qur’an di atas menjelaskan bahwa orang-orang kafir memilih kehidupan


dunia yang tidak kekal. Mereka mengabaikan kehidupan akhirat yang kekal. Suatu
tindakan yang tidak patut ditiru oleh orang-orang beriman. Orang-orang kafir yang
memilih kehidupan dunia akan menyesal di akhirat kelak. Mereka akan mendapat balasan
yang sesuai dengan perbuatannya. Tidak ada seorang pun yang mengetahui dengan pasti
waktu kedatangan hari akhir. Bahkan, Nabi Muhammad saw. juga tidak mengetahui
dengan pasti waktu kedatangan hari akhir. Waktu kedatangan hari akhir merupakan
rahasia Allah Swt. Akan tetapi, hari akhir pasti datang. Hal tersebut dapat diketahui dari
ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hari akhir. Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang
menjelaskan tentang hari akhir. Selain ayat Al-Qur’an, Anda juga dapat belajar
menemukan penjelasan hari akhir dalam hadis rasul-Nya. Waktu pasti kedatangan hari
akhir yang masih menjadi rahasia Allah Swt. hendaknya dapat mengantarkan manusia
agar senantiasa menjalankan perintah-Nya. Selain menjalankan perintah Allah Swt.,
larangan-Nya juga harus dijauhi.

B. Hari Akhir Menurut Ilmu Pengetahuan

1. Hari Akhir Menurut Ilmu Geologi

Bumi terjadi dari gas yang berputar (chaos catastrope). Setelah diam gas itu
menjadi dingin, maka gas yang berat mengendap ke bawah, yang ringan berada di atas.
Melalui proses evolusi yang lama sekali, gas bagian luar mengeras menjadi batu, kerikil,
pasir, dan sebagainya, sedangkan bagian tengah masih panas. Zat panas bercampur lava,
lahar, batu, dan pasir panas. Bumi beredar karena adanya daya tarik matahari terhadap
bumi berkurang. Akibatnya bumi akan bergeser dari matahari sehingga putaran bumi
semakin cepat dan akan mengalami nasib seperti meteor (menyala atau hancur).

2. Hari Akhir Menurut Teori Fisika

Letak matahari kira-kira 150 juta km jauhnya dari bumi, namun sinar matahari
sampai ke bumi selama 8 menit 20 detik. Garis tengah matahari = 1,4 juta km, dan luas
permukaannya 616 x 1.010 km = 622.160 km. Menurut ahli fisika energi matahari
dipancarkan ke angkasa dan sekitarnya 5,7 x 1027 kalori = 5853,9 kalori/menit dan
mampu menyala 50 milyar tahun dengan panas 15 juta derajat celcius. Kalau suatu ketika
matahari tidak muncul atau cahayanya redup karena tenaga/sinarnya habis, maka tidak
ada angin dan awan yang berakibat hujan tidak akan turun. Selanjutnya gunung-gunung
akan meletus, ombak bergulung-gulung, air laut naik sehingga hancurlah bumi ini.

3. Bukti Indrawi Terjadinya Hari Akhir

Imam Ath Thabari dan Ibnu Katsir berpendapat bahwa telah diperlihatkan
peristiwa-peristiwa yang menakjubkan di dunia sebagaimana berikut ini
Peristiwa pembunuhan yang dipermasalahkan oleh Bani Israil, akan di hidupkan
kembali oleh Allah Swt. hanya dengan perantaraan daging sapi yang dipukulkan ke tubuh
orang yang terbunuh.

Peristiwa Nabi Ibrahim dan burung-burung yang dicincangnya kemudian


diletakkan di tiap-tiap bagian di atas bukit lalu Allah Swt. berfirman: “Panggillah!
niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” (Q.S. al-Baqarah: 260).

Kedua informasi di atas memang dijelaskan oleh al-Qur’an, tetapi bukan


merupakan berita langsung bahwa Hari Akhir akan datang, melainkan informasi historis
(sejarah) tentang peristiwa yang pernah terjadi dan menjadi bukti secara indrawi bahwa
kiamat pasti datang.

C. Hakikat Beriman kepada Hari Akhir

Iman kepada hari akhir merupakan rukun iman yang kelima yang harus diyakini
oleh setiap umat Islam. Segala perbuatan yang dilakukan oleh setiap manusia, baik
maupun buruk akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Oleh sebab itu, keimanan
kepada Hari Akhir hendaknya dijadikan landasan utama untuk menyadarkan diri agar
selalu taat kepada ajaran Allah Swt. Banyak ayat dan hadis yang memerintahkan kita agar
meyakini datangnya Hari Akhir, di antaranya adalah firman Allah Swt.:
‫ُأ‬ ‫ُأ‬
َ‫ك َوبِٱلْ َءا ِخ َر ِة هُ ْم يُوقِنُون‬
َ ِ‫نز َل ِمن قَ ْبل‬ ِ ‫َوٱلَّ ِذينَ يُْؤ ِمنُونَ بِ َمٓا‬
َ ‫نز َل ِإلَ ْي‬
ِ ‫ك َو َمٓا‬
Artinya: “Dan mereka yang beriman kepada (al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu
(Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin
akan adanya akhirat”. (Q.S. al-Baqarah: 4)

Kemudian dalam percakapan Rasulullah dengan malaikat Jibril yang panjang


tentang iman, Islam, dan ihsan, beliau bersabda (ketika ditanya tentang iman): “Beliau
menjawab: ‘Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para
Rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik dan buruk.” (H.R. Muslim).

Dalam ayat di atas ditegaskan bahwa meyakini adanya Hari Akhir merupakan
salah satu ciri orang beriman. Sedangkan dalam penggalan hadis di atas, Rasulullah saw.
menyebut Hari Akhir sebagai salah satu perkara yang wajib diyakini, yang kemudian
disebut rukun iman. Iman kepada Hari Akhir berarti percaya dengan penuh keyakinan
bahwa kehidupan yang kekal hanyalah di akhirat.

D. Tanda-tanda Hari Akhir

Tanda-tanda hari akhir atau kiamat dibagi menjadi dua, yaitu tanda-tanda kecil dan
tanda-tanda besar kiamat. Tanda-tanda kecil kiamat menandakan bahwa kiamat sudah
dekat. Tanda-tanda kecil kiamat antara lain sebagai berikut.

1. Ilmu agama sudah dianggap tidak penting lagi.


2. Tersebarnya perzinaan.
3. Minuman keras merajalela.
4. Fitnah muncul di mana-mana.
5. Hamba sahaya perempuan dikawini tuannya.
6. Munculnya tanda-tanda besar kiamat menandakan bahwa kiamat sudah sangat
dekat. Adapun tanda-tanda besar kiamat antara lain sebagai berikut.
7. Rusaknya Kakbah.
8. Matahari terbit dari barat.
9. Keluarnya Imam Mahdi.
10. Munculnya binatang ajaib yang bisa berbicara.
11. Keluarnya bangsa Yakjuj dan Makjuj.

E. Nama-nama Hari Akhir

Hari akhir memiliki nama lain yang cukup banyak. Minimal ada 29 nama lain hari
akhir. Nama-nama hari akhir yang diberikan oleh Allah menggambarkan keadaan hari
kiamat hingga saat manusia dibangkitkan, dihisab, dan mendapat balasan dari Allah Swt.
Nama-nama hari akhir sebagai berikut

1. Yaumul Qiyamah (hari kiamat).


2. Yaumur Rajifah (hari lindu besar).
3. Yaumus Sa‘iqah (hari keguncangan).
4. Yaumuz Zalzalah (hari keguncangan/keruntuhan).
5. Yaumul Haqqah (hari kepastian).
6. Yaumul Qari‘ah (hari keributan).
7. Yaumul Akhir (hari akhir).
8. Yaumut Tammah (hari bencana agung).
9. Yaumul ‘Asir (hari sulit).
10. Yaumun La Raiba Fihi (hari yang tidak ada lagi keraguan padanya).
11. Yaumul Ba‘s (hari kebangkitan).
12. Yaumut Tagabun (hari terbukanya segala keguncangan)
13. Yaumun Nusyur (hari kebangkitan).
14. Yaumut Tanad (hari panggilan)
15. Yaumul Mizan (hari pertimbangan).
16. Yaumun La Tajzi Nafsun An Nafsin Syaian (hari yang tidak dapat seseorang
diberi ganjaran oleh yang lain sedikit pun).
17. Yaumul Jam‘i (hari pengumpulan).
18. Yaumul Fasl (hari pemisahan).
19. Yaumul Waqi‘ah (hari kejatuhan).
20. Yaumul Mahsyar (hari berkumpul).
21. Yaumud Din (hari keputusan).
22. Yaumut Talaq (hari pertemuan).
23. Yaumul Jaza’ (hari pembalasan).
24. Yaumul ‘Ard (hari pertontonan).
25. Yaumul Gasyiyah (hari pembalasan).
26. Yaumul Khulud (hari yang kekal).
27. Yaumul Khizyi (hari kehinaan).
28. Yaumul Wa‘id (hari ancaman).
29. Yaumul Hisab (hari perhitungan).

F. Peristiwa setelah Hari Kiamat

Setelah kehidupan di dunia ini ada kehidupan lagi, yaitu kehidupan akhirat.
Kehidupan akhirat dimulai setelah terjadinya hari kiamat. Pada hari kiamat seluruh
makhluk ciptaan Allah Swt. mati. Allah Swt., Zat Yang Maha Kekal tetap abadi selama-
lamanya meskipun seluruh makhluk hancur binasa. Setelah Malaikat Israfil meniup nafiri
atas perintah Allah Swt. dibangkitkannya nyawa seluruh manusia yang telah terkubur
bermiliar tahun yang lalu.

Keadaan manusia setelah dibangkitkan berbeda-beda antara satu dengan lainnya.


Ada yang dibangkitkan dengan wajah berseri-seri dan ada yang dibangkitkan dengan
wajah bermuram durja. Keadaan ini sesuai dengan amal perbuatannya selama hidup di
dunia. Jika amal perbuatan di dunia adalah amal kebajikan, mereka akan dibangkitkan
dengan wajah berseri. Mereka yang ketika hidup di dunia hanya berbuat maksiat dan
menumpuk dosa, akan dibangkitkan dengan wajah bermuram durja.

Nyawa yang telah dibangkitkan tersebut berbondong-bondong menuju padang


Mahsyar. Di padang Mahsyar inilah manusia menunggu panggilan Allah Swt. Panggilan
untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Seluruh amal yang
telah dilakukan di dunia akan dimintakan pertanggungjawaban oleh Allah Swt. Pada hari
itu tidak ada manusia yang dapat mengelak dari pertanggung-jawaban. Setiap manusia
akan mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Tidak ada satu pun
manusia yang mempertanggungjawabkan perbuatan orang lain. Tidak ada seorang pun
yang membantu atau membela kita dalam pertanggungjawaban tersebut. Hal ini karena
semua orang disibukkan oleh urusannya masing-masing sehingga tidak ada lagi yang
sempat memikirkan orang lain.

Catatan amal yang dibuat selama hidup di dunia akan diperlihatkan. Catatan yang
sangat terperinci dan tidak ada satu pun amal yang terlewat. Catatan tersebut dibuat oleh
Malaikat Rakib dan Malaikat Atid yang mendampingi manusia setiap saat. Pada hari itu
mulut dikunci dan yang berbicara adalah anggota tubuh. Allah Swt. dan diri sendiri yang
menjadi saksi pada hari itu. Pengadilan Allah Swt. merupakan pengadilan yang sangat
adil. Semua manusia akan merasakan keadilannya. Amal perbuatan manusia ditimbang
untuk mengetahui amal yang lebih berat, amal baik atau amal buruk. Jika amal baik yang
lebih berat, surga-Nya telah menunggu. Sebaliknya, jika amal buruk yang lebih berat,
neraka dan siksa-Nya telah menanti.

Konsep tentang hari pembalasan diingkari oleh masyarakat jahiliah. Mereka


tidak mempercayai adanya hari pembalasan. Bagi mereka kehidupan hanya sampai dunia
ini dan tidak ada lagi kehidupan setelah kehidupan di dunia. Masyarakat jahiliah
menganggap bahwa manusia tidak akan dibangkitkan dan diminta pertanggungjawaban
atas perbuatan di dunia. Masyarakat jahiliah menganggap konsep tentang hari
kebangkitan dan pertanggungjawaban amal hanya khayalan yang bertujuan menakut-
nakuti mereka. Al-Qur’an secara jelas mengajarkan tentang hari pembalasan. Akan tetapi,
masyarakat jahiliah mengabaikannya.

G. Tahapan Periode Hari Akhir

Setelah alam semesta hancur secara total dan kehidupan semua makhluk Allah
berakhir, maka mulailah manusia menjalani tahapan kehidupan baru dan proses menuju
alam baqa’. Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Yaumul Ba’ats

Sesudah hancur dan musnahnya alam semesta termasuk manusia, terjadilah hari
kebangkitan. Hari kebangkitan adalah proses dibangkitkannya seluruh makhluk dari alam
kubur. Firman Allah Swt.: “Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu
diberitahukan-Nya kepada mereka apa saja yang mereka telah kerjakan, dan Allah
mengumpulkan semua amal perbuatan mereka padahal mereka sudah melupakannya dan
Allah menyaksikan atas segala sesuatu.” (Q.S. al-Mujadalah: 6).

2. Yaumul Hasyr

Yaumul hasyr yaitu hari berkumpulnya manusia setelah dibangkitkan dari


kuburnya masing-masing. Kemudian semua manusia digiring ke tempat yang luas yaitu
Padang Mahsyar (tempat berkumpul). Firman Allah Swt.: “Dan (ingatlah) akan hari
(yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi
itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang pun
dari mereka.” (Q.S. al-Kahfi: 47).

3. Buku Catatan

Setiap manusia di alam mahsyar mempunyai buku catatan (kitab perjalanan


hidup) yang sudah dicatat Malaikat Rakib dan Atid. Kitab catatan ini berisi semua
perbuatan dan perkataan manusia sewaktu hidup di dunia. Firman Allah Swt.: “Dan
diletakkan kitab, lalu akan kamu lihat rang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang
tertulis di dalamnya dan mereka berkata “Wahai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak
melupakan yang kecil dan tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat semuanya.
Mereka memperoleh di hadapan mereka apa-apa yang telah mereka kerjakan. Dan
Tuhanmu tidak akan menganiaya seseorang pun.” (Q.S. al-Kahfi: 49).

4. Yaumul Hisab dan Mizan

Yaumul Hisab adalah hari ketika Allah Swt. memperlihatkan semua amalan di
akhirat untuk dihisab. Segala dosa besar dan kecil dihitung dengan seksama dan teliti.
Ketika amalan mereka dihitung, anggota tubuh mereka ikut menjadi saksi. Firman Allah
Swt.: “Pada hari itu lidah, tangan, dan kaki masing-masing menjadi saksi atas perbuatan
yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. an-Nµr: 24). Tahapan selanjutnya adalah Mizan.
Mizan adalah timbangan yang adil berisi kebajikan dan kejahatan yang telah diperbuat
setiap manusia. Setiap orang ditimbang amalnya dengan seadil-adilnya. Firman Allah
Swt.: “Dan Kami letakkan timbangan yang tepat (adil) pada hari kiamat dan tidak seorang
pun dirugikan walau sedikit. Dan jika amalan itu hanya seberat zarah pasti kami berikan
(pahalanya). Dan cukuplah kami saja yang memperhitungkannya.” (Q.S. al-Anbiya’: 47).

5. As-Sirat

As-sirat adalah jembatan yang terbentang di atas neraka menuju surga. Mudah atau
sulitnya melewati as-sirat itu tergantung kepada amal setiap manusia. Rasulullah saw.
bersabda: “Terbentanglah jembatan (as-sirat) itu di antara dua tepi Neraka Jahanam.”
(H.R. Muslim).

6. Yaumul Jaza’

Yaumul Jaza’ yaitu suatu hari ketika semua manusia akan menerima balasan
Allah Swt. (Jaza’). Balasan yang diterima seseorang sesuai dengan amalnya selama ia
hidup di dunia. Firman Allah: “Pada hari itu tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang
telah diusahakannya. Tidak seorang pun dirugikan pada hari tersebut. Sesungguhnya
Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (Q.S al-Mukmin: 17).

7. Balasan Perbuatan Baik dengan Surga

Setelah seluruh manusia dihisab dan melalui timbangan, mereka diberikan balasan
yang sesuai dengan amal perbuatannya. Pada saat itu terbagilah manusia menjadi dua
golongan. Adapun bagi mukmin yang bertakwa kepada Allah Swt. pasti akan menerima
balasan yang setara, yaitu berupa surga. Surga disediakan Allah Swt. sebagai karunia
kepada hamba-Nya.

8. Balasan Perbuatan Buruk dengan Neraka

Adapun orang yang selama hidup di dunia lebih banyak mengerjakan perbuatan
jahat, maksiat, tercela, dan kafir terhadap Allah Swt. kufur kepada ajaran dan nikmat
Allah Swt., maka akan menerima balasan yang jahat pula. Sebagian kegetiran dan
kerasnya siksaan neraka, digambarkan melalui firman Allah Swt.: “Memasuki api yang
sangat panas (neraka), diberi minuman dengan air dari sumber yang sangat panas. Mereka
tidak memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri yang tidak menggemukkan
dan tidak pula menghilangkan lapar.” (Q.S. al-Gasyiyah: 4-7)

H. Hikmah Beriman kepada Hari Akhir

Hari akhir merupakan hari perhitungan amal yang telah dilakukan selama hidup
di dunia. Selanjutnya, amal tersebut akan dibalas dengan balasan yang sesuai. Amal baik
akan mendapat balasan yang baik dan amal buruk akan mendapat balasan yang buruk.
Pada hari kiamat kelak manusia akan dibangkitkan dari kubur. Tiupan nafiri oleh
Malaikat Israfil atas perintah Allah Swt. menandai kebangkitan manusia dari kubur.
Manusia dibangkitkan dari kubur dan berbondong-bondong menuju padang Mahsyar. Di
padang Mahsyar manusia menunggu panggilan Allah Swt. Manusia akan dipanggil untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Tidak ada satu pun
manusia yang tidak dimintai pertanggungjawaban. Peristiwa yang akan terjadi ini
hendaknya membuat kita sadar sehingga selalu berhati-hati dalam berbuat. Berpikir
beribu kali ketika akan melakukan perbuatan maksiat. Satu perbuatan maksiat terlalu
banyak untuk dilaksanakan. Satu perbuatan baik terlalu sedikit untuk dilaksanakan dan
dijadikan bekal dalam perjalanan selanjutnya.

Semua ciptaan Allah Swt. yang lahir di dunia mempunyai hikmah karena Allah
Swt. tidak menjadikan sesuatu sia-sia belaka tanpa tujuan dan hikmah di dalamnya. Di
bawah ini beberapa hikmah iman kepada hari akhir:

1. Muncul rasa kebencian yang dalam kepada kemaksiatan dan kebejatan moral
yang mengakibatkan murka Allah Swt. di dunia dan di akhirat.
2. Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan segala
kenikmatan akhirat yang sama sekali tidak dirasakan di alam dunia ini.
3. Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah Swt. dengan
mengharapkan mau’nah-Nya pada hari itu.
4. Senantiasa termotivasi untuk beramal baik dengan ikhlas.
5. Senantiasa menghindari niat-niat yang buruk apalagi melaksanakannya.
6. Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengiaskan apa yang ada di dunia ini
dengan apa yang ada di akhirat.

I. Perilaku yang Mencerminkan Iman kepada Hari Akhir

Iman kepada hari akhir akan berdampak pada perilaku dalam keseharian.
Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan terlihat dari perilaku sehari-hari. Di
antara perilaku yang mencerminkan iman kepada hari akhir sebagai berikut.

1. Selalu Berusaha Menjadi Lebih Baik

Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan berusaha menjadi lebih baik dari
hari-hari yang telah terlewati. Jika kemarin ia melaksanakan satu kebaikan, hari ini akan
berusaha untuk melakukan dua atau lebih kebaikan. Seseorang yang beriman kepada hari
akhir menginginkan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik
dari hari ini. Jika hari kemarin lebih baik dari hari ini berarti seseorang termasuk
golongan orang yang merugi.

2. Tidak Silau pada Gemerlap Dunia

Dunia dan seluruh isinya menawarkan kenikmatan sesaat. Orang-orang yang


tidak menyadari akan tertipu oleh gemerlapnya dunia, mereka akan terseret dan
tenggelam dalam kemegahan sesaat. Mereka lupa bahwa dunia hanya sementara. Mereka
yang kaya bisa silau dengan kekayaan yang dititipkan kepadanya. Mereka yang miskin
dapat melupakan tujuan penciptaannya karena kemiskinannya. Hanya orang-orang yang
beriman dan menyadari bahwa dunia ini hanya sementara yang tidak tertipu oleh
gemerlapnya dunia. Kekayaan merupakan suatu hal yang patut disyukuri. Kemiskinan
yang datang tentunya tidak diharapkan. Kaya atau miskin merupakan cobaan dari Allah
Swt.

3. Tidak Iri atas Nikmat Orang Lain

Allah memberikan nikmat yang berbeda-beda kepada manusia. Ada manusia


yang dikaruniai nikmat berupa kekayaan. Ada yang dikaruniai nikmat berupa keturunan,
kecerdasan, keberuntungan, dan lain sebagainya. Terhadap nikmat yang diperoleh orang
lain kita tidak boleh merasa iri. Iri dapat berupa sikap tidak rela orang lain mendapat
nikmat dan ingin agar nikmat tersebut beralih kepadanya.

4. Bersikap Rendah Hati

Bersikap rendah hati terhadap apa pun yang dimiliki merupakan perilaku terpuji.
Rendah hati berbeda dengan rendah diri. Orang yang rendah hati menyadari bahwa segala
sesuatu yang dimiliki hanya titipan Allah Swt. Titipan yang setiap saat dapat diambil oleh
pemiliknya. Oleh karena itu, seseorang yang rendah hati tidak pernah sombong dengan
sesuatu yang dititipkan kepadanya. Ia merasa tidak patut bersikap sombong dan
berbangga diri terhadap titipan Allah.

5. Menghindari Sifat Cinta Dunia dan Harta Secara Berlebihan

Cinta dunia dan harta secara berlebihan dihindari oleh orang yang beriman
kepada hari akhir. Cinta dunia dan harta secara berlebihan bukanlah sikap seseorang yang
beriman kepada hari akhir. Seseorang yang dikaruniai harta akan diminta
pertanggungjawaban di akhirat kelak. Oleh karena itu, seseorang yang beriman dan
dikaruniai harta berlebihan mempergunakan hartanya tersebut di jalan-Nya. Ia akan
membelanjakan hartanya di jalan yang diridai Allah.

6. Bersikap Optimis dan Lapang Dada

Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan bersikap optimis dalam
menghadapi segala sesuatu. Selain itu, orang yang beriman kepada hari akhir akan
bersikap lapang dada dalam menghadapi segala musibah yang menimpa. Ketidakadilan
sering dirasakan. Keadilan yang sesungguhnya adalah keadilan di akhirat kelak. Sikap
optimis juga menjadi salah satu sikap yang dimiliki oleh orang yang beriman. Orang yang
beriman akan menjalani kehidupan di dunia dengan sikap optimis. Ia merasa optimis
bahwa segala kebaikan yang dilakukan akan mendapat balasan. Selain itu, ia juga optimis
bahwa segala amal buruk akan mendapat balasan yang sesuai.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Iman kepada hari akhir berarti percaya bahwa hari akhir itu benar benar ada dan
bukan omong kosong belaka. .Iman kepada hari akhir sama juga kita beriman kepada
allah karena rukun iman ada 6 perkara yang salah satunya iman kepada hari akhir. Jika
kita percaya kepada allah maka kita juga harus percaya dengan adanya hari akhir.

Pengertian hari akhir menurut agama Islam adalah peristiwa hancurnya alam
semesta beserta isinya hingga seluruh makhluk hidup di dalamnya pun akan binasa.
Beriman dan meyakini akan adanya hari akhir termasuk dalam rukun iman yang ke lima.
Mengutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti karya Aris Abi
Syaifullah, dkk, hari akhir ditandai dengan bunyi terompet sangkakala Malaikat Israfil
atas perintah dari Allah SWT. Seseorang tidak dapat disebut dengan mukmin bila
mengingkari keberadaan hari akhir.

Hakikat beriman kepada hari akhir adalah menjadi landasan kesadaran bagi diri
agar senantiasa mengingat bahwa dunia bersifat fana (sementara) sementara kehidupan
yang kekal dan abadi adalah akhirat. Manusia hidup di dunia hanya untuk mencari bekal
bagi kehidupan di akhirat.

Tanda-tanda datangnya hari kiamat terdiri atas tanda-tanda kecil dan tanda-tanda
besar. Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Yaumul Ba’ats, Yaumul Hasyr,
Buku Catatan, Yaumul Hisab, Mizan, Shirat, Yaumul Jaza’, balasan amal baik surga dan
balasan amal buruk neraka. Beriman kepada hari akhir akan menumbuhkan rasa tanggung
jawab yaitu merasa bahwa hidup di dunia ini hanya bersifat sementara saja, cepat atau
lambat semua manusia pasti akan kembali kepada Allah Swt. dan semua perbuatan
mereka selama hidup di dunia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt.,
sehingga hidup yang dijalaninya akan ditempuh dengan penuh kehati-hatian, sikap dan
perilaku yang sesuai dengan tuntunan agama. Mengimani hari akhir membuat manusia
sadar bahwasanya manusia itu lemah dan kerdil di hadapan Allah Swt. Kesadaran ini
diharapkan dapat menghilangkan sikap takabur, sombong, egois, dengki, dan penyakit
hati lainnya.

1. Yaumul Ba'ats (Hari Kebangkitan)

Pada hari itu semua manusia akan dibangkitkan kembali, dan manusia yang tidak
bertakwa mereka akan merasa kesulitan. Allah berfirman:
۟ ‫فَيَوْ مِئ ٍذ اَّل يَنفَ ُع ٱلَّ ِذينَ ظَلَ ُم‬
َ‫وا َم ْع ِذ َرتُهُ ْم َواَل هُ ْم يُ ْستَ ْعتَبُون‬ َ

(Fa yauma`iżil lā yanfa'ullażīna ẓalamụ ma'żiratuhum wa lā hum yusta'tabụn).


Artinya: "Maka pada hari itu tidak bermanfaat (lagi) bagi orang-orang yang zalim
permintaan uzur mereka, dan tidak pula mereka diberi kesempatan bertaubat lagi," (QS.
Ar-Rum: 57).

2. Yaumul Hisab (Hari Perhitungan)

Setelah dibangkitkan segala amal perbuatan manusia akan dihisab, dan yang akan
menentukan mereka masuk surga atau neraka tergantung dengan amalnya. Allah
berfirman:

ِ ‫ت ۚ اَل ظُ ْل َم ْٱليَوْ َم ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ َس ِري ُع ْٱل ِح َسا‬


‫ب‬ ٰ ْ‫ْٱليَوْ َم تُج‬
ٍ ۭ ‫زَى ُكلُّ نَ ْف‬
ْ َ‫س بِ َما َك َسب‬

(Al-yauma tujzā kullu nafsim bimā kasabat, lā ẓulmal-yaụm, innallāha sarī'ul-ḥisāb).

Artinya: "Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya.
Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya." (QS.
Al Mu'min:17).

4. Yaumul Hasrah (Hari Penyesalan)

Manusia yang tidak beriman akan merasakan penyesalan yang sangat dalam,
karena selama di dunia mereka terlah lalai dan tidak mematuhi perintah agama. Allah
berfirman:

َ‫ض َى ٱَأْل ْم ُر َوهُ ْم فِى َغ ْفلَ ٍة َوهُ ْم اَل يُْؤ ِمنُون‬


ِ ُ‫َوَأن ِذرْ هُ ْم يَوْ َم ْٱل َح ْس َر ِة ِإ ْذ ق‬

(Wa anżir-hum yaumal-ḥasrati iż quḍiyal-amr, wa hum fī gaflatiw wa hum lā yu`minụn).

Artinya: "Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala
perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman."
(QS. Maryam: 39).

5. As-Sa'ah (Hari yang Menentukan)

Hari kiamat adalah penentuan dari nasib manusia, sejak lahir hingga akhir. Allah
berfirman:

ِ َّ‫ب فِ ۡيهَا َو ٰلـ ِك َّن اَ ۡكثَ َر الن‬


َ‫اس اَل ي ُۡؤ ِمنُ ۡون‬ َ ‫اِ َّن السَّا َعةَ اَل ٰ تِيَةٌ اَّل َر ۡي‬

Artinya: "Sesungguhnya hari Kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya,
akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman," (QS. Ghafir: 59).

6. Yaumut Tanad (Hari Saling Memanggil)

Di hari akhir nanati semua amalan perbuatan akan memanggil, jika mereka
berbuat dosa maka neraka akan menantinya. Allah berfirman:
‫َو ٰيقَ ۡو ِم اِنِّ ۡۤى اَخَافُ َعلَ ۡي ُكمۡ يَ ۡو َم التَّنَا ۙ ِد‬

Artinya: "Dan wahai kaumku! Sesungguhnya aku benar-benar khawatir terhadapmu akan
(siksaan) hari saling memanggil." (QS. Ghafir: 32).

7. Yaumul Fash (Hari Pemisahan atau Keputusan)

Dimaksud dengan pemisahan ini adalah sebagai pembeda, mana orang beriman
dan tidak. Allah berfirman:

َ‫ٰهَ َذا يَوْ ُم ْٱلفَصْ ِل ٱلَّ ِذى ُكنتُم بِ ِهۦ تُ َك ِّذبُون‬

(Hāżā yaumul-faṣlillażī kuntum bihī tukażżibụ)

Artinya: "Inilah hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya," (QS. Ash-Shaffat:
21).

8. Yaumul Jama' (Hari Berkumpul)

Pada hari kiamat manusia akan berkumpul, mulai dari masa Nabi Adam AS,
hingga orang-orang yang hidup di akhir zaman. Allah berfirman:

‫ق فِى‬ ٌ ‫ق فِى ْٱل َجنَّ ِة َوفَ ِريـ‬


ٌ ‫ْب فِيـ ِه ۚ فَ ِريـ‬ ‫ُأ‬ َ ِ‫َو َك ٰ َذل‬
ِ ‫ك َأوْ َح ْينَٓا ِإلَ ْيكَ قُرْ َءانًا ع ََربِيًّا لِّتُن ِذ َر َّم ْٱلقُ َر ٰى َو َم ْن َحوْ لَهَا َوتُن ِذ َر يَوْ َم ْٱل َج ْمـ‬
َ ‫ـع اَل َري‬
ِ ‫ٱل َّس ِع‬
‫ير‬

(Wa każālika auḥainā ilaika qur`ānan 'arabiyyal litunżira ummal-qurā wa man ḥaulahā wa
tunżira yaumal-jam'i lā raiba fīh, farīqun fil-jannati wa farīqun fis-sa'īr).

Artinya: "Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Quran dalam bahasa Arab, supaya
kamu memberi peringatan kepada ummul Qura' (penduduk Makkah) dan penduduk
(negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul
(kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan
masuk Jahannam." (QS. Asy-Syura: 7).

9. Yaumul Wa'id (Hari yang Dijanjikan)

Segala yang dijanjikan oleh Allah akan terwujud ketika sangkakala meniupkan
terompetnya. Allah berfirman:

َ ِ‫ور ۚ ٰ َذل‬
‫ك يَوْ ُم ْٱل َو ِعي ِد‬ ِ ُّ‫َونُفِ َخ فِى ٱلص‬
(Wa nufikha fiṣ-ṣụr, żālika yaumul-wa'īd)

Artinya: "Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman," (QS. Qaf: 20).

10. Yaumul Khulud (Hari yang Kekal)


Dunia hanya sementara, sedangkan yang kekal adalah ketika kehidupan di
akhirat. Seperti dijelaskan dalam Alquran Allah berfirman:

َ ِ‫ٱ ْد ُخلُوهَا بِ َس ٰلَ ٍم ۖ ٰ َذل‬


‫ك يَوْ ُم ْٱل ُخلُو ِد‬

(Udkhulụhā bisalām, żālika yaumul-khulụd)

Artinya: "Masukilah surga itu dengan aman, itulah hari kekekalan." (QS. Qaf: 34).

Setiap muslim dan muslimah wajib hukumnya beriman kepada hari kiamat.
Kapan waktu terjadinya hanya Allah yang mengetahui. Pastinya kita semua harus
mempersiapkan diri dengan senatiasa beribadah dan mengerjakan macam-macam amal
shaleh sesuai dengan ketentuan hukum Islam.
Hari kiamat menurut Islam merupakan hari dimana alam semesta ini beserta
isinya hancur secara bersamaan. Kedahsyatan hari kiamat tersebut telah dituangkan dalam
Al Qur’an maupun hadits. Salah satunya dalam ayat berikut ini.

Allah Ta’ala berfirman,
ُ َّ‫يَا َأيُّ َها الن‬
َّ ‫اس اتَّقُوا َربَّ ُك ْم ِإنَّ َز ْلزَ لَةَ ال‬
‫سا َع ِة ش َْي ٌء ع َِظي ٌم‬

“Hai manusia, bertakwalah kepada Rabbmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu
adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).” (QS. Al Hajj [22] : 1).
Setelah hari kiamat terjadi, rupanya ada sederetan peristiwa yang akan dialami oleh
semua makhluk di alam semesta ini. Peristiwa apa sajakah itu?

Simak ulasan selanjutnya berikut ini!

Yaumul Barzah

Yaumul barzah disebut juga dengan alam barzah, yakni masa penantian manusia
setelah meninggal dunia sebelum kemudian dibangkitkan kembali dari alam kubur.

َ‫َخ ِإلَ ٰى يَ ْو ِم يُ ْب َعثُون‬ َ ‫لَ َعلِّي َأ ْع َم ُل‬


ٌ ‫صالِ ًحا فِي َما تَ َر ْكتُ ۚ كَاَّل ۚ ِإنَّ َها َكلِ َمةٌ ه َُو قَاِئلُ َها ۖ َو ِمنْ َو َراِئ ِه ْم بَ ْرز‬

“Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali
tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan
mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al Mu’minun [23] : 100)

Di dalam alam barzah, manusia yang meninggal akan mendapat balasan yang
sesuai dengan amal perbuatannya selama hidup. Bagi mereka yang banyak
melakukan dosa yang berulang dalam Islam akan merasakan siksa kubur yang
menyakitkan. Sedangkan mereka yang senantiasa bertakwa dan melakukan amal
shaleh insya Allah akan merasakan kenikmatan di alam barzah.
Yaumul Ba’as

Yaumul Ba’as merupakan hari dibangkitkannya seluruh umat manusia dari alam
kubur. Keadaan manusia pada saat itu sangat beragam, tergantung pada amal
perbuatannya selama di dunia.

Allah Ta’ala berfirman,
ُ ‫ب فِي َها َوَأنَّ هَّللا َ يَ ْب َع‬
‫ث َمنْ فِي ا ْلقُبُو ِر‬ َّ ‫َوَأنَّ ال‬
َ ‫سا َعةَ آتِيَةٌ اَل َر ْي‬

“Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan
bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.” (QS. Al Hajj [22] : 7)

Yaumul Mahsyar

Setelah dibangkitkan, kemudian manusia dikumpulkan seluruhnya di Padang


Mahsyar untuk diadili oleh Allah subhanahu wa ta’ala dengan seadil-adilnya.
Allah Ta’ala berfirman,
‫ض َبا ِر َزةً َو َحش َْرنَا ُه ْم فَلَ ْم نُ َغا ِد ْر ِم ْن ُه ْم َأ َحدًا‬
َ ‫سيِّ ُر ا ْل ِجبَا َل َوتَ َرى اَأْل ْر‬
َ ُ‫َويَ ْو َم ن‬

“Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu
akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami
tinggalkan seorangpun dari mereka.” (QS. Al-Kahf [18] : 47)

Yaumul Hisab

Selanjutnya yaumul hisab yakni hari perhitungan seluruh amal perbuatan baik dan
buruk umat manusia. Tidak ada sekecil perbuatanpun yang luput dari catatan malaikat
Allah subhanahu wa ta’ala.
Oleh karena itu, bagi mereka yang mendapatkan hikmah beriman kepada malaikat maka
akan senantiasa menjaga sikap dan perilakunya agar tidak menyimpang dari syari’at
Islam.

‫ب‬
ِ ‫سا‬ َ َ ‫سبَتْ ۚ اَل ظُ ْل َم ا ْليَ ْو َم ۚ ِإنَّ هَّللا‬
َ ‫س ِري ُع ا ْل ِح‬ ٍ ‫ْليَ ْو َم ت ُْج َز ٰى ُك ُّل نَ ْف‬
َ ‫س بِ َما َك‬

“Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada
yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya.” (QS. Al-
Mu’min [40] : 17)

Yaumul Mizan

Yaumul mizan yaitu hari penimbangan seluruh amal baik dan buruk manusia
selama hidupnya. Apabila amal baiknya lebih berat daripada amal buruknya, maka insya
Allah ia akan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Namun, apabila amal buruknya yang
lebih berat daripada amal baiknya, maka ia akan mendapatkan balasan berupa siksa
neraka, naudzubillah.
Allah Ta’ala berfirman,
ِ ‫ش ْيًئا ۖ َوِإنْ َكانَ ِم ْثقَا َل َحبَّ ٍة ِمنْ َخ ْر َد ٍل َأتَ ْينَا بِ َها ۗ َو َكفَ ٰى بِنَا َحا‬
َ‫سبِين‬ ٌ ‫سطَ لِيَ ْو ِم ا ْلقِيَا َم ِة فَاَل تُ ْظلَ ُم نَ ْف‬
َ ‫س‬ ْ ِ‫ض ُع ا ْل َم َوا ِزينَ ا ْلق‬
َ َ‫َون‬

“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan
seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti
Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat
perhitungan.” (QS. Al-Anbiya [21] : 47)

Sirat

Sirat merupakan jalan penentu dari setiap manusia setelah amal buruknya
dihitung dan ditimbang. Pada tahap ini telah dapat ditentukan apakah manusia akan
dimasukkan ke dalam surga atau neraka.

Syafaat

Syafaat ialah pertolongan dari Allah subhanahu wa ta’ala untuk hamba-hamba-


Nya yang selama hidupnya beriman, Islam, bertakwa dan selalu memperbanyak amal
baik.

Surga dan Neraka

Tempat balasan bagi umat manusia. Surga merupakan balasan bagi hamba Allah
yang beriman dan shaleh/shalehah serta mendapatkan ridho-Nya. Neraka merupakan
balasan bagi umat manusia yang selama hidupnya banyak berbuat dosa dan mengingkari
kewajibannya terhadap Allah subahanahu wa ta’ala.
Itulah peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah hari kiamat yang diuraikan dengan jelas,
sehingga penting untuk Anda ketahui. Semoga ulasan ini dapat memberikan
manfaat iman dalam Islam bagi pembaca sekalian. Aamiin insya Allah.

1. Yaumul Ba’ats atau hari kebangkitan, yakni ketika seluruh alam telah hancur, maka
seluruh umat manusia akan dibangkitkan kembali.
2. Yaumul Hasyr, yakni setelah manusia dibangkitkan, dikumpulkanlah di tempat yang
luas bernama Padang Mahsyar.
3. Buku Catatan, yakni buku catatan yang dimiliki oleh setiap manusia yang telah dicatat
oleh malaikat Raqib dan Atid.
4. Yaumul Hisab, yakni ketika  manusia diperlihatkan seluruh amalannya akan dihisab, dan
seluruh anggota tubuh menjadi saksi. Kemudian Mizan, yakni timbangan yang seadil-
adilnya terkait amalan manusia.
5. As-Sirat, yakni jembatan yang berada di atas neraka dan akan dilalui menuju surga.
6. Yaumul Jaza’, yakni hari dimana manusia akan menerima balasan sebagaimana
amalannya di dunia.
7. Balasan perbuatan Baik ialah dengan Surga
8. Balasan perbuatan Buruk ialah dengan Neraka.

Beriman kepada hari akhir berarti memercayai bahwa segala perbuatan yang
dilakukan di dunia, baik maupun buruk akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
Karena itu, umat Muslim yang mengamalkannya akan meningkatkan ketakwaan kepada
Allah SWT agar lebih dekat dengan-Nya.

1. Menyadari bahwa hari kiamat pasti akan datang dan tidak ada yang tahu kejadiannya,
kecuali hanya Allah SWT.

2.    Hancurnya alam semesta di hari kiamat membuktikan bahwa Allah SWT. Maha
Kuasa melakukan segala sesuatu yang Dia kehendaki. Dia adalah Raja yang Maha
Menguasai hari kemudian.

3.    Akibat peristiwa luar biasa tersebut, manusia harus mempersiapkan diri dengan bekal
amal saleh karena tidak pernah ada satu pun makluk yang mengatahui waktu dan
kedahsyatannya

B. Saran

Setelah mempelajari dan memahami materi tentang iman kepada hari akhir, mari
kita biasakan hal-hal berikut dalam kehidupan sehari-hari.

Beriman bahwa suatu saat dunia ini akan hancur binasa.

Memperbanyak amal saleh dan kebajikan lainnya untuk bekal kehidupan akhirat.

Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Menjauhi perbuatan maksiat dan larangan Allah Swt.

Bersikap rendah hati dan tidak silau atas gemerlap dunia.


DAFTAR PUSTAKA

Halimah, Iim dkk. 2013. Mandiri Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta:
Erlangga.

Haris, Abd., dkk, 2012. Pendalaman Materi Ajar PAI. Jakarta: FITK UIN Jakarta. Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. 2015.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK/MA
Kelas XII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Thoyar, Husni. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.

Tim Ichtiar Baru van Hoeve. 1993. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.

Tim IMTAQ MGMP PAI. 2010. Modul Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam
SMA/SMK Kelas X, XI, dan XII. Jakarta: PT.
Kirana Cakra Buana.

Anda mungkin juga menyukai