1. FITRI INDRIANI
2. RISKA SUPARNIKA
3. HEQI M FURQON
2020/2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Puji syukur kita panjatkan kepada Dzat yang maha ghafur yang telah memberikan
kami kemampuan untuk menyelesaikan makalah ini. Shalawat beserta salam
semoga tercurah limpahkan kepada junjungan alam, nabiyullah Muhammad Saw.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu
dosen Dr. Ela Hodijah, M.Pd.I pada bidang mata kuliah Ilmu Tauhid. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Iman Kepada
Hari Akhir dan Iman Kepada Qadha-Qadhar Allah” bagi para pembaca dan juga
bagi kami pribadi selaku penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, teman, saudara, dan
pihak lainya yang telah mendukung dan membimbing kami dalam proses
pembuatan makalah ini. Besar harapan kami, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.
Dengan kerendahan hati, kami mohon maaf apabila ada ketidak sesuaian kalimat
dan kesalahan. Oleh karena itu, kami menerima dengan terbuka kritik dan saran
dari pembaca agar perbaikan dapat dilakukan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hari Akhir atau hari kiamat adalah hari dibinasakan dan dihancurkan alam
semesta yang merupakan tanda berakhirnya kehidupan dunia menuju
kehidupan kekal diakhirat. Beriman kepada hari akhir adalah meyakini dengan
sepenuh hati bahwa akan datangnya hari berakhirnya kehidupan didunia ini.
Alam akhirat tempat manusia mempertanggung jawabkan segala amal
perbuatannya sewaktu didunia dan memperoleh ganjaran sesuai dengan
perbuatannya.1 Kewajiban beriman kepada hari akhir sudah diberitakan oleh
alQur’an dan Hadist. Namun bisa dipertegas oleh akal pikiran (dalil aqli).
Secara akal kita bisa berpikir, bahwa segala sesuatu yang ada di alam
mengalami perubahan. Dan setiap yang mengalami perubahan pasti akan
membutuhkan akhir. Sesuatu yang berakhir mempunyai tanda-tanda yang
diberitakan oleh Al-Qur’an dan Hadist adalah bisa diterima oleh akal.
Beriman kepada qada dan qadar merupakan salah satu diantara rukun iman
yang harus diyakini oleh setiap muslim. Umat Islam memahami takdir sebagai
bagian dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus diimani sebagaimana dikenal
dalam rukun iman. Secara keilmuan umat Islam dengan sederhana telah
mengartikan takdir sebagai segala sesuatu yang sudah terjadi. Kesadaran
manusia untuk beragama merupakan kesadaran akan kelemahan dirinya. Ibnu
Abbas pernah berkata, “ Qadar adalah nidzam (aturan) tauhid. Barangsiapa
yang mentauhidkan Allah dan beriman kepada qadar, maka tauhidnya
sempurna. Untuk memahami konsep takdir, jadi umat Islam tidak dapat
melepaskan diri dari dua dimensi pemahaman takdir. Kedua dimensi dimaksud
ialah dimensi ketuhanan dan dimensi kemanusiaan. Mempelajari atau dengan
memahami materi tentang iman kepada qada dan qadar ini, masyarakat dapat
memperoleh banyak manfaat. Salah satu diantara sekian banyak manfaat
mempelajari iman kepada qada dan qadar adalah memperkuat iman dan
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
1
B. Rumusan Masalah
1) Pengertian iman kepada hari akhir dan qadha-qadhar Allah
2) Apa saja tanda-tanda hari akhir
3) Pembagian gadha-qadhar Allah
4) Dalil-dalil tentang hari akhir dan qadha-qadhar Allah
5) Hikmah beriman kepada hari akhir dan qadha-qadhar Allah
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Sebagai bukti bahwa kita wajib percaya kepada hari akhir dan qadha-
qadhar Allah
2. Untuk menambah wawasan tentang beriman kepada hari akhir dan qadha-
qadhar Allah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Segala sesuatu yang ada di dunia ini ada permulaan dan ada akhir.. Hidup di
dunia hanya sementara bukan selamanya. Hidup di dunia bagaikan seseorang yang
naik kendaraan. Ada permulaan dan ada tujuan akhir. Agar selamat dalam
perjalanan, kita harus mematuhi aturan-aturan yang ada. Al-Qur’an merupakan
pedoman bagi manusia dalam menjalani kehidupan di dunia. Rambu-rambu yang
ada dalam Al-Qur’an harus ditaati jika seseorang ingin hidup bahagia di dunia dan
akhirat.
Selama hidup di dunia manusia harus mencari bekal sebanyak-banyaknya agar
tidak menyesal ketika sampai di tempat tujuan. Banyak orang yang merugi karena
mengira dunia adalah tujuan akhir sehingga mereka mengira kesuksesan di dunia
adalah segalanya. Mereka mengejar kehidupan di dunia dan melupakan bahwa ada
kehidupan setelah kehidupan di dunia. Kesalahan mengira bahwa dunia adalah
tujuan akhir juga dialami oleh umat terdahulu. Hal ini sebagaimana dijelaskan
dalam firman Allah Swt. yang berbunyi seperti berikut.
4
hari akhir pasti datang. Hal tersebut dapat diketahui dari ayat Al-Qur’an yang
menjelaskan tentang hari akhir.
2. Dalil dan Hadist Yang menjelaskan adanya Hari Kiamat
Beriman kepada Hari Akhir artinya meyakini dengan teguh apa yang
diberitakan oleh Allah dalam kitabNya dan apa yang disampaikan oleh Rasulullah
saw dalam haditsnya terkait dengan peristiwa yang terjadi sesudah mati, mulai
fitnah kubur, azab dan nikmat kubur danseterusnya sampai surga dan neraka.
Beriman kepada Hari Akhir adalah rukun iman yang kelima dari enam
rukun iman. Didalam al-Qur`an dan di dalam hadits beriman kepada Hari Akhir
sering digandengkan dengan beriman kepada Allah karena orang yang tidak
beriman kepada Hari Akhir tidak mungkin beriman kepada Allah, orang yang
tidak beriman kepada Hari Akhir tidak akan beramal, orang beramal karena ada
harapan kemuliaan di Hari Akhir dan ada ketakutan terhadap azab di Hari akhir,
jika dia tidak beriman kepadanya maka dia seperti orang-orang yang disebutkan
oleh Allah dalam firmanNya:
۟ َو َقاُل
ۚ وا َم ا ِهَى ِإاَّل َح َياُتَنا ٱلُّد ْنَيا َنُم وُت َو َنْح َيا َو َم ا ُيْه ِلُكَن ٓا ِإاَّل ٱلَّدْه ُر
َو ِإَّن الِّديَن َلَو اِقٌع ِإَّنَم ا ُتوَع ُدوَن َلَص اِد ق
Sungguh, apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar, dan sungguh, (hari)
pembalasan pasti benar. (QS. Adz-dzariyyat: 5-6).
َِإَّن الّس اَع َة آَّل ِتَيٌة اّل َر يَب فيها َو ٰلِكَّن َأكَثَر الّناِس الُيؤِم نون
5
Dan beberapa hadist yang menjelaskan adanya hari kiamat, yaitu :
Seorang Arab Badui bertanya, “Kapankah tibanya kiamat?” Nabi Saw lalu
menjawab, “Apabila amanah diabaikan maka tunggulah kiamat.” Orang itu
bertanya lagi, “Bagaimana hilangnya amanat itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw
menjawab, “Apabila perkara (urusan) diserahkan kepada orang yang bukan
ahlinya, maka tunggulah kiamat.” (HR. Bukhari)
Mendekati kiamat akan terjadi fitnah-fitnah seolah-olah kepingan-
kepingan malam yang gelap-gulita. Seorang yang pagi hari beriman maka pada
sore harinya menjadi kafir, dan orang yang pada sore harinya beriman maka pada
pagi harinya menjadi kafir, dia menjual agamanya dengan (imbalan) harta-benda
dunia.
(HR. Abu Dawud)
Belum akan datang kiamat sehingga seorang membunuh tetangganya, saudaranya
dan ayahnya. (HR. Bukhari)
6
5. Semakin banyak fitnah yang menimpa umat Islam. Sering terjadi bencana
alam, pembunuhan, dan peperangan.Banyaknya perceraian,bermewah-
mewah dalam membangun masjid sementara jamaahnya sedikit, serta
saling membanggakan keindahan masjid.
b. Tanda-tanda kubra (besar)
1. Waktu berputar semakin cepat, sehingga setahun terasa sebulan, sebulan
terasa seminggu.
2. Matahari terbit di sebelah barat. Keluarnya Dajjal, yaitu sosok pembohong
yang menutupi kebenaran. Adanya Ya’juj dan Ma’juj, yaitu segolongan
umat manusia yang mempunyai kekuatan besar dan berpikiran sesat.
3. Turunnya Imam Mahdi ke dunia untuk meluruskan syari’at Islam dan
menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah saw. Turunnya Nabi Isa as. dari
langit yang akan memperjuangkan kebenaran bersama Imam Mahdi.
Dialah yang menumpas Dajjal serta mengajak umat manusia mengesakan
Allah swt dan menyambah-Nya.
4. Hilangnya Al Quran dari mashaf san hati umat manusia hingga hilang
pedoman.
Tanda-tanda kecil datangnya hari kiamat secara umum datang lebih
dahulu dari tanda-tanda besar, serta sebagiannya sudah terjadi. Jika tanda-
tanda besar muncul telah muncul satu, maka akan diikuti tanda-tanda yang
lainnya, yaitu yang pertama kali muncul adalah terbitnya matahari dari
barat.
Demikianlah kita sebagai umat manusia hendaknya mempersiapkan diri
sebaik mungkin dengan taat dan takwa kepada Allah swt, karena
bagaimanapun juga tanda-tanda kecil datangnya kiamat telah banyak
terjadi dan itu semua sebagai peringatan agar manusia sadar dan bertaubat.
7
dihisab, dan mendapat balasan dari Allah Swt. Nama-nama hari akhir sebagai
berikut.
1) Yaumul Qiyamah (hari kiamat).
2) Yaumur Rajifah (hari lindu besar).
3) Yaumus Sa‘iqah (hari keguncangan).
4) Yaumuz Zalzalah (hari keguncangan/keruntuhan).
5) Yaumul Haqqah (hari kepastian).
6) Yaumul Qari‘ah (hari keributan).
7) Yaumul Akhir (hari akhir).
8) Yaumut Tammah (hari bencana agung).
9) Yaumul ‘Asir (hari sulit).
10) Yaumun La Raiba Fihi (hari yang tidak ada lagi keraguan padanya).
11) Yaumul Ba‘s (hari kebangkitan).
12) Yaumut Tagabun (hari terbukanya segala keguncangan).
13) Yaumun Nusyur (hari kebangkitan).
14) Yaumut Tanad (hari panggilan).
15) Yaumul Mizan (hari pertimbangan).
16) Yaumun La Tajzi Nafsun An Nafsin Syaian (hari yang tidak dapat
seseorang diberi ganjaran oleh yang lain sedikit pun).
17) Yaumul Jam‘i (hari pengumpulan).
18) Yaumul Fasl (hari pemisahan).
19) Yaumul Waqi‘ah (hari kejatuhan).
20) Yaumul Mahsyar (hari berkumpul).
21) Yaumud Din (hari keputusan).
22) Yaumut Talaq (hari pertemuan).
23) Yaumul Jaza’ (hari pembalasan).
24) Yaumul ‘Ard (hari pertontonan).
25) Yaumul Gasyiyah (hari pembalasan).
26) Yaumul Khulud (hari yang kekal).
27) Yaumul Khizyi (hari kehinaan).
28) Yaumul Wa‘id (hari ancaman).
29) Yaumul Hisab (hari perhitungan).
8
5. Proses Dan Peristiwa Hari Akhirat
1. Nafkhotan : yakni peniupan 2 kali sangkakala,oleh malaikat israfil.tiupan
pertama,semua makhluk dimatikan oleh Allah SWT,dan yg kedua
dihidupkan kembali Oleh Allah SWT.selisih waktunya 40 puluh (entah
hari ,bulan atau tahun)
2. Ba’ats : hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur untuk
mempertanggungjawabkan amal perbuatannya
3. Hasyar : hari dikumpulkan nya manusia dipadang mahsyar untuk
diadili,semua manusia pada saat itu sangat payah,karena matahari di
dekatkan kepada manusia,dan manusia dibanjiri keringat,namun Allah akan
memberi pertolongan kepada 7 golongan,yang sudah dijelaskan
sebelumnya.
4. Syafaat Udma : pertolongan oleh Nabi Muhammad SAW,untuk
menyelamatkan orang yg ahli surga,agar segera dimasukan ke tempat penuh
kelezatan,dan diringankan dosanya
5. Hisab : perhitungan amal baik dan buruk pada saat didunia,semua bibir
terkunci,hanya anggota tubuh yg berasaksi
6. Mizan : penimbangan amal dan dosa
7. Ita-ul kitab : pemberian buku catatan amal manusia
8. Haudl (telaga) : setiapa nabi memiliki telaga untuk memberi minum
umatnya,hanya ahli surga saja yg diizinkan
9. shirotol mustagim : jembatan membentang diatas neraka,permukaan titian
nya sangat tipis dan tajam,dan lebih tipis dari rambut,untuk melewati
jembatan ini,sesuai dengan amal kita, ada yg melewati dengan secepat
kilat,angin,terbang,berlari,dll
10. surga dan neraka : surga penuh dengan rahmat,sedangkan neraka penuh
dengan siksa,
9
Mereka yang beriman kepada hari akhir pasti akan semakin beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT. Hari akhir adalah kuasa dan penentuan Allah
SWT semata. Hanya kepada Allah SWT kita bisa meminta perlindungan agar
pada hari akhir kita diselamatkan dari api neraka dan bisa menerima
kebahagiaan surga. Maka, keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada hari akhir dan juga
sebaliknya.
2) Menjadi Takut Tidak Mampu Mempertanggung jawabkan Perbuatannya
Jika kita memiliki iman kepada hari akhir, kita akan merasa takut jika
melakukan sesuatu yang tidak dapat kita pertanggung jawabkan saat
menghadap Allah SWT. Sehingga kita tidak akan melakukan segala sesuatu
dengan asal-asalan dan melanggar perintah Allah SWT, apalagi meniru
perbuatan orang kafir. Kita menjadi insan yang lebih bertanggung jawab dan
senantiasa mematuhi aturan-aturan agama.
Orang yang beriman kepada hari akhir akan menjauhi segala kezaliman
dan kemaksiatan. Ia melakukan segala hal dengan baik dan berusaha berbuat
yang benar. Sebab, ia tahu bahwa segala kebaikannya akan berbuah manis di
akhirat, sedangkan perbuatan jahatnya harus dipertanggungjawabkan dengan
sangat berat pada hari kiamat. Dalam sebuah hadis dari Ibnu ‘Umar
radhiyallahu’anhuma, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya
kezaliman itu akan berubah menjadi kegelapan-kegelapan pada hari kiamat.”
3) Menjauhkan Diri dari Segala Hal yang Buruk dan Maksiat
Manusia yang beriman kepada hari akhir akan mendekatkan diri kepada
kebaikan. Ia tidak akan mencari kebahagiaan duniawi, tetapi mencari
kebahagiaan di akhirat. Ia akan memprioritaskan kewajibannya dalam
beragama, lebih banyak memberikan hartanya untuk infaq daripada berfoya-
foya, dan tidak tergoda akan kebahagiaan duniawi.
Orang yang beriman menyadari tujuan hidupnya yang sesungguhnya.
Sebenarnya, kehidupan dunia ini hanyalah persiapan untuk kehidupan kekal di
akhirat. Semua amal baik akan menjadi keselamatan pada hari akhir dan
kebahagiaan di akhirat. Mereka yang mendekati keburukan dan kemaksiatan
akan menderita pada hari akhir.
10
4) Mempersiapkan Diri dengan Sungguh-Sungguh Untuk Kiamat
Dalam sebuah hadis dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu,
Rasulullah SAW bersabda bahwa “Tidaklah tegak hari kiamat kecuali pada
sejelek-jelek manusia.” Tidak ada yang bisa mengetahui kapan hari akhir akan
datang. Kiamat akan terjadi tanpa ada yang menyangka. Maka dari itu semua
orang muslim yang beriman kepada hari akhir harus mempersiapkan dirinya
dengan sungguh-sungguh untuk menghadapi hari penghakiman tersebut
supaya diselamatkan Allah SWT dan dijauhkan dari neraka. Hanya orang yang
tidak beriman dan melakukan perbuatan jahat yang akan menerima laknat
Allah SWT pada hari penghakiman.
Untuk mempersiapkan diri secara sungguh-sungguh, setiap orang muslim
harus selalu memperbaiki semua perbuatan, keimanan, dan ibadahnya. Ia
harus senantiasa mengintrospeksi diri supaya bisa terus bertaubat,
meningkatkan amal kebaikannya, dan menghindari semua yang zalim,
maksiat, dan tidak disukai Allah SWT
12
ketentuan para makhluk dan hal-hal yang akan terjadi, sebelum diciptakan sejak
zaman azali.
Allah Subhanahu wa Ta’ala pun mengetahui, bahwa semua itu akan terjadi pada
waktu-waktu tertentu sesuai dengan pengetahuan-Nya dan dengan sifat-sifat
tertentu pula, maka hal itu pun terjadi sesuai dengan apa yang telah ditentukan-
Nya. Atau: Ilmu Allah, catatan (takdir)-Nya terhadap segala sesuatu, kehendak-
Nya dan penciptaan-Nya terhadap segala sesuatu tersebut.
b) Qadha’
Qadha’, menurut bahasa ialah: Hukum, ciptaan, kepastian dan penjelasan. Asal
(makna)nya adalah: Memutuskan, menentukan sesuatu, mengukuhkannya,
menjalankannya dan menyelesaikannya. Maknanya adalah mencipta.
d. Kaitan Antara Qadha’ dan Qadar
Dikatakan, bahwa yang dimaksud dengan qadar ialah takdir, dan yang dimaksud
dengan qadha’ ialah penciptaan, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
“Maka Dia menjadikannya tujuh langit… .” [Fushshilat: 12]
Yakni, menciptakan semua itu.
Qadha’ dan qadar adalah dua perkara yang beriringan, salah satunya tidak
terpisah dari yang lainnya, karena salah satunya berkedudukan sebagai pondasi,
yaitu qadar, dan yang lainnya berkedudukan sebagai bangunannya, yaitu qadha’.
Barangsiapa bermaksud untuk memisahkan di antara keduanya, maka dia
bermaksud menghancurkan dan merobohkan bangunan tersebut.
Dikatakan pula sebaliknya, bahwa qadha’ ialah ilmu Allah yang terdahulu, yang
dengannya Allah menetapkan sejak azali. Sedangkan qadar ialah terjadinya
penciptaan sesuai timbangan perkara yang telah ditentukan sebelumnya. Ibnu
Hajar al-Asqalani berkata, “Mereka, yakni para ulama mengatakan, ‘Qadha’
adalah ketentuan yang bersifat umum dan global sejak zaman azali, sedangkan
qadar adalah bagian-bagian dan perincian-perincian dari ketentuan tersebut.”
Dikatakan, jika keduanya berhimpun, maka keduanya berbeda, di mana masing-
masing dari keduanya mempunyai pengertian sebagaimana yang telah diutarakan
dalam dua pendapat sebelumnya, dimana jika salah satu dari kedunya disebutkan
sendirian, maka yang lainnya masuk di dalam (pengertian)nya.
13
e. Hubungan antara Qadha’ dan Qadar
Pada uraian tentang pengertian qadha’ dan qadar dijelaskan bahwa antara
qadha’ dan qadar selalu berhubungan erat . Qadha’ adalah ketentuan, hukum atau
rencana Allah sejak zaman azali. Qadar adalah kenyataan dari ketentuan atau
hukum Allah. Jadi hubungan antara qadha qadar ibarat rencana dan perbuatan.
Perbuatan Allah berupa qadar-Nya selalu sesuai dengan ketentuan-Nya. Di dalam
surat Al-Hijr ayat 21 Allah berfirman, yang artinya sebagai berikut:
Artinya ” Dan tidak sesuatupun melainkan disisi kami-lah khazanahnya; dan
Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.”
) َو َاَّن َسْع َي ُه َسْو َف ُيرى۳۹( َو َاْن َّلْيَس ِلِال ْن َس اِن ِاَّال َم اَسَع ى
Artinya : “Dan bahwasannya seseorang itu tidak memperoleh selain apa yang
diusahakan. Dan bahwasannya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya,
kemudian akan diberi balasan yang paling sempurna”. (QS. An- Najm : 53/39-40)
14
َو ِلُك ِّل ُاَّم ٍة َاَج ٌل َفِاَذ اَج اَء َاَج لُـُهْم َال َيْس َت ْأِخُرْو َن َس اَع ًة َو َال َيْس َت ْق ِد ُمْو َن
Artinya : “Dan tiap-tiap umat memiliki. Maka apabila telah datang waktunya
mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula
memajukannya”. (QS. Surat Al- A’raf : 7/34)
Semua yang kamu lakukan selanjutnya harus dipasrahkan kepada Allah swt,
karena Allah swt adalah zat yang mengatur dan menentukan segala sesuatunya.
Sebagaimana firman Allah swt berikut :
َو َع لَى ِهللا فَـَت َو َّك ُلْو ا ِاْن ُكْنُتْم ُم ْؤ ِمِنْي َن
Artinya : “Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu
benar-benar orang yang beriman”. (QS. Al- Maidah : 5/23).
16
Seorang muslim yang percaya akan adanya ketentuan Allah swt pastinya
memiliki tingkat ketaatan yang tinggi. Karena ketentuan Allah swt menyangkut
hidup di dunia dan di akherat. Adapun ciri-ciri orang yang beriman kepada qada
dan qadarnya Allah swt adalah :
a. Mentaati perintah Allah swt dan menjauhi serta meninggalkan segala
larangan Allah swt
b. Berusaha dan bekerja secara maksimal
c. Tawakkal kepada Allah swt secara menyeluruh dan berdoa
d. Mengisi kehidupan di dunia dengan hal-hal positif untuk mencapai
kebahagiaan hidup di akherat
e. Memperhatikan dan merenungkan kekuasaan dan kebesaran Allah swt
f. Bersabar dalam menghadapi cobaan
17
Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS.Yusuf ayat 87)
Sabda Rasulullah: yang artinya” Tidak akan masuk sorga orang yang didalam
hatinya ada sebiji sawi dari sifat kesombongan.”( HR. Muslim)
c. Memupuk sifat optimis dan giat bekerja
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua
orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak
datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman
kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih
kebahagiaan dan keberhasilan itu.
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
(QS Al- Qashas ayat 77)
d. Menenangkan jiwa
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senangtiasa mengalami
ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang
ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika
terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi.
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari pembahasan dia atas adalah, bahwasanya hari akhir itu
hanya Allah yang mengetahuinya. Rasulallah saja yang di sebut sebut kekasih
Allah Swt. saja tidak mengetahui kapan terjadinya hari kiamat itu. Kita sebagai
umat manusia hanya biasa meyakini bahwa hari akhir itu benar benar ada, dan
kelak akan terjadi. Sebagaimana yang telah terpaparkan oleh beberapa hadist dan
dali-dalil diatas. Beriman kepada qhada dan qhadar akan melahirkan sikap
optimis, tidak mudah putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai
ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah akan memberikan yang
terbaik kepada seorang muslim, sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang. Oleh karena itu, jika kita tertimpa musibah maka ia akan
bersabar, sebab buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah, sebaliknya
baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah. Karena dalam kaitan dengan
takdir ini seyogyanya lahir sikap sabar dan tawakal yang dibuktikan dengan terus
menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untuk mencari takdir yang terbaik
dari Allah.
B. SARAN
Kita sebagai manusia hanya berusaha menjadi yang terbaik, agar apabila
datang waktunya hari akhir, kita sebagai umat muslim telah memiliki bekal untuk
menolong diri kita sendiri pada hari akhir, tanda tanda hari
akhir sudah sudah terlihat jelas, marilah kita dekatkan dirikita kepada Allah swt,
19
dan perbaiki semua sikap kita menjadi lebih baik dan berakhlak. Keimanan
seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari. Oleh karena
itu, penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita
kepada Allah agar hidup kita senantiasa berhasil menurut pandangan Allah. Juga
keyakinan kita terhadap takdir Allah senantiasa ditingkatkan demi meningkatkan
amal ibadah kita. Serta kita harus senantiasa bersabar, berikhtiar dan bertawakal
dalam menghadapi takdir Allah.
DAFTAR PUSTAKA
20