Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

IMAN KEPADA HARI AKHIR DAN IMAN KEPADA


QADHA-QADHAR ALLAH
Makalah Ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ilmu Tauhid

Dosen Pembimbing : Dr. Ela Hodijah, M.Pd.I

Disusun Oleh : KELOMPOK 4

1. FITRI INDRIANI
2. RISKA SUPARNIKA
3. HEQI M FURQON

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

UNIVERSITAS SEBELAS APRIL SUMEDANG (UNSAP)

2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bismillahirahmanirrahim

Puji syukur kita panjatkan kepada Dzat yang maha ghafur yang telah memberikan
kami kemampuan untuk menyelesaikan makalah ini. Shalawat beserta salam
semoga tercurah limpahkan kepada junjungan alam, nabiyullah Muhammad Saw.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu
dosen Dr. Ela Hodijah, M.Pd.I pada bidang mata kuliah Ilmu Tauhid. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Iman Kepada
Hari Akhir dan Iman Kepada Qadha-Qadhar Allah” bagi para pembaca dan juga
bagi kami pribadi selaku penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, teman, saudara, dan
pihak lainya yang telah mendukung dan membimbing kami dalam proses
pembuatan makalah ini. Besar harapan kami, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.

Dengan kerendahan hati, kami mohon maaf apabila ada ketidak sesuaian kalimat
dan kesalahan. Oleh karena itu, kami menerima dengan terbuka kritik dan saran
dari pembaca agar perbaikan dapat dilakukan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Sumedang, 7 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hari Akhir atau hari kiamat adalah hari dibinasakan dan dihancurkan alam
semesta yang merupakan tanda berakhirnya kehidupan dunia menuju
kehidupan kekal diakhirat. Beriman kepada hari akhir adalah meyakini dengan
sepenuh hati bahwa akan datangnya hari berakhirnya kehidupan didunia ini.
Alam akhirat tempat manusia mempertanggung jawabkan segala amal
perbuatannya sewaktu didunia dan memperoleh ganjaran sesuai dengan
perbuatannya.1 Kewajiban beriman kepada hari akhir sudah diberitakan oleh
alQur’an dan Hadist. Namun bisa dipertegas oleh akal pikiran (dalil aqli).
Secara akal kita bisa berpikir, bahwa segala sesuatu yang ada di alam
mengalami perubahan. Dan setiap yang mengalami perubahan pasti akan
membutuhkan akhir. Sesuatu yang berakhir mempunyai tanda-tanda yang
diberitakan oleh Al-Qur’an dan Hadist adalah bisa diterima oleh akal.
Beriman kepada qada dan qadar merupakan salah satu diantara rukun iman
yang harus diyakini oleh setiap muslim. Umat Islam memahami takdir sebagai
bagian dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus diimani sebagaimana dikenal
dalam rukun iman. Secara keilmuan umat Islam dengan sederhana telah
mengartikan takdir sebagai segala sesuatu yang sudah terjadi. Kesadaran
manusia untuk beragama merupakan kesadaran akan kelemahan dirinya. Ibnu
Abbas pernah berkata, “ Qadar adalah nidzam (aturan) tauhid. Barangsiapa
yang mentauhidkan Allah dan beriman kepada qadar, maka tauhidnya
sempurna. Untuk memahami konsep takdir, jadi umat Islam tidak dapat
melepaskan diri dari dua dimensi pemahaman takdir. Kedua dimensi dimaksud
ialah dimensi ketuhanan dan dimensi kemanusiaan. Mempelajari atau dengan
memahami materi tentang iman kepada qada dan qadar ini, masyarakat dapat
memperoleh banyak manfaat. Salah satu diantara sekian banyak manfaat
mempelajari iman kepada qada dan qadar adalah memperkuat iman dan
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.

1
B. Rumusan Masalah
1) Pengertian iman kepada hari akhir dan qadha-qadhar Allah
2) Apa saja tanda-tanda hari akhir
3) Pembagian gadha-qadhar Allah
4) Dalil-dalil tentang hari akhir dan qadha-qadhar Allah
5) Hikmah beriman kepada hari akhir dan qadha-qadhar Allah
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Sebagai bukti bahwa kita wajib percaya kepada hari akhir dan qadha-
qadhar Allah
2. Untuk menambah wawasan tentang beriman kepada hari akhir dan qadha-
qadhar Allah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. IMAN KEPADA HARI AKHIR


1. Pengertian Hari Akhir
Hari akhir menurut bahasa artinya hari penghabisan dan juga disebut hari
pembalasan. Sedangkan menurut istilah, hari akhir adalah hari mulai hancurnya
alam semesta berikut isinya dan berakhirnya kehidupan semua makhluk Allah
Swt. Hari akhir juga disebut hari kiamat, yaitu hari penegakan hukum Allah Swt.
yang seadil-adilnya. Iman kepada hari akhir berarti mempercayai dengan sepenuh
hati, bahwa suatu saat dunia beserta isinya akan berakhir atau hancur serta
manusia akan dibangkitkan dari kubur menuju akhirat untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia.
Hari kiamat diawali dengan tiupan terompet sangkakala oleh malaikat isrofil
untuk menghancurkan bumi beserta seluruh isinya.Hari kiamat tidak dapat
diprediksi kapan akan datangnya karena merupakan rahasia AllahSWT yang tidak
diketahui siapa pun. Namun dengan demikian kita masih bisa mengetahui kapan
datangnya hari kiamat dengan melihat tanda-tanda yang diberikan oleh Nabi
Muhammad SAW. Orang yang beriman kepada Allah SWT dan banyak berbuat
kebaikan akan menerima imbalan surga yang penuh kenikmatan, sedangkan bagi
orang-orang kafir dan penjahat akan masuk neraka yang sangat pedih untuk
disiksa.
Keyakinan tersebut diwujudkan dalam perbuatan atau tingkah laku. Iman
kepada hari akhir merupakan salah satu rukun iman. Selain itu, iman kepada hari
akhir termasuk sendi-sendi keimanan yang sangat mendasar dalam akidah Islam.
Seseorang yang tidak mempercayai hari akhir tidak termasuk orang yang beriman.
Oleh karena itu, jika mengaku sebagai orang beriman, kita harus beriman kepada
Allah, malaikat Allah, kitab Allah, rasul Allah, dan qada serta qadar Allah.

3
Segala sesuatu yang ada di dunia ini ada permulaan dan ada akhir.. Hidup di
dunia hanya sementara bukan selamanya. Hidup di dunia bagaikan seseorang yang
naik kendaraan. Ada permulaan dan ada tujuan akhir. Agar selamat dalam
perjalanan, kita harus mematuhi aturan-aturan yang ada. Al-Qur’an merupakan
pedoman bagi manusia dalam menjalani kehidupan di dunia. Rambu-rambu yang
ada dalam Al-Qur’an harus ditaati jika seseorang ingin hidup bahagia di dunia dan
akhirat.
Selama hidup di dunia manusia harus mencari bekal sebanyak-banyaknya agar
tidak menyesal ketika sampai di tempat tujuan. Banyak orang yang merugi karena
mengira dunia adalah tujuan akhir sehingga mereka mengira kesuksesan di dunia
adalah segalanya. Mereka mengejar kehidupan di dunia dan melupakan bahwa ada
kehidupan setelah kehidupan di dunia. Kesalahan mengira bahwa dunia adalah
tujuan akhir juga dialami oleh umat terdahulu. Hal ini sebagaimana dijelaskan
dalam firman Allah Swt. yang berbunyi seperti berikut.

87:16 ‫َب ْل ُتْؤ ِثُر وَن اْلَح َي اَة الُّد ْن َي ا‬


87:17 ‫َو اآْل ِخ َر ُة َخ ْيٌر َو َأْب َق ٰى‬
87:18 ‫ِإَّن َٰه َذ ا َلِفي الُّصُح ِف اُأْلوَلٰى‬
87:19 ‫ُصُح ِف ِإْبَر اِهيَم َو ُم وَس ٰى‬
Artinya: “Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan
dunia, padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya
ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan
Musa.” (Q.S. al-A’la: 16–19)
Ayat Al-Qur’an di atas menjelaskan bahwa orang-orang kafir memilih
kehidupan dunia yang tidak kekal. Mereka mengabaikan kehidupan akhirat yang
kekal. Suatu tindakan yang tidak patut ditiru oleh orang-orang beriman. Orang-
orang kafir yang memilih kehidupan dunia akan menyesal di akhirat kelak.
Mereka akan mendapat balasan yang sesuai dengan perbuatannya. Tidak ada
seorang pun yang mengetahui dengan pasti waktu kedatangan hari akhir. Bahkan,
Nabi Muhammad saw. juga tidak mengetahui dengan pasti waktu kedatangan hari
akhir. Waktu kedatangan hari akhir merupakan rahasia Allah Swt. Akan tetapi,

4
hari akhir pasti datang. Hal tersebut dapat diketahui dari ayat Al-Qur’an yang
menjelaskan tentang hari akhir.
2. Dalil dan Hadist Yang menjelaskan adanya Hari Kiamat
Beriman kepada Hari Akhir artinya meyakini dengan teguh apa yang
diberitakan oleh Allah dalam kitabNya dan apa yang disampaikan oleh Rasulullah
saw dalam haditsnya terkait dengan peristiwa yang terjadi sesudah mati, mulai
fitnah kubur, azab dan nikmat kubur danseterusnya sampai surga dan neraka.
Beriman kepada Hari Akhir adalah rukun iman yang kelima dari enam
rukun iman. Didalam al-Qur`an dan di dalam hadits beriman kepada Hari Akhir
sering digandengkan dengan beriman kepada Allah karena orang yang tidak
beriman kepada Hari Akhir tidak mungkin beriman kepada Allah, orang yang
tidak beriman kepada Hari Akhir tidak akan beramal, orang beramal karena ada
harapan kemuliaan di Hari Akhir dan ada ketakutan terhadap azab di Hari akhir,
jika dia tidak beriman kepadanya maka dia seperti orang-orang yang disebutkan
oleh Allah dalam firmanNya:

۟ ‫َو َقاُل‬
ۚ ‫وا َم ا ِهَى ِإاَّل َح َياُتَنا ٱلُّد ْنَيا َنُم وُت َو َنْح َيا َو َم ا ُيْه ِلُكَن ٓا ِإاَّل ٱلَّدْه ُر‬

‫َو َم ا َلُهم ِبَذ ِٰلَك ِم ْن ِع ْلٍم ۖ ِإْن ُهْم ِإاَّل َيُظُّنوَن‬


“Dan mereka berkata, “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja,
kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain
masa,dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka
tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (Al-Jatsiyah: 24).
Ada beberapa dalil yang menjelaskan bahwa hari akhir itu benar benar ada,
diantaranya :

‫َو ِإَّن الِّديَن َلَو اِقٌع ِإَّنَم ا ُتوَع ُدوَن َلَص اِد ق‬
Sungguh, apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar, dan sungguh, (hari)
pembalasan pasti benar. (QS. Adz-dzariyyat: 5-6).

َ‫ِإَّن الّس اَع َة آَّل ِتَيٌة اّل َر يَب فيها َو ٰلِكَّن َأكَثَر الّناِس الُيؤِم نون‬

Sesungguhnya hari kiamat benar-benar akan datang tidak ada keraguan di


dalamnya. (QS.Ghafir: 59)

5
Dan beberapa hadist yang menjelaskan adanya hari kiamat, yaitu :

Seorang Arab Badui bertanya, “Kapankah tibanya kiamat?” Nabi Saw lalu
menjawab, “Apabila amanah diabaikan maka tunggulah kiamat.” Orang itu
bertanya lagi, “Bagaimana hilangnya amanat itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw
menjawab, “Apabila perkara (urusan) diserahkan kepada orang yang bukan
ahlinya, maka tunggulah kiamat.” (HR. Bukhari)
Mendekati kiamat akan terjadi fitnah-fitnah seolah-olah kepingan-
kepingan malam yang gelap-gulita. Seorang yang pagi hari beriman maka pada
sore harinya menjadi kafir, dan orang yang pada sore harinya beriman maka pada
pagi harinya menjadi kafir, dia menjual agamanya dengan (imbalan) harta-benda
dunia.
(HR. Abu Dawud)
Belum akan datang kiamat sehingga seorang membunuh tetangganya, saudaranya
dan ayahnya. (HR. Bukhari)

3. Tanda-Tanda Hari Akhir


a. Tanda-tanda shugra (kecil), yang sebagian di antaranya sudah tampak dalam
kehidupan sekarang ini:
1. Ajaran Islam kurang diperhatikan dan bahkan ditinggalkan oleh kaum
Muslim. Jumlah ulama (ahli agama) yang sesungguhnya semakin sedikit,
sebaliknya banyak orang bodoh yang mengaku ulama dan menyesatkan
umat.
2. Perzinahan dilakukan terang-terangan dan sudah menjadi suatu kebiasaan
di masyarakat luas. Begitu pula mabuk-mabukan yang banyak dilakukan
seolah bukan perbuatan yang diharamkan.
3. Jumlah wanita semakin lebih banyak dibandingkan dengan pria, dan
mereka sudah tidak malu lagi berpakaian setengah telanjang. Banyak
wanita yang berdandan/berpenampilan seperti pria, begitu juga sebaliknya.
4. Umat manusia berlomba menumpuk kekayaan dengan jalan yang tidak
halal serta maraknya praktek riba. Para orangtua menjadi budak dan
diperlakukan sewenang-wenang oleh anak-anaknya.

6
5. Semakin banyak fitnah yang menimpa umat Islam. Sering terjadi bencana
alam, pembunuhan, dan peperangan.Banyaknya perceraian,bermewah-
mewah dalam membangun masjid sementara jamaahnya sedikit, serta
saling membanggakan keindahan masjid.
b. Tanda-tanda kubra (besar)
1. Waktu berputar semakin cepat, sehingga setahun terasa sebulan, sebulan
terasa seminggu.
2. Matahari terbit di sebelah barat. Keluarnya Dajjal, yaitu sosok pembohong
yang menutupi kebenaran. Adanya Ya’juj dan Ma’juj, yaitu segolongan
umat manusia yang mempunyai kekuatan besar dan berpikiran sesat.
3. Turunnya Imam Mahdi ke dunia untuk meluruskan syari’at Islam dan
menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah saw. Turunnya Nabi Isa as. dari
langit yang akan memperjuangkan kebenaran bersama Imam Mahdi.
Dialah yang menumpas Dajjal serta mengajak umat manusia mengesakan
Allah swt dan menyambah-Nya.
4. Hilangnya Al Quran dari mashaf san hati umat manusia hingga hilang
pedoman.
Tanda-tanda kecil datangnya hari kiamat secara umum datang lebih
dahulu dari tanda-tanda besar, serta sebagiannya sudah terjadi. Jika tanda-
tanda besar muncul telah muncul satu, maka akan diikuti tanda-tanda yang
lainnya, yaitu yang pertama kali muncul adalah terbitnya matahari dari
barat.
Demikianlah kita sebagai umat manusia hendaknya mempersiapkan diri
sebaik mungkin dengan taat dan takwa kepada Allah swt, karena
bagaimanapun juga tanda-tanda kecil datangnya kiamat telah banyak
terjadi dan itu semua sebagai peringatan agar manusia sadar dan bertaubat.

4. Nama-Nama Hari Akhir


Hari akhir memiliki nama lain yang cukup banyak. Minimal ada 29 nama
lain hari akhir. Nama-nama hari akhir yang diberikan oleh Allah
menggambarkan keadaan hari kiamat hingga saat manusia dibangkitkan,

7
dihisab, dan mendapat balasan dari Allah Swt. Nama-nama hari akhir sebagai
berikut.
1) Yaumul Qiyamah (hari kiamat).
2) Yaumur Rajifah (hari lindu besar).
3) Yaumus Sa‘iqah (hari keguncangan).
4) Yaumuz Zalzalah (hari keguncangan/keruntuhan).
5) Yaumul Haqqah (hari kepastian).
6) Yaumul Qari‘ah (hari keributan).
7) Yaumul Akhir (hari akhir).
8) Yaumut Tammah (hari bencana agung).
9) Yaumul ‘Asir (hari sulit).
10) Yaumun La Raiba Fihi (hari yang tidak ada lagi keraguan padanya).
11) Yaumul Ba‘s (hari kebangkitan).
12) Yaumut Tagabun (hari terbukanya segala keguncangan).
13) Yaumun Nusyur (hari kebangkitan).
14) Yaumut Tanad (hari panggilan).
15) Yaumul Mizan (hari pertimbangan).
16) Yaumun La Tajzi Nafsun An Nafsin Syaian (hari yang tidak dapat
seseorang diberi ganjaran oleh yang lain sedikit pun).
17) Yaumul Jam‘i (hari pengumpulan).
18) Yaumul Fasl (hari pemisahan).
19) Yaumul Waqi‘ah (hari kejatuhan).
20) Yaumul Mahsyar (hari berkumpul).
21) Yaumud Din (hari keputusan).
22) Yaumut Talaq (hari pertemuan).
23) Yaumul Jaza’ (hari pembalasan).
24) Yaumul ‘Ard (hari pertontonan).
25) Yaumul Gasyiyah (hari pembalasan).
26) Yaumul Khulud (hari yang kekal).
27) Yaumul Khizyi (hari kehinaan).
28) Yaumul Wa‘id (hari ancaman).
29) Yaumul Hisab (hari perhitungan).

8
5. Proses Dan Peristiwa Hari Akhirat
1. Nafkhotan : yakni peniupan 2 kali sangkakala,oleh malaikat israfil.tiupan
pertama,semua makhluk dimatikan oleh Allah SWT,dan yg kedua
dihidupkan kembali Oleh Allah SWT.selisih waktunya 40 puluh (entah
hari ,bulan atau tahun)
2. Ba’ats : hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur untuk
mempertanggungjawabkan amal perbuatannya
3. Hasyar : hari dikumpulkan nya manusia dipadang mahsyar untuk
diadili,semua manusia pada saat itu sangat payah,karena matahari di
dekatkan kepada manusia,dan manusia dibanjiri keringat,namun Allah akan
memberi pertolongan kepada 7 golongan,yang sudah dijelaskan
sebelumnya.
4. Syafaat Udma : pertolongan oleh Nabi Muhammad SAW,untuk
menyelamatkan orang yg ahli surga,agar segera dimasukan ke tempat penuh
kelezatan,dan diringankan dosanya
5. Hisab : perhitungan amal baik dan buruk pada saat didunia,semua bibir
terkunci,hanya anggota tubuh yg berasaksi
6. Mizan : penimbangan amal dan dosa
7. Ita-ul kitab : pemberian buku catatan amal manusia
8. Haudl (telaga) : setiapa nabi memiliki telaga untuk memberi minum
umatnya,hanya ahli surga saja yg diizinkan
9. shirotol mustagim : jembatan membentang diatas neraka,permukaan titian
nya sangat tipis dan tajam,dan lebih tipis dari rambut,untuk melewati
jembatan ini,sesuai dengan amal kita, ada yg melewati dengan secepat
kilat,angin,terbang,berlari,dll
10. surga dan neraka : surga penuh dengan rahmat,sedangkan neraka penuh
dengan siksa,

6. Hikmah Iman Kepada Hari Akhir


1) .Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Allah SWT

9
Mereka yang beriman kepada hari akhir pasti akan semakin beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT. Hari akhir adalah kuasa dan penentuan Allah
SWT semata. Hanya kepada Allah SWT kita bisa meminta perlindungan agar
pada hari akhir kita diselamatkan dari api neraka dan bisa menerima
kebahagiaan surga. Maka, keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada hari akhir dan juga
sebaliknya.
2) Menjadi Takut Tidak Mampu Mempertanggung jawabkan Perbuatannya
Jika kita memiliki iman kepada hari akhir, kita akan merasa takut jika
melakukan sesuatu yang tidak dapat kita pertanggung jawabkan saat
menghadap Allah SWT. Sehingga kita tidak akan melakukan segala sesuatu
dengan asal-asalan dan melanggar perintah Allah SWT, apalagi meniru
perbuatan orang kafir. Kita menjadi insan yang lebih bertanggung jawab dan
senantiasa mematuhi aturan-aturan agama.
Orang yang beriman kepada hari akhir akan menjauhi segala kezaliman
dan kemaksiatan. Ia melakukan segala hal dengan baik dan berusaha berbuat
yang benar. Sebab, ia tahu bahwa segala kebaikannya akan berbuah manis di
akhirat, sedangkan perbuatan jahatnya harus dipertanggungjawabkan dengan
sangat berat pada hari kiamat. Dalam sebuah hadis dari Ibnu ‘Umar
radhiyallahu’anhuma, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya
kezaliman itu akan berubah menjadi kegelapan-kegelapan pada hari kiamat.”
3) Menjauhkan Diri dari Segala Hal yang Buruk dan Maksiat
Manusia yang beriman kepada hari akhir akan mendekatkan diri kepada
kebaikan. Ia tidak akan mencari kebahagiaan duniawi, tetapi mencari
kebahagiaan di akhirat. Ia akan memprioritaskan kewajibannya dalam
beragama, lebih banyak memberikan hartanya untuk infaq daripada berfoya-
foya, dan tidak tergoda akan kebahagiaan duniawi.
Orang yang beriman menyadari tujuan hidupnya yang sesungguhnya.
Sebenarnya, kehidupan dunia ini hanyalah persiapan untuk kehidupan kekal di
akhirat. Semua amal baik akan menjadi keselamatan pada hari akhir dan
kebahagiaan di akhirat. Mereka yang mendekati keburukan dan kemaksiatan
akan menderita pada hari akhir.

10
4) Mempersiapkan Diri dengan Sungguh-Sungguh Untuk Kiamat
Dalam sebuah hadis dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu,
Rasulullah SAW bersabda bahwa “Tidaklah tegak hari kiamat kecuali pada
sejelek-jelek manusia.” Tidak ada yang bisa mengetahui kapan hari akhir akan
datang. Kiamat akan terjadi tanpa ada yang menyangka. Maka dari itu semua
orang muslim yang beriman kepada hari akhir harus mempersiapkan dirinya
dengan sungguh-sungguh untuk menghadapi hari penghakiman tersebut
supaya diselamatkan Allah SWT dan dijauhkan dari neraka. Hanya orang yang
tidak beriman dan melakukan perbuatan jahat yang akan menerima laknat
Allah SWT pada hari penghakiman.
Untuk mempersiapkan diri secara sungguh-sungguh, setiap orang muslim
harus selalu memperbaiki semua perbuatan, keimanan, dan ibadahnya. Ia
harus senantiasa mengintrospeksi diri supaya bisa terus bertaubat,
meningkatkan amal kebaikannya, dan menghindari semua yang zalim,
maksiat, dan tidak disukai Allah SWT

B. IMAN KEPADA QADHA-QADHAR


1. Iman Kepada Qadha-Qadhar Allah
Keimanan seorang mukmin yang benar harus mencakup enam rukun.
Yang terakhir adalah beriman terhadap takdir Allah, baik takdir yang baik
maupun takdir yang buruk. Salah memahami keimanan terhadap takdir dapat
berakibat fatal, menyebabkan batalnya keimanan seseorang. Terdapat beberapa
permasalahan yang harus dipahami oleh setiap muslim terkait masalah takdir ini.
Semoga paparan ringkas ini dapat membantu kita untuk memahami keimanan
yang benar terhadap takdir Allah. Wallahul musta’an.
a. Qadha’ dan Qadar
Dalam pembahasan takdir, kita sering mendengar istilah qodho’ dan
qodar. Dua istilah yang serupa tapi tak sama. Mempunyai makna yang sama jika
disebut salah satunya, namun memiliki makna yang berbeda tatkala disebutkan
bersamaan. Jika disebutkan qadha’ saja maka mencakup makna qadar, demikian
pula sebaliknya. Namun jika disebutkan bersamaan, maka qadha’ maknanya
adalah sesuatu yang telah ditetapkan Allah pada makhluk-Nya, baik berupa
11
penciptaan, peniadaan, maupun perubahan terhadap sesuatu. Sedangkan qodar
maknanya adalah sesuatu yang telah ditentukan Allah sejak zaman azali, dengan
demikian qadar ada lebih dulu kemudian disusul dengan qadha’.
b. Pengertian Qadha dan Qadar
Pengertian Qadha dan Qadar Menurut bahasa Qadha memiliki beberapa
pengertian yaitu: hukum, ketetapan, kehendak, pemberitahuan, penciptaan.
Menurut istilah Islam, yang dimaksud dengan qadha adalah ketetapan Allah sejak
zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenan
dengan makhluk. Sedangkan Qadar, arti qadar menurut bahasa adalah: kepastian,
peraturan, ukuran. Adapun menurut Islam qadar perwujudan atau kenyataan
ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu
sesuai dengan ridah-Nya. Artinya: yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan
bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam
kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan
ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya (QS .Al-Furqan ayat 2).
c. Definisi qadha’ dan qadar serta kaitan di antara keduanya
a) Qadar
Qadar, menurut bahasa yaitu: Masdar (asal kata) dari qadara-yaqdaru-
qadaran, dan adakalanya huruf daal-nya disukunkan (qa-dran). Ibnu Faris berkata,
“Qadara: qaaf, daal dan raa’ adalah ash-sha-hiih yang menunjukkan akhir/puncak
segala sesuatu. Maka qadar adalah: akhir/puncak segala sesuatu. Dinyatakan:
Qadruhu kadza, yaitu akhirnya. Demikian pula al-qadar, dan qadartusy syai’ aqdi-
ruhu, dan aqduruhu dari at-taqdiir.”Qadar (yang diberi harakat pada huruf daal-
nya) ialah: Qadha’ (kepastian) dan hukum, yaitu apa-apa yang telah ditentukan
Allah Azza wa Jalla dari qadha’ (kepastian) dan hukum-hukum dalam berbagai
perkara
Takdir adalah: Merenungkan dan memikirkan untuk menyamakan
sesuatu. Qadar itu sama dengan Qadr, semuanya bentuk jama’nya ialah Aqdaar.
Qadar, menurut istilah ialah: Ketentuan Allah yang berlaku bagi semua makhluk,
sesuai dengan ilmu Allah yang telah terdahulu dan dikehendaki oleh hikmah-Nya.
Atau: Sesuatu yang telah diketahui sebelumnya dan telah tertuliskan, dari apa-apa
yang terjadi hingga akhir masa. Dan bahwa Allah Azza wa Jalla telah menentukan

12
ketentuan para makhluk dan hal-hal yang akan terjadi, sebelum diciptakan sejak
zaman azali.
Allah Subhanahu wa Ta’ala pun mengetahui, bahwa semua itu akan terjadi pada
waktu-waktu tertentu sesuai dengan pengetahuan-Nya dan dengan sifat-sifat
tertentu pula, maka hal itu pun terjadi sesuai dengan apa yang telah ditentukan-
Nya. Atau: Ilmu Allah, catatan (takdir)-Nya terhadap segala sesuatu, kehendak-
Nya dan penciptaan-Nya terhadap segala sesuatu tersebut.

b) Qadha’
Qadha’, menurut bahasa ialah: Hukum, ciptaan, kepastian dan penjelasan. Asal
(makna)nya adalah: Memutuskan, menentukan sesuatu, mengukuhkannya,
menjalankannya dan menyelesaikannya. Maknanya adalah mencipta.
d. Kaitan Antara Qadha’ dan Qadar
Dikatakan, bahwa yang dimaksud dengan qadar ialah takdir, dan yang dimaksud
dengan qadha’ ialah penciptaan, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
“Maka Dia menjadikannya tujuh langit… .” [Fushshilat: 12]
Yakni, menciptakan semua itu.
Qadha’ dan qadar adalah dua perkara yang beriringan, salah satunya tidak
terpisah dari yang lainnya, karena salah satunya berkedudukan sebagai pondasi,
yaitu qadar, dan yang lainnya berkedudukan sebagai bangunannya, yaitu qadha’.
Barangsiapa bermaksud untuk memisahkan di antara keduanya, maka dia
bermaksud menghancurkan dan merobohkan bangunan tersebut.
Dikatakan pula sebaliknya, bahwa qadha’ ialah ilmu Allah yang terdahulu, yang
dengannya Allah menetapkan sejak azali. Sedangkan qadar ialah terjadinya
penciptaan sesuai timbangan perkara yang telah ditentukan sebelumnya. Ibnu
Hajar al-Asqalani berkata, “Mereka, yakni para ulama mengatakan, ‘Qadha’
adalah ketentuan yang bersifat umum dan global sejak zaman azali, sedangkan
qadar adalah bagian-bagian dan perincian-perincian dari ketentuan tersebut.”
Dikatakan, jika keduanya berhimpun, maka keduanya berbeda, di mana masing-
masing dari keduanya mempunyai pengertian sebagaimana yang telah diutarakan
dalam dua pendapat sebelumnya, dimana jika salah satu dari kedunya disebutkan
sendirian, maka yang lainnya masuk di dalam (pengertian)nya.

13
e. Hubungan antara Qadha’ dan Qadar
Pada uraian tentang pengertian qadha’ dan qadar dijelaskan bahwa antara
qadha’ dan qadar selalu berhubungan erat . Qadha’ adalah ketentuan, hukum atau
rencana Allah sejak zaman azali. Qadar adalah kenyataan dari ketentuan atau
hukum Allah. Jadi hubungan antara qadha qadar ibarat rencana dan perbuatan.
Perbuatan Allah berupa qadar-Nya selalu sesuai dengan ketentuan-Nya. Di dalam
surat Al-Hijr ayat 21 Allah berfirman, yang artinya sebagai berikut:
Artinya ” Dan tidak sesuatupun melainkan disisi kami-lah khazanahnya; dan
Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.”

2. Macam-Macam Takdir Allah


 Taqdir muallaq
Taqdir muallaq yaitu qada dan qadarnya Allah yang masih digantungkan
pada usaha atau ikhtiar manusia. Suatu contoh seseorang ingin kaya, pintar, sehat
dan lain-lain ini harus melalui proses usaha untuk mencapai tujuan tersebut.
Sesuatu yang tidak mungkin semuanya itu diperoleh tanpa adanya ikhtiar.
Sebagaimana firman Allah swt berikut :

‫) َو َاَّن َسْع َي ُه َسْو َف ُيرى‬۳۹( ‫َو َاْن َّلْيَس ِلِال ْن َس اِن ِاَّال َم اَسَع ى‬
Artinya : “Dan bahwasannya seseorang itu tidak memperoleh selain apa yang
diusahakan. Dan bahwasannya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya,
kemudian akan diberi balasan yang paling sempurna”. (QS. An- Najm : 53/39-40)

‫ِاَّن َهللا َاليُـَغ ِّيُر َم ا ِبَقْو ٍم َح َّت ى ُيَغ ِّيُرْو ا َم ا ِبَأنْـُفِس ِه ْم ط‬


Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan (nasib) suatu
bangsa sehingga bangsa itu mau mengubah keadaan (nasib) yang ada pada mereka
sendiri”. (QS. Ar- Ra’du : 13/11)
 Taqdir mubrom
Taqdir mubrom yaitu qada dan qadarnya Allah swt yang sudah tidak dapat
diubah lagi oleh manusia, walau ada ikhtiar dan tawakkal. Sebagaimana firman
Allah swt berikut

14
‫َو ِلُك ِّل ُاَّم ٍة َاَج ٌل َفِاَذ اَج اَء َاَج لُـُهْم َال َيْس َت ْأِخُرْو َن َس اَع ًة َو َال َيْس َت ْق ِد ُمْو َن‬
Artinya : “Dan tiap-tiap umat memiliki. Maka apabila telah datang waktunya
mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula
memajukannya”. (QS. Surat Al- A’raf : 7/34)

Semua yang kamu lakukan selanjutnya harus dipasrahkan kepada Allah swt,
karena Allah swt adalah zat yang mengatur dan menentukan segala sesuatunya.
Sebagaimana firman Allah swt berikut :

‫َو َع لَى ِهللا فَـَت َو َّك ُلْو ا ِاْن ُكْنُتْم ُم ْؤ ِمِنْي َن‬
Artinya : “Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu
benar-benar orang yang beriman”. (QS. Al- Maidah : 5/23).

3. Fungsi Iman Kepada Qadha’ dan Qadar


Allah SWT mewajibkan umat manusia untuk beriman kepada qada dan
qadar (takdir), yang tentu mengandung banyak fungsi (hikmah atau manfaat),
yaitu antara lain :
a. Memperkuat keyakinan bahwa Allah SWT, pencipta alam semesta
adalah tuhan Yang Maha Esa , maha kuasa, maha adil dan maha bijaksana.
Keyakinan tersebut dapat mendorong umat manusia (umat islam) untuk
melakukan usaha-usaha yang bijaksana, agar menjadi umat (bangsa) yang
merdeka dan berdaulat. Kemudian kemerdekaan dan kedaulatan yang di
perolehnya itu akan di manfaatkannya secara adil, demi terwujudnya kemakmuran
kesejahteraan bersama di dunia dan di akherat.
b. Menumbuhkan kesadaran bahwa alam semesta dan segala isinya
berjalan sesuai dengan ketentuan – ketentuan Allah SWT (sunatullah) atau hukum
alam. Kesadaran yang demikian dapat mendorong umat manusia (umat islam)
untuk menjadi ilmuan-ilmuan yang canggih di bidangnya masing-masing,
kemudian mengadakan usaha-usaha penelitian terhadap setiap mahluk Allah
seperti manusia, hewan, tumbuhan, air, udara, barang tambang, dan gas.
Sedangkan hasil – hasil penelitiannya di manfaatkan untuk meningkatkan
15
kesejahteraan manusia kearah yang lebih tinggi. (lihat dan pelajari Q.S.
Almujadalah, 58 : 11)
c. Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Iman kepada takdir dapat
menumbuhkan kesadaran bahwa segala yang ada dan terjadi di alam semesta ini
seperti daratan, lautan, angkasa raya, tanah yang subur, tanah yang tandus, dan
berbagai bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, serta banjir semata-
mata karena kehendak, kekuasaan dan keadilan Allah SWT. Selain itu,
kemahakuasaan dan keadilan Allah SWT akan di tampakkan kepada umat
manusia, takkala umat manusia sudah meninggal dunia dan hidup di alam kubur
dan alam akhirat. Manusia yang ketika di dunianya bertakwa, tentu akan
memperoleh nikmat kubur dan akan di masukan kesurga, sedangkan manusia
yang ketika di dunianya durhaka kepada Allah dan banyak berbuat dosa, tentu
akan memperoleh siksa kubur dan di campakan kedalam neraka jahanam. (lihat
dan pelajari Q.S. Ali Imran, 3 : 131 – 133).
d. Menumbuhkan sikap prilaku dan terpuji, serta menghilangkan sikap
serta prilaku tercela. Orang yang betul-betul beriman kepada takdir (umat islam
yang bertakwa ) tentu akan memiliki sikap dan prilaku terpuji seperti sabar,
tawakal, qanaah, dan optimis dalm hidup. Juga akan mampu memelihara diri dari
sikap dan prilaku tercela, seperti: sombong, iri hati, dengki, buruk sangka, dan
pesimis dalam hidup. Mengapa demikian? Coba kamu renungkan jawabannya!
(lihat dan pelajari Q.S. Al-Hadid, 57 : 21-24)
e. Mendorong umat manusia (umat islam) untuk berusaha agar kualitas
hidupnya meningkat, sehingga hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok
lebih baik dari hari ini. Umat manusia (umat islam) jika betul-betul beriman
kepada takdir, tentu dalam hidupnya di dunia yang sebenar ini tidak akan
berpangku tangan. Mereka akan berusaha dan bekerja dengan sungguh-sungguh di
bidangnya masing-masing, sesuai dengan kemampuannya yang telah di usahakan
secara maksimal, sehingga menjadi manusia yang paling bermanfaat. Rasulullah
SAW bersabda yang artinya: “sebaik-baiknya manusia ialah yang lebih
bermanfaat kepada manusia”. (H.R. At-Tabrani).

4. Ciri-ciri orang yang beriman kepada qada dan qadar

16
Seorang muslim yang percaya akan adanya ketentuan Allah swt pastinya
memiliki tingkat ketaatan yang tinggi. Karena ketentuan Allah swt menyangkut
hidup di dunia dan di akherat. Adapun ciri-ciri orang yang beriman kepada qada
dan qadarnya Allah swt adalah :
a. Mentaati perintah Allah swt dan menjauhi serta meninggalkan segala
larangan Allah swt
b. Berusaha dan bekerja secara maksimal
c. Tawakkal kepada Allah swt secara menyeluruh dan berdoa
d. Mengisi kehidupan di dunia dengan hal-hal positif untuk mencapai
kebahagiaan hidup di akherat
e. Memperhatikan dan merenungkan kekuasaan dan kebesaran Allah swt
f. Bersabar dalam menghadapi cobaan

5. Hikmah Beriman kepada Qada dan qadar


Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat
berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri
untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain:
a. Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan,
maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang
harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena
hal tersebut merupakan ujian
Artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya),
dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta
pertolongan. ”( QS. An-Nahl ayat 53).
b. Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa
Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh
keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil
usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan,
ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan
itu sebenarnya adalah ketentuan Allah.

17
Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS.Yusuf ayat 87)
Sabda Rasulullah: yang artinya” Tidak akan masuk sorga orang yang didalam
hatinya ada sebiji sawi dari sifat kesombongan.”( HR. Muslim)
c. Memupuk sifat optimis dan giat bekerja
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua
orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak
datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman
kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih
kebahagiaan dan keberhasilan itu.
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
(QS Al- Qashas ayat 77)
d. Menenangkan jiwa
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senangtiasa mengalami
ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang
ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika
terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi.

18
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari pembahasan dia atas adalah, bahwasanya hari akhir itu
hanya Allah yang mengetahuinya. Rasulallah saja yang di sebut sebut kekasih
Allah Swt. saja tidak mengetahui kapan terjadinya hari kiamat itu. Kita sebagai
umat manusia hanya biasa meyakini bahwa hari akhir itu benar benar ada, dan
kelak akan terjadi. Sebagaimana yang telah terpaparkan oleh beberapa hadist dan
dali-dalil diatas. Beriman kepada qhada dan qhadar akan melahirkan sikap
optimis, tidak mudah putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai
ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah akan memberikan yang
terbaik kepada seorang muslim, sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang. Oleh karena itu, jika kita tertimpa musibah maka ia akan
bersabar, sebab buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah, sebaliknya
baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah. Karena dalam kaitan dengan
takdir ini seyogyanya lahir sikap sabar dan tawakal yang dibuktikan dengan terus
menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untuk mencari takdir yang terbaik
dari Allah.

B. SARAN
Kita sebagai manusia hanya berusaha menjadi yang terbaik, agar apabila
datang waktunya hari akhir, kita sebagai umat muslim telah memiliki bekal untuk
menolong diri kita sendiri pada hari akhir, tanda tanda hari
akhir sudah sudah terlihat jelas, marilah kita dekatkan dirikita kepada Allah swt,

19
dan perbaiki semua sikap kita menjadi lebih baik dan berakhlak. Keimanan
seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari. Oleh karena
itu, penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita
kepada Allah agar hidup kita senantiasa berhasil menurut pandangan Allah. Juga
keyakinan kita terhadap takdir Allah senantiasa ditingkatkan demi meningkatkan
amal ibadah kita. Serta kita harus senantiasa bersabar, berikhtiar dan bertawakal
dalam menghadapi takdir Allah.
DAFTAR PUSTAKA

Pokok-Pokok Akidah Islam, Jakarta : Gema Insani, 1998


Anwar, Rosihan. 2008. Akidah Akhlak. Bandung :
Pustaka Setia Ilyas, Yunahar. 2013. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta : LPPI
http://id.wikipedia.org/ Mulyadi, Aqidah Akhlak, Semarang: Karya Toha Putra,
2004
Ahyadi. 2009. Bahan Kuliah PAI. Sumedang: PG PAUD STKIP UNSAP.
Muhammad Nur. 1987. Muhtarul Hadis. Surabaya: Pt. Bina Ilmu.
Miftah Faridl. 1995. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung: Penerbit Pustaka.
Syed Mahmudunnasir. 1994. Islam, Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung:
Rosdakarya.
Toto Suryana, Dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara.

20

Anda mungkin juga menyukai