Anda di halaman 1dari 11

HIKMAH BERIMAN KEPADA HARI KIAMAT

Diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pengetahuan Agama islam (PAI)
Semester 1

Disusun oleh :

Nadya Alisha Hasibuan (20)

KELAS IX.7

SMPN 54 PALEMBANG
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
A. Pengertian Iman kepada Hari Akhir

Hari akhir menurut bahasa artinya hari penghabisan dan juga disebut hari pembalasan.
Sedangkan menurut istilah, hari akhir adalah hari mulai hancurnya alam semesta berikut
isinya dan berakhirnya kehidupan semua makhluk Allah Swt. Hari akhir juga disebut hari
kiamat, yaitu hari penegakan hukum Allah Swt. yang seadil-adilnya. Iman kepada hari akhir
berarti mempercayai dengan sepenuh hati, bahwa suatu saat dunia beserta isinya akan
berakhir atau hancur serta manusia akan dibangkitkan dari kubur menuju akhirat untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Keyakinan tersebut
diwujudkan dalam perbuatan atau tingkah laku. Iman kepada hari akhir merupakan salah satu
rukun iman. Selain itu, iman kepada hari akhir termasuk sendi-sendi keimanan yang sangat
mendasar dalam akidah Islam. Seseorang yang tidak mempercayai hari akhir tidak termasuk
orang yang beriman. Oleh karena itu, jika mengaku sebagai orang beriman, kita harus
beriman kepada Allah, malaikat Allah, kitab Allah, rasul Allah, dan qada serta qadar Allah.

Segala sesuatu yang ada di dunia ini ada permulaan dan ada akhir. Beberapa waktu yang
lalu kita bertemu dan berkumpul dengan teman-teman sekelas, tetapi suatu saat pasti akan
berpisah. Saat ini kita selalu bersama ibu atau bapak dan suatu saat, cepat atau lambat akan
berpisah dengan mereka. Begitu juga kehidupan di dunia ini, ada awal dan ada akhir. Kita
tidak akan selamanya hidup di dunia. Suatu saat kita akan meninggalkan dunia dan seluruh
isinya. Hidup di dunia hanya sementara bukan selamanya. Hidup di dunia bagaikan seseorang
yang naik kendaraan. Ada permulaan dan ada tujuan akhir. Agar selamat dalam perjalanan,
kita harus mematuhi aturan-aturan yang ada. Al-Qur’an merupakan pedoman bagi manusia
dalam menjalani kehidupan di dunia. Rambu-rambu yang ada dalam Al-Qur’an harus ditaati
jika seseorang ingin hidup bahagia di dunia dan akhirat.

Selama hidup di dunia manusia harus mencari bekal sebanyak-banyaknya agar tidak
menyesal ketika sampai di tempat tujuan. Banyak orang yang merugi karena mengira dunia
adalah tujuan akhir sehingga mereka mengira kesuksesan di dunia adalah segalanya. Mereka
mengejar kehidupan di dunia dan melupakan bahwa ada kehidupan setelah kehidupan di
dunia. Kesalahan mengira bahwa dunia adalah tujuan akhir juga dialami oleh umat terdahulu.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Swt. yang berbunyi seperti berikut.

‫﴾ ُصُح ِف ِإْبَر اِهيَم َوُم وَس‬١٨﴿ ‫﴾ ِإَّن َٰه َذ ا َلِفي الُّص ُح ِف اُأْلوَلٰى‬١٧﴿ ‫﴾ َو اآْل ِخ َر ُة َخْيٌر َو َأْبَقٰى‬١٧﴿ ‫َو اآْل ِخَر ُة َخْيٌر َو َأْبَقٰى‬

Artinya: “Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia, padahal


kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-
kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa.” (Q.S. al-A’la: 16–19)

Ayat Al-Qur’an di atas menjelaskan bahwa orang-orang kafir memilih kehidupan dunia
yang tidak kekal. Mereka mengabaikan kehidupan akhirat yang kekal. Suatu tindakan yang
tidak patut ditiru oleh orang-orang beriman. Orang-orang kafir yang memilih kehidupan
dunia akan menyesal di akhirat kelak. Mereka akan mendapat balasan yang sesuai dengan
perbuatannya. Tidak ada seorang pun yang mengetahui dengan pasti waktu kedatangan hari
akhir. Bahkan, Nabi Muhammad saw. juga tidak mengetahui dengan pasti waktu kedatangan
hari akhir. Waktu kedatangan hari akhir merupakan rahasia Allah Swt. Akan tetapi, hari akhir
pasti datang. Hal tersebut dapat diketahui dari ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hari
akhir. Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hari akhir. Selain ayat Al-
Qur’an, Anda juga dapat belajar menemukan penjelasan hari akhir dalam hadis rasul-Nya.
Waktu pasti kedatangan hari akhir yang masih menjadi rahasia Allah Swt. hendaknya dapat
mengantarkan manusia agar senantiasa menjalankan perintah-Nya. Selain menjalankan
perintah Allah Swt., larangan-Nya juga harus dijauhi.

B. Hari Akhir Menurut Ilmu Pengetahuan

1. Hari Akhir Menurut Ilmu Geologi

Bumi terjadi dari gas yang berputar (chaos catastrope). Setelah diam gas itu menjadi
dingin, maka gas yang berat mengendap ke bawah, yang ringan berada di atas. Melalui proses
evolusi yang lama sekali, gas bagian luar mengeras menjadi batu, kerikil, pasir, dan
sebagainya, sedangkan bagian tengah masih panas. Zat panas bercampur lava, lahar, batu,
dan pasir panas. Bumi beredar karena adanya daya tarik matahari terhadap bumi berkurang.
Akibatnya bumi akan bergeser dari matahari sehingga putaran bumi semakin cepat dan akan
mengalami nasib seperti meteor (menyala atau hancur).

2. Hari Akhir Menurut Teori Fisika

Letak matahari kira-kira 150 juta km jauhnya dari bumi, namun sinar matahari sampai
ke bumi selama 8 menit 20 detik. Garis tengah matahari = 1,4 juta km, dan luas
permukaannya 616 x 1.010 km = 622.160 km. Menurut ahli fisika energi matahari
dipancarkan ke angkasa dan sekitarnya 5,7 x 1027 kalori = 5853,9 kalori/menit dan mampu
menyala 50 milyar tahun dengan panas 15 juta derajat celcius. Kalau suatu ketika matahari
tidak muncul atau cahayanya redup karena tenaga/sinarnya habis, maka tidak ada angin dan
awan yang berakibat hujan tidak akan turun. Selanjutnya gunung-gunung akan meletus,
ombak bergulung-gulung, air laut naik sehingga hancurlah bumi ini.

3. Bukti Indrawi Terjadinya Hari Akhir

Imam Ath Thabari dan Ibnu Katsir berpendapat bahwa telah diperlihatkan peristiwa-
peristiwa yang menakjubkan di dunia sebagaimana berikut ini:

a. Peristiwa pembunuhan yang dipermasalahkan oleh Bani Israil, akan dihidupkan

kembali oleh Allah Swt. hanya dengan perantaraan daging sapi yang dipukulkan ke

tubuh orang yang terbunuh.


b. Peristiwa Nabi Ibrahim dan burung-burung yang dicincangnya kemudian diletakkan

di tiap-tiap bagian di atas bukit lalu Allah Swt. berfirman: “Panggillah! niscaya

mereka datang kepadamu dengan segera.” (Q.S. al-Baqarah: 260).

Kedua informasi di atas memang dijelaskan oleh al-Qur’an, tetapi bukan merupakan
berita langsung bahwa Hari Akhir akan datang, melainkan informasi historis (sejarah) tentang
peristiwa yang pernah terjadi dan menjadi bukti secara indrawi bahwa kiamat pasti datang.

C. Hakikat Beriman kepada Hari Akhir

Iman kepada hari akhir merupakan rukun iman yang kelima yang harus diyakini oleh
setiap umat Islam. Segala perbuatan yang dilakukan oleh setiap manusia, baik maupun buruk
akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Oleh sebab itu, keimanan kepada Hari Akhir
hendaknya dijadikan landasan utama untuk menyadarkan diri agar selalu taat kepada ajaran
Allah Swt. Banyak ayat dan hadis yang memerintahkan kita agar meyakini datangnya Hari
Akhir, di antaranya adalah firman Allah Swt.:

‫َو ٱَّلِذ يَن ُيْؤ ِم ُنوَن ِبَم ٓا ُأنِز َل ِإَلْيَك َو َم ٓا ُأنِز َل ِم ن َقْبِلَك َو ِبٱْل َء اِخَر ِة ُهْم ُيوِقُنوَن‬

Artinya: “Dan mereka yang beriman kepada (al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu
(Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin
akan adanya akhirat”. (Q.S. al-Baqarah: 4)

Kemudian dalam percakapan Rasulullah dengan malaikat Jibril yang panjang tentang
iman, Islam, dan ihsan, beliau bersabda (ketika ditanya tentang iman): “Beliau menjawab:
‘Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari
akhir, dan takdir baik dan buruk.” (H.R. Muslim).

Dalam ayat di atas ditegaskan bahwa meyakini adanya Hari Akhir merupakan salah satu
ciri orang beriman. Sedangkan dalam penggalan hadis di atas, Rasulullah saw. menyebut Hari
Akhir sebagai salah satu perkara yang wajib diyakini, yang kemudian disebut rukun iman.
Iman kepada Hari Akhir berarti percaya dengan penuh keyakinan bahwa kehidupan yang
kekal hanyalah di akhirat.
D. Tanda-tanda Hari Akhir

Tanda-tanda hari akhir atau kiamat dibagi menjadi dua, yaitu tanda-tanda kecil dan
tanda-tanda besar kiamat. Tanda-tanda kecil kiamat menandakan bahwa kiamat sudah dekat.
Tanda-tanda kecil kiamat antara lain sebagai berikut.

1. Ilmu agama sudah dianggap tidak penting lagi.

2. Tersebarnya perzinaan.

3. Minuman keras merajalela.

4. Fitnah muncul di mana-mana.

5. Hamba sahaya perempuan dikawini tuannya.

Munculnya tanda-tanda besar kiamat menandakan bahwa kiamat sudah sangat dekat.
Adapun tanda-tanda besar kiamat antara lain sebagai berikut.

1. Rusaknya Kakbah.

2. Matahari terbit dari barat.

3. Keluarnya Imam Mahdi.

4. Munculnya binatang ajaib yang bisa berbicara.

5. Keluarnya bangsa Yakjuj dan Makjuj.

E. Nama-nama Hari Akhir

Hari akhir memiliki nama lain yang cukup banyak. Minimal ada 29 nama lain hari akhir.
Nama-nama hari akhir yang diberikan oleh Allah menggambarkan keadaan hari kiamat
hingga saat manusia dibangkitkan, dihisab, dan mendapat balasan dari Allah Swt. Nama-
nama hari akhir sebagai berikut.

1. Yaumul Qiyamah (hari kiamat).

2. Yaumur Rajifah (hari lindu besar).

3. Yaumus Sa‘iqah (hari keguncangan).

4. Yaumuz Zalzalah (hari keguncangan/keruntuhan).

5. Yaumul Haqqah (hari kepastian).

6. Yaumul Qari‘ah (hari keributan).

7. Yaumul Akhir (hari akhir).


8. Yaumut Tammah (hari bencana agung).

9. Yaumul ‘Asir (hari sulit).

10. Yaumun La Raiba Fihi (hari yang tidak ada lagi keraguan padanya).

11. Yaumul Ba‘s (hari kebangkitan).

12. Yaumut Tagabun (hari terbukanya segala keguncangan).

13. Yaumun Nusyur (hari kebangkitan).

14. Yaumut Tanad (hari panggilan).

15. Yaumul Mizan (hari pertimbangan).

16. Yaumun La Tajzi Nafsun An Nafsin Syaian (hari yang tidak dapat seseorang diberi

ganjaran oleh yang lain sedikit pun).

17. Yaumul Jam‘i (hari pengumpulan).

18. Yaumul Fasl (hari pemisahan).

19. Yaumul Waqi‘ah (hari kejatuhan).

20. Yaumul Mahsyar (hari berkumpul).

21. Yaumud Din (hari keputusan).

22. Yaumut Talaq (hari pertemuan).

23. Yaumul Jaza’ (hari pembalasan).

24. Yaumul ‘Ard (hari pertontonan).


25. Yaumul Gasyiyah (hari pembalasan).

26. Yaumul Khulud (hari yang kekal).

27. Yaumul Khizyi (hari kehinaan).

28. Yaumul Wa‘id (hari ancaman).

29. Yaumul Hisab (hari perhitungan).

F. Peristiwa setelah Hari Kiamat

Setelah kehidupan di dunia ini ada kehidupan lagi, yaitu kehidupan akhirat. Kehidupan
akhirat dimulai setelah terjadinya hari kiamat. Pada hari kiamat seluruh makhluk ciptaan
Allah Swt. mati. Allah Swt., Zat Yang Maha Kekal tetap abadi selama-lamanya meskipun
seluruh makhluk hancur binasa. Setelah Malaikat Israfil meniup nafiri atas perintah Allah
Swt. dibangkitkannya nyawa seluruh manusia yang telah terkubur bermiliar tahun yang lalu.
Keadaan manusia setelah dibangkitkan berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Ada
yang dibangkitkan dengan wajah berseri-seri dan ada yang dibangkitkan dengan wajah
bermuram durja. Keadaan ini sesuai dengan amal perbuatannya selama hidup di dunia. Jika
amal perbuatan di dunia adalah amal kebajikan, mereka akan dibangkitkan dengan wajah
berseri. Mereka yang ketika hidup di dunia hanya berbuat maksiat dan menumpuk dosa, akan
dibangkitkan dengan wajah bermuram durja.

Nyawa yang telah dibangkitkan tersebut berbondong-bondong menuju padang Mahsyar.


Di padang Mahsyar inilah manusia menunggu panggilan Allah Swt. Panggilan untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Seluruh amal yang telah
dilakukan di dunia akan dimintakan pertanggungjawaban oleh Allah Swt. Pada hari itu tidak
ada manusia yang dapat mengelak dari pertanggung-jawaban. Setiap manusia akan
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Tidak ada satu pun manusia
yang mempertanggungjawabkan perbuatan orang lain. Tidak ada seorang pun yang
membantu atau membela kita dalam pertanggungjawaban tersebut. Hal ini karena semua
orang disibukkan oleh urusannya masing-masing sehingga tidak ada lagi yang sempat
memikirkan orang lain.

Catatan amal yang dibuat selama hidup di dunia akan diperlihatkan. Catatan yang sangat
terperinci dan tidak ada satu pun amal yang terlewat. Catatan tersebut dibuat oleh Malaikat
Rakib dan Malaikat Atid yang mendampingi manusia setiap saat. Pada hari itu mulut dikunci
dan yang berbicara adalah anggota tubuh. Allah Swt. dan diri sendiri yang menjadi saksi pada
hari itu. Pengadilan Allah Swt. merupakan pengadilan yang sangat adil. Semua manusia akan
merasakan keadilannya. Amal perbuatan manusia ditimbang untuk mengetahui amal yang
lebih berat, amal baik atau amal buruk. Jika amal baik yang lebih berat, surga-Nya telah
menunggu. Sebaliknya, jika amal buruk yang lebih berat, neraka dan siksa-Nya telah
menanti.

Konsep tentang hari pembalasan diingkari oleh masyarakat jahiliah. Mereka tidak
mempercayai adanya hari pembalasan. Bagi mereka kehidupan hanya sampai dunia ini dan
tidak ada lagi kehidupan setelah kehidupan di dunia. Masyarakat jahiliah menganggap bahwa
manusia tidak akan dibangkitkan dan diminta pertanggungjawaban atas perbuatan di dunia.
Masyarakat jahiliah menganggap konsep tentang hari kebangkitan dan pertanggungjawaban
amal hanya khayalan yang bertujuan menakut-nakuti mereka. Al-Qur’an secara jelas
mengajarkan tentang hari pembalasan. Akan tetapi, masyarakat jahiliah mengabaikannya.

G. Tahapan Periode Hari Akhir

Setelah alam semesta hancur secara total dan kehidupan semua makhluk Allah berakhir,
maka mulailah manusia menjalani tahapan kehidupan baru dan proses menuju alam baqa’.
Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Yaumul Ba’ats
Sesudah hancur dan musnahnya alam semesta termasuk manusia, terjadilah hari
kebangkitan. Hari kebangkitan adalah proses dibangkitkannya seluruh makhluk dari alam
kubur. Firman Allah Swt.: “Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu
diberitahukan-Nya kepada mereka apa saja yang mereka telah kerjakan, dan Allah
mengumpulkan semua amal perbuatan mereka padahal mereka sudah melupakannya dan
Allah menyaksikan atas segala sesuatu.” (Q.S. al-Mujadalah: 6).
2. Yaumul Hasyr
Yaumul hasyr yaitu hari berkumpulnya manusia setelah dibangkitkan dari kuburnya
masing-masing. Kemudian semua manusia digiring ke tempat yang luas yaitu Padang
Mahsyar (tempat berkumpul). Firman Allah Swt.: “Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu)
Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami
kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka.” (Q.S. al-
Kahfi: 47).
3. Buku Catatan
Setiap manusia di alam mahsyar mempunyai buku catatan (kitab perjalanan hidup) yang
sudah dicatat Malaikat Rakib dan Atid. Kitab catatan ini berisi semua perbuatan dan
perkataan manusia sewaktu hidup di dunia. Firman Allah Swt.: “Dan diletakkan kitab, lalu
akan kamu lihat rang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya dan
mereka berkata “Wahai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak melupakan yang kecil dan
tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat semuanya. Mereka memperoleh di hadapan
mereka apa-apa yang telah mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak akan menganiaya
seseorang pun.” (Q.S. al-Kahfi: 49).
4. Yaumul Hisab dan Mizan
Yaumul Hisab adalah hari ketika Allah Swt. memperlihatkan semua amalan di akhirat
untuk dihisab. Segala dosa besar dan kecil dihitung dengan seksama dan teliti. Ketika amalan
mereka dihitung, anggota tubuh mereka ikut menjadi saksi. Firman Allah Swt.: “Pada hari
itu lidah, tangan, dan kaki masing-masing menjadi saksi atas perbuatan yang telah mereka
kerjakan.” (Q.S. an-Nµr: 24). Tahapan selanjutnya adalah Mizan. Mizan adalah timbangan
yang adil berisi kebajikan dan kejahatan yang telah diperbuat setiap manusia. Setiap orang
ditimbang amalnya dengan seadil-adilnya. Firman Allah Swt.: “Dan Kami letakkan
timbangan yang tepat (adil) pada hari kiamat dan tidak seorang pun dirugikan walau sedikit.
Dan jika amalan itu hanya seberat zarah pasti kami berikan (pahalanya). Dan cukuplah kami
saja yang memperhitungkannya.” (Q.S. al-Anbiya’: 47).
5. As-Sirat
As-sirat adalah jembatan yang terbentang di atas neraka menuju surga. Mudah atau
sulitnya melewati as-sirat itu tergantung kepada amal setiap manusia. Rasulullah saw.
bersabda: “Terbentanglah jembatan (as-sirat) itu di antara dua tepi Neraka
Jahanam.” (H.R. Muslim).
6. Yaumul Jaza’
Yaumul Jaza’ yaitu suatu hari ketika semua manusia akan menerima balasan Allah Swt.
(Jaza’). Balasan yang diterima seseorang sesuai dengan amalnya selama ia hidup di dunia.
Firman Allah: “Pada hari itu tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang telah diusahakannya.
Tidak seorang pun dirugikan pada hari tersebut. Sesungguhnya Allah sangat cepat
perhitungan-Nya.” (Q.S al-Mukmin: 17).
7. Balasan Perbuatan Baik dengan Surga
Setelah seluruh manusia dihisab dan melalui timbangan, mereka diberikan balasan yang
sesuai dengan amal perbuatannya. Pada saat itu terbagilah manusia menjadi dua golongan.
Adapun bagi mukmin yang bertakwa kepada Allah Swt. pasti akan menerima balasan yang
setara, yaitu berupa surga. Surga disediakan Allah Swt. sebagai karunia kepada hamba-Nya.
8. Balasan Perbuatan Buruk dengan Neraka
Adapun orang yang selama hidup di dunia lebih banyak mengerjakan perbuatan jahat,
maksiat, tercela, dan kafir terhadap Allah Swt. kufur kepada ajaran dan nikmat Allah Swt.,
maka akan menerima balasan yang jahat pula. Sebagian kegetiran dan kerasnya siksaan
neraka, digambarkan melalui firman Allah Swt.: “Memasuki api yang sangat panas (neraka),
diberi minuman dengan air dari sumber yang sangat panas. Mereka tidak memperoleh
makanan selain dari pohon yang berduri yang tidak menggemukkan dan tidak pula
menghilangkan lapar.” (Q.S. al-Gasyiyah: 4-7)

H. Hikmah Beriman kepada Hari Akhir

Hari akhir merupakan hari perhitungan amal yang telah dilakukan selama hidup di
dunia. Selanjutnya, amal tersebut akan dibalas dengan balasan yang sesuai. Amal baik akan
mendapat balasan yang baik dan amal buruk akan mendapat balasan yang buruk. Pada hari
kiamat kelak manusia akan dibangkitkan dari kubur. Tiupan nafiri oleh Malaikat Israfil atas
perintah Allah Swt. menandai kebangkitan manusia dari kubur. Manusia dibangkitkan dari
kubur dan berbondong-bondong menuju padang Mahsyar. Di padang Mahsyar manusia
menunggu panggilan Allah Swt. Manusia akan dipanggil untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya selama hidup di dunia. Tidak ada satu pun manusia yang tidak dimintai
pertanggungjawaban. Peristiwa yang akan terjadi ini hendaknya membuat kita sadar sehingga
selalu berhati-hati dalam berbuat. Berpikir beribu kali ketika akan melakukan perbuatan
maksiat. Satu perbuatan maksiat terlalu banyak untuk dilaksanakan. Satu perbuatan baik
terlalu sedikit untuk dilaksanakan dan dijadikan bekal dalam perjalanan selanjutnya.
Semua ciptaan Allah Swt. yang lahir di dunia mempunyai hikmah karena Allah Swt.
tidak menjadikan sesuatu sia-sia belaka tanpa tujuan dan hikmah di dalamnya. Di bawah ini
beberapa hikmah iman kepada hari akhir:

1. Muncul rasa kebencian yang dalam kepada kemaksiatan dan kebejatan moral yang

mengakibatkan murka Allah Swt. di dunia dan di akhirat.

2. Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan segala

kenikmatan akhirat yang sama sekali tidak dirasakan di alam dunia ini.

3. Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah Swt. dengan

mengharapkan mau’nah-Nya pada hari itu.

4. Senantiasa termotivasi untuk beramal baik dengan ikhlas.

5. Senantiasa menghindari niat-niat yang buruk apalagi melaksanakannya.

6. Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengiaskan apa yang ada di dunia ini

dengan apa yang ada di akhirat.


I. Perilaku yang Mencerminkan Iman kepada Hari Akhir

Iman kepada hari akhir akan berdampak pada perilaku dalam keseharian. Seseorang
yang beriman kepada hari akhir akan terlihat dari perilaku sehari-hari. Di antara perilaku
yang mencerminkan iman kepada hari akhir sebagai berikut.
1. Selalu Berusaha Menjadi Lebih Baik
Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan berusaha menjadi lebih baik dari hari-
hari yang telah terlewati. Jika kemarin ia melaksanakan satu kebaikan, hari ini akan berusaha
untuk melakukan dua atau lebih kebaikan. Seseorang yang beriman kepada hari akhir
menginginkan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
Jika hari kemarin lebih baik dari hari ini berarti seseorang termasuk golongan orang yang
merugi.
2. Tidak Silau pada Gemerlap Dunia
Dunia dan seluruh isinya menawarkan kenikmatan sesaat. Orang-orang yang tidak
menyadari akan tertipu oleh gemerlapnya dunia, mereka akan terseret dan tenggelam dalam
kemegahan sesaat. Mereka lupa bahwa dunia hanya sementara. Mereka yang kaya bisa silau
dengan kekayaan yang dititipkan kepadanya. Mereka yang miskin dapat melupakan tujuan
penciptaannya karena kemiskinannya. Hanya orang-orang yang beriman dan menyadari
bahwa dunia ini hanya sementara yang tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia. Kekayaan
merupakan suatu hal yang patut disyukuri. Kemiskinan yang datang tentunya tidak
diharapkan. Kaya atau miskin merupakan cobaan dari Allah Swt.
3. Tidak Iri atas Nikmat Orang Lain
Allah memberikan nikmat yang berbeda-beda kepada manusia. Ada manusia yang
dikaruniai nikmat berupa kekayaan. Ada yang dikaruniai nikmat berupa keturunan,
kecerdasan, keberuntungan, dan lain sebagainya. Terhadap nikmat yang diperoleh orang lain
kita tidak boleh merasa iri. Iri dapat berupa sikap tidak rela orang lain mendapat nikmat dan
ingin agar nikmat tersebut beralih kepadanya.
4. Bersikap Rendah Hati
Bersikap rendah hati terhadap apa pun yang dimiliki merupakan perilaku terpuji. Rendah
hati berbeda dengan rendah diri. Orang yang rendah hati menyadari bahwa segala sesuatu
yang dimiliki hanya titipan Allah Swt. Titipan yang setiap saat dapat diambil oleh
pemiliknya. Oleh karena itu, seseorang yang rendah hati tidak pernah sombong dengan
sesuatu yang dititipkan kepadanya. Ia merasa tidak patut bersikap sombong dan berbangga
diri terhadap titipan Allah.
5. Menghindari Sifat Cinta Dunia dan Harta Secara Berlebihan
Cinta dunia dan harta secara berlebihan dihindari oleh orang yang beriman kepada hari
akhir. Cinta dunia dan harta secara berlebihan bukanlah sikap seseorang yang beriman
kepada hari akhir. Seseorang yang dikaruniai harta akan diminta pertanggungjawaban di
akhirat kelak. Oleh karena itu, seseorang yang beriman dan dikaruniai harta berlebihan
mempergunakan hartanya tersebut di jalan-Nya. Ia akan membelanjakan hartanya di jalan
yang diridai Allah.
6. Bersikap Optimis dan Lapang Dada
Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan bersikap optimis dalam menghadapi
segala sesuatu. Selain itu, orang yang beriman kepada hari akhir akan bersikap lapang dada
dalam menghadapi segala musibah yang menimpa. Ketidakadilan sering dirasakan. Keadilan
yang sesungguhnya adalah keadilan di akhirat kelak. Sikap optimis juga menjadi salah satu
sikap yang dimiliki oleh orang yang beriman. Orang yang beriman akan menjalani kehidupan
di dunia dengan sikap optimis. Ia merasa optimis bahwa segala kebaikan yang dilakukan akan
mendapat balasan. Selain itu, ia juga optimis bahwa segala amal buruk akan mendapat
balasan yang sesuai.

Kesimpulan

Hari Akhir adalah hari kiamat yang diawali dengan pemusnahan alam semesta. Semua
manusia, sejak jaman dari Nabi Adam a.s sampai terjadinya hari akhir akan dibangkitkan
untuk mendapatkan balasan semua amal perbuatan mereka. Iman kepada Hari Akhir adalah
percaya dengan penuh keyakinan adanya hidup yang kekal abadi di akhir kelak. Setelah alam
semesta hancur secara total dan kehidupan semua makhluk Allah berakhir, maka mulailah
manusia menjalankan tahapan kehidupan baru dan proses menuju alam baqa’. Iman kepada
hari akhir berarti mempercayai dengan sepenuh hati, bahwa suatu saat dunia beserta isinya
akan berakhir atau hancur serta manusia akan dibangkitkan dari kubur menuju akhirat untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Keyakinan tersebut
diwujudkan dalam perbuatan atau tingkah laku.
Tanda-tanda datangnya hari kiamat terdiri atas tanda-tanda kecil dan tanda-tanda besar.
Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Yaumul Ba’ats, Yaumul Hasyr, Buku
Catatan, Yaumul Hisab, Mizan, Shirat, Yaumul Jaza’, balasan amal baik surga dan balasan
amal buruk neraka. Beriman kepada hari akhir akan menumbuhkan rasa tanggung jawab
yaitu merasa bahwa hidup di dunia ini hanya bersifat sementara saja, cepat atau lambat semua
manusia pasti akan kembali kepada Allah Swt. dan semua perbuatan mereka selama hidup di
dunia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt., sehingga hidup yang dijalaninya
akan ditempuh dengan penuh kehati-hatian, sikap dan perilaku yang sesuai dengan tuntunan
agama. Mengimani hari akhir membuat manusia sadar bahwasanya manusia itu lemah dan
kerdil di hadapan Allah Swt. Kesadaran ini diharapkan dapat menghilangkan sikap takabur,
sombong, egois, dengki, dan penyakit hati lainnya.

Anda mungkin juga menyukai