Anda di halaman 1dari 8

Iman Kepada Hari Akhir

1. Pengertian Iman kepada Hari Akhir

Iman secara bahasa berarti percaya. Iman menurut istilah berarti meyakini sepenuh hati yang
diucapkan secara lisan dan diwujudkan dalam perbuatan. Iman kepada hari akhir berarti
mempercayai dengan sepenuh hati, bahwa suatu saat dunia beserta isinya akan berakhir atau
hancur serta manusia akan dibangkitkan dari kubur menuju akhirat untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia.

Keyakinan tersebut diwujudkan dalam perbuatan atau tingkah laku. Iman kepada hari akhir
merupakan salah satu rukun iman. Selain itu, iman kepada hari akhir termasuk sendi-sendi keimanan
yang sangat mendasar dalam akidah Islam. Seseorang yang tidak mempercayai hari

akhir tidak termasuk orang yang beriman. Oleh karena itu, jika mengaku sebagai orang beriman,
Anda harus beriman kepada Allah, malaikat Allah,kitab Allah, rasul Allah, dan qada serta qadar Allah.
Segala sesuatu yang ada di dunia ini ada permulaan dan ada akhir. Hidup di dunia hanya sementara
bukan selamanya. Hidup di dunia bagaikan seseorang yang naik kendaraan. Ada permulaan dan ada
tujuan akhir. Agar selamat dalam perjalanan, Anda harus mematuhi aturan-aturan yang ada.

Al-Qur’an merupakan pedoman bagi manusia dalam menjalani kehidupan di dunia. Rambu-rambu
yang ada dalam Al-Qur’an harus ditaati jika seseorang ingin hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Selama hidup di dunia manusia harus mencari bekal sebanyak-banyaknya agar tidak menyesal ketika
sampai di tempat tujuan. Banyak orang yang merugi karena mengira dunia adalah tujuan akhir
sehingga mereka mengira kesuksesan di dunia adalah segalanya. Mereka mengejar kehidupan di
dunia dan melupakan bahwa ada kehidupan setelah kehidupan di dunia.

Kesalahan mengira bahwa dunia adalah tujuan akhir juga dialami oleh umat terdahulu. Hal ini
sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Swt. yang berbunyi seperti berikut.

Artinya: Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat
itu lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-
kitab Ibrahim dan Musa. (Q.S. al-A’la- [87]: 16–19)

Ayat Al-Qur’an di atas menjelaskan bahwa orang-orang kafir memilih kehidupan dunia yang tidak
kekal. Mereka mengabaikan kehidupan akhirat yang kekal. Suatu tindakan yang tidak patut ditiru
oleh orangorang beriman. Orang-orang kafir yang memilih kehidupan dunia akan menyesal di
akhirat kelak. Mereka akan mendapat balasan yang sesuai dengan perbuatannya. Tidak ada seorang
pun yang mengetahui dengan pasti waktu kedatangan hari akhir. Bahkan, Nabi Muhammad saw.
juga tidak mengetahui dengan pasti waktu kedatangan hari akhir. Waktu kedatangan hari akhir
merupakan rahasia Allah Swt. Akan tetapi,

hari akhir pasti datang. Hal tersebut dapat diketahui dari ayat Al-Qur’an yang menjelaskan

tentang hari akhir. Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hari akhir. Selain ayat
AlQur’an, Anda juga dapat belajar menemukan penjelasan hari akhir dalam hadis rasul-Nya. Waktu
pasti kedatangan hari akhir yang masih menjadi rahasia Allah Swt. hendaknya dapat mengantarkan
manusia agar senantiasa menjalankan perintah-Nya. Selain

menjalankan perintah Allah Swt., larangan-Nya juga harus dijauhi.


Ayat-Ayat Al-Qur’an tentang Hari Akhir

Berikut ini beberapa ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hari akhir sebagai berikut.

a) Surah Al-Hajj [22] Ayat 1–2

Artinya: ”Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu; sungguh, guncangan (hari) Kiamat itu
adalah suatu (kejadian) yang sangat besar. (Ingatlah) pada hari ketika kamu melihatnya (guncangan
itu), semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya, dan setiap
perempuan yang hamil akan keguguran kandungannya, dan kamu melihat manusia dalam keadaan
mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi

azab Allah itu sangat keras.” (Q.S. al-Hajj [22]: 1–2)

b) Surah Az-Zalzalah [99] Ayat 1–2

Artinya: ”Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat, dan bumi telah
mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya.” (Q.S. azZalzalah [99]: 1–2)

c) Surah Al-Qa-ri‘ah [101] Ayat 1–5

Artinya: ”Hari Kiamat, apakah hari Kiamat itu? Dan tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? Pada hari
itu manusia seperti laron yang beterbangan, dan gununggunung seperti bulu yang dihambur-
hamburkan. (Q.S. al-Qari‘ah [101]: - 1–5)

2. Tanda-Tanda Kiamat

Tanda-tanda kiamat dibagi menjadi dua, yaitu tanda-tanda kecil dan tanda-tanda besar kiamat.
Tanda-tanda kecil kiamat menandakan bahwa kiamat sudah dekat. Tanda-tanda kecil kiamat antara
lain sebagai berikut.

a. Ilmu agama sudah dianggap tidak penting lagi.

b. Tersebarnya perzinaan.

c. Minuman keras merajalela.

d. Fitnah muncul di mana-mana.

e. Hamba sahaya perempuan dikawini tuannya.

Munculnya tanda-tanda besar kiamat menandakan bahwa kiamat sudah sangat dekat. Adapun
tanda-tanda besar kiamat antara lain sebagai berikut.

a. Rusaknya Kakbah.

b. Matahari terbit dari barat.

c. Keluarnya Imam Mahdi.

d. Munculnya binatang ajaib yang bisa berbicara.

e. Keluarnya bangsa Yakjuj dan Makjuj.


3. Nama-Nama Hari Akhir

Hari akhir memiliki nama lain yang cukup banyak. Minimal ada 29 nama lain hari akhir. Nama-nama
hari akhir yang diberikan oleh Allah menggambarkan keadaan hari kiamat hingga saat manusia
dibangkitkan, dihisab, dan mendapat balasan dari Allah Swt. Nama-nama hari akhir sebagai berikut.

a. Yaumul Qiyamah, hari kiamat.

b. Yaumur Rajifah, hari lindu besar.

c. Yaumus Sa‘iqah, hari keguncangan.

d. Yaumuz Zalzalah, hari keguncangan/keruntuhan.

e. Yaumul Haqqah, hari kepastian.

f. Yaumul Qari‘ah, hari keributan.

g. Yaumul Akhir, hari akhir.

h. Yaumut Tammah, hari bencana agung.

i. Yaumul ‘Asi r, hari sulit.

j . Yaumun la raiba fihi, hari yang tidak ada lagi keraguan padanya.

k. Yaumul Ba‘s., hari kebangkitan.

l. Yaumut Tagabun, hari terbukanya segala keguncangan.

m. Yaumun Nusyur, hari kebangkitan.

n. Yaumut Tanad, hari panggilan.

o. Yaumul Mizan, hari pertimbangan.

p. Yaumun la tajzi nafsun an nafsin syaian, hari yang tidak dapat seseorang diberi ganjaran oleh yang
lain sedikit pun.

q. Yaumul Jam‘i, hari pengumpulan.

r. Yaumul Fasl, hari pemisahan.

s. Yaumul Waqi‘ah, hari kejatuhan.

t. Yaumul Mahsyar, hari berkumpul.

u. Yaumud Din, hari keputusan.

v. Yaumut Talaq, hari pertemuan.

w.Yaumul Jaza’, hari pembalasan.

y. Yaumul ‘Ard., hari pertontonan.

z. Yaumul Gasyiyah, hari pembalasan.

aa. Yaumul Khulud, hari yang kekal.

ab. Yaumul Khizyi, hari kehinaan.


ac. Yaumul Wa‘id, hari ancaman.

ad. Yaumul Hisab, hari perhitungan.

4. Peristiwa setelah Hari Kiamat

Setelah kehidupan di dunia ini ada kehidupan lagi, yaitu kehidupan akhirat. Kehidupan akhirat
dimulai setelah terjadinya hari kiamat. Pada hari kiamat seluruh makhluk ciptaan Allah Swt. mati.
Allah Swt., Zat Yang Mahakekal tetap abadi selama-lamanya meskipun seluruh makhluk hancur
binasa. Setelah Malaikat Israfil meniup nafiri atas perintah Allah Swt. dibangkitkannya nyawa seluruh
manusia yang telah terkubur bermiliar tahun yang lalu.

Keadaan manusia setelah dibangkitkan berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Ada yang
dibangkitkan dengan wajah berseri-seri dan ada yang dibangkitkan dengan wajah bermuram durja.
Keadaan ini sesuai dengan amal perbuatannya selama hidup di dunia. Jika amal perbuatan di dunia
adalah amal kebajikan, mereka akan dibangkitkan dengan wajah berseri. Mereka yang ketika hidup
di dunia hanya berbuat maksiat dan menumpuk dosa, akan dibangkitkan dengan wajah bermuram
durja.

Nyawa yang telah dibangkitkan tersebut berbondong-bondong menuju padang Mahsyar. Di padang
Mahsyar inilah manusia menunggu panggilan Allah Swt. Panggilan untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya selama hidup di dunia. Seluruh amal yang telah dilakukan di dunia akan dimintakan
pertanggungjawaban oleh Allah Swt. Pada hari itu tidak ada manusia yang dapat mengelak dari
pertanggungjawaban. Setiap manusia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup
di dunia. Tidak ada satu pun manusia yang mempertanggungjawabkan perbuatan orang lain. Tidak
ada seorang pun yang membantu atau membela kita dalam pertanggungjawaban tersebut. Hal ini
karena semua orang disibukan oleh urusannya masing-masing sehingga tidak ada lagi yang sempat
memikirkan orang lain. Catatan amal yang dibuat selama hidup di dunia akan diperlihatkan.

Catatan yang sangat terperinci dan tidak ada satu pun amal yang terlewat. Catatan tersebut dibuat
oleh Malaikat Rakib dan Malaikat Atid yang mendampingi manusia setiap saat. Pada hari itu mulut
dikunci dan yang berbicara adalah anggota tubuh. Allah Swt. dan diri sendiri yang menjadi saksi pada
hari itu.

Pengadilan Allah Swt. merupakan pengadilan yang sangat adil. Semua manusia akan merasakan
keadilannya. Amal perbuatan manusia ditimbang untuk mengetahui amal yang lebih berat, amal baik
atau amal buruk. Jika amal baik yang lebih berat, surga-Nya telah menunggu. Sebaliknya, jika amal
buruk yang lebih berat, neraka dan siksa-Nya telah menanti.

Konsep tentang hari pembalasan diingkari oleh masyarakat jahiliah. Mereka tidak mempercayai
adanya hari pembalasan. Bagi mereka kehidupan hanya sampai dunia ini dan tidak ada lagi
kehidupan setelah kehidupan di dunia. Masyarakat jahiliah menganggap bahwa manusia tidak akan
dibangkitkan dan diminta pertanggungjawaban atas perbuatan di dunia. Masyarakat jahiliah
menganggap konsep tentang hari kebangkitan dan pertanggungjawaban amal hanya khayalan yang
bertujuan menakut-nakuti mereka. Al-Qur’an secara jelas mengajarkan tentang hari pembalasan.
Akan tetapi, masyarakat jahiliah mengabaikannya.

Jika berbicara tentang hari akhir, kita akan teringat dengan istilah kiamat sugra- dan kiamat kubra-.
Apa yang Anda ketahui tentang kiamat sugra- dan kiamat kubra-? Temukan jawabannya dengan cara
menelusuri jawabannya di perpustakaan sekolah atau perpustakaan umum terdekat. Carilah
literatur yang membahas tentang hari akhir atau

hari kiamat. Tulislah hasil penelusuran Anda dalam buku tugas masing-masing. Jelaskan juga kesan
Anda terhadap peristiwa hari akhir tersebut. Pada pertemuan selanjutnya bacakan di depan kelas
sebelum diserahkan kepada Bapak atau Ibu Guru.

B. Perilaku dan Penerapan Hikmah Beriman kepada Hari Akhir

1. Perilaku yang Mencerminkan Iman kepada Hari Akhir

Iman kepada hari akhir akan berdampak pada perilaku dalam keseharian. Seseorang yang beriman
kepada hari akhir akan terlihat dari perilaku sehari-hari. Di antara perilaku yang mencerminkan iman
kepada hari akhir sebagai berikut.

a. Selalu Berusaha Menjadi Lebih Baik

Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan berusaha menjadi lebih baik dari hari-hari yang telah
terlewati. Jika kemarin ia melaksanakan satu kebaikan, hari ini akan berusaha untuk

melakukan dua atau lebih kebaikan. Seseorang yang beriman kepada hari akhir menginginkan hari
ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Jika hari kemarin lebih baik
dari hari ini berarti seseorang termasuk golongan orang yang merugi.

b. Tidak Silau pada Gemerlap Dunia

Dunia dan seluruh isinya menawarkan kenikmatan sesaat. Orangorang yang tidak menyadari akan
tertipu oleh gemerlapnya dunia, mereka akan terseret dan tenggelam dalam kemegahan sesaat.
Mereka lupa bahwa dunia hanya sementara. Mereka yang kaya bisa silau dengan kekayaan yang
dititipkan kepadanya. Mereka yang miskin dapat melupakan tujuan penciptaannya karena
kemiskinannya.

Hanya orang-orang yang beriman dan menyadari bahwa dunia ini hanya sementara yang tidak
tertipu oleh gemerlapnya dunia.Kekayaan merupakan suatu hal yang patut disyukuri. Kemiskinan
yang datang tentunya tidak diharapkan. Kaya atau miskin merupakan cobaan dari Allah Swt. Orang
kaya diuji dengan kekayaannya dan si miskin diuji dengan kemiskinannya. Jika si kaya menjadi orang
yang bersyukur dan dapat mempergunakan kekayaannya dengan sebaikbaiknya (pada jalan yang
diridai Allah) berarti ia termasuk orangorang yang beruntung. Si miskin yang bersyukur dengan
kemiskinannya dan tetap menjalankan tujuan penciptaannya sebagai manusia, ia termasuk orang
yang beruntung. Kaya atau miskin dapat mengantarkan seseorang pada kekufuran. Si kaya atau si
miskin hendaknya tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia yang tidak kekal.

Kekuasaan yang dimiliki hendaknya tidak melenakan dari mengingat Allah Swt. Ingatlah kembali
kisah Fir’aun. Fir’aun yang menjabat sebagai raja memiliki sifat takabur. Ia sangat sombong dengan
jabatan yang dimilikinya. Bahkan, ia mengaku sebagai tuhan yang harus disembah oleh rakyatnya.
Sungguh, perilaku yang tidak sepantasnya ditiru. Seseorang yang berkuasa hendaknya menyadari
bahwa kekuasaan tersebut hanya sementara. Kekuasaan dapat berakhir oleh waktu. Oleh karena itu,
seseorang tidak sepantasnya menyombongkan diri atas apa pun yang dititipkan kepadanya.

c. Tidak Iri atas Nikmat Orang Lain


Allah memberikan nikmat yang berbeda-beda kepada manusia. Ada manusia yang dikaruniai nikmat
berupa kekayaan. Ada yang dikaruniai nikmat berupa keturunan, kecerdasan, keberuntungan, dan
lain sebagainya. Terhadap nikmat yang diperoleh orang lain kita

tidak boleh merasa iri. Iri dapat berupa sikap tidak rela orang lainmendapat nikmat dan ingin agar
nikmat tersebut beralih kepadanya.

d. Bersikap Rendah Hati

Bersikap rendah hati terhadap apa pun yang dimiliki merupakan perilaku terpuji. Rendah hati
berbeda dengan rendah diri. Orang yang rendah hati menyadari bahwa segala sesuatu yang dimiliki
hanya titipan Allah Swt. Titipan yang setiap saat dapat diambil oleh pemiliknya. Oleh karena itu,
seseorang yang rendah hati tidak pernah sombong dengan sesuatu yang dititipkan kepadanya. Ia
merasa tidak patut bersikap sombong dan berbangga diri terhadap titipan Allah.

e. Menghindari Sifat Cinta Dunia dan Harta Secara Berlebihan

Cinta dunia dan harta secara berlebihan dihindari oleh orang yang beriman kepada hari akhir. Cinta
dunia dan harta secara berlebihan bukanlah sikap seseorang yang beriman kepada hari akhir.
Seseorang yang dikaruniai harta akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak. Oleh karena itu,
seseorang yang beriman dan dikaruniai harta berlebih akan mempergunakan hartanya tersebut di
jalan-Nya. Ia akan membelanjakan hartanya di jalan yang diridai Allah. Membantu fakir miskin,
membantu pembangunan masjid, madrasah, rumah

sakit, dan kegiatan lain yang diridai Allah Swt.

f. Bersikap Optimis dan Lapang Dada

Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan bersikap optimis dalam menghadapi segala sesuatu.
Selain itu, orang yang beriman kepada hari akhir akan bersikap lapang dada dalam menghadapi
segala musibah yang menimpa. Ketidakadilan sering dirasakan. Keadilan yang sesungguhnya adalah
keadilan di akhirat kelak. Sikap optimis juga menjadi salah satu sikap yang dimiliki oleh orang yang
beriman. Orang yang beriman akan menjalani kehidupan di dunia dengan sikap optimis. Ia merasa
optimis bahwa segala kebaikan yang dilakukan akan mendapat balasan. Selain itu, ia juga optimis
bahwa segala amal buruk akan mendapat balasan yang sesuai.

2. Penerapan Hikmah Beriman kepada Hari Akhir

Hari akhir merupakan hari perhitungan amal yang telah dilakukan selama hidup di dunia.
Selanjutnya, amal tersebut akan dibalas dengan balasan yang sesuai. Amal baik akan mendapat
balasan yang baik dan amal buruk akan mendapat balasan yang buruk. Pada hari kiamat kelak

manusia akan dibangkitkan dari kubur. Tiupan nafiri oleh Malaikat Israfil atas perintah Allah Swt.
menandai kebangkitan manusia dari kubur. Manusia dibangkitkan dari kubur dan berbondong-
bondong menuju padang Mahsyar. Di padang Mahsyar manusia menunggu panggilan Allah Swt.
Manusia akan dipanggil untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia.
Tidak ada satu pun manusia yang tidak dimintai pertanggungjawaban. Peristiwa yang akan terjadi ini
hendaknya membuat kita sadar sehingga selalu berhati-hati dalam berbuat. Berpikir beribu kali
ketika akan melakukan perbuatan maksiat. Satu perbuatan maksiat terlalu banyak untuk
dilaksanakan. Satu perbuatan baik terlalu sedikit untuk dilaksanakan dan dijadikan bekal dalam
perjalanan selanjutnya.
Allah Swt. telah menyediakan surga bagi hamba-hamba yang beriman dan menjalankan amal saleh.
Selain itu, Allah Swt. Juga menyediakan neraka bagi mereka yang senantiasa berbuat maksiat dan
melanggar perintah-Nya. Agar dapat merasakan nikmat tinggal di surga, seseorang harus
menjalankan perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya. Menjalankan perintah Allah Swt.
Dirasakan sangat berat. Meskipun demikian, perintah-Nya harus dilaksanakan dan larangan-Nya
harus dijauhi.

Usaha maksimal harus kita lakukan agar dapat menjalankan perintah Allah Swt. dan menjauhi
larangan-Nya. Perbuatan maksiat atau perbuatan yang melanggar larangan Allah Swt. lebih mudah
dilaksanakan. Jalan berbuat maksiat lebih banyak dan lebih mudah ditemui. Agar dapat menjauhi
larangan Allah Swt. juga diperlukan usaha sekuat tenaga.

Setelah mempelajari dan memahami materi tentang iman kepada hari akhir, mari kita biasakan hal-
hal berikut dalam kehidupan sehari-hari.

1. Beriman bahwa suatu saat dunia ini akan hancur binasa.

2. Memperbanyak amal saleh dan kebajikan lainnya untuk bekal kehidupan akhirat.

3. Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Swt.

4. Menjauhi perbuatan maksiat dan larangan Allah Swt.

5. Bersikap rendah hati dan tidak silau atas gemerlap dunia.

1. Iman kepada hari akhir berarti mempercayai dengan sepenuh hati, bahwa suatu saat dunia
beserta isinya akan berakhir atau hancur serta manusia akan dibangkitkan dari kubur menuju akhirat
untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Keyakinan tersebut
diwujudkan dalam perbuatan atau tingkah laku.

2. Tanda-tanda datangnya hari kiamat terdiri atas tanda-tanda kecil dan tanda-tanda besar.

3. Hari akhir memiliki beberapa nama lain seperti Yaumul Haqqah, Yaumul Mizan, Yaumun la raiba
fihi, dan beberapa nama lainnya.

4. Datangnya hari kiamat didahului tiupan nafiri yang ditiup Malaikat Israfil atas perintah Allah Swt.

5. Perilaku yang mencerminkan keimanan kepada hari akhir antara lain sebagai berikut.

a. Selalu berusaha menjadi lebih baik.

b. Tidak silau pada gemerlap dunia.

c. Tidak iri atas nikmat orang lain.

d. Bersikap rendah hati.

e. Menghindari sifat cinta dunia dan harta secara berlebihan.

Hari akhir pasti datang meskipun tidak ada satu pun makhluk yang mengetahui waktu
kedatangannya dengan pasti. Adanya hari akhir atau hari kiamat telah dijelaskan dalam ayat-ayat Al-
Qur’an dan ia termasuk bagian rukun iman. Sebagai umat Islam kita harus beriman kepada hari akhir
atau hari kiamat. Keimanan kepada hari akhir akan tercermin dalam tingkah laku dan perbuatan
seseorang. Jika mengaku sebagai orang beriman, kita harus beriman kepada hari akhir dan
menerapkan keimanan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai