Disusun Oleh:
BAB II
AQIDAH
Bahkan, beberapa bencana alam terjadi secara tak alami. Contohnya seperti
kelaparan, yakni kekurangan bahan pangan dalam jumlah yang cukup besar, yang
mana hal ini disebabkan oleh faktor manusia dan alam.
Terlihat jika usia bumi kita yang sudah kian menua, banyak sekali terjadi bencana
alam di sekitar kita, entah itu memang ulah dari manusia sendiri atau alam yang
menimbulkan gejala bencana tersebut terjadi.
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa prospek kehidupan seseorang di alam baru
(kubur/akhirat) sangat bergantung pada perbuatannya di dunia. Jika baik, maka
akan baik pula balasannya, begitulah sebaliknya. Untuk lebih dapat memahami
permasalahan pokok tersebut, maka berikut ini akan dipaparkan dalil-dalil naqli
(Al-Qur’an dan Sunah) dan aqli.
Pengertian kiamat kubra (kiamat besar)
Setelah mengetahui kiamat kubra, maka selanjutnya adalah kimat kubra. Kiamat
kubra ini dapat disebut dengan kiamat besar. Definisinya adalah peristiwa
hancurnya alam semesta dengan semua isinya termasuk bumi, matahari, dan
planet-planet lainnya. Ada banyak sekali dalil tentang kiamat kubra ini,
diantaranya adalah pada Q.S. Al - Qori'ah ayat 4 dan 5 yang artinya :
Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebangan. (Ayat 4)
Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (Ayat 5)
Kiamat kubra ini ditandari dengan ditiupnya terompet sangkakala oleh Malaikan
Israfil. Tidak ada yang tahu kapan terjadi kiamat besar ini, kecuali Allah swt.
Bahkan Nabi Muhammad saw pun tidak tahu, tetapi Rasulullah saw telah
memberikan tanda-tandanya sebelum datangnya hari kiamat. Tanda-tanda kecil
kiamat kubra ini adalah diutusnya Nabi Muhammad saw sebagai nabi terakhir,
merajalela minuman keras (khamr) dan praktek perzinaan yang dilakukan secara
terang-terangan dan lain sebagainya. Sementara itu tanda-tanda besar datangnya
kiamat kubra adalah terbitnya matahari dari arah barat, lenyapnya Al Qur'an,
Munculnya Ya'juj dan Ma'juj, munculnya dajjal, rusaknya Ka'bah, dan keluanya
binatang ajaib yang bisa berbicara dan lain sebagainya.
11
6. Surga : Tempat balasan bagi orang yang beriman kepada Allah SWT..(Q.S.
Al Hajj : 23 )
7. Neraka : Tempat balasan bagi orang yang ingkar kepada Allah SWT.“ (Q.S.
Az Zumar : 32 )
“Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala
perkara telah diputuskan, sedang mereka dalam keadaan lalai dan tidak
beriman.” (QS. Maryam: 39).
5. Ad Darul Akhirah (negeri akhirat)
ف َ لة لَْلااَ ن لا
ََد آََّّ ِإ
ن ْ ْْ آب َُْآ مَْ آنإإرآفهمِْإنآ
إإِن آا آت آِْ منإإنآي آإ
“Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya
mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabut: 64)
6. Yaumut Tanad (hari saling memanggil)
َ دََلع لتااُل ْم لاو آُْآ ْت مَٰ ْبإإَآف مإ
آفخإَّهنفإَآ ْْو آ
إإَّبآف
“Wahai kaumku, ‘Sesungguhnya aku takut kepada kalian pada hari saling
memanggil’”. (QS. Ghafir: 32).
7. Darul Qarar (tempat kembali)
فإِن آاتآفْمإإ ك آنهَٰإإَّهِ آَفإَآ ْْوإإبآف
ْ إإََّّ ِنإإ آُث آفَإِنقْ ْهتآ ْ ف
َ ْال لَ لَدااتلَ َاد ن آ
إإَِف آكْ آ آ
“Wahai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini adalah kesenangan
sementara. Dan sesungguhya akhirat itu adalah negeri tempat kembali”. (QS.
Ghafir: 39).
8. Yaumul Fashl (hari pemisahan )
ْ يمَٰآهنِمْ آنإإِهإإ مر ْسث م ْبإإِنِها َ ْْل
َِ لْااُل ْم َاو آنهآ
“Inilah hari pemisahan yang dahulu kamu dustakan.” (QS. Ash Shaffat: 21)
9. Yaumul Jama’ (hari berkumpul )
إإا َ ْ لْ َْ لْااُل ْم لاو آَّي م ْسه آَإ
ْي آ إ
إإَب آ
اته آ
“Dan memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul yang tidak ada
keraguan padanya.” (QS. Asy-Syura: 7)
10. Yaumul Hisab (hari perhitungan)
ِْاا لمل ْم لاو يمْ آْق مَّ آنإإ آُفإ آنهآ َ ْ لَ ل
ةع ل
“Inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari perhitungan.” (QS. Shad: 53)
11. Yaumul Wa’id (hari yang dijanjikan)
فإَّهمف آنإ ْ َ ْ لم لام لنااُل ْم َاو ذآن آَٰإإِن
رَْإإا آ
“Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari yang dijanjikan.” (QS. Qaf: 20)
12. Yaumul Khulud (Kekal)
َوإإَِْ مفُمْنآف
َ َ ْ َولَم لتااُل ْم َاو ذآن آَٰإإِ آم
14
“Masukilah ke (dalam surga) dengan keselamatan. Itulah hari yang kekal.” (QS.
Qaf: 34)
13. Yaumul Khuruj (hari dikeluarkan dari kubur)
ِ خْااُل ْم َاو ذآن آَٰإإِ ْفن آا نلإإِن
ر ْت آاٌآإإبآ ْم آََمْنآإإبآ ْْ آإو َ ْ َو ََ ل
“Pada hari ketika mereka mendengar suara dahsyat dengan sebenarnya.
Itulah hari keluar (dari kubur).” (QS. Qaf: 42)
14. Al-Waqi’ah
َِ ْ لمَقلَل اس َ آََّآَآقإإَّذآ
“Apabila terjadi hari Kiamat.” (QS. Al-Waqi’ah: 1)
15. Al Haqqah (yang pasti)
إإَّ آُفَ ْ لَعقَ َسا آُفإَآَ آَْ آ
ِد آ
“Dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu?” (QS. Al-Haqqah: 3)
16. Ath Thammatul Kubra (bencana besar)
َِ ْ َْ ْْ لَااَ َةع َا اسَ آِف آَاإإاآذذآ
“Maka apabila bencana yang sangat besar (hari kiamat) telah datang.” (QS. An-
Nazi’at: 34)
17. Ash-Shakhkhah (teriakan)
َِع َة اسَ آِف آَاإإاآذذآ
َ َ
“Maka apabila datang suara yang memekakkan (telinga).” (QS. Abasa: 33)
18. Al-Azifah (suatu yang dekat)
َ لةفل اسَ َآتاآقإ
“Yang dekat (hari Kiamat) telah makin mendekat.” (QS. AN-Najm: 57)
19. Al-Qari’ah (ketukan keras)
إإَّ آُفَ ْال لعدا السَ آُفإَآَ آَْ آ
ِد آ
“Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?” (QS. Al-Qari’ah: 3)
Demikianlah nama lain dari hari kiamat, sebagai tambahan ilmu pengetahuan kita
tentang adanya hari berbangkit. Setiap arti dari hari kiamat memiliki makna
khusus yang semoga di lain waktu dapat dibahas kembali.
15
BAB III
AKHLAK
Etos berarti pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial. Kata
kerja berarti usaha,amal, dan apa yang harus dilakukan (diperbuat). Etos berasal
dari bahasaYunani (etos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak,
karakter, sertakeyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu,
tetapi juga olehkelompok bahkan masyarakat . Dalam kamus besar bahasa
Indonesia etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan
seseorang atau suatukelompok. Kerja dalam arti pengertian luas adalah semua
bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi, intelektual dan fisik,
maupun hal-hal yang berkaitan dengan keduniaan maupun keakhiratan. (Dr.Abdul
Aziz.Al Khayyath,1994: 13) berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahamkan
bahwa semua usaha manusia baik yang dilakukan oleh akal, perasaan, maupun
perbuatan adalah termasuk kedalam kerja. Contohnya,
beribadah,berdoa,belajar,berolah raga, bekerja, bertani, dan berdagang.
Adapun pengertian kerja secara khusus, yakni yang biasa dipakai dalam
dunia ketenagakerjaan dewasa ini, adalah setiap potensi yang dikeluarkan manusia
untuk memenuhi tuntutan hidupnya, berupa makanan, pakaian tempat tinggal,
dan peningkatan taraf hidup. (Dr. Abdul Azis, Al Khayyath,1994 : 22) Dari
pengertian kerja khusus tersebut, yang dimaksud dengan kerja hanyalah usaha-
usaha untuk kepentingan duniawi semata. Contohnya, bertani, berdagang, dan
mengolah kekayaan alam.
Dalam bahasa Arab, kerja disebut amila. Menurut Dr. Abdul Aziz, di dalam
kitab suci إAlquran إterdapat إ620 إkata‟amila( إkerja) إdengan إsegala إbentuknyaإ
(menurut IlmuBahasaإArab).إHalإituإmenunjukkanإbahwaإmasalah“إkerja”إharusإ
mendapat perhatianyang sungguh-sungguh dari setiap umat manusia, khususnya
umat Islam.Selain itu, di dalam Alquran kata amila(kerja) sering didahului dengan
kata‟amanuuatau„ إamanuu( إberiman). إIni إmenunjukkan bahwa seseorang yang
16
Adapun manfaat yang penting tentang etika kerja yang harus diperhatikan
adalah sebagai berikut :
a. Menjalin komunikasi yang baik. Dengan adanya etos kerja maka akan ada
juga komunikasi secara terus menerus dari masing-masing anggota dan dapat
menimbulkan komunikasi yang baik.
b. Menciptakan suasana kerja yang nyaman. Dengan adanya etos kerja yang
berasal dari masing-masing individu, semua pekerjaan akan berjalan sesuai dan
dapat menimbulkan kenyamanan di lingkungan kerja.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa apabila ada orang yang baru datang
kemajlis Rosululloh, para sahabat tidak mau memberikan tempat duduk di
sisi Rosululloh. Maka turunlah ayat ini (58:11) sebagai perintah untuk
memberikan tempat kepada orang yang baru datang. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir
dari Qotadah) Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ayat 11 ini turun pada hari
Jum‟at,إdiإsaat pahlawan-pahlawan Badr datang ke tempat pertemuan yg penuh
sesak. Orang-orangtidak memberi tempat kepada yagn baru datang itu, sehingga
terpaksa mereka berdiri.Rosululloh menyuruh berdiri kepada pribumi, dan tamu-
tamu itu (Pahlawan Badar)disuruh duduk di tempat mereka. Orang-orang yang
disuruh pindah tempat itu merasatersinggung perasaannya. Ayat ini (ayat 11)
turun sebagai perintah kepada kaum mu’minin untuk menaati perintah Rosululloh
danإmemberikanإkesempatanإdudukkepada.إsesamaإmu‟min.
18
Artinya إ:“ إWahai إorang-orang yang beriman! Apabila telah disuruh untuk
melaksanakan shalat pada hari Jumat, maka segeralah kamu mengingat Allah dan
tinggalkan jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyakإagarإkamuإberuntung.” (Q.S.Al-
Jumu‟ahإ62:9-10)
Umat Islam yang telah selesai menunaikan shalat diperintah Allah SWT
untuk berusaha atau bekerja agar memperoleh karunia-Nya. Karunia Allah SWT
itu antara lain : ilmu pengetahuan, harta benda, jabatan, kesehatan, kekuatan,
kedamaian, dan kesejahteraan.
Pertama, Rasul selalu bekerja dengan cara terbaik, profesional, dan tidak asal-
asalan. Beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah menginginkan jika salah seorang
darimu bekerja, maka hendaklah meningkatkan kualitasnya".
Ketujuh, Rasul adalah pribadi yang sangat menghargai waktu. Tidak berlalu
sedetik pun waktu, kecuali menjadi
Kedelapan, tentunya ada nilai tambah bagi diri dan umatnya. Dan yang terakhir,
Rasulullah SAW menjadikan kerja sebagai aktualisasi keimanan dan ketakwaan.
Rasul bekerja bukan untuk menumpuk kekayaan duniawi. Beliau bekerja untuk
meraih keridhaan Allah SWT. Inilah kunci terpenting.
Sebagaimana dalam awal tulisan ini dikatakan bahwa banyak ayat al-Qur’anإ
menyatakan kata-kata iman yang diikuti oleh amal saleh yang orientasinya kerja
dengan muatan ketaqwaan.
Tinggi rendahnya nilai kerja itu diperoleh seseorang tergantung dari tinggi
rendahnya niat. Niat juga merupakan dorongan batin bagi seseorang untuk
mengerjakan atau tidak mengerjakan sesuatu.
Adapun hal-hal yang penting tentang etika kerja yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut :
BAB IV
FIQIH
Arti dari pernikahan disini adalah bersatunya dua insane dengan jenis
berbeda yaitu laki-laki dan perempuan yang menjalin suatu ikatan dengan
perjanjian atau akad.
Suatu pernikahan mempunyai tujuan yaitu ingin membangun keluarga yang
sakinah mawaddah warohmah serta ingin mendapatkan keturunan yang solihah.
Keturunan inilah yang selalu didambakan oleh setiap orang yang sudah menikah
karena keturunan merupakan generasi bagi orang tuanya.
B. Hikmah Pernikahan
Allah SWT berfirman :
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir.”(Ar-ruum,21)
Pernikahan menjadikan proses keberlangsungan hidup manusia didunia ini
berlanjut, dari generasi ke generasi. Selain juga menjadi penyalur nafsu birahi,
melalui hubungan suami istri serta menghindari godaan syetan yang
menjerumuskan. Pernikahan juga berfungsi untuk mengatur hubungan laki-laki
dan perempuan berdasarkan pada asas saling menolong dalam wilayah kasih
sayang dan penghormatan muslimah berkewajiban untuk mengerjakan tugas
didalam rumah tangganya seperti mengatur rumah, mendidik anak, dan
menciptakan suasana yang menyenangkan. Supaya suami dapat mengerjakan
kewajibannya dengan baik untuk kepentingan dunia dan akhirat.
Adapun hikmah yang lain dalam pernikahannya itu yaitu :
a) Mampu menjaga kelangsungan hidup manusia dengan jalan berkembang biak
dan berketurunan.
b) Mampu menjaga suami istri terjerumus dalam perbuatan nista dan mampu
mengekang syahwat seta menahan pandangan dari sesuatu yang diharamkan.
c) Mampu menenangkan dan menentramkan jiwa denagn cara duduk-duduk dan
bencrengkramah dengan pacarannya.
24
inilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu
adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”(An-Nisaa’,إ3)
Dari keterangan diatas disimpulkan bahwa hukum nikah ada 5 :
· Wajib kepada orang yang mempunyai nafsu yang kuat sehingga bias
menjerumuskannya ke lembah maksiat (zina dan sebagainya) sedangkan ia
seorang yang mampu.disini mampu bermaksud ia mampu membayar mahar (mas
berkahminan/dower) dan mampu nafkah kepada calon istrinya.
· Sunat kepada orang yang mampu tetapi dapat mengawal nafsunya.
· Harus kepada orang yang tidak ada padanya larangan untuk berkahwin dan ini
merupakan hukum asal perkawinan
· Makruh kepada orang yang tidak berkemampuan dari segi nafkah batin dan
lahir tetapi sekadar tidak memberi kemudaratan kepada isteri.
· Haram kepada orang yang tidak berkempuan untuk memberi nafkah batin dan
lahir dan ia sendiri tidak berkuasa (lemah), tidak punya keinginan menikah serta
akan menganiaya isteri jika dia menikah.
E. MAHRAM
Pengertian Mahram berasal dari kata dalam bahasa arab yang berarti haram
dinikahi baik nikah secara resmi maupun nikah siri. Mahram juga berasal dari
makna haram, yaitu wanita yang haram dinikahi dan yang dimaksud dengan
keharaman menikahi wanita adalah menyangkut boleh atau tidaknya melihat
aurat, dan hubungan baik langsung maupun tidak langsung.
Mahram tersebut bisa bersifat langsung artinya orang-orang yang memiliki
darah yang sama otomatis menjadi mahram dan ada pula hubungan yang tidak
langsung seperti mahram yang diakibatkan oleh hubungan pernikahan misalnya
saja seorang wanita yang sudah menikah dan bersuami maka ia haram hukumnya
untuk dinikahi oleh orang lain
25
Hak Suami
Ketaatan istri kepada suami dalam melaksanakan urusan rumah tangga termasuk
di dalamnya memelihara dan mendidik anak, selama suami menjalankan
ketentuan-ketentuan Allah SWT yang berhubungan dengan kehidupan suami istri.
4. Matang dalam berbuat dan berfikir serta tidak bersikap emosional dalam
persoalan yang dihadapi.
5. Memelihara kepercayaan dan tidak saling membuka aib dan rahasia pribadi.
6. Sabar dan rela atas kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan
masing-masing.
29
BAB V
SEJARAH ISLAM
Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain ;
30
1. Perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak
dagang dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti
kerajaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah
para ulama dan pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping
mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan
menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan agama Islam.
2. Kultural
Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media
kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa.
Misalnya Sunan Kali Jaga dengan pengembangan kesenian wayang. Ia
mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang yang bertema Hindu dengan ajaran
Islam. Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya. Kedua kesenian tersebut
masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia khususnya jawa sampai
sekarang. Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-anak, seperti
jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.
3. Pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam
pengembanganإIslamإdiإIndonesia.إParaإda’iإdanإmuballigإyangإmenyebarkanإIslamإ
diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang
yang mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran
pesantren Sunan Giri. Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti
Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara. Dan
sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam memerankan kendali
penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
4. Kekuasaan politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat
dari para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat
31
dakwah dan menjadi pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya
di seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang
sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh
Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong dalam
melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal
tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.
1.2 Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah Nusantara
1. Di Sumatra
Kesimpulan hasil seminar di Medan tersebut di atas, dijelaskan bahwa
wilayah Nusantara yang mula-mula dimasuki Islam adalah pantai barat pulau
Sumatra dan daerah Pasai yang terletak di Aceh utara yang kemudian di masing-
masing kedua daerah tersebut berdiri kerajaan Islam yang pertama yaitu kerajaan
Islam Perlak dan Samudra Pasai.
2. Di Jawa
Benih-benih kedatangan Islam ke tanah Jawa sebenarnya sudah dimulai pada
abad pertama Hijriyah atau abad ke 7 M. Hal ini dituturkan oleh Prof. Dr. Buya
Hamka dalam bukunya Sejarah Umat Islam, bahwa pada tahun 674 M sampai
tahun 675 M. sahabat Nabi, Muawiyah bin Abi Sufyan pernah singgah di tanah
Jawa (Kerajaan Kalingga) menyamar sebagai pedagang. Bisa jadi Muawiyah
saat itu baru penjajagan saja, tapi proses dakwah selanjutnya dilakukan oleh para
da’iإyangإberasalإdariإMalakaإatauإkerajaanإPasaiإsendiri.إSebabإsaatإituإlaluإ
lintas atau jalur hubungan antara Malaka dan Pasai disatu pihak dengan Jawa
dipihak lain sudah begitu pesat.
Dilahirkan di Aceh tahun 1401 M. Ayahnya orang Arab dan ibunya orang
Cempa, ia sebagai mufti dalam mengajarkan Islam tak kenal kompromi dengan
budaya lokal. Wejangan terkenalnya Mo Limo yang artinya menolak mencuri,
mabuk, main wanita, judi dan madat, yang marak dimasa Majapahit. Beliau wafat
di desa Ampel tahun 1481 M. Jasa-jasa Sunan Ampel :
1) Mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya. Dari pesantren ini lahir
para mubalig kenamaan seperti : Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah (Sultan
Demak pertama), Raden Makhdum (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat)
dan Maulana Ishak yang pernah diutus untuk menyiarkan Islam ke daerah
Blambangan.
2) Berperan aktif dalam membangun Masjid Agung Demak yang dibangun pada
tahun 1479 M.
3) Mempelopori berdirinya kerajaan Islam Demak dan ikut menobatkan Raden
Patah sebagai Sultan
c. Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku)
Ia putra Syeikh Yakub bin Maulana Ishak. Ia sebagai ahli fiqih dan menguasai
ilmu Falak. Dimasa menjelang keruntuhan Majapahit, ia dipercaya sebagai raja
peralihan sebelum Raden Patah naik menjadi Sultan Demak. Ketika Sunan Ampel
wafat, ia menggantikannya sebagai mufti tanah Jawa.
Dakwahإbeliauإterutamaإdalamإbidangإsosial.إBeliauإjugaإmengkaderإparaإda’iإ
yang berdatangan dari berbagai daerah, antara lain dari Ternate dan Hitu Ambon.
g. Syarif Hidayatullah
Nama lainnya adalah Sunan Gunung Jati yang kerap kali dirancukan dengan
Fatahillah, yang menantunya sendiri. Ia memiliki keSultanan sendiri di Cirebon
yang wilayahnya sampai ke Banten. Ia juga salah satu pembuat sokoguru masjid
Demak selain Sunan Ampel, Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang. Keberadaan Syarif
Hidayatullah dengan kesultanannya membuktikan ada tiga kekuasaan Islam yang
hidup bersamaan kala itu, yaitu Demak, Giri dan Cirebon. Hanya saja Demak
dijadikan pusat dakwah, pusat studi Islam sekaligus kontrol politik para wali.
h. Sunan Kudus
NamaإaslinyaإadalahإJa’farإSadiq.إLahirإpadaإpertengahanإabadإkeإ15إdanإ
wafat tahun 1550 M. (960 H). Beliau berjasa menyebarkan Islam di daerah kudus
dan sekitarnya. Ia membangun masjid menara Kudus yang sangat terkenal dan
merupakan salah satu warisan budaya Nusantara.
i. Sunan Muria
Nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan Kalijaga.
Beliau menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana gamelan, wayang serta
kesenian daerah lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria, disebelah utara
kota Kudus.
Ketika kaum penjajah datang, Islam sudah mengakar dalam hati bangsa
Indonesia, bahkan saat itu sudah berdiri beberapa kerajaan Islam, seperti Samudra
Pasai, Perlak, Demak dan lain-lain. Jauh sebelum mereka datang, umat Islam
Indonesia sudah memiliki identitas bendera dan warnanya adalah merah putih. Ini
terinspirasi oleh bendera Rasulullah saw. yang juga berwarna merah dan putih.
Rasulullahإsawإpernahإbersabdaإ:”إAllahإtelahإmenundukkanإpadaإdunia,إtimurإ
dan barat. Aku diberi pula warna yang sangat indah, yakni Al-Ahmar dan Al-
Abyadl,إmerahإdanإputih“إ.إBegituإjugaإdenganإbahasaإIndonesia.إTidakإakanإ
bangsa ini mempunyai bahasa Indonesia kecuali ketika ulama menjadikan bahasa
ini bahasa pasar, lalu menjadi bahasa ilmu dan menjadi bahasa jurnalistik.
Beberapa ajaran Islam seperti jihad, membela yang tertindas, mencintai tanah air
dan membasmi kezaliman adalah faktor terpenting dalam membangkitkan
semangat melawan penjajah.
Bisa dikatakan bahwa hampir semua tokoh pergerakan, termasuk yang
berlabel nasionalis radikal sekalipun sebenarnya terinspirasi dari ruh ajaran Islam.
Sebagai bukti misalnya Ki Hajar Dewantara (Suwardi Suryaningrat) tadinya berasal
dari Sarekat Islam (SI); Soekarno sendiri pernah jadi guru Muhammadiyah dan
pernah nyantri dibawah bimbingan Tjokroaminoto bersama S.M Kartosuwiryo
yang kelak dicap sebagai pemberontak DI/TII; RA Kartini juga sebenarnya
bukanlah seorang yang hanya memperjuangkan emansipasi wanita.
Ia seorang pejuang Islam yang sedang dalam perjalanan menuju Islam yang
kaaffah. Ketika sedang mencetuskan ide-idenya, ia sedang beralih dari kegelapan
(jahiliyah) kepada cahaya terang (Islam) atau minaz-zulumati ilannur (habis gelap
terbitlah terang). Patimura seorang pahlawan yang diklaim sebagai seorang Nasrani
sebenarnya dia adalah seorang Islam yang taat. Tulisan tentang Thomas Mattulessy
hanyalah omong kosong. Tokoh Thomas Mattulessy yang ada adalah Kapten
Ahmad Lussy atau Mat Lussy, seorang muslim yang memimpin perjuangan.
Semangat jihad yang dikumandangkan para pahlawan semakin terbakar ketika para
penjajah berusaha menyebarkan agama Nasrani kepada bangsa Indonesia yang
mayoritas sudah beragama Islam yang tentu saja dengan cara-cara yang berbeda
35
dengan ketika Islam datang dan diterima oleh mereka, bahwa Islam tersebar dan
dianut oleh mereka dengan jalan damai dan persuasif yakni lewat jalur perdagangan
dan pergaulan yang mulia bahkan wali sanga menyebarkannya lewat seni dan
budaya.إParaإda’iإIslamإsangatإpahamإdanإmenyadariإakanإkewajibanإmenyebarkanإ
Islam kepada orang lain, tapi juga mereka sangat paham bahwa tugasnya hanya
sekedar menyampaikan.