Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rukun iman yang kelima adalah beriman kepada hari akhir. Iman kepada hari
akhir adalah percaya akan adanya hari akhir. Hari akhir adalah hari berakhirnya
kehidupan dunia. Pada saat itu baik dan buruknya perilaku seseorang akan dicatat
bergantung bagaimana kadar keimanan seseorang dalam hatinya. Orang yang benar-
benar beriman pada hari kiamat akan senantiasa menjaga agar perilakunya baik dan
berusaha menjauhi hal-hal yang buruk. Begitu juga sebaliknya, seorang manusia tidak
disebut mukmin sebelum ia beriman kepada apa yang terkandung dalam al-Qur’an 
dan sunah Rasul yang benar yang berkaitan dengan hari akhir.
Mengetahui adanya hari akhir dan senantiasa mengingatnya sangatlah penting,
karena akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kebaikan jiwa manusia,
ketakwaan, dan komitmennya terhadap agama. Tidak ada yang membuat hati keras
dan memberanikan orang berbuat maksiat daripada kelalaian mengingat hari kiamat,
kengerian, dan kedahsyatannya. Seperti yang digambarkan ALLAH SWT dalam
firrman-Nya yang artinya: “….. Maka bagaimana kamu akan dapat memelihara
dirimu jika kamu tetap kafir  kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban” (QS.
Al-Muzammil:17).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian beriman kepada hari akhir?


2. Bagaimana tanda-tanda hari akhir?
3. Bagaimana gambaran hari akhir menurut Al-Qur’an
4. Bagaimana peristiwa yang berhubungan dengan hari akhir?
5. Bagaimana gambaran hari kiamat?
6. Bagaimana sikap beriman kepada hari akhir?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian beriman kepada hari akhir.


2. Mengetahui tanda-tanda hari akhir.
3. Mengetahui gambaran hari akhir menurut Al-Qur’an.
4. Mengetahui peristiwa yang berhubungan dengan hari akhir.
5. Mengetahui gambara hari kiamat.
6. Mengetahui sikap beriman kepada hari akhir.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman pada Hari Akhir

Secara umum pengertian iman kepada hari kiamat yaitu percaya dan yakin bahwa
seluruh alam semesta dan isinya akan hancur suatu saat nanti dan setelah itu akan ada
kehidupan yang kekal (akhirat).

Sedangkan menurut bahasa (etimologi) yaitu percaya akan datangnya hari kiamat


(hari akhir). Menurut istilah (terminologi) yaitu percayai dan yakin akan adanya
kehidupan akhirat yang kekal setelah kehidupan dunia ini.

Para Ulama’ membagi kiamat menjadi dua macam, yaitu kiamat sugra dan kiamat
kubra.

1. Kiamat Sugra, adalah kiamat kecil, yaitu rusaknya sebagian makhluk, misalnya


kematian dan terjadinya bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus,
banjir dan sebagainya. 
2. Kiamat Kubra, adalah kiamat besar Adalah hancurnya alam semesta dengan
segala isinya secara serempak, atau berakhirnya seluruh kehidupan makhluk alam
ini secara serempak.

Kapan terjadinya hari kiamat hanya Allah yang tahu, tidak ada satu makhlukpun
yang dapat mengetahui secara pasti kapan kiamat terjadi (QS. Thoha : 15)

B. Tanda-Tanda Hari Akhir

Tanda-tanda hari kiamat diterangkan oleh Rasulullah saw dalam hadis yang
diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syibah, Muslim dan Turmudzi. Tanda-tanda hari kiamat
adalah sebagai berikut :

1. Tanda-tanda kiamat kecil, antara lain :


1) Hamba sahaya perempuan melahirkan Tuannya
2) Ilmu agama dianggap tidak penting
3) Perzinaan, Minuman keras, Fitnah, Pembuhan meraja rela dimana
mana.
4) Jumlah wanita lebih banyak daripada laki-laki dengan perbandingan
50:1
5) Banyak terjadi gempa bumi / Musibah / Bencana Alam
6) Lahirnya Dajjal (tukang dusta) yang mengaku dirinya utusan Allah swt
2. Tanda-tanda kiamat besar , anatara lain :
1) Matahari terbit dari barat
2) Munculnya binatang ajaib yang dapat berbicara
3) Rusaknya Ka’bah dengan sendirinya
4) Seluruh manusia menjadi kafir dan lenyapnya Al- Qur’an
5) Berkuasanya Bangsa Ya’juj dan Ma’juj di muka bumi.

2
C. Gambaran Hari Akhir Menurut Al-Qur’an

1. Datangnya hari kiamat ditandai dengan tiupan sang sakala. ( Q.S.An- Naml : 87)

2. Bumi digoncangkan sekuat kuatnya hingga mengeluar kan isi yang


dikandungnya  (QS. Al- Zalzalah : 1 – 5)

3. Gunung-gunung kemudian pecah berterbangan menjadi pasir  (QS. Al-  Haqqah : 14)

4. Matahari di gulung, bintang-bintang berjatuhan dan laut meluap. (QS. Al- Infithor : 1


– 3)

5. Manusia tidak dapat menolong manusia lainnya, bahkan seorang ayah terhadap
anaknya sendiri. (QS. Lukman : 33)

3
D. Peristiwa yang Berubungan dengan Hari Akhir

1. Yaumul Barzah / Alam Kubur, Masa / waktu antara sesudah meninggal nya


seseorang sampai menunggu datangnya hari kiamat. “ (Q.S.Al Khafi ayat 99 )
2.  Yaumul Baats, Masa dibangkitkannya manusia dari alam kubur mulai dari manusia
pertama sampai manusia terakhir ( Q.S. Al Zalazalah ayat 6 )
3. Yaumul Mahsyar : Masa dikumpulkannya manusia dipadang mahsyar untuk
dihisab / diperhitungkan amal kebaikan dan keburukanya. (Q.S. Ibrahim : 48)
4. Yaumul Hisab/ Mizan : Masa diperhitungkan / ditimbang amal kebaikan dan
keburukan manusia“ ( Q.S. Yasin : 65 )
5. Syirot : Jembatan / jalan yang menghubungkan / mengantarkan manusia kesurga atau
neraka.
6. Surga : Tempat balasan bagi orang yang beriman kepada Allah SWT..(Q.S. Al Hajj :
23 )
7. Neraka : Tempat balasan bagi orang yang ingkar kepada Allah SWT.“  (Q.S. Az
Zumar : 32 )

E. Gambaran Hari Kiamat

1. Kondisi Bumi, Laut dan Gunung

Ketika Hari Kiamat tiba, terjadi goncangan bumi yang luar biasa dahsyat. Bumi
ini memuntahkan seluruh isi perutnya ke luar, berhamburan dan hancur berantakan.
Lautan meluap dan terbelah. Gunung-gunung bergerak dan berguncang keras,
kemudian pecah beserpihan bagaikan butir-butir pasir yang berserakan, beterbangan
bagaikan kapas-kapas yang bertebaran di udara. Gunung-gunung yang menjulang
tinggi itu pun tak ubahnya dengan fatamorgana, tak lagi meninggalkan bekas
keperkasaannya.

2. Kedaaan Langit dan Bintang-bintang

Alquran menggambarkan keadaan benda benda langit pada hari kiamat benar
benar mengerikan.Semua tampak besr dan terang hingga membuat mata yang
melihatnya tak kuasa menahan sakit. Tatanan dan aturannya menjadi hancur.
Matahari bertabrakan dengan bulan. Adapun langit yang kita lihat akan bergoncang,
terbelah dan hancur. Gugusan langit akan luluh bagaikan barang-barang tambang
yang diluluhkan dan mencair. Alam ini dipenuhi dengan asap tebal dan awan gelap.

3. Jerit Kematian

Dalam kondisi seperti itu, ditiuplah sangkakala, jerit kematian pun menyeruak ke
seluruh jagad. Ketika itu, seluruh manusia dan makhluk hidup mengalami kematian.
4
Tidak sesuatu pun yang tersisa di dunia ini. Pada detik-detik peristiwa itu terjadi,
seluruh manusia merasa ketakutan dan panik. Mereka goncang dan kebingungan,
kecuali orang-orang mukmin yang memahami hakikat wujud ini, segala hikmah dan
rahasianya, hati mereka tenggelam dalam makrifat dan mahabbah (cinta) kepada
Allah SWT.

4. Jerit Kebangkitan dan Permulaan Kiamat

Setelah peristiwa itu terjadi, alam akhirat pun memasuki babak baru; alam yang
memiliki potensi untuk kekekalan dan keabadian.Nur Ilahi memancarkan sinarnya,
jeritan kebangkitan menggema, nusyur segera berlangsung, seluruh umat manusia
serta binatang-binatang pun dihidupkan kembali hanya dengan sekejap saja. Seluruh
manusia diliputi kebingungan dan goncangan jiwa yang dahsyat bagaikan kupu-kupu
yang beterbangan tanpa arah.
Kini, mereka berada di satu tempat yang agung, berdiri di hadapan Tuhan Yang
Mahabesar untuk dilakukan hisab dan perhitungan amal atas masing-masing. Seluruh
manusia dikumpulkan. Bahkan, sebagian mereka mengira bahwa mereka berada di
alam barzakh hanya sekejap atau sehari saja.

5. Kerajaan Allah dan Terputusnya Sebab dan Nasab

Di alam baru itu tersingkaplah segala hakikat. Kerajaan dan kekuasaan seluruhnya
hanya milik Allah. Seluruh umat manusia menjadi ketakutan dan tidak seorang pun
yang berani atau mampu berkata-kata dan mengangkat suara. Mereka tenggelam di
dalam pikiran masing-masing; tentang nasib dan perjalanan akhir mereka. Bahkan,
anak akan lari dan tak peduli lagi akan ayah dan ibunya. Sanak keluarga satu sama
lainnya saling meninggalkan, hubungan nasab dan keturunan pun menjadi terputus
tak lagi berarti. Hubungan kekerabatan dan persahabatan yang dibina berdasarkan
keuntungan materi, duniawi dan hawa nafsu berubah menjadi permusuhan satu sama
lainnya. Seluruh jiwa manusia dipenuhi oleh penyesalan dan kerugian terhadap apa
yang telah mereka lakukan di dunia.

6. Mahkamah Keadilan Ilahi

Pada hari ini lembaran amal dibagi-bagikan, setiap amal dibukakan di hadapan
masing-masing pelakunya sebegitu jelas sehingga tidak lagi memerlukan pemeriksaan
terhadap amal tersebut.Dalam peradilan ini disaksikan oleh dihadirkan para malaikat,
para nabi dan hamba-hamba pilihan sebagai saksi-saksi atas berbagai amal tiap-tiap
manusia.Mulut mereka ditutup serapat rapatnya,yang dpt berbicara hanya tangan,
kaki dan kulit tubuh menjadi saksi atas perbuatan seseorang. Seluruh manusia akan
dihisab secara teliti. Segenap perbuatan mereka akan ditimbang dengan timbangan
(mizan) Ilahi. Seluruhnya akan diadili berdasarkan Keadilan Ilahi, dan masing-
masing diri akan melihat hasil perbuatannya.
Pada hari itu juga di tentukan balsan akan tiap amalan mereka siapa siapa yang
shaleh akan mendapatkan pahala 10x lipat,dan sebaliknya siapa siapa yangsesat
mereka akan menaggung siksa mereka sendiir tanpa kurangsedikitpun.Tidak ada yang
mampu menoong mereka,kecuali syafa’at dari rasulullah Muhammad SAW dan orang
orang yang di ridhoi oleh AllahSWT.

7. Menuju ke Tempat Abadi

5
Setelah pengadilan itu selesai, tibalah babak berikutnya, diumumkanlah keputusan
Ilahi. Orang-orang yang saleh dipisahkan dari orang-orang yang durhaka. Kaum
mukmin menuju ke surga firdaus dengan wajah yang berseri-seri dan penuh gembira.
Sedangkan orang-orang kafir dan kaum munafik digiring ke neraka jahanam dalam
keadaan terhina. Wajah mereka hitam dan kotor, berjalan di dalam kegelapan.
Ketika orang-orang mukmin telah mendekati surga, dibukakan pintu untuk
mereka. Para malaikat rahmat pun menyambut kedatangan mereka seraya
mengucapkan selamat dengan penuh hormat, dan memberi kabar gembira kepada
mereka akan kebahagiaan yang abadi.
Akan tetapi, tatkala orang-orang kafir dan munafik itu sampai di neraka jahanam,
terbukalah pintu di hadapan mereka, dan para malaikat azab mencaci-maki mereka
dengan kasar dan penuh kedengkian. Mereka diancam dengan siksa pedih selama-
selamanya.

8. Surga

Di dalam surga, terdapat taman yang membentang, seluas langit dan angkasa,
dipenuhi oleh aneka ragam pepohonan dengan bermacam-macam buahnya yang
sudah matang dan mudah dipetik. Di dalam taman itu juga terdapat tempat isitirahat
dan bersenang-senang yang sangat luas dan indah, sungai-sungai dengan airnya yang
sejuk, susu, madu dan minuman yang bersih dan segar. Apa pun yang mereka
inginkan tersedia di dalamnya. Bahkan lebih dari apa yang mereka inginikan.
Pakaian penduduk surga terbuat dari sutra, sundus dan istabrak (jenis sutra) yang
dihiasi dengan bermacam-macam hiasan yang indah. Mereka duduk bersandaran di
atas dipan-dipan dan kasur-kasur yang empuk sambil berhadap-hadapan. Tidak
terdengar suara apapun dari penduduk surga selain puji dan syukur kepada Allah
SWT. Mereka tidak pernah berbicara dengan kata-kata yang sia-sia dan kotor, mereka
pun tidak mendengar hal yang serupa. Mereka tidak diganggu oleh rasa dingin atau
pun panas, tidak mengenal rasa sakit, lelah dan bosan, tidak juga rasa sedih dan takut.
Hati mereka bersih, tidak sedikit pun tergores rasa dengki dan iri.
Para pelayan anak-anak kecil senantiasa melingkari mereka bagaikan mutiara-
mutiara yang tersimpan rapih, begitu indah dan menakjubkan. Mereka menyajikan
gelas-gelas yang berisikan minuman surgawi nan lezat dan membangkitkan semangat
yang tak terbayangkan. Tidak ada bahaya dan rasa sakit apa pun. Mereka dapat
menikmati berbagai macam buah dan daging burung.
Di dalam surga, kaum laki-laki mendapatkan pelayanan terbaik dari isteri-isteri
yang cantik, suci dari segala aib dan sangat mencintai suami-suaminya. Lebih dari itu
semua, mereka pun memperoleh kenikmatan ruhani dan keridhaan Ilahi. Mereka
senantiasa mendapat kasih sayang dan kelembutan dari Tuhan Yang Mahakasih,
sehingga mereka hanyut dalam kebahagiaan dan kedamaian yang tidak seorang pun
dapat menggambarkannya. Sungguh kebahagiaan yang tidak ada bandingan. Segala
kenikmatan yang tidak mungkin terbayangkan, dan rahmat, keridhaan serta kedekatan
diri di sisi Allah, semua itu abadi dan tak terbatas.

9. Neraka
Neraka adalah tempat akhir orang-orang kafir dan kaum munafik yang tidak
mempunyai nur sama sekali di dalam hatinya. Di tempat itulah seluruh para
pendurhaka dikumpulkan. Neraka masih saja dapat menampung dan menyambut,
sampai ia berkata: “Apakah masih ada tambahan lagi?”. Di dalamnya tidak ada selain
api dan siksa.

6
Lidah api neraka itu menjilat-jilat sampai ke atas dan dari semua arah. Suaranya
yang menakutkan dan penuh murka menambah rasa takut, ngeri dan menggetirkan
jiwa. Wajah-wajah penghuninya masam, redup, gelap, hitam dan sangat jelek.
Bahkan, para malaikat yang dipercaya untuk menjaganya pun berlaku keras dan
kejam. Dari wajah-wajah mereka tidak tampak rasa belas kasih, sedikit pun.
Penghuni neraka itu dibelenggu dengan rantai-rantai dari besi. Mereka dikelilingi
api neraka dari semua sisi, bahkan mereka sendiri sebagai kayu-kayu bakarnya.
Mereka tidak mendengar apa-apa selain jeritan, rintihan, tangisan dan keluh kesah
para penghuninya, serta teriakan para malaikat yang mengawal mereka.
Wajah-wajah para penghuni neraka itu disiram dengan air mendidih yang sangat
panas sehingga isi perut mereka pecah. Setiap kali meminta minum, mereka diberikan
minuman dari muhl yang sangat panas dan berbau busuk. Mereka menerima
minuman itu bagaikan unta-unta yang kehausan. Ketika diminum, usus-usus mereka
menjadi terputus-putus dan hancur.
Makanan mereka terbuat dari pohon zakum, yaitu sejenis pohon yang tumbuh di
dalam neraka. Jika mereka memakannya, akan bertambah pedih siksa mereka, perut
mereka terbakar. Adapun pakaian mereka terbuat dari bahan hitam yang sangat kasar,
yang jika dipakai akan menambah siksa menjadi lebih pedih lagi.
Begitu beratnya siksa yang diderita, mereka meminta dimatikan lagi. Akan tetapi,
jawaban yang datang kepada mereka adalah: kalian akan menetap di neraka ini
selama-lamanya. Allah SWT berfirman, “Mereka memanggil-manggil, 'Wahai
penjaga, mohonlah agar Tuhanmu itu mengadili kami lagi.' Ia menjawab,
'Sesungguhnya kalian akan menetap di sini.'”Namun tak ada yang mampu
menolongnya”.
Akhirnya, mereka memohon kepada penduduk surga agar memberikan air dan
makanan walau sedikit saja. Jawaban yang datang hanyalah “Sesungguhnya Allah
SWT mengharamkan atas kalian kenikmatan surga. Penduduk surga bertanya kepada
mereka, “Apakah yang membuat kamu masuk ke neraka saqar?" Mereka menjawab,
“Kami tidak melakukan shalat, kami juga tidak memberi makan fakir miskin. Kami
tenggelam bersama orang-orang yang durhaka dan kami mendustakan Hari Kiamat.”
(QS. Al-Muddatstsir: 42-46)
Kemudian terjadilah adu-bicara sesama mereka sendiri di dalam neraka itu.
Orang-orang yang sesat berkata kepada orang-orang yang menyesatkan mereka:
“Sesungguhnya kalianlah yang telah menyesatkan kami”. Mereka menjawab, “Justru
kalianlah yang menghendaki sendiri hal itu lantas mengikuti kami.” Orang-orang
yang tertindas dan lemah berkata kepada orang-orang yang congkak, “Seandainya
tidak karena kalian, maka kami ini adalah orang-orang yang beriman." Orang-orang
yang sombong itu berkata kepada orang-orang yang lemah, 'Kamikah yang telah
menghalangi kalian dari petunjuk setelah petunjuk itu datang kepada kalian? Tidak,
sebenarnya kalian sendirilah orang-orang yang berdosa.'" (QS. Saba': 32)
Lalu, mereka berkata kepada setan-setan, ”Sesungguhnya kalianlah yang telah
menyesatkan kami." Setan-setan itu pun menjawab mereka, ”Dan berkatalah setan
ketika urusan hisab telah diselesaikan, ’Sesungguhnya Allah telah menjanjikan
kepada kalian dengan janji yang benar dan aku pun telah berjanji kepada kalian akan
tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu,
melainkan sekedar aku ini menyuruh kamu, lalu kamu mematuhi seruanku, oleh
sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku
sekali-kali tidak akan dapat menolongmu. Dan kamu pun tidak akan dapatmeno-
longku."(QS.Ibrahim:22)

7
Sungguh, tidak ada jalan lain di hadapan mereka kecuali menyerah dan menerima
siksaan lantaran kekufuran dan kesesatan mereka. Mereka menetap untuk selama-
lamanya di dalam neraka jahim.

F. Sikap Beriman pada Hari Akhir

a. Selalu Berusaha Menjadi Lebih Baik


Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan berusaha menjadi lebih baik dari
hari-hari yang telah terlewati. Jika kemarin ia melaksanakan satu kebaikan, hari ini akan
berusaha untuk
melakukan dua atau lebih kebaikan. Seseorang yang beriman kepada hari akhir
menginginkan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari
hari ini. Jika hari kemarin lebih baik dari hari ini berarti seseorang termasuk golongan
orang yang merugi.

b. Tidak Silau pada Gemerlap Dunia


Dunia dan seluruh isinya menawarkan kenikmatan sesaat. Orang-orang yang tidak
menyadari akan tertipu oleh gemerlapnya dunia, mereka akan terseret dan tenggelam
dalam kemegahan sesaat. Mereka lupa bahwa dunia hanya sementara. Mereka yang kaya
bisa silau dengan kekayaan yang dititipkan kepadanya. Mereka yang miskin dapat
melupakan tujuan penciptaannya karena kemiskinannya. 
Hanya orang-orang yang beriman dan menyadari bahwa dunia ini hanya sementara
yang tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia. Kekayaan merupakan suatu hal yang patut
disyukuri. Kemiskinan yang datang tentunya tidak diharapkan. Kaya atau miskin
merupakan cobaan dari Allah Swt. Orang kaya diuji dengan kekayaannya dan si miskin
diuji dengan kemiskinannya. Jika si kaya menjadi orang yang bersyukur dan dapat
mempergunakan kekayaannya dengan sebaikbaiknya (pada jalan yang diridai Allah)
berarti ia termasuk orangorang yang beruntung. Si miskin yang bersyukur
dengan kemiskinannya dan tetap menjalankan tujuan penciptaannya sebagai manusia, ia
termasuk orang yang beruntung. Kaya atau miskin dapat mengantarkan seseorang pada
kekufuran. 
Si kaya atau si miskin hendaknya tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia yang tidak
kekal. Kekuasaan yang dimiliki hendaknya tidak melenakan dari mengingat Allah
Swt. Ingatlah kembali kisah Fir’aun. Fir’aun yang menjabat sebagai raja memiliki sifat
takabur. Ia sangat sombong dengan jabatan yang dimilikinya. Bahkan, ia mengaku
sebagai tuhan yang harus disembah oleh rakyatnya. Sungguh, perilaku yang tidak
sepantasnya ditiru. Seseorang yang berkuasa hendaknya menyadari bahwa
kekuasaan tersebut hanya sementara. Kekuasaan dapat berakhir oleh waktu. Oleh karena
itu, seseorang tidak sepantasnya menyombongkan diri atas apa pun yang dititipkan
kepadanya.

c. Tidak Iri atas Nikmat Orang Lain


Allah memberikan nikmat yang berbeda-beda kepada manusia. Ada manusia yang
dikaruniai nikmat berupa kekayaan. Ada yang dikaruniai nikmat berupa keturunan,
kecerdasan, keberuntungan, dan lain sebagainya. Terhadap nikmat yang diperoleh orang
lain kita tidak boleh merasa iri. Iri dapat berupa sikap tidak rela orang lain mendapat
nikmat dan ingin agar nikmat tersebut beralih kepadanya.

d. Bersikap Rendah Hati


Bersikap rendah hati terhadap apa pun yang dimiliki merupakan perilaku terpuji.
Rendah hati berbeda dengan rendah diri. Orang yang rendah hati menyadari bahwa segala
sesuatu yang dimiliki hanya titipan Allah Swt. Titipan yang setiap saat dapat diambil
oleh pemiliknya. Oleh karena itu, seseorang yang rendah hati tidak pernah sombong
dengan sesuatu yang dititipkan kepadanya. Ia merasa tidak patut bersikap sombong dan
berbangga diri terhadap titipan Allah.

8
e. Menghindari Sifat Cinta Dunia dan Harta Secara Berlebihan
Cinta dunia dan harta secara berlebihan dihindari oleh orang yang beriman kepada
hari akhir. Cinta dunia dan harta secara berlebihan bukanlah sikap seseorang yang
beriman kepada hari akhir. Seseorang yang dikaruniai harta akan diminta
pertanggungjawaban di akhirat kelak. Oleh karena itu, seseorang yang beriman
dan dikaruniai harta berlebih akan mempergunakan hartanya tersebut di jalan-Nya.
Ia akan membelanjakan hartanya di jalan yang diridai Allah. Membantu fakir
miskin, membantu pembangunan masjid, madrasah, rumah sakit, dan kegiatan lain
yang diridai Allah Swt.

f. Bersikap Optimis dan Lapang Dada


Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan bersikap optimis dalam
menghadapi segala sesuatu. Selain itu, orang yang beriman kepada hari akhir akan
bersikap lapang dada dalam menghadapi segala musibah yang menimpa. Ketidakadilan
sering dirasakan. Keadilan yang sesungguhnya adalah keadilan di akhirat kelak. Sikap
optimis juga menjadi salah satu sikap yang dimiliki oleh orang yang beriman. Orang yang
beriman akan menjalani kehidupan di dunia dengan sikap optimis. Ia merasa optimis
bahwa segala kebaikan yang dilakukan akan mendapat balasan. Selain itu, ia juga optimis
bahwa segala amal buruk akan mendapat balasan yang sesuai.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan memahami kajian teori di atas, maka penulis dapat mengambil beberapa
kesimpulan, diantaranya:

1. Kehidupan di dunia ini hanya bersifat sementara. Manusia lahir kemudian


tumbuh-                                                      berkembang, dan akhirnya meninggal dunia.
Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan.
2. Kehidupan yang kekal adalah kehidupan di akhirat kelak.
3. Kiamat tidak akan datang selama masih ada orang muslim dan orang yang berbuat baik.
4. Bencana kiamat hanya diperuntukkan bagi orang-orang kafir.
5. Orang yang beriman dan yang beramal saleh akan hidup selamanya di surga, sebaliknya
orang-orang kafir dan orang yang beramal buruk akan hidup di neraka untuk selamanya.

B. Saran
Dengan adanya tanda-tanda hari kiamat yang semakin dekat, yang akan menimpa
seluruh manusia di bumi, maka kita sebagai umat muslim sudah selayaknya untuk saling
menjaga islam dan senantiyasa membangun iman kita sekokoh mungkin,  menjahui
laranggan ALLAH SWT, selalu berbuat baik antara sesama umat manusia, serta
membagun kehidupan yang lebih baik agar hari kiamat tidak segera datang dan
menghukum kita.

10
DAFTAR PUSTAKA
https://irfandiamhsin.wordpress.com/

http://masimronashari.blogspot.co.id/

11

Anda mungkin juga menyukai