Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga Makalah Iman Kepada Hari Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan
salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada
kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran. Kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah Iman Kepada Hari Akhir ini. Dan
kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu
dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Iman Kepada Hari Akhir ini sehingga
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena
kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai
manusia. Semoga Makalah Iman Kepada Hari Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perlukah bukti tentang adanya hari akhir? Kehidupan sesudah mati pasti adanya. Bukankah makhluk
yang termulia adalah makhluk yang berjiwa? Bukankah yang termulia di antara mereka adalah yang memiliki
kehendak dan kebebasan memilih? Kemudian yang termulia dari kelompok ini adalah yang mampu melihat
jauh ke depan, serta mempertimbangkan dampak kehendak dan pilihan-pilihannya. Demikian logika kita
berkata. Dari sini pula jiwa manusia memulai pertanyaan-pertanyaan baru. Sudahkah manusia melihat dan
merasakan akibat perbuatan-perbuatan mereka yang didasarkan oleh kehendak dan pilihan mereka itu?
Sudahkah yang berbuat baik memetik buah perbuatannya? Sudahkah yang berbuat jahat menerima nista
kejahatannya? Jelas tidak, atau belum, bahkan alangkah banyak manusia-manusia baik yang teraniaya, dan
sementara banyak pula orang-orang jahat yang menikmati gemerlap dunia.
Karena itu, demi tegaknya keadilan, harus ada satu kehidupan baru ketika semua pihak akan
memperoleh secara adil dan sempurna hasil-hasil perbuatan yang didasarkan atas pilihan masing-masing. Itu
sebabnya al-Qur’an menamai hidup di akhirat sebagai al-hayat yang berarti “hidup yang sempurna” dan
kematian dinamainya wafat yang arti harfiahnya adalah “kesempurnaan.” Banyak ayat al-Qur’an yang
menjelaskan hakikat di atas, antara lain surat Taha ayat 15 “Sesungguhnya saat (hari kiamat) akan datang.
Aku dengan sengaja merahasiakan (waktu)-nya. Agar setiap jiwa diberi balasan (dan ganjaran) sesuai hasil
usahanya”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah
tentang Iman Kepada Hari Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian iman kepada hari akhir?
2. Bagaimana hari akhir menurut ilmu pengetahuan?
3. Apa hakikat beriman kepada hari akhir?
4. Apa saja tanda-tanda hari akhir?
5. Apa saja nama-nama hari akhir?
6. Bagaimana peristiwa setelah hari kiamat?
7. Bagaimana tahapan-tahapan periode hari akhir?
8. Apa hikmah beriman kepada hari akhir?
9. Bagaimana perilaku yang mencerminkan iman kepada hari akhir?
BAB II
PEMBAHASAN
Hari akhir menurut bahasa artinya hari penghabisan dan juga disebut hari pembalasan. Sedangkan
menurut istilah, hari akhir adalah hari mulai hancurnya alam semesta berikut isinya dan berakhirnya
kehidupan semua makhluk Allah Swt. Hari akhir juga disebut hari kiamat, yaitu hari penegakan hukum Allah
Swt. yang seadil-adilnya. Iman kepada hari akhir berarti mempercayai dengan sepenuh hati, bahwa suatu saat
dunia beserta isinya akan berakhir atau hancur serta manusia akan dibangkitkan dari kubur menuju akhirat
untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Keyakinan tersebut diwujudkan dalam
perbuatan atau tingkah laku. Iman kepada hari akhir merupakan salah satu rukun iman. Selain itu, iman
kepada hari akhir termasuk sendi-sendi keimanan yang sangat mendasar dalam akidah Islam. Seseorang yang
tidak mempercayai hari akhir tidak termasuk orang yang beriman. Oleh karena itu, jika mengaku sebagai
orang beriman, kita harus beriman kepada Allah, malaikat Allah, kitab Allah, rasul Allah, dan qada serta
qadar Allah.
Segala sesuatu yang ada di dunia ini ada permulaan dan ada akhir. Beberapa waktu yang lalu kita
bertemu dan berkumpul dengan teman-teman sekelas, tetapi suatu saat pasti akan berpisah. Saat ini kita selalu
bersama ibu atau bapak dan suatu saat, cepat atau lambat akan berpisah dengan mereka. Begitu juga
kehidupan di dunia ini, ada awal dan ada akhir. Kita tidak akan selamanya hidup di dunia. Suatu saat kita
akan meninggalkan dunia dan seluruh isinya. Hidup di dunia hanya sementara bukan selamanya. Hidup di
dunia bagaikan seseorang yang naik kendaraan. Ada permulaan dan ada tujuan akhir. Agar selamat dalam
perjalanan, kita harus mematuhi aturan-aturan yang ada. Al-Qur’an merupakan pedoman bagi manusia dalam
menjalani kehidupan di dunia. Rambu-rambu yang ada dalam Al-Qur’an harus ditaati jika seseorang ingin
hidup bahagia di dunia dan akhirat
Selama hidup di dunia manusia harus mencari bekal sebanyak-banyaknya agar tidak menyesal ketika
sampai di tempat tujuan. Banyak orang yang merugi karena mengira dunia adalah tujuan akhir sehingga
mereka mengira kesuksesan di dunia adalah segalanya. Mereka mengejar kehidupan di dunia dan
melupakan bahwa ada kehidupan setelah kehidupan di dunia. Kesalahan mengira bahwa dunia adalah tujuan
akhir juga dialami oleh umat terdahulu. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Swt. yang
berbunyi seperti berikut.
Bumi terjadi dari gas yang berputar (chaos catastrope). Setelah diam gas itu menjadi dingin, maka gas
yang berat mengendap ke bawah, yang ringan berada di atas. Melalui proses evolusi yang lama sekali, gas
bagian luar mengeras menjadi batu, kerikil, pasir, dan sebagainya, sedangkan bagian tengah masih panas. Zat
panas bercampur lava, lahar, batu, dan pasir panas. Bumi beredar karena adanya daya tarik matahari terhadap
bumi berkurang. Akibatnya bumi akan bergeser dari matahari sehingga putaran bumi semakin cepat dan akan
mengalami nasib seperti meteor (menyala atau hancur).
Artinya: “Dan mereka yang beriman kepada (al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad)
dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat”. (Q.S. al-
Baqarah: 4)
Kemudian dalam percakapan Rasulullah dengan malaikat Jibril yang panjang tentang iman, Islam, dan
ihsan, beliau bersabda (ketika ditanya tentang iman): “Beliau menjawab: ‘Kamu beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik dan buruk.” (H.R.
Muslim).
Dalam ayat di atas ditegaskan bahwa meyakini adanya Hari Akhir merupakan salah satu ciri orang
beriman. Sedangkan dalam penggalan hadis di atas, Rasulullah saw. menyebut Hari Akhir sebagai salah satu
perkara yang wajib diyakini, yang kemudian disebut rukun iman. Iman kepada Hari Akhir berarti percaya
dengan penuh keyakinan bahwa kehidupan yang kekal hanyalah di akhirat.
1. Rusaknya Kakbah.
2. Matahari terbit dari barat.
3. Keluarnya Imam Mahdi.
4. Munculnya binatang ajaib yang bisa berbicara.
5. Keluarnya bangsa Yakjuj dan Makjuj.
Setelah kehidupan di dunia ini ada kehidupan lagi, yaitu kehidupan akhirat. Kehidupan akhirat dimulai
setelah terjadinya hari kiamat. Pada hari kiamat seluruh makhluk ciptaan Allah Swt. mati. Allah Swt., Zat
Yang Maha Kekal tetap abadi selama-lamanya meskipun seluruh makhluk hancur binasa. Setelah Malaikat
Israfil meniup nafiri atas perintah Allah Swt. dibangkitkannya nyawa seluruh manusia yang telah terkubur
bermiliar tahun yang lalu. Keadaan manusia setelah dibangkitkan berbeda-beda antara satu dengan lainnya.
Ada yang dibangkitkan dengan wajah berseri-seri dan ada yang dibangkitkan dengan wajah bermuram
durja. Keadaan ini sesuai dengan amal perbuatannya selama hidup di dunia. Jika amal perbuatan di dunia
adalah amal kebajikan, mereka akan dibangkitkan dengan wajah berseri. Mereka yang ketika hidup di dunia
hanya berbuat maksiat dan menumpuk dosa, akan dibangkitkan dengan wajah bermuram durja.
A.Kesimpulan
Hari Akhir adalah hari kiamat yang diawali dengan pemusnahan alam semesta. Semua manusia, sejak
jaman dari Nabi Adam a.s sampai terjadinya hari akhir akan dibangkitkan untuk mendapatkan balasan semua
amal perbuatan mereka. Iman kepada Hari Akhir adalah percaya dengan penuh keyakinan adanya hidup yang
kekal abadi di akhir kelak. Setelah alam semesta hancur secara total dan kehidupan semua makhluk Allah
berakhir, maka mulailah manusia menjalankan tahapan kehidupan baru dan proses menuju alam baqa’. Iman
kepada hari akhir berarti mempercayai dengan sepenuh hati, bahwa suatu saat dunia beserta isinya akan
berakhir atau hancur serta manusia akan dibangkitkan dari kubur menuju akhirat untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Keyakinan tersebut diwujudkan dalam
perbuatan atau tingkah laku.
Tanda-tanda datangnya hari kiamat terdiri atas tanda-tanda kecil dan tanda-tanda besar. Tahapan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Yaumul Ba’ats, Yaumul Hasyr, Buku Catatan, Yaumul Hisab,
Mizan, Shirat, Yaumul Jaza’, balasan amal baik surga dan balasan amal buruk neraka. Beriman kepada hari
akhir akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yaitu merasa bahwa hidup di dunia ini hanya bersifat
sementara saja, cepat atau lambat semua manusia pasti akan kembali kepada Allah Swt. dan semua perbuatan
mereka selama hidup di dunia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt., sehingga hidup yang
dijalaninya akan ditempuh dengan penuh kehati-hatian, sikap dan perilaku yang sesuai dengan tuntunan
agama. Mengimani hari akhir membuat manusia sadar bahwasanya manusia itu lemah dan kerdil di hadapan
Allah Swt. Kesadaran ini diharapkan dapat menghilangkan sikap takabur, sombong, egois, dengki, dan
penyakit hati lainnya.
B. Saran
Setelah mempelajari dan memahami materi tentang iman kepada hari akhir, mari kita biasakan hal-hal
berikut dalam kehidupan sehari-hari.
1. Beriman bahwa suatu saat dunia ini akan hancur binasa.
2. Memperbanyak amal saleh dan kebajikan lainnya untuk bekal kehidupan akhirat.
3. Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Swt.
4. Menjauhi perbuatan maksiat dan larangan Allah Swt.
5. Bersikap rendah hati dan tidak silau atas gemerlap dunia.