Anda di halaman 1dari 10

Hadist kiamat

Makalah Tentang
Al-hadist

Dosen pengampu:
Nursyamsu,m.ud

Disusun oleh:
1.Irawan hamdi
2.Inka apriatmi
3.M.bondan stiawan

UIN MATARAM
Kata Pengantar
Puji syukur kehadiran Allah SWT yg memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Hadist Kiamat” tepat waktu.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas dari dosen
pada bidang mata kuliah AL-HADIST. Selain itu juga, tujuan makalah ini disususun agar
dapat menambah wawasan tentang Hadist Kiamat bagi kami penyusun ataupun
pembacanya.kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
Al- Hadist karena telah memberi tugas kepada kami sehingga dapat menambah wawasan
kami.
Kami juga mengucapkan terima kaih kepada semua pihak yang telah meluangkan
waktunya untuk membantu kami bisa menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari makalah yang kami susun ini masih banyak kesalahan atau
kekurangan. Jadi, kami akan menunggu saran dan kritik pembaca.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………
DAFTAR ISI………………………………..

BAB I PENDAHULUAN…………………………
A.Latar Belakang…………………….
B.Rumusan Masalah…………………
C.Tujuan Pembahasan………………

BAB II PEBAHASAN………………………..
A. Pengertian Hari Akhir…………….
B. Ayat-Ayat Tentang Hari Akhir…….
C. Hadist-Hadist Hari Akhir………….
D.Pengertian Surga Dan Neraka……

BAB III PENUTUP…………………………….


A. Kesimpulan………………………..
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hari kiamat adalah hari dimana seluruh alam semesta beserta isinya
hancur. Hari kiamat (‫ )ال ق يامة ي وم‬dipakai untuk mengistilahkan kehidupan
setelah kematian. Mereka-mereka yang beragama meyakini kehidupan akhirat
sebagai tempat di mana segala perbuatan seseorang di dalam kehidupan dunia
ini akan dibalas. Namun tidak sedikit juga orang yang meragukan akan adanya
kehidupan akhirat (kehidupan setelah kematian). Mereka-mereka yang meyakini
pasti akan mengatakan : meyakini hari kiamat sangat mudah, sama halnya
meyakini adanya hari esok setelah hari ini, nanti setelah sekarang, memetik
setelah menanam. Dengan meyakini adanya kehidupan akhirat setelah
kehidupan di dunia, seseorang akan menjaga dari perbuatan sesuka hatinya,
karena ia yakin segala perbuatan dalam kehidupannya sekarang akan dituainya
di kemudian hari, yaitu alam sesudah kematian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hari akhir (konteks Islam) ?
2. Apa ayat-ayat tentang hari akhir beserta tafsirnya?
3. Apa saja hadist-hadist kiamat?
4. Apakah pengertian Surga dan Neraka?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian hari akhir (konteks Islam)


Salah satu rukun Iman adalah Iman kepada hari akhir (yaumul qiyamah), yaitu percaya akan
datangnya ujung dari kehidupan di dunia. Dalam al-qur‟an hari akhir dinamakan al-qari‟ah,
terdapat pada QS. Al-Haqqah : 4 dan QS. Al-Qari‟ah : 1, 2, dan 3.
Firman Allah “Tahukah kamu, apakah hari kiamat itu ?” (QS. Al-Qari‟ah : 3). Menurut Ar-
Razi, ayat tersebut mununjukan bahwa manusia tidak tahu sama sekali tentang hari kiamat,
manusia hanya memahami bahwa hal tersebut merupakan peristiwa yang luar biasa.
Hari akhir atau kiamat (qiyamat/qiyamah) juga dijelaskan dengan pengertian, hari kiamat
adalah hari dihancurkannya secara total kehidupan manusia di dunia dengan ditiupkannya
sangkakala pertama oleh malaikat Israfil (dalam masa tersebut tiada lagi kehidupan).
Kemudian ditiupkan kembali sangkakala untuk kali kedua yaitu untuk menghidupkan umat
manusia sejak Nabi Adam as. hingga umat terakhir, untuk menerima pengadilan Allah.
Hari akhir sering pula disebut sebagai hari kiamat, yaitu hari pembalasan yang hakiki
terhadap semua makhluk hidup di dunia yang fana ini.

B. Ayat-Ayat Tentang Hari Akhir


Ayat-ayat tentang Hari Kiamat diantaranya yaitu :
1. Q. S Al-Qiamah Ayat 1-20
> Tafsir Ayat
Dalam ayat Pertama Allah bersumpah dengan Hari Kiamat. Maksudnya ialah Allah
menyatakan dengan tegas bahwa Hari Kiamat itu pasti datang. Karena itu hendaklah manusia
bersiap-siap menghadapinya dengan beriman dan mengerjakan amal saleh, karena hari
kiamat merupakan hari pembalasan amal.
Dalam ayat kedua Allah bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).
Nafsul Lawwamah ialah jiwa yang amat menyesali dirinya terhadap sikap dan tingkah
lakunya pada masa lalu yang tidak sempat lagi diisi dengan perbuatan baik. Nafsul
Lawwamah juga berarti jiwa yang menyesali dirinya karena berbuat kejahatan, kenapa masih
saja tak sanggup dihentikan? Dan pada kebaikan yang disadari manfaatnya kenapa tidak
diperbanyak atau dilipat gandakan saja? Begitu Nafsul Lawwamah berkata dan menyesali
dirinya sendiri.
Perasaan menyesal itu senantiasa ada walaupun dia berusaha keras sehabis upaya
untuk mengerjakan amal saleh. Padahal semuanya pasti akan diperhitungkan kelak. Nafsul
Lawwamah juga berarti jiwa yang tak bisa dikendalikan pada waktu senang maupun susah.
Waktu senang bersikap boros dan royal, sedang di masa susah menyesali nasibnya dan
menjauhi agama.
Nafsul Lawwamah sebenarnya adalah jiwa seorang mukmin yang belum mencapai
tingkat yang lebih sempurna. Sebab nafsu ini sering juga disebut Nafsu Syarifah (nafsu yang
mulia) yang sebenarnya tidak senang dengan jiwa yang suka memperturutkan perbuatan
mendurhakai Allah. Benteng utama dari jiwa seperti ini tetap saja menyesal karena telah
melewati hidup di atas dunia dengan kebaikan yang tidak sempurna.
Dalam ayat-ayat 7-9 Allah menerangkan beberapa tanda kedatangan Hari Kiamat itu dalam
tiga hal, yakni:
1). Apabila mata terbelalak (karena ketakutan). Pada waktu itu tidak sanggup mata
menyaksikan sesuatu hal yang sangat dahsyat. Dalam ayat lain tercantum makna yang sama,
yakni Artinya: Mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mengangkat
kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong. (Q.S. Ibrahim:
43).
2). Dan apabila bulan telah hilang cahayanya. Hilangnya cahaya bulan selama-lamanya,
bukan seperti keadaan waktu gerhana bulan yang hanya berlangsung sebentar saja.
3). Dan matahari dan bulan dikumpulkan. Artinya matahari dan bulan saling bertemu, sudah
kacau-balau. Keduanya terbit dan terbenam pada tempat yang sama, menyebabkan gelapnya
suasana alam semesta ini. Padahal keadaan begitu tidak pernah terjadi.
Jelasnya bahwa di antara peristiwa itu terjadi saat itulah manusia yang kafir menyadari betapa
janji Allah menjadi kenyataan. Semua orang berusaha hendak menyelamatkan diri.
2. Q. S Al-„Ala ayat 16-17
>Tafsir
Allah Ta‟ala berfirman, “tetapi kamu memilih kehidupan duniawi.” Yaitu, kamu lebih
mementingkan kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat dan kamu tampakkan sikap kamu
itu dalam merangkul semua yang dapat memberikan manfaaat dan kemaslahatan di dunia ini
saja. “Sedang kehidupan akhirat itu adalah lebih baik dan lebih kekal,” yaitu pahala Allah di
akhirat itu lebih baik daripada dunia, dan lebih kekal karena dunia itu akan hilang, sedangkan
akhirat itu akan kekal abadi.
3. Q. S Al-Anbiya Ayat 01
>Tafsir
Dalam ayat ini Allah SWT. menjelaskan bahwa hari berhisab untuk manusia sudah
dekat. Pada hari berhisab itu kelak akan diperhitungkan semua perbuatan yang telah mereka
lakukan selagi mereka hidup di dunia. Selain itu, juga akan diperhitungkan semua nikmat
yang telah dilimpahkan Allah kepada mereka, baik nikmat berupa diri mereka sendiri, akal
pikiran, makanan dan minuman, serta anak keturunan dan harta benda. Mereka akan ditanya,
apakah yang mereka perbuat dengan nikmat itu semuanya? Apakah karunia Allah tersebut
mereka gunakan untuk berbuat kebaikan dalam rangka taat kepada-Nya ataukah semuanya itu
digunakan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang membuktikan keingkaran dan
kedurhakaan mereka kepada-Nya? Allah SWT. menegaskan bahwa manusia sesungguhnya
lalai terhadap apa yang akan diperbuat Allah kelak terhadap mereka di hari kiamat. Kelalaian
itulah yang menyebabkan mereka tidak mau berpikir mengenai hari-hari kiamat itu sehingga
mereka tidak mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk memperoleh keselamatan diri mereka
dari azab Allah.

C. Hadist- Hadist Kiamat


Dari Abu Hurairah radhiyallahu‟anhu, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam
bersabda, “Allah tabaraka wa ta‟ala menggenggam bumi pada hari kiamat, Allah melipat
langit dengan tangan kanan-Nya, kemudian Allah berkata; „Aku lah Sang Raja, manakah para
raja yang dahulu berkuasa di bumi?‟.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu‟anhu, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam
bersabda, “Allah tabaraka wa ta‟ala berkata kepada penghuni neraka yang paling ringan
azabnya, „Apakah seandainya kamu memiliki dunia seisinya, maukah kamu menebus siksa
ini dengan itu semua?‟ Dia menjawab, „Iya, mau.‟ Allah pun berkata, „Sungguh dahulu Aku
telah menghendaki darimu sesuatu yang lebih mudah daripada itu yaitu ketika kamu berada
di tulang sulbi Adam; „Hendaklah kamu tidak mempersekutukan Aku‟, dan Aku tidak akan
memasukkan kamu ke neraka, akan tetapi kamu enggan melainkan berbuat syirik.‟.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Dari Anas bin Malik radhiyalllahu‟anhu, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam
bersabda, “Surga dikelilingi dengan hal-hal yang tidak disenangi -nafsu- dan neraka
dikelilingi oleh hal-hal yang disenangi oleh nafsu.” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu‟anhu, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam
bersabda, “Barangsiapa yang masuk ke dalam surga maka dia akan merasa senang dan
nikmat, dan dia tidak akan kesusahan. Tidak akan usang pakaiannya, dan tidak akan habis
masa mudanya.” (HR. Muslim)
Dari Jabir radhiyallahu‟anhu, beliau berkata : Aku mendengar Nabi shallallahu „alaihi
wa sallam bersabda tiga hari sebelum wafatnya, “Janganlah sekali-kali salah seorang dari
kalian meninggal kecuali dalam keadaan bersangka baik kepada Allah.” (HR. Muslim)
Dari Abdullah bin Mas‟ud radhiyallahu‟anhu, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam
bersabda, “Tidaklah tegak hari kiamat kecuali pada sejelek-jelek manusia.” (HR. Muslim)
Dari Ibnu „Umar radhiyallahu‟anhuma, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam
bersabda, “Sesungguhnya kezaliman itu akan berubah menjadi kegelapan-kegelapan pada
hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu‟anhu, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam
bersabda, “Ada seorang lelaki yang lewat di dekat sebuah ranting pohon yang jatuh
menghalangi jalan, lalu dia berkata, „Demi Allah, sungguh aku akan menyingkirkan ranting
ini agar tidak mengganggu/menyakiti kaum muslimin.‟ Dengan sebab itulah dia pun
dimasukkan ke dalam surga.” (HR. Muslim)
Dari Abdullah bin Mas‟ud dan Abu Musa radhiyallahu‟anhuma, Rasulullah
shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya pada saat dekat hendak terjadi kiamat
akan ada hari-hari dimana ketika itu kebodohan merata, ilmu diangkat, dan banyak terjadi al-
harj.” Yang dimaksud al-harj adalah pembunuhan (HR. Bukhari dan Muslim)
Semoga hadits-hadits di atas bisa menambah iman kita kepada hari akhirat dan
menumbuhkan semangat dalam beramal salih dan terus bertaubat.
D. Pengertian Surga dan Neraka
1. Surga
Surga (jannah) adalah tempat yang penuh keindahan, kenikmatan, kebahagiaan dan
kemuliaan yang disediakan bagi orang orang yang bertaqwa. Penggunaan al Jannah berarti
surga masih bersifat ghaib, karena indra jasmani belum pernah melihat keadaannya. Surga,
tempat yang Allah janjikan bagi hambaNya yang bertaqwa adalah tempat yang belum pernah
dilihat oleh mata, belum pula didengar oleh telinga dan belum pernah terbetik dalam hati
manusia. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW dalam Hadits Qudsi :
‫ا‬ ‫ ال‬: ‫ما ل ا يال ال ي‬ ‫ي‬
Artinya : Allah SWT Berfirman:”Aku menyiapkan bagi hamba hambaKu yang shaleh sesuatu
(surga) yang tidak (belum) dapat dilihat oleh mata, tiada (belum) dapat didengar oleh telinga
dan tidak (belum) terbetik (terlintas di hati manusia.”(HR. Muslim)
Allah memberikan gambaran yang sempurna tentang SurgaNya. Gambaran keindahan surga,
kenikmatannya dan para penghuninya telah Allah kabarkan dalam kitabNya agar manusia
termotivasi untuk meraihnya.
> Aroma Surga
Surga memiliki aroma harum yang memikat jiwa yang mencium baunya, dan
keharuman yang telah tercium dari jarak yang sangat jauh sejauh perjalanan tujuh puluh
tahun. Sebagaimana sabda Rasulullah yang artinya : “Sesungguhnya aroma surga didapatkan
(tercium) dari jarak tujuh puluh musim (tahun). (HR. At Tirmidzi).
Luasnya Surga, seluas langit dan bumi, yang Allah sediakan bagi orang orang yang bertaqwa.
Allah berfirman dalam QS. Ali Imran:133 yang artinya : Dan bersegeralah kamu kepada
ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.
> Bangunan Surga
Ibnu Abiddunya meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW Bersabda yang artinya :
“Allah menciptakan surga Adn dengan tanganNya, terdiri dari batu intan putih, batu yaqut
merah dan batu zamrut hijau, tanah litanya adalah misik, rumputnya za‟farran kerikilnya
mutiara dan debunya adalah anbar. Setelah itu Allah berfirman kepada surga
Adn:”berkatalah”, maka ia berkata”Sungguh telah beruntung orang orang yang beriman.(HR.
Ibn Abi Dunya dan At Thibrani)
> Nama Nama dan Tingkatan Surga
a) Jannatul Firdaus (tempat yang indah)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah
surga Firdaus menjadi tempat tinggal,(QS. Al Kahfi(18):107).
b) Jannatul Na‟im (tempat penuh kenikmatan)
Dan sekiranya Ahli Kitab beriman dan bertakwa, tentulah Kami tutup (hapus)
kesalahan-kesalahan mereka dan tentulah Kami masukkan mereka ke dalam surga yang
penuh kenikmatan.(QS. Al Maidah(5) :65)
c) Darus Salam (tempat penuh kedamaian)
Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Tuhannya dan Dialah
Pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka kerjakan (QS. Al An‟am
(6):127).
d) Darul maqamah (tempat penuh ketenangan)
Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; di
dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu".(QS. Al Faatir (35):35)
e) Jannatul And/ Khulud (tempat yang kekal abadi)
Katakanlah: "Apa (azab) yang demikian itukah yang baik, atau surga yang
kekal yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa?" Dia menjadi balasan dan
tempat kembali bagi mereka?"(QS. Al Furqon(25):15).
f) Jannatul Ma‟wa (tempat kembali)
Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, maka bagi
mereka surga-surga tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang telah mereka
kerjakan. (QS. As Sajdah (32):19).
> Neraka
Neraka dalam bahasa Arab disebut an Naar artinya api atau api yang menyala nyala.
Secara terminologis neraka adalah tempat yang disediakan oleh Allah SWT untuk menyiksa
iblis, setan, jin dan manusia yang membangkang terhadap ketentuan ketentuan sebagai
bentuk pembalasan yang setimpal.
Dalam Al Qur‟an neraka juga sering disebut Bi‟sal Masir dan Bi‟sal Mihad yang
artinya seburuk buruk tempat kembali. Siksa neraka dalm Al Qur‟an dan Hadits digambarkan
sebagai tempat yang amat pedih, diantaranya :
a. Penghuni neraka akan disiksa dengan siksaan yang sangat pedih, mereka akan dihembus
angin yang sangat panas dan disiram dengan air panas mendidih serta dalam naungan asap
yang hitam kelam (QS. Al Waqi‟ah ayat 42-43).
b. Setiap kali kulit hangus akan diganti dengan kulit yang baru (QS. An Nisa ayat 56)
c. Azab yang paling ringan dineraka adalah sandal yang terbuat dari api, apabila dipakai akan
melumerkan kepalanya. (HR. Bukhari, Muslim, At Tirmidzi)
Macam Macam Neraka
a. Jahannam (tempat yang teramat dalam)
Dan apabila dikatakan kepadanya:"Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah
kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka
Jahanam. Dan sungguh neraka Jahanam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.(QS. Al
Baqarah(2):206).
b. Wail(kecelakaan yang besar)
c. Sa‟ir(api yang menyala nyala)
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara lalim, sebenarnya
mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang
menyala-nyala (neraka).(QS. An Nisa(4):10)
d. Saqar (panas yang menghanguskan)
(Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka. (Dikatakan kepada
mereka): "Rasakanlah sentuhan api neraka".(QS. Al Qomar (54): 48)
e. Huthamah(api yang besar)
f. Ladza(api yang bergejolak)
Sekali-kali tidak dapat. Sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak(QS. Al
Maarij(70):15)
g. Hawiyah (api yang sangat panas)
Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.(QS. Al Qari‟ah(101):9).
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hari kiamat adalah hari berakhirnya kehidupan seluruh manusia dan makhluk hidup
di dunia ini yang tidak dapat diprediksi kapan akan datangnya karena merupakan rahasia
Allah SWT yang tidak diketahui siapapun. Namun dengan demikian kita masih bisa
mengetahui kapan datangnya hari akhir/kiamat dengan melihat tanda-tanda yang diberikan
oleh Nabi Muhammad saw. Orang yang beriman kepada Allah SWT dan banyak berbuat
kebajikan akan menerima imbalan surga yang penuh kenikmatan, sedangkan bagi orang-
orang kafir akan masuk neraka untuk disiksa.
2. Saran
Sebagai penyusun, kami merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran dari pembaca. Agar kami dapat memperbaiki
makalah yang selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai