Anda di halaman 1dari 13

MANUSIA DAN KEHIDUPAN

Disusuan sebagai salah satu tugas pada mata kuliah AIKA 1

Dosen pengumpun : Bapak.Ahmad Syarif.,MA

Penyusun :
Kelompok 11
Ahmad Habibi 2162201213
Riska Miranti 2162201097
Shavira Ramadhani Putri 2162201146
Wuri Gustia Bahrie 2162201100

Prodi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Tangerang
2021
KATA PENGANTAR

Puji Serta syukur tidak lupa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang berkat anugrah dari
nya kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul Manusia dan Kehidupan ini.
Sholawat serta Salam kita panjakan pada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman pada kita jalan yang sebenar-benarnya berupa ajaran agama islam
yang begitu sempurna dan rahmat bagi alam semesta.
Berbagai nilai yang terdapat dalam islam begitu universal serta mewakili banyak
permasalahan kehidupan. Dan islam ada bertujuan untuk didakwahkan, alasannya karena
tujuan utama dakwah yaitu mengajak kejalan yang benar.
Semakin berkembangnya zaman, berbagai nilai ajaran islam yang universal dan indah itu
sudah mulai ditolak dengan berbagai alasan. Salah satunya yaitu factor psikologis. Di mana
manusia di zaman globalisasi ini sudah semakin sulit untuk menerima yang sulit dikaji oleh
logika.
Maka dari itu, makalah ini kami sampaikan untuk menjawab problematika itu. Kami pun
tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Ahmad Syarif.,M.A yang berperan sebagai
dosen mata kuliah Aika.

Kami menyadari makalah ini tentu belum sempurna, pepatah mengatakan “Taka ada gading
yang tak retak”, oleh karena itu kami memohon maaf apabila banyak kekurangan dalam
makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terutama
menambah wawasan mengenai prinsip dakwah dalam islam.

Kepada seluruh pembaca yang bersedia memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun dalam rangka penyempurnaan makalah ini selanjutnya, kami buka pintu seluas-
luasnya untuk apesiasi tersebut dengan hati yang terbuka dan ucapan terima kasih.

Tangerang, 3 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah SWT. Dengan segala
pemberian-Nya manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang bisa dirasakan oleh
dirinya. Tapi dengan anugerah tersebut kadangkala manusia lupa dengan dzat Allah SWT
yang telah memberikannya. Untuk hal tersebut manusia harus mendapatkan suatu bimbingan
sehingga didalam kehidupannya dapat berbuat sesuai dengan bimbingan Allah SWT. Hidup
yang dibimbing Syariah akan melahirkan kkesadaran untuk berperilaku yang sesuai dengan
tuntutan dan tuntunan Allah dan Rasullnya yang tergambar dalam hukum Allah yang
normatif dan deskriptif (quraniyah dan kauniyah)

Dilain kesempatan kegiatan yang baik dan mendapatkan ilmu serta pahala yaitu
beramal dimana didunia ini kita hidup tidak sendiri ada kehidupan yang lebih sulit dari hidup
kita, karena pada dasarnya Ketika kita meninggal yang dibawa adalah amal dan ibadah bukan
harta atau kedudukan.

Sudah sepantasnya harta yang kita peroleh lebih baik kita sumbangkan kepada fakir
miskin, anak yatim piatu dan kepada orang yang lebih membutuhkan. Bukan hanya beramal,
masih banyak kegiatan ibadah yang setiap hari senantiasa kita jalani sebagai umat manusia
yang beragama islam, karena semakin menipis ilmu pengetahuan tentang agama yang kita
dapatkan. Kami ingin menelusuri tentang implikasi nilai nilai ibadah di dalam kehidupan
sehari hari yang sudah kita rasakan membuat kita semakin membaik atau membuat kita
semakin ragu dengan adanya kegiatan dalam pembuatan makalah ini kami ingin
menyampikan begitu banyak permasalahan dan berbagai manfaat yang sudah kita dapatkan
dari apa yang kita pelajari didalam kehidupan sehari hari saat menjalankan ibadah.
BAB II PEMBAHASAN

A. PERJALANAN HIDUP MANUSIA

Dalam perjalanan hidupnya manusia akan melalui tujuh tahap perjalanan hingga akhirnya
mendapat kemenangan bertemu dengan Allah di surga atau terpuruk dilembah neraka.
Tiap tahap ditempuh dalam waktu yang berbeda mulai dari hitungan beberapa bulan
hingga ribuan tahun. Inilah ketujuh alam yang telah, sedang dan akan dilalui oleh setiap
manusia.

1. Alam ruh
Alam ruh adalah alam yang kita tidak mampu untuk mengetahuinya. Ia tidak bisa
ditemukan dengan panca indra kita, karena ia adalah merupakan alam azali. Mata tak
mampu melihatnya, telingan tak mampu mendengarnya, tangan tak mampu
merabanya, penciuman tak mampu menciumnya. Ia adalah alam dimana kita telah
mengakui bertuhan hanya kepada Allah SWT saja, tidak bertuhan selain Allah. Hal itu
setidaknya yang diilustrasikan oleh firman Allah dalam surat al-Araf 172.

2. Alan Rahim
Alam Rahim ialah alam dimana selama Sembilan bulan kita berada didalamnya,
sebelum akhirnya terlahir ke alam dunia. Alam Rahim adalah alam dimana tumbuh
dan bermula cikal bakal manusia yang akan terlahir ke dunia. Ia adalah alam yang
terletak didalam tubuh manusia.
Disanalah seluruh peroses dan berbagai tahap kejadian kita di sempunakan oleh tuhan
sebagai persiapan untuk lahir kea lam dunia, Disana pula ruh kehidupan di tiupkan
oleh Allah untuk para makhluk nya untuk menjalani hidup dan kehidupan. Hal itulah
setidak nya yang di ilustrasikan oleh firman Allah dalam surat Q,S Sajadah ayat 9,
“Kemudian di bentuk-Nya ( Janin dalam Rahim ) dan di tiupkan ke dalam nya
Sebagian dari ruh nya.”

3. Alam dunia

Alam dunia adalah alam sementara yang menjadi tempat tinggal manusia, Binatang,
Tumbuh-tumbuhan, Atom, Proton, Electron, Alam nuklir, Dan lain sebagainya. Ia di
siapkan untuk kebutuhan atau keperluan umat manusia; mulai dari keperluan yang
sekecil-kecilnya sampai kepada keperluan yang sebesar-besarnya; yang tidak pernah
habis-habisnya di makan dan di pakai oleh anak dan cucu adam sampai akhir masa.

Kehidupan dunia adalah kehidupan yang pertama bagi manusia. Allah menjadikan 2
kali kehidupan dan 2 kali kematian bagi manusia sebagai mana di sebutkan dalam
Q.S. Al Mukmin Ayat 11.

4. Alam kubur (Barzakh)


Jika kematian datang menghampiri seseorang maka putuslah hubungan nya dengan
kehidupan dunia. Hanya amal baik dan buruklah yang abadi menemani sampai ke
alam kubur. Amal baik seperti solat, jakat, sedekah, dan zikir semua itu akan
membawa kebahagiaan dan ketentraman di alam kubur.
Sebliknya amal buruk seperti perbuatan dosa mendurhakai Allah, melakukan
perbuatan yang di larang dan di murkainya, serta meninggalkan amal perbuatan yang
di perintahkan semua itu akan membawa kesengsaraan bagi kaum pendosa dan penuh
kebahagiaan bagi orang beriman. Alam kubur akan berakhir pada kiamat kelak.

‫ت ۚ َكاَّل ۚ ِإنَّهَا َكلِ َمةٌ هُ َو قَاِئلُهَا ۖ َو ِم ْن َو َراِئ ِه ْم بَرْ َز ٌخ‬ َ ‫لَ َعلِّي َأ ْع َم ُل‬
ُ ‫ فِي َما تَ َر ْك‬d‫صالِ ًحا‬
َ ُ‫ِإلَ ٰى يَ ْو ِم يُ ْب َعث‬
‫ون‬

Artinya: Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.
Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di
hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. (QS. Al Mu’minun:
100)

5. Hari Kiamat
Dalam bahasa Arab, kiamat atau yaumul qiyamah merupakan hari pemusnahan semua
kehidupan, yang kemudian akan diikuti oleh kebangkitan dan penghakiman oleh
Tuhan. Beberapa ayat dalam Alquran menyebutkannya sebagai Penghakiman
Terakhir.
Tidak ada satupun makhluk yang tahu hari terjadinya atau meramalkan kapan kiamat
akan terjadi, karena hal tersebut adalah hak prerogatif Allah SWT., sebagaimana
disebutkan dalam surat Al-A’raf ayat 187:
‫َّان ُمرْ َساهَا ۖ قُلْ ِإنَّ َما ِع ْل ُمهَا ِع ْن َد َربِّي ۖ اَل ي َُجلِّيهَا لِ َو ْقتِهَا‬
َ ‫ك َع ِن السَّا َع ِة َأي‬ َ َ‫يَ ْسَألُون‬
‫ك َحفِ ٌّي‬ َ َّ‫ك َكَأن‬ َ َ‫ض ۚ اَل تَْأتِي ُك ْم ِإاَّل بَ ْغتَةً ۗ يَ ْسَألُون‬
ِ ْ‫ت َواَأْلر‬
ِ ‫ت فِي ال َّس َما َوا‬ ْ َ‫ِإاَّل هُ َو ۚ ثَقُل‬
ٰ
ِ َّ‫َع ْنهَا ۖ قُلْ ِإنَّ َما ِع ْل ُمهَا ِع ْن َد هَّللا ِ َولَ ِك َّن َأ ْكثَ َر الن‬
َ ‫اس اَل يَ ْعلَ ُم‬
‫ون‬

Artinya:
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: ‘Bilakah terjadinya?’
Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi
Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia.
Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi.
Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba’.
Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya.
Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui’.

Hadits menyebutkan beberapa peristiwa yang terjadi sebelum hari kiamat, yang di
gambarkan sebagai beberapa tanda kecil dan tanda besar atau yang di sebut kiamat
sugra dan kiamat kubra.
 Kiamat Sugra: Merupakan kiamat yang menghancurkan sebagian alam, maka
dari itu sering disebut sebagai kiamat kecil. Kejadian-kejadian kiamat kecil ini
kerap diabaikan oleh manusia. Selama periode ini pula, korupsi dan kekacauan
politik dunia akan menguasai bumi.
 Kiamat Kubra: Kemudian muncul Masih ad-Dajjal, atau Dajjal (mirip dengan
Antikristus dalam agama Kristen), yang nantinya Nabi Isa (Yesus) akan
muncul, mengalahkan Dajjal dan menetapkan periode damai, membebaskan
dunia dari kekejaman. Peristiwa ini akan diikuti dengan masa ketenangan
ketika orang hidup sesuai dengan nilai-nilai agama

6. Hari Penghisaban (Perhitunga hari amal)


Pada hari berhisab setiap orang di adili, di timbang amal baik dan buruk nya tidak ada
satu perbuatan pun yang luput dari pemeriksaan. Orang yang baik timbangan amal
nya akan menerima raport dari sebelah kanan. Dia akan Kembali kepada teman dan
saudra nya dengan kegembiraan. Sedangkan orang yang buruk timbangan amal nya
akan menerima raport dari belakang, dia mengeluh dan Kembali kepada teman serta
saudra nya dengan berkeluh kesah. Suasana tersebut di lukiskan dalam Q.S Al-
Insyiqqak Ayat 7-12

7. Hari Pembalasan
Setelah menerima raport setiap orang di perintahkan menempuh perjalanan menuju
tempat abadi yang telah di siapkan untuk mereka. Orang yang telah menerima raport
dari sebelah kanan dengan medah dapat melalui lembah neraka yang ganas, dia tidak
merasakan panasnya api neraka sedikitpun. Dia sampai di surga abadi dengan penuh
kegembiraan di sambut oleh penduduk surga dengan pesta meriah, hidup kekal
selamanya di sana.
Namun orang-orang yang menerima raport dari belakang, terpuruk di lembah neraka
dan tidak pernah bisa keluar dari situ untuk selamanya sebagaimana yang di
firmankan Allah dalam Q.S Maryam Ayat 68-72:

‫) ثُ َّم لَنَحْ ُن َأ ْعلَ ُم‬٦٩( ‫ثُ َّم لَنَ ْن ِز َع َّن ِم ْن ُكلِّ ِشي َع ٍة َأيُّهُ ْم َأ َش ُّد َعلَى الرَّحْ َم ِن ِعتِيًّا‬
‫ك َح ْت ًما‬ َ ِّ‫ان َعلَى َرب‬ ِ ‫) َوِإ ْن ِم ْن ُك ْم ِإال َو‬٧٠( ‫صلِيًّا‬
َ ‫ار ُدهَا َك‬ ِ ‫ين هُ ْم َأ ْولَى بِهَا‬ َ ‫بِالَّ ِذ‬
َ ‫ين اتَّقَ ْوا َونَ َذ ُر الظَّالِ ِم‬
)٧٢( ‫ين فِيهَا ِجثِيًّا‬ َ ‫) ثُ َّم نُنَجِّي الَّ ِذ‬٧١( ‫ضيًّا‬
ِ ‫َم ْق‬

Terjemah Surat Maryam Ayat 68-72 :

68. Maka demi Tuhanmu, sungguh, pasti akan Kami kumpulkan mereka[32] bersama
setan, kemudian pasti akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahannam dengan
berlutut[33].
69. Kemudian pasti akan Kami tarik dari setiap golongan siapa di antara mereka yang
sangat durhaka[34] kepada Tuhan Yang Maha Pengasih[35].
70. Selanjutnya, Kami sungguh lebih mengetahui orang yang lebih berhak
dimasukkan ke dalam neraka[36].
71. Dan tidak ada seorang pun di antara kamu[37] yang tidak mendatanginya (neraka)
[38]. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu ketentuan yang sudah ditetapkan.
72. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan
membiarkan orang-orang yang zalim[39] di dalam (neraka) dalam keadaan berlutut.
Kehidupan manusia di dunia adalah kehidupan yang akan menentukan kehidupan dia
selanjutnya di alam lain.

B. Orientasi hidup manusia


Manusia sebagai khalifatullah menempati dua posisi ganda (double
position) diruang publik (public sphere) yang sangat luas. Di satu sisi
merupakan agen pencerahan, namun pada saat bersamaan manusia justru
menjadi agen kerusakan (al-fasid).

Ada 2 hal yang harus diperhatikan oleh setiap orang dalam menyikapi orientasi
hidup, yaitu:
1. Orientasi Hidup yang salah
Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an QS. Al-Baqarah ayat 200,
bahwa ada di antara manusia yang orientasi hidupnya didunia hanya mengejar
kenikmatan duniawi, sehingga ia lupa bahkan tidak pernah memikirkan nasib
hidupnya di akhirat kelak.

Hal ini sesuai dengan firman Allah QS. Al-Baqarah ; 200 sebagai berikut:

ٍ ‫اس َم ْن يَّقُ ْو ُل َربَّنَٓا ٰاتِنَا فِى ال ُّد ْنيَا َو َما لَهٗ فِى ااْل ٰ ِخ َر ِة ِم ْن َخاَل‬
‫ق‬ ِ َّ‫فَ ِم َن الن‬

Potongan ayat ini menjelaskan bahwa ada sebagian di antara manusia yang
berdo’a kepada Allah “ya Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di dunia”.
Maksudnya seseorang yang memohon kepada Allah apa yang diharapkan
didunia ini untuk menyenangkan hatinya, namun di sisi lain si pemohon (orang
yang berdo’a) tidak bermohon untuk kehidupan di dunia yang khasanah, dan
juga tidak berdo’a sesuatu apapun yang menyangkut akhirat. Oleh karena itu,
Allah mungkin akan mengabulkan permohonan mereka, tetapi tidak ada
baginya sedikitpun bagian yang menyenangkan di akhirat, karena dia tidak
mengharapkannya apalagi berusaha meraihnya.

Bertolak pada orientasi hidup semacam ini, maka karakteristik yang


dimiliki orang tersebut hanyalah; Obsesi mengejar kenikmatan dunia,
Bertambahnya ambisi untuk memperbanyak kesenangan hidup diduniawi,
merasa senang atas apa yang diperoleh dari kesenangan duniawi, merasa berat
untuk berjuang dijalan Allah, dan memandang kehidupan didunia sebagai
satusatunya kehidupan dan dunia segala-galanya.

2. Orientasi Hidup yang Benar


Allah tidak menghendaki kehidupan manusia yang memberatkan, justru
sebaliknya yang dikehendaki Allah adalah kehidupan yang mudah.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ; 256:
‫هّٰلل‬
ِ ‫ت َويُْؤ ِم ۢ ْن بِا‬ ِ ‫ٓاَل اِ ْك َراهَ فِى ال ِّدي ۗ ِْن قَ ْد تَّبَي ََّن الرُّ ْش ُد ِم َن ْال َغ ِّي ۚ فَ َم ْن يَّ ْكفُرْ بِالطَّا ُغ ْو‬
‫صا َم لَهَا ۗ َوهّٰللا ُ َس ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم‬
َ ِ‫ك بِ ْالعُرْ َو ِة ْال ُو ْث ٰقى اَل ا ْنف‬
َ ‫فَقَ ِد ا ْستَ ْم َس‬

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (islam); Sesungguhnya telah


jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu Barangsiapa yang
ingkar kepada Thaghut (syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah) dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul
tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha mendengar lagi
Maha mengetahui”

Adapun jaminan Allah yang diberikan kepada orang-orang yang


mengikuti jalan yang benar maka ia akan dipermudah ketika menghadapi
kesulitan, urusannya dijadikan mudah oleh Allah, dihapus kesalahannya,
disediakan surga yang luas seluas langut dan bumi, Allah senantiasa bersama
orang-orang yang taqwa, akan mendapat berkah dari langit dan dari bumi,
hidupnya tidak akan merasa takut dan sedih, hidupnya tidak akan celaka dan
tersesat, Allah akan menjadikan hidupnya di dunia dengan kebaikan dan
memberinya pahalayang besar di akhirat.

Tipilogi Manusia
Secara umum, banyak cabang ilmu yang membahas tentang manusia ada yang
memandang manusia dari segi fisik (antrpologi fisik), ada yang memandang manusia
dari segi budaya (antropologi budaya), ada yang memandang dari segi “ada” nya atau
dari segi “hakikat” nya (antropologi filsafat) dan ada pula yang memahami hakikat
manusia dari sudut pandang agama yang bersumber dari al-quran dan hadist. Tipologi
Manusia yang secara umum dapat di klarifikasikan menjadi 4 hal :
1. Manusia dalam pandangan antopologi fisika dan budaya
 Manusia adalah homo sapiens, artinya makhluk yang mempunyai budi
 Manusia adalah animal rational, artinya binatang yang berpikir
 Manusia adalah homo laquen, artinya makhluk yang pandai menciptakan
Bahasa dan menjelmakan pikiran manusia
 Manusia adalah homo faber, artinya makhluk yang terampil
2. Manusia dilihat dari segi antropologi filsafat (sudut pandang jasmani dan rohani)
Setidaknya ada 4 aliran jika kita mengkaji manusia dari sudut pandang filsafat
(aspek jasmani dan rohani) yaitu :
 Aliran serba zat
 Alliran serba ruh
 Aliran dualisme
 Aliran eksistesialisme
3. Manusia menurut sudut pandang antropologi dan metafisika
Dari segi antropologi ada 3 sudut pandang hakikat manusia yaitu :
 Manusia sebagai Makhluk Individual (Individual Being)
 Manusia sebagai Makhluk Sosial (Social Being)
 Manusia sebagai Makhluk Susila (Moral Being)
4. Manusia dalam pandangan islam
Dalam Al-Quran ada beberapa istilah untuk menyebut manusia, yaitu basyar (35
kali dalam bentuk mufrod dan sekali dalam bentuk mustasna), Al-Ins (18 kali),
Al-Insan (65 kali), An-Nas (240 kali), Bani adam (7 kali), dan Dzuriyah adam (1
kali), masing-masing memiliki makna yang berbeda.

C. Tujuan dan Fungsi Penciptaan Manusia


Ada teori besar yang pernah diperkenalkan oleh Charles Darwin tentang asal muasal
manusia. Teori itu mengatakan bahwa manusia pada awalnya adalah kera yang
kemuadian ber-evolusi melalui perubahan-perubahan mekanis yang pada akhirnya
berubah menjadi manusia sempurna seperti kita.
Teori ini sangat menyinggung kaum agamawan pada waktu itu, dan bahkan sampai
saat ini. Argument pun bermunculan untuk meruntuhkan teori tersebut.
Dalam Al-Qur’an sangat jelas bahwa manusia pada mulanya tidak seperti yang
dikatakan Charles Darwin melalui teorinya. Akan tetapi manusia pertama (Nabi
Adam as) adalah salah satu mahluk Tuhan yang diciptakan dengan sempurna, atau
dalam Bahasa Qur’an dikatakan ahsani taqwiim. Bahwa manusia memiliki kelebuhan
dibandingkan dengan makhluk Allah yang lain, baik itu hewan, jin, maupun malaikat.
Penciptaan manusia dapat dikategorikan dalam 4 cara, yaitu:
1. Diciptakan dari tanah (penciptaan Nabi Adam): Q.S Al-Hijr 15:26
2. Diciptakan dari tulang rusuk (penciptaan hawa): Q.S An-Nisa’ 4:1
3. Diciptakan melalui seorang ibu melalui proses kehamilan tanpa ayah/tanpa proses
biologis (penciptaan Nabi Isa as): Q.S Maryam19:16-22
4. Diciptakan melalui kehamilan dengan adanya ayah secara biologis (penciptaan
manusia selain Adam, Hawa, dan Isa): Q.S Al-Mu’minun 115

Pada hakekatnya Allah menciptakan manusia tujuannya adalah:

1. Untuk beribadah kepadanya


Allah berfirman:

َ ‫ت ْال ِج َّن َوااْل ِ ْن‬


‫س اِاَّل لِيَ ْعبُ ُدوْ ِن‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬

“dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku”, (Q.S Adz-Dzariyat 51:56)
Yaitu aktifitas mendekatkan diri kepada Allah dengan segala cara yang
dibenarkan oleh Syar’i dalam semua aspek kehidupan.
2. Untuk menjadi khalifah di muka bumi
Allah berfirman:
ٰۤ
‫ك ال ِّد َم ۤا ۚ َء َونَحْ نُ نُ َسبِّ ُح‬
ُ ِ‫ض خَ لِ ْيفَةً ۗ قَالُ ْٓوا اَتَجْ َع ُل فِ ْيهَا َم ْن يُّ ْف ِس ُد فِ ْيهَا َويَ ْسف‬ ِ ْ‫ال َربُّكَ لِ ْل َمل ِٕى َك ِة ِانِّ ْي َجا ِع ٌل فِى ااْل َر‬َ َ‫َواِ ْذ ق‬
َ‫ال اِنِّ ْٓي اَ ْعلَ ُم َما اَل تَ ْعلَ ُموْ ن‬ َ َ‫بِ َح ْم ِدكَ َونُقَدِّسُ ل‬
َ َ‫ك ۗ ق‬
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak
menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan
kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman,
“Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S Al-Baqarah 30)
Secara etimologis, khalifah berarti pengganti atau yang mewakili. Manusia adalah
makhluk yang diberi amanah oleh Allah untuk mengelola bumi ini atas nama
Allah.
Allah menginginkan manusia tidak hanya beribadah dalam arti sempit, tetapi juga
beribadah dalam arti seluas-luasnya yang dalam ayat ini disebut sebagai khalifah.
3. Tujuan lain dari penciptaan manusia adalah untuk menyeru kepada sesame dalam
kebaikan dan mencegah perbuatan mungkar (amar ma’ruf dan nahi munkar)
‫هّٰلل‬
َ‫ب لَ َكان‬ ِ ْ‫اس تَْأ ُمرُوْ نَ بِ ْال َم ْعرُو‬
ِ ‫ف َوتَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َوتُْؤ ِمنُوْ نَ بِا ِ ۗ َولَوْ ٰا َمنَ اَ ْه ُل ْال ِك ٰت‬ ِ َّ‫ت لِلن‬ ْ ‫ُك ْنتُ ْم َخ ْي َر اُ َّم ٍة اُ ْخ ِر َج‬
َ‫خَ ْيرًا لَّهُ ْم ۗ ِم ْنهُ ُم ْال ُمْؤ ِمنُوْ نَ َواَ ْكثَ ُرهُ ُم ْال ٰف ِسقُوْ ن‬
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
(karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang
mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu
lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan
mereka adalah orang-orang fasik.” (Q.S Ali Imran:110)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa manusia juga mengemban tugas untuk saling
menyeru kepada kebaikan dan mencegah perbuatan mungkar.

Anda mungkin juga menyukai