Akidah Akhlak
Disusun Oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
2023 M/1444 H
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberi nikmat, rahmat serta
hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Akhlak Kepada Lingkungan Dan Alam dengan tepat waktu. Makalah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah di progam studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah Universitas Ma’arif Lampung pada
semester Dua. Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Nurul Aisyah, M.Pd selaku
dosen pembimbing Mata kuliah Akidah Akhlak dan kepada segenap pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada
banyak kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum. Wr.Wb.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. LatarBelakang...........................................................................................1
B. RumusanMasalah.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................12
A..Kesimpulan................................................................................................13
B..Saran..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................14
iii
BAB 1
PENDAHULUAH
A. LATAR BELAKANG
Sudah menjadi kodrat manusia yang membedakanya dari
makhluk yang lain, bahwa manusia adalah makhluk yang berpikir.
Dengan kemampuan itulah manusia bisa meraih berbagai kemajuan,
kemanfaatan, dan kebaikan. Karena itu, Rasulullah saw. menghendaki
kita, kaum muslimin, untuk punya budaya tafakur yang akan bisa
mengantarkan kita kepada kemajuan, kemanfaatan, kebaikan, ketaatan,
keimanan, dan ketundukan kepada Allah Ta’ala.
Dan salah satu hal yang bisa kita gunakan sebagai media
untuk bertafakkur adalah alam semesta ciptaan Allah. Yaitu dengan
cara menghayati dan memikirkan ciptaan Allah sehingga kita bisa
menemukan hikmah dibalik penciptaan itu semua. Dan tentunya akan
semakin menambah iman kita dan semakin mendekatkan diri kita
kepada Allah
Banyak objek atau materi yang bisa direnungi. Namun
secara umum pada kesempatan kali ini kita akan mengulas ayatullah
almasyhudah atau alam yang biasa juga disebut dengan ayat kauniyah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Mentafakkuri beserta Ayat Dan Hadits?
2. Bagaimana Mentadabbur beserta Ayat Dan Hadits?
3. Bagaimana Mengelola Alam Dengan Baik Dan Bijak?
iv
BAB II
PEMBAHASAN
1
Eko Juhairi Rismawan, “Tafakkur Dalam AL-Qur’an”, Skripsi S-I Ilmu Al-Qur’an dan
Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014, hlm. 1.
v
makhluk lainnya apabila ia mampu menggunakan potensi akalnya
dan menghubungkan dengan hatinya untuk melihat, memahami,
dan selalu ingat akan kebesaran Allah yang terbentang luas di
alam raya ini.
Di alam semesta ini, ada banyak sekali kejadian-kejadian alam
yang menunjukkan kebesaran Allah. Alam semesta tempat tinggal
kita terdiri dari benda-benda material yang tidak terhitung
banyaknya, baik yang bernyawa maupun yang tidak bernyawa,
yang bergerak maupun yang relatif diam, dan energi-energi dalam
bentuk panas, cahaya, listrik dan sebagainya, yang praktis
memberikan kepada kita segala macam kenikmatan material. Saat
kita melihat sejenak ke langit, terutama di malam hari yang cerah,
itu memberikan kepada kita gagasan tentang betapa luasnya ruang
angkasa dan kekuatan-kekuatan yang secara bersama-sama
menopang benda-benda langit. Pergantian siang dan malam
memberikan kita tenggang waktu dalam bentuk jam, hari, bulan,
dan tahun. Alam semesta tidak ada dalam tatanan yang kacau
tetapi diatur oleh hukum-hukum reguler tanpa kebebasan
sedikitpun. Sehingga tidak ada satupun yang berlawanan dengan
hukum. Semua itu adalah bukti konklusif dari adanya hukum-
hukum alam atau sunatullah yang telah dijelaskan dalam Al-
Qur’an surat Al-A’la ayat 3 dan surat Ar-Ra’d ayat 15 yang
berbunyi:
َو اَّلِذ ي َقَّد َر َفَهَد ٰى
vi
“Dan siapapun yang ada di langit dan di bumi bersujud kepada
Allah dengan sukarela ataupun terpaksa. Dan mereka berlindung
pada pagi maupun sore hari”(QS Ar-Ra’d:15)
Kemudian pergantian siang dan malam di bumi, juga telah
dijelaskan dalam Al-Qur’an bahkan jauh sebelum manusia
menemukan bahwa bumi berotasi pada porosnya. Sebagaimana
firman Allah pada surat Az-Zumar ayat 5 yang berbunyi:2
ۖ َخ َلَق الَّسَم اَو اِت َو اَأْلْر َض ِباْلَح ِّقۖ ُيَك ِّو ُر الَّلْيَل َع َلى الَّنَهاِر َو ُيَك ِّو ُر الَّنَهاَر َع َلى الَّلْيِل
َو َس َّخ َر الَّشْمَس َو اْلَقَم َر ۖ ُك ٌّل َيْج ِر ي َأِلَجٍل ُمَس ًّمىۗ َأاَل ُهَو اْلَع ِز يُز اْلَغ َّفاُر
2
Mulyadi Batubara, “Konsep Tafakkur Sufistik Menurut Imam Al-Ghazali”, Skripsi S-I
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2010, hlm. 6.
vii
Sebagaimana firman Allah didalam surat Al-Mukminun ayat 12-
14 yang berbunyi: َ
َو َلَقْد َخ َلْقَنا اِإْل ْنَس اَن ِم ْن ُس اَل َلٍة ِم ْن ِط يٍن ْ ُثَّم َجَع ْلَناُه ُنْطَفًة ِفي َقَر اٍر َم ِكيٍْن ُثَّم َخ َلْقَنا
الُّنْطَفَة َع َلَقًة َفَخ َلْقَنا اْلَع َلَقَة ُم ْض َغ ًة َفَخ َلْقَنا اْلُم ْض َغ َة ِع َظاًم ا َفَك َس ْو َنا اْلِع َظاَم َلْح ًم ا ُثَّم
َأْنَش ْأَناُه َخ ْلًقا آَخ َر ۚ َفَتَباَر َك ُهَّللا َأْح َس ُن اْلَخ اِلِقيَن
viii
ُقْل ِس يُروا ِفي اَأْلْر ِض َفاْنُظُروا َكْيَف َبَد َأ اْلَخ ْلَقۚ ُثَّم ُهَّللا ُيْنِش ُئ الَّنْش َأَة اآْل ِخ َر َةۚ ِإَّن
َهَّللا َعلٰى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد يٌر
3
Dr. Mir Aneesuddin, M.Sc., Fatwa Al-Qur’an Tentang Alam Semesta
(Jakarta:SERAMBI, 2000), hlm. 8-9.
ix
Hal ini bertujuan untuk lebih mengenal ciptaan Sang Pencipta
yaitu Allah SWT. Agar menumbuhkan keyakinan bahwa Allah benar-
benar ada di sekeliling kita. Dialah yang Maha menciptakan maupun
memusnahkan.
x
sebagai manusia akan semakin mengenal dan memahami tentang Sang
Pencipta alam semesta ini. Maka tadabbur alam dapat digunakan
sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Serta
memperbaiki iman keyakinan nya.
Adapun beberapa cara untuk tadabbur alam yang diajarkan
dalam islam, berikut beberapa tips yang InsyaAllah bermanfaat bagi
kalian:
1. Membaca dan memahami Al - Qur'an.
Al - Qur'an mengandung hikmah dari segala peristiwa baik
yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Akan tetapi perlu
pemahaman yang dalam untuk dapat mengaitkannya dengan
fenomena yang terjadi. Dengan mengerti makna, kandungan serta
arti isi dalam Al - Qur'an, manusia akan mampu mentadabburi
alam dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2. Mengenal alam.
Kita pasti pernah berwisata baik ke pantai, gunung ataupun
tempat - tempat indah lainnya. Nah dari penjelajahan tersebut,
tidakkah terbesit dalam benak kita "alam yang indah ini sungguh
luar biasa, apalagi penciptanya". Dengan berfikir demikian maka
kita akan lebih bersyukur terhadap ciptaan Allah SWT di muka
bumi ini.
Dari berbagai ayat yang menjelaskan tentang tadabbur alam,
ada salah satu ayat yang menegaskan maupun menekankan hal ini
dalam QS. Ali Imran(3): 191. Berikut bunyi Firman-Nya:
اَّلِذ ْيَن َيْذ ُك ُرْو َن َهّٰللا ِقَياًم ا َّو ُقُعْو ًدا َّوَع ٰل ى ُج ُنْو ِبِهْم َو َيَتَفَّك ُرْو َن ِفْي َخ ْلِق الَّسٰم ٰو ِت
َو اَاْلْر ِۚض َر َّبَنا َم ا َخ َلْقَت ٰهَذ ا َباِط ۚاًل ُسْبٰح َنَك َفِقَنا َع َذ اَب الَّناِر
xi
tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau,
lindungilah kami dari azab neraka.” (Q.S. Ali 'Imran : 191)
3. Mengambil hikmah dari bencana di alam.
Sebagai muslim, kita harus merenung dan memikirkan hikmah
yang bisa diambil dari musibah tersebut sebagai bentuk tadabbur.
Ketika sudah memahaminya. Maka kita akan mengerti bahwa alam
semesta ini bersifat fana atau rusak. Tidak ada yang kekal abadi di
alam semesta ini termasuk kita manusia. Dengan memahami hal
tersebut, maka intensitas ibadah kita kepada Allah SWT akan
meningkat.
Menurut Quraish Shihab, redaksi ayat di atas sangat singkat,
tetapi ia mengandung makna yang sangat luas, yakni:
a. Rasul atau utusan Allah dalam hal ini Nabi Muhammad SAW.
b. Yang mengutus beliau dalam hal ini Allah.
c. Yang diutus kepada mereka (al-‘alamin)
d. Risalah, yang kesemuanya mengisyaratkan sifat-sifatnya, yakni
rahmat.
C. Mengelola Alam Dengan Baik Dan Bijak
Merusak sumber daya alam dan mencemari lingkungan
dapat dikategorikan sebagai kafir ekologis. Sebab, merusak dan
mencemari lingkungan merupakan penghambat, pengganggu dan
penghalang terwujudnya kehidupan berkualitas. Lebih tegas lagi, dapat
dikatakan bahwa merusak sumber daya alam dan mencemari
lingkungan termasuk salah satu penanda kekufuran seseorang. Karena
merusak dan mencemari lingkungan termasuk salah satu perilaku kufur
Pemanfaatan dan pengelolaan alam dan sumber daya alam
yang bijaksana bagi kepentingan manusia. Konsep konservasi pada
mencakup beberapa sektor, yaitu sektor ilmiah, sektor sosial budaya
dan sektor pengolahannya. Ketiga sektor ini harus saling melengkapi
mengikat satu sama lainnya. Sektor ilmiah melaksanakan kegiatan-
kegiatan penelitian-penelitian dan pengamatan yang bersifat ilmiah,
xii
artinya kegiatan ini bersifat terbuka, terukur, sistematik nalar dan
berkaitan dengan sistematik yang ada. Misalnya penelitian tentang satu
jenis flora dan fauna tertentu baik dari populasi atau habitatnya. Sektor
sosial budaya dan ekonomi perlu dipahami sebab latar belakang
masyarakat berpengaruh terhadap perlindungan pelestarian dan
pemanfaatan sumber daya alam hayati. Sektor pengolahan adalah
bagaimana manusia mengelola sumber daya alam yang ada secara
bijaksana
Kesadaran manusia dalam memanfaatkan sumber daya
alam secara baik dan bijaksana sangatlah penting untuk menjaga
kelestarian sumber daya alam. Dengan menjaga kelestarian sumber
daya alam, maka manusia juga turut menjaga sumber ekonomi, karena
sumber daya alam merupakan salah satu sumber ekonomi bagi
masyarakat. Sumber daya alam merupakan karunia Tuhan. yang harus
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.. Dalam memanfaatkan sumber
daya alam tersebut tidak boleh dengan seenaknya. Jika saat ini kita
dengan seenaknya menggunakan, maka suatu saat kita akan menemui
masalah. Manusia akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Sumber Daya alam yang dapat diperbarui pun, jika
pemanfaatannya dengan seenaknya, lama kelamaan juga akan punah.
Semua sumber daya alam bermanfaat bagi manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidup dinamakan kegiatan ekonomi. Manusia
melakukan berbagai jenis usaha dalam memanfaatkan
sumber daya alam. Sumber daya alam ada yang dapat dimanfaatkan
atau dikonsumsi secara langsung. Namun ada pula sumber daya alam
yang harus diolah terlebih dahulu. Maka dilakukanlah usaha
pengolahan atau produksi. Seperti usaha mengolah sawah dan kebun,
usaha kerajinan dan industri
Alam diciptakan oleh Allah swt untuk dimanfaatkan oleh
manusia dengan sebaik-baiknya. Sebagai khalifah di muka bumi ini
xiii
seharusnya manusia mampu untuk menjaga dan memanfaatkan alam
ini sebagai rasa syukur kita dalam menjalankan perintah dan amanat-
Nya sesuai dengan ajaran Islam. Namun tidak semua manusia
menyadari dan mensyukuri atas kebesaran Allah swt ini, dan yang
terjadi adalah perusakan dan eksploitasi yang berlebihan terhadap
sumber daya alam tanpa melakukan kegiatan konservasi sumber daya
alam4
Sistem perekonomian Islam, merupakan alternatif untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat dengan cara memanfaatkan
SDA seperti mengelola (menggarap) lahan mati atau lebih dikenal
rehabilitasi lahan tandus. Pada masa awal Islam, khalifah sebagai
pimpinan berperan penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat,
seperti menyediakan bantuan khusus kepada masyarakat untuk
mengelola sumber daya alam secara arif dan bijak. Khalifah
memberikan tanah serta bantuan kepada masyarakat untuk dapat
mengelola sumber daya alam dalam memenuhi kebutuhan umat
Sistem ekonomi Islam menjelaskan juga tata cara serta
mekanisme pemanfaatan sumber daya alam yang tidak berlebihan,
seperti halnya dalam mengatur konsep produksi sumber daya alam
sebagaimana sesuai dengan kebutuhan
Dalam Al-Quran banyak dalil-dalil yang menjelaskan
tujuan penciptaan sumber daya alam sebagai salah satu sumber
ekonomi bagi umat manusia. Berikut ini, ada beberapa ayat yang
menyatakan tentang penciptaan sumber daya alam yang dilakukan oleh
Allah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi umat manusia.
َأَلْم َتَر ْو ا َأَّن َهَّللا َس َّخ َر َلُك م َّم ا ِفي الَّسَم َو اِت َو َم ا ِفي اَأْلْر ِض َو َأْس َع َعليُك م َيْع َم ُه
َظِهَر ًة َو َباِط َنًة َوِم َن الَّناِس َم ن الجدول و هللا بغير علم وال هدى وال اسي مير
4
Ahmad Hakim, “Proses Penciptaan Manusia Dalam Al-Qur’an Dan Implikasinya
Terhadap Kurikulum Qur’an Hadist”, Skripsi S-I Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, 2012, hlm. 22
xiv
Artinya: tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah
menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang
di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat- Nya lahir dan batin.
dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah
tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi
penerangan. (Q.S. Lukman; 20).
َو َس َّخ ر لكم ما في الَّسَم َو اِت َو َم ا ِفي اَأْلْر ِض َجِم يًعا ِم نُه ِإَّن ِفي َذ ِلَك اَل ِت ِلَقْو ٍم َيَتَفَّك ُروَن
Artinya: dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan
apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benarterdapat tanda-
tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (Q.S Jashiyah: 13).
Dari ayat tersebut, dengan jelas bahwa Allah menciptakan
sumber daya alam baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi
sebagai bukti tanda kekuasaan Allah. Di samping itu, sumber daya.
alam tersebut sebagai sarana yang dapat membawa manfaat kepada
umat manusia sebagai kebutuhan dalam kehidupannya. Realita telah
membuktikan bahwa, kehidupan umat manusia tidak pernah terlepas
daripada sumber daya alam sebagai salah satu hal yang sangat vital
dalam kehidupan. Karena sumber daya Alam merupakan salah satu
unsur amat penting yang harus dijaga oleh manusia dalam melanjutkan
keberlangsungan hidupnya.5
5
Muhammad Hakim Abdushshamad, Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Qur’an
(JAKARTA:AKBAR MEDIA EKA SARANA, 2003), hlm. 170.
xv
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tafakkur berasal dari suku kata “fakkara” dan “fikr” yang berarti
mempergunakan akal dalam sesuatu dan bisa juga berasal dari kata
“fakkara”, ”afkara” dan “tafakkara” yang memiliki arti yaitu berpikir atau
memikirkan. Jadi dapat dikatakan bahwa tafakkur adalah memikirkan dan
merenungkan dengan sungguh-sungguh akan kebesaran Allah SWT. Salah
satu obyek tafakkur adalah alam semesta ciptaan Allah. Ada banyak
firman-firman Allah dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang kejadian-
kejadian dan fenomena alam yang menakjubkan, sehingga kita bisa
menghayati firman-firman Allah dan memahami hikmah dari penciptaan
alam semesta dan dapat semakin mendekatkan diri kita kepada Allah.
B. Saran
Kami menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami meminta
kritik yang membangun dari para pembaca
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Rismawan, Eko Juhairi. 2014. “Tafakkur Dalam AL-Qur’an”. Skripsi. S-I Ilmu
Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
xvii