Anda di halaman 1dari 17

AKHLAK KEPADA LINGKUNGAN DAN ALAM

Makalah Ini Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Akidah Akhlak

Dosen Pengampu : Nurul Aisyah, M.Pd

Disusun Oleh:

Dede Ahmad Ramadhani 221260014

Siti Nur Alfiah 221260069

Younisa Umi Latifah 221260073

Progam Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS MA’ARIF LAMPUNG

2023 M/1444 H
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Assalamualaikum Wr.Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberi nikmat, rahmat serta
hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Akhlak Kepada Lingkungan Dan Alam dengan tepat waktu. Makalah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah di progam studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah Universitas Ma’arif Lampung pada
semester Dua. Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Nurul Aisyah, M.Pd selaku
dosen pembimbing Mata kuliah Akidah Akhlak dan kepada segenap pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada
banyak kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum. Wr.Wb.

Metro, 5 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. LatarBelakang...........................................................................................1
B. RumusanMasalah.....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................12

A. Mentafakkuri beserta Ayat Dan Hadits..................................................... 2


B. Mentadabburi Beserta Ayat dan Hadist.....................................................6
C. Mengelola Alam Dengan Baik Dan Bijak.................................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................13

A..Kesimpulan................................................................................................13
B..Saran..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................14

iii
BAB 1

PENDAHULUAH

A. LATAR BELAKANG
Sudah menjadi kodrat manusia yang membedakanya dari
makhluk yang lain, bahwa manusia adalah makhluk yang berpikir.
Dengan kemampuan itulah manusia bisa meraih berbagai kemajuan,
kemanfaatan, dan kebaikan. Karena itu, Rasulullah saw. menghendaki
kita, kaum muslimin, untuk punya budaya tafakur yang akan bisa
mengantarkan kita kepada kemajuan, kemanfaatan, kebaikan, ketaatan,
keimanan, dan ketundukan kepada Allah Ta’ala.
Dan salah satu hal yang bisa kita gunakan sebagai media
untuk bertafakkur adalah alam semesta ciptaan Allah. Yaitu dengan
cara menghayati dan memikirkan ciptaan Allah sehingga kita bisa
menemukan hikmah dibalik penciptaan itu semua. Dan tentunya akan
semakin menambah iman kita dan semakin mendekatkan diri kita
kepada Allah
Banyak objek atau materi yang bisa direnungi. Namun
secara umum pada kesempatan kali ini kita akan mengulas ayatullah
almasyhudah atau alam yang biasa juga disebut dengan ayat kauniyah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Mentafakkuri beserta Ayat Dan Hadits?
2. Bagaimana Mentadabbur beserta Ayat Dan Hadits?
3. Bagaimana Mengelola Alam Dengan Baik Dan Bijak?

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mentafakkuri Beserta Ayat Dan Hadist


Tafakkur merupakan salah satu karakteristik yang harus
dimiliki oleh seorang mukmin, karena tafakkur erupakan bentuk
pengungkapan rasa syukur seorang mukmin terhadap Allah atas
pemberian-Nya yang sangat agung dan berharga, yaitu akal. Dengan
tafakkur seorang mukmin kan mengetahui hakikat dan rahasia makhluk
ciptaan-Nya atau suatu peristiwa yang terjadi disekitarnya. Ia juga bisa
mengetahui kebaikan yang terkandung di dalam perintah dan larangan-
Nya. Bisa dikatakan juga bahwa tafakkur adalah salah satu
karakteristik penting yang harus dimiliki oleh orang yang beriman
kepada Allah, agar memiliki kemampuan untuk melihat kekuasaan dan
kebesaran karya seni-Nya di setiap kelembutan dan kesempurnaan
makhluk-Nya.
Asal kata tafakkur berasal dari suku kata “fakkara” dan “fikr”
yang berarti mempergunakan akal dalam sesuatu dan bisa juga berasal
dari kata “fakkara”, ”afkara” dan “tafakkara” yang memiliki arti yaitu
berpikir atau memikirkan. Jadi dapat dikatakan bahwa tafakkur adalah
memikirkan dan merenungkan dengan sungguh-sungguh akan
kebesaran Allah SWT1
1. Bukti kebesaran Allah dalam penciptaan alam semesta.
Allah menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling mulia
di muka bumi ini, karena Dia telah menganugerahi manusia
dengan akal. Akal merupakan potensi yang paling unggul yang
diberikan oleh Allah kepada manusia agar manusia bisa
memahami sesuatu yang ada di kehidupan ini. Manusia bisa
memiliki derajat yang paling mulia disisi Allah dan diantara

1
Eko Juhairi Rismawan, “Tafakkur Dalam AL-Qur’an”, Skripsi S-I Ilmu Al-Qur’an dan
Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014, hlm. 1.

v
makhluk lainnya apabila ia mampu menggunakan potensi akalnya
dan menghubungkan dengan hatinya untuk melihat, memahami,
dan selalu ingat akan kebesaran Allah yang terbentang luas di
alam raya ini.
Di alam semesta ini, ada banyak sekali kejadian-kejadian alam
yang menunjukkan kebesaran Allah. Alam semesta tempat tinggal
kita terdiri dari benda-benda material yang tidak terhitung
banyaknya, baik yang bernyawa maupun yang tidak bernyawa,
yang bergerak maupun yang relatif diam, dan energi-energi dalam
bentuk panas, cahaya, listrik dan sebagainya, yang praktis
memberikan kepada kita segala macam kenikmatan material. Saat
kita melihat sejenak ke langit, terutama di malam hari yang cerah,
itu memberikan kepada kita gagasan tentang betapa luasnya ruang
angkasa dan kekuatan-kekuatan yang secara bersama-sama
menopang benda-benda langit. Pergantian siang dan malam
memberikan kita tenggang waktu dalam bentuk jam, hari, bulan,
dan tahun. Alam semesta tidak ada dalam tatanan yang kacau
tetapi diatur oleh hukum-hukum reguler tanpa kebebasan
sedikitpun. Sehingga tidak ada satupun yang berlawanan dengan
hukum. Semua itu adalah bukti konklusif dari adanya hukum-
hukum alam atau sunatullah yang telah dijelaskan dalam Al-
Qur’an surat Al-A’la ayat 3 dan surat Ar-Ra’d ayat 15 yang
berbunyi:
‫َو اَّلِذ ي َقَّد َر َفَهَد ٰى‬

”Dan Dialah (Allah) yang menentukan memprogram(kadar)nya


kemudian memberinya petunjuk.”(QS Al-A’la:3)
‫َو ِهَّلِل َيْسُج ُد َم ْن ِفي الَّسَم اَو اِت َو اَأْلْر ِض َطْو ًعا َو َكْر ًها َو ِظ اَل ُلُهْم ِباْلُغ ُد ِّو َو اآْل َص اِل‬

vi
“Dan siapapun yang ada di langit dan di bumi bersujud kepada
Allah dengan sukarela ataupun terpaksa. Dan mereka berlindung
pada pagi maupun sore hari”(QS Ar-Ra’d:15)
Kemudian pergantian siang dan malam di bumi, juga telah
dijelaskan dalam Al-Qur’an bahkan jauh sebelum manusia
menemukan bahwa bumi berotasi pada porosnya. Sebagaimana
firman Allah pada surat Az-Zumar ayat 5 yang berbunyi:2

ۖ ‫َخ َلَق الَّسَم اَو اِت َو اَأْلْر َض ِباْلَح ِّقۖ ُيَك ِّو ُر الَّلْيَل َع َلى الَّنَهاِر َو ُيَك ِّو ُر الَّنَهاَر َع َلى الَّلْيِل‬
‫َو َس َّخ َر الَّشْمَس َو اْلَقَم َر ۖ ُك ٌّل َيْج ِر ي َأِلَجٍل ُمَس ًّمىۗ َأاَل ُهَو اْلَع ِز يُز اْلَغ َّفاُر‬

“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar;


Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas
malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing
berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”(QS Az-Zumar:5)
Al-Qur’an juga menjelaskan tentang adanya air laut dari dua
samudera yang tidak bercampur, yaitu dalam surat Ar-Rahman
ayat 19-20 yang berbunyi:
‫َم َر َج اْلَبْح َر ْيِن َيْلَتِقَياِْن َبْيَنُهَم ا َبْر َز ٌخ اَل َيْبِغَياِن‬

“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian


bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui
masing-masing.”(QS Ar-Rahman:19-20)
Begitu pula mengenai proses penciptaan manusia,
Jauhsebelum ilmu kedokteran modern berkembang, Allah sudah
menjelaskan secara rinci mengenai proses penciptaan manusia.

2
Mulyadi Batubara, “Konsep Tafakkur Sufistik Menurut Imam Al-Ghazali”, Skripsi S-I
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2010, hlm. 6.

vii
Sebagaimana firman Allah didalam surat Al-Mukminun ayat 12-
14 yang berbunyi: َ
‫َو َلَقْد َخ َلْقَنا اِإْل ْنَس اَن ِم ْن ُس اَل َلٍة ِم ْن ِط يٍن ْ ُثَّم َجَع ْلَناُه ُنْطَفًة ِفي َقَر اٍر َم ِكيٍْن ُثَّم َخ َلْقَنا‬
‫الُّنْطَفَة َع َلَقًة َفَخ َلْقَنا اْلَع َلَقَة ُم ْض َغ ًة َفَخ َلْقَنا اْلُم ْض َغ َة ِع َظاًم ا َفَك َس ْو َنا اْلِع َظاَم َلْح ًم ا ُثَّم‬
‫َأْنَش ْأَناُه َخ ْلًقا آَخ َر ۚ َفَتَباَر َك ُهَّللا َأْح َس ُن اْلَخ اِلِقيَن‬

“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu


saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu
air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah,
Pencipta yang paling baik”(QS Al-Mukminun:12-14)
Bahkan semut, makhluk kecil yang remeh dan lemah. Ternyata
mereka memiliki kemampuan yang menakjubkan. Penelitian-
empiris saat ini telah membuktikan bahwa semut memang
memiliki pola kehidupan sosial tertentu yang didasari komunikasi
antara satu dengan lainnya. Koloni semut memiliki bahasa sendiri
(misalnya suara-suara, nada, atau bunyi bunyi tertentu). Sehingga,
mereka mampu mengkoordinasikan berbagai pekerjaan mereka
sehari-hari dengan sangat baik.
2. Cara mentafakkuri Dan Mentadabburi alam semesta.
Sebagaimana disebutkan diatas bahwa tafakkur identik dengan
penghayatan (tadabbur) dan tadzakkur (mengingat-ingat). Maka
dari itu yang harus kita lakukan adalah mengamati dan menghayati
ciptaan-Nya. Kita bisa belajar dari alam tentang Allah. Kita bisa
merenungi kebesaran Allah dengan mengamati ciptaan-Nya.
Allah berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 20 yang berbunyi

viii
‫ُقْل ِس يُروا ِفي اَأْلْر ِض َفاْنُظُروا َكْيَف َبَد َأ اْلَخ ْلَقۚ ُثَّم ُهَّللا ُيْنِش ُئ الَّنْش َأَة اآْل ِخ َر َةۚ ِإَّن‬
‫َهَّللا َعلٰى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد يٌر‬

“Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah


bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya,
kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.”(QS Al-Ankabut:20)
Rasulullah bersabda yang artinya:
“Berpikirlah kalian tentang ciptaan Allah dan jangan sekali-kali
berpikir tentang Allah, sebab memikirkan tentang Ar Rabb (Allah)
akan menggoreskan keraguan dalam hati“. (HR. Abu Nu’aim dari
Ibnu Abbas)3
Maksudnya larangan memikirkan Dzat Allah karena jika
manusia memikirkan Dzat Allah, maka manusia akan berpikir
tentang apa yang tergambar dengan akalnya dan apa yang terbesit
di pikirannya, sedangkan Dzat Allah sudah pasti lebih dari itu
semua dan akal manusia dengan segala keterbatasannya tidak akan
mampu menggambarkan Dzat yang tidak terbatas. Jika kita ingin
berpikir tentang Allah, maka kita cukup memperhatikan ciptaan-
Nya saja, misalnya kita bisa berpikir asal muasal penciptaan
manusia, bagaimana Allah mengubah air mani menjadi makhluk
yang sempurna seperti ini. Bagaimana Allah mempersiapkan
segala sesuatu dari makhluk-makhluk-Nya untuk tujuan tertentu.
Banyak sekali hal yang bisa kita renungkan untuk memahami ke
Mahabesaran Allah.
B. Mentadabburi Beserta Ayat Dan Hadits
Seperti yang diketahui, Tadabbur alam yakni sebuah proses
untuk merenungi, memperhatikan serta menghayati segala sesuatu
yang berkaitan dengan alam, baik di langit maupun di bumi.

3
Dr. Mir Aneesuddin, M.Sc., Fatwa Al-Qur’an Tentang Alam Semesta
(Jakarta:SERAMBI, 2000), hlm. 8-9.

ix
Hal ini bertujuan untuk lebih mengenal ciptaan Sang Pencipta
yaitu Allah SWT. Agar menumbuhkan keyakinan bahwa Allah benar-
benar ada di sekeliling kita. Dialah yang Maha menciptakan maupun
memusnahkan.

Tentu makna dari tadabbur alam di sini, merenungi tanda-tanda


kekuasaan dan kebesaran Allah dengan melihat keberagaman
ciptaannya.
Sebagaimana dalam Firman QS. Ali Imran (3): 190, berikut
bunyi surahnya:
‫ِإَّن ِفى َخ ْلِق ٱلَّسَٰم َٰو ِت َو ٱَأْلْر ِض َو ٱْخ ِتَٰل ِف ٱَّلْيِل َو ٱلَّنَهاِر َل َء اَٰي ٍت ُأِّل۟و ِلى ٱَأْلْلَٰب ِب‬

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih


bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal.”
Ditegaskan dalam ayat tersebut, bahwa manusia diharapkan
untuk memperhatikan ciptaan-ciptaan Sang Pencipta. Mengapa hanya
manusia yang diperintahkan ? Ya, karena hanya manusia yang diberi
akal pikiran. Jadi, sudah semestinya manusia meluangkan waktu untuk
tadabbur alam, dalam pepatah mengatakan: “Cukup dengan melihat
alam, kamu merasakan kedamaian. Bertualanglah sejauh mata
memandang, mengayuhlah sejauh jalanan terbentang, bergurulah
sejauh alam terkembang."
Jadi, Alam memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan.
Sebab,Alam merupakan media dan sarana untuk mengenal Allah SWT,
hingga tumbuh keyakinan akan keberadaan-Nya. Selain itu Allah SWT
juga menciptakan alam semesta untuk mencukupi kehidupan manusia
di dunia. Baik kebutuhan primer maupun sekunder.
Maka sudah menjadi hal yang lumrah, kita sebagai manusia
untuk tadabbur terhadap alam, karena manusia yang hidup di alam, dan
kelak mati juga dikuburkan di alam. Dengan tadabbur alam, kita

x
sebagai manusia akan semakin mengenal dan memahami tentang Sang
Pencipta alam semesta ini. Maka tadabbur alam dapat digunakan
sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Serta
memperbaiki iman keyakinan nya.
Adapun beberapa cara untuk tadabbur alam yang diajarkan
dalam islam, berikut beberapa tips yang InsyaAllah bermanfaat bagi
kalian:
1. Membaca dan memahami Al - Qur'an.
Al - Qur'an mengandung hikmah dari segala peristiwa baik
yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Akan tetapi perlu
pemahaman yang dalam untuk dapat mengaitkannya dengan
fenomena yang terjadi. Dengan mengerti makna, kandungan serta
arti isi dalam Al - Qur'an, manusia akan mampu mentadabburi
alam dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2. Mengenal alam.
Kita pasti pernah berwisata baik ke pantai, gunung ataupun
tempat - tempat indah lainnya. Nah dari penjelajahan tersebut,
tidakkah terbesit dalam benak kita "alam yang indah ini sungguh
luar biasa, apalagi penciptanya". Dengan berfikir demikian maka
kita akan lebih bersyukur terhadap ciptaan Allah SWT di muka
bumi ini.
Dari berbagai ayat yang menjelaskan tentang tadabbur alam,
ada salah satu ayat yang menegaskan maupun menekankan hal ini
dalam QS. Ali Imran(3): 191. Berikut bunyi Firman-Nya:
‫اَّلِذ ْيَن َيْذ ُك ُرْو َن َهّٰللا ِقَياًم ا َّو ُقُعْو ًدا َّوَع ٰل ى ُج ُنْو ِبِهْم َو َيَتَفَّك ُرْو َن ِفْي َخ ْلِق الَّسٰم ٰو ِت‬
‫َو اَاْلْر ِۚض َر َّبَنا َم ا َخ َلْقَت ٰهَذ ا َباِط ۚاًل ُسْبٰح َنَك َفِقَنا َع َذ اَب الَّناِر‬

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk


atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami,

xi
tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau,
lindungilah kami dari azab neraka.” (Q.S. Ali 'Imran : 191)
3. Mengambil hikmah dari bencana di alam.
Sebagai muslim, kita harus merenung dan memikirkan hikmah
yang bisa diambil dari musibah tersebut sebagai bentuk tadabbur.
Ketika sudah memahaminya. Maka kita akan mengerti bahwa alam
semesta ini bersifat fana atau rusak. Tidak ada yang kekal abadi di
alam semesta ini termasuk kita manusia. Dengan memahami hal
tersebut, maka intensitas ibadah kita kepada Allah SWT akan
meningkat.
Menurut Quraish Shihab, redaksi ayat di atas sangat singkat,
tetapi ia mengandung makna yang sangat luas, yakni:
a. Rasul atau utusan Allah dalam hal ini Nabi Muhammad SAW.
b. Yang mengutus beliau dalam hal ini Allah.
c. Yang diutus kepada mereka (al-‘alamin)
d. Risalah, yang kesemuanya mengisyaratkan sifat-sifatnya, yakni
rahmat.
C. Mengelola Alam Dengan Baik Dan Bijak
Merusak sumber daya alam dan mencemari lingkungan
dapat dikategorikan sebagai kafir ekologis. Sebab, merusak dan
mencemari lingkungan merupakan penghambat, pengganggu dan
penghalang terwujudnya kehidupan berkualitas. Lebih tegas lagi, dapat
dikatakan bahwa merusak sumber daya alam dan mencemari
lingkungan termasuk salah satu penanda kekufuran seseorang. Karena
merusak dan mencemari lingkungan termasuk salah satu perilaku kufur
Pemanfaatan dan pengelolaan alam dan sumber daya alam
yang bijaksana bagi kepentingan manusia. Konsep konservasi pada
mencakup beberapa sektor, yaitu sektor ilmiah, sektor sosial budaya
dan sektor pengolahannya. Ketiga sektor ini harus saling melengkapi
mengikat satu sama lainnya. Sektor ilmiah melaksanakan kegiatan-
kegiatan penelitian-penelitian dan pengamatan yang bersifat ilmiah,

xii
artinya kegiatan ini bersifat terbuka, terukur, sistematik nalar dan
berkaitan dengan sistematik yang ada. Misalnya penelitian tentang satu
jenis flora dan fauna tertentu baik dari populasi atau habitatnya. Sektor
sosial budaya dan ekonomi perlu dipahami sebab latar belakang
masyarakat berpengaruh terhadap perlindungan pelestarian dan
pemanfaatan sumber daya alam hayati. Sektor pengolahan adalah
bagaimana manusia mengelola sumber daya alam yang ada secara
bijaksana
Kesadaran manusia dalam memanfaatkan sumber daya
alam secara baik dan bijaksana sangatlah penting untuk menjaga
kelestarian sumber daya alam. Dengan menjaga kelestarian sumber
daya alam, maka manusia juga turut menjaga sumber ekonomi, karena
sumber daya alam merupakan salah satu sumber ekonomi bagi
masyarakat. Sumber daya alam merupakan karunia Tuhan. yang harus
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.. Dalam memanfaatkan sumber
daya alam tersebut tidak boleh dengan seenaknya. Jika saat ini kita
dengan seenaknya menggunakan, maka suatu saat kita akan menemui
masalah. Manusia akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Sumber Daya alam yang dapat diperbarui pun, jika
pemanfaatannya dengan seenaknya, lama kelamaan juga akan punah.
Semua sumber daya alam bermanfaat bagi manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidup dinamakan kegiatan ekonomi. Manusia
melakukan berbagai jenis usaha dalam memanfaatkan
sumber daya alam. Sumber daya alam ada yang dapat dimanfaatkan
atau dikonsumsi secara langsung. Namun ada pula sumber daya alam
yang harus diolah terlebih dahulu. Maka dilakukanlah usaha
pengolahan atau produksi. Seperti usaha mengolah sawah dan kebun,
usaha kerajinan dan industri
Alam diciptakan oleh Allah swt untuk dimanfaatkan oleh
manusia dengan sebaik-baiknya. Sebagai khalifah di muka bumi ini

xiii
seharusnya manusia mampu untuk menjaga dan memanfaatkan alam
ini sebagai rasa syukur kita dalam menjalankan perintah dan amanat-
Nya sesuai dengan ajaran Islam. Namun tidak semua manusia
menyadari dan mensyukuri atas kebesaran Allah swt ini, dan yang
terjadi adalah perusakan dan eksploitasi yang berlebihan terhadap
sumber daya alam tanpa melakukan kegiatan konservasi sumber daya
alam4
Sistem perekonomian Islam, merupakan alternatif untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat dengan cara memanfaatkan
SDA seperti mengelola (menggarap) lahan mati atau lebih dikenal
rehabilitasi lahan tandus. Pada masa awal Islam, khalifah sebagai
pimpinan berperan penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat,
seperti menyediakan bantuan khusus kepada masyarakat untuk
mengelola sumber daya alam secara arif dan bijak. Khalifah
memberikan tanah serta bantuan kepada masyarakat untuk dapat
mengelola sumber daya alam dalam memenuhi kebutuhan umat
Sistem ekonomi Islam menjelaskan juga tata cara serta
mekanisme pemanfaatan sumber daya alam yang tidak berlebihan,
seperti halnya dalam mengatur konsep produksi sumber daya alam
sebagaimana sesuai dengan kebutuhan
Dalam Al-Quran banyak dalil-dalil yang menjelaskan
tujuan penciptaan sumber daya alam sebagai salah satu sumber
ekonomi bagi umat manusia. Berikut ini, ada beberapa ayat yang
menyatakan tentang penciptaan sumber daya alam yang dilakukan oleh
Allah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi umat manusia.
‫َأَلْم َتَر ْو ا َأَّن َهَّللا َس َّخ َر َلُك م َّم ا ِفي الَّسَم َو اِت َو َم ا ِفي اَأْلْر ِض َو َأْس َع َعليُك م َيْع َم ُه‬
‫َظِهَر ًة َو َباِط َنًة َوِم َن الَّناِس َم ن الجدول و هللا بغير علم وال هدى وال اسي مير‬

4
Ahmad Hakim, “Proses Penciptaan Manusia Dalam Al-Qur’an Dan Implikasinya
Terhadap Kurikulum Qur’an Hadist”, Skripsi S-I Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, 2012, hlm. 22

xiv
Artinya: tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah
menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang
di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat- Nya lahir dan batin.
dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah
tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi
penerangan. (Q.S. Lukman; 20).
‫َو َس َّخ ر لكم ما في الَّسَم َو اِت َو َم ا ِفي اَأْلْر ِض َجِم يًعا ِم نُه ِإَّن ِفي َذ ِلَك اَل ِت ِلَقْو ٍم َيَتَفَّك ُروَن‬

Artinya: dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan
apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benarterdapat tanda-
tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (Q.S Jashiyah: 13).
Dari ayat tersebut, dengan jelas bahwa Allah menciptakan
sumber daya alam baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi
sebagai bukti tanda kekuasaan Allah. Di samping itu, sumber daya.
alam tersebut sebagai sarana yang dapat membawa manfaat kepada
umat manusia sebagai kebutuhan dalam kehidupannya. Realita telah
membuktikan bahwa, kehidupan umat manusia tidak pernah terlepas
daripada sumber daya alam sebagai salah satu hal yang sangat vital
dalam kehidupan. Karena sumber daya Alam merupakan salah satu
unsur amat penting yang harus dijaga oleh manusia dalam melanjutkan
keberlangsungan hidupnya.5

5
Muhammad Hakim Abdushshamad, Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Qur’an
(JAKARTA:AKBAR MEDIA EKA SARANA, 2003), hlm. 170.

xv
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tafakkur berasal dari suku kata “fakkara” dan “fikr” yang berarti
mempergunakan akal dalam sesuatu dan bisa juga berasal dari kata
“fakkara”, ”afkara” dan “tafakkara” yang memiliki arti yaitu berpikir atau
memikirkan. Jadi dapat dikatakan bahwa tafakkur adalah memikirkan dan
merenungkan dengan sungguh-sungguh akan kebesaran Allah SWT. Salah
satu obyek tafakkur adalah alam semesta ciptaan Allah. Ada banyak
firman-firman Allah dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang kejadian-
kejadian dan fenomena alam yang menakjubkan, sehingga kita bisa
menghayati firman-firman Allah dan memahami hikmah dari penciptaan
alam semesta dan dapat semakin mendekatkan diri kita kepada Allah.
B. Saran
Kami menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami meminta
kritik yang membangun dari para pembaca

xvi
DAFTAR PUSTAKA

Abdushshamad, Muhammad Kamil. 2003. Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Qur’an.


Jakarta: AKBAR MEDIA EKA SARANA.

Aneesudin, Mir. 2000. Fatwa Al-Qur’an Tentang Alam Semesta. Jakarta:


SERAMBI.

Rismawan, Eko Juhairi. 2014. “Tafakkur Dalam AL-Qur’an”. Skripsi. S-I Ilmu
Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Batubara, Mulyadi. 2010. “Konsep Tafakkur Sufistik Menurut Imam Al-Ghazali”.


Skripsi. S-I Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

xvii

Anda mungkin juga menyukai