Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KISAH AL QUR’AN DALAM TINJAUAN SAINS


Di Susun Untuk Memenuhi
Tugas Perkuliahan Al-Qur’an
Dosen Pengampu : Dr.H.Muhammad Taufik, Lc., M.H.I

Disususn Oleh ;
HAIRUL YUNADI ( 230601103 )
KELAS : 1E IQT

PROGRAM STUDI ILMU QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat, hidayah dan pertolonganya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Kisah Al-Qur’an Dalam Tinjauan Sains”
dengan tepat waktu. Shalawat dan salam kita haturkan pada Nabi besar Muhammad SAW
yang telah membimbing kita kita menuju jalan yang lurus, yakni Addinul Islam.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Muhammad Taufiq, Lc., M.H.I.
selaku dosen pada bidang studi Al-Qur'an yang telah memberikan arahan dan bimbingan
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Mataram, 14 Desember 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER .....................................................................................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................................ II

DAFTAR ISI.......................................................................................................... III

BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang .........................................................................................

B. Rumusan Masalah ....................................................................................

C. Tujuan ..................................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN .......................................................................................

A. Pengertian Kisah Al-Qur’an .................................................................... 3

B. Mukjizat Al-Qur’an Yang Berhubung Dengan Sains .............................. 5

Chubungan Al-Qur’an Dengan Ilmu Pengetahuan. .......................................

BAB III : PENUTUP ...............................................................................................

A. Kesimpulan .................................................................................................

B. Saran ..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Al-Qur’an merupakan kitab-kitab penyempurna kitab-kitab
sebelumnya, pedoman hidup manusia yang tidak pernah lekang oleh
zaman. Banyak ayat al-qur’an yang menunjukan tentang berbagai hakikat
yang mengajak manusia untuk mengkaji dan mengeskplorasinya secara
ilmiah dengan berusahan menafsirkan serta menggali makan yang
tegantung di dalamnya. Al-Qur’an tidak hanya memuat pesan pesan
ilahiyyah tentang moralitas universal kehidupan dan masalah-masalah
spritualitas saja, tetapi juag menjadi sumber ilmu pengetahuan yang unik
sepanjang kehidupan manusia. Sehingga menjadikan sebagai inspirasi
untuk menghasilkan penemuan baru sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Berbicara mengenai ilmu pengetahuan , Al-Qur’an sebagai kitab
suci umat islam sangat mengapresiasi ilmu pengetahuan bukan
memberikan penghargaan terhadap generasi ulul albab dan cendikiawan
yang memnfatkan akalnya untuk merenungi dan memeprhatikan ilmu .
Isyarat ini terbukti dari berbagai kata ilmu yang termuat dalam al-qur’an
hingga ratusan kali. Perintah isra’ merupakan perintah ayat pertama yang
turun dengan indikasi bahwa manusia di perintahkan Allah swt. Untuk
melihat alam dengan menggunakan ilmu. Telah di jelaskan pula dalam
surat al-baqarrah keistimewaan manusia hingga dapat menggugguli
malaikat guna menjadi khalifah di muka bumi adalah dengan ilmu yang di
berikan oleh Allah SWT.hal ini menunjukan potensi manusia untuk
mengetahui rahasia alam dan memanfaatkannya guna mengemban
Amanah tersebut. Dalam al-qur’an sendiri ,ayat-ayat yang berbicara atau
berhubungan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi tersedia dalam
jumlah terbatas dan bersifat umum. Ayat ayat yang terkait dengan sains
tergadang sulit untuk di pahami karna minimnya pengetahuan sains yang
komperhensif. Adapun hikmah di balik penyampaiian ayat-ayat mengenai
ilmu sains yang terbatas yang besrifat umum adalah membernarkan dan
menunjukan keagungan Allah SWT.dan sebagai isyarat kepada akal
manusia untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam mengenai keajaiban-
keajaiban yang ada di alam semesta. Perintah untuk bekerja dengan
bersungguh-sungguh dan menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT.telah
di jelaskan dalam surat al-insyirah:7-8
ْ َ‫{ َوإِلَى َربِِّكَ ف‬7)‫صب‬
8(8) ْ‫ارغَب‬ َ ‫فَإِذَا فَ َر ْغتَ فَا ْن‬
“maka apabila engkau telah selesai {dari suatu urusan},tetaplah
berkerja keras {untuk yang lain},dan hanya kepada Tuhanmulah engkau
berharap”.

Pengetahuan manusia hakikatnya berkembang sangat cepat bagi


orang-orang yang cerdas dan memiliki semangat besar untuk menggali
rahasia yang terdapat didalam semesta,hingga para cendikiawan mampu
menemukan teori baru ,di antaranya yaitu mengenali teori teleportasi.
Teleportasi memiliki arti pemindahan sesuatu {materi} dari suatu titik ke
titik lain melalu sebuah peroses penguraian kemudian pengambilan
Kembali terhadap suatu benda atau bahasa sederhananya adalah berpindah
dari suatu tempat ketempat lain hanya dalam waktu sekejab.
Jika pernah menonton filem animasi Star Trek, maka akan
tergambar proses teleportasi,di mana sosok Caption Krek dan Mr.Spook
dapat berlalang buana menjelajahi berbagai tempat di angkasa ini melalu
teleportasi,sama halnya dengan Doraemon,pasti tidak asing dengan
kantong Ajaib

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kisah Al-qur’an dalam tinjauan sains?
2. Apa saja mukziyat al-quran yang berhubungan dengan sains?
3. bagaimana hubungan al-quran dengan ilmu pengetahuan?

C. Tujuan Penulis
1. Mengetahui pengertian kisah Al-qur’an dalam tinjuan sains.
2. Mengetahui mukziyat al-quran yang berhubungan dengan sains.
3. Mengetahui hubungan al-quran dengan ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian kisah al-qur’an dalam tinjauan sains
Secara etimologi “KISAH” berasal dari bahasa Arab, yakni
qishshahdan qashash. Ia merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari
qashsha-yaqushshu yang berarti tatubbi‟ al-syai‟(menelusuri sesuatu)
atau tatubbi‟ al-„atsar (mengikutijejak). Makna ini senada dengan
kandungan surat al-Kahfi/18 ayat 64:

ٰٓ ‫قَا َل ذ لِكَ ما ُكنَّا ن َۡبغ ۖ فَ ۡارتَدَّا‬


‫صا‬
ً ‫ص‬ ِ َ‫على اث‬
َ َ‫ار ِه َما ق‬ َ ِ َ

―Musa berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari." Lalu keduanya


kembali, mengikuti jejak mereka semula. Artinya kembali menjejaki
jalan yang pernah ditempuh sebelumnya. Makna ini memberikan
gambaran bahwa kisah al-Qur‘an mesti ditelusuri akar sejarahnya untuk
kemudian diikuti oleh generasi-generasi setelahnya.Secara terminologi,
menurut Mannâ‘ al-Qaththân, kisah al-Qur‘an adalah berita-berita yang
disampaikan al-Qur‘an mengenai keadaan umat-umat terdahulu, para
nabi-nabi terdahulu dan peristiwa-peristiwa lainnya yang pernah terjadi
pada masa lalu2. Dari definisi kisah secara etimologi dan terminologi di
atas dapat ditarik benang merah bahwa pembacaan atas kisah
merupakan salah satu jalan untuk menelusuri jejak peristiwa masa
lampau yang disebut di dalam al-Qur‘an, baik keadaan umat terdahulu,
para nabi, maupun peristiwa silam yang benar-benar pernah terjadi. Jika
mengikuti makna surat al-Kahfi/18 ayat 64, maka secara sederhana
kisah tersebut berfungsi sebagai pedoman bagi manusia, baik untuk
diikuti ataupun dihindari.
Dari semua ayat yang menggunakan qashash di atas, setidaknya
memiliki empat konten terkait dengan kisah al-Qur‘an, yakni: hakikat
kebenaran
kisah al-Qur‘an, fungsi kisah al-Qur‘an, qashash sebagai bentuk
ungkapan
yang digunakan dalam kisah itu sendiri, dan fungsi rasul sebagai subjek
penyampai ayat-ayat Allah. Untuk menjelaskan posisi kebenaran kisah,
al-Qur‘an
menggunakan kata al-haqq. Ini terdapatdalam QS. Ali Imrân/3 ayat
62:
‫ّللاَ لَ ُه َو ۡالعَ ِز ۡي ُز ۡال َح ِك ۡي ُم‬ ُّ ‫ص ۡال َح‬
ٰ ‫ـق ۚ َو َما ِم ۡن ا ِٰل ٍه ا ََِّّل‬
ٰ ‫ّللاُ َوا َِّن‬ َ َ‫ا َِّن ٰهذَا لَ ُه َو ۡالق‬
ُ ‫ص‬

‘’Sungguh, ini adalah kisah yang benar. Tidak ada tuhan selain Allah,
dan sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.’’.

Kata haqq menurut Ibn Fâris menunjukkan kokoh dan benarnya


sesuatu3. Kebenaran yang dibawa oleh term al-haqq mengindikasikan
kepastian, dimana berita yang disebut tidak mengandung keraguan
sedikitpun4. Jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya (Ali Imran/3: 60):

َ‫ـق ِم ۡن َّربِكَ فَ ََل تَ ُك ۡن ِمنَ ۡال ُممۡ ت َِر ۡين‬


ُّ ‫اَ ۡل َح‬

bahwa “kebenaran itudatang dari Tuhanmu, karena itu janganlah


kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu”.

Disini landasan kebenaran kisah al-Qur‘an berangkat sumber berita,


yak wahyu Allah. Nur al-Dîn Muhammad menjelaskan bahwa
pengetahuan tentang peristiwa masa lampau tidak dimuat dalam
dokumen sejarah; tidak ditulis dalam manuskrip manapun. Ia justru
diungkap oleh al-Qur‘an yang merupakan wahyu dari Allah. Ini
menunjukkan bahwa kebenaran kisah al-Qur‘an adalah kebenaran
mutlak.Penyebutan kisah sebagai sesuatu kebenaran kemudian
dikaitkan denganKeesaan, Keperkasaan dan Kebijaksanaan Allah
SWT. Artinya nilai kebenarankisah al-Qur‘an terkait erat dengan nilai-
nilai ketuhanan. RasyîdRidhâ (w 1354H) menjelaskan bahwa
kebenaran pengisahan al-Qur‘an tentang Nabi Isâ (QS.Ali Imran/3: 59-
61) adalah bantahan terhadap keyakinan kaum Nasrani yang
menganggap Isâ adalah Tuhan atau anak Tuhan dan bantahan terhadap
kaum Yahudi yang menistakan Isâ sebagai anak zina.Hal ini sekaligus
menyucikanbahwa Allah tidak ada yang menyerupai-Nya dan
kemudian menempatkan kebenaran kisah al-Qur‘an sebagai sebagian
yang tak terpisah kebijaksanaan-Nya.
Kebenaran kisah al-Qur‘an ini dipertegas pula oleh QS. Yûsûf /12: 111:

‫ِى َب ۡينَ َيدَ ۡي ِه‬ ِ ‫ص ِه ۡم ِع ۡب َرة ٌ َِّلُو ِلى ۡاَّلَ ۡل َبا‬


ۡ ‫ب َما َكانَ َحد ِۡيثًا ي ُّۡفت َٰـرى َو ٰلـ ِك ۡن تَصۡ د ِۡيقَ ا َّلذ‬ َ َ‫لَـقَ ۡد َكانَ فِ ۡى ق‬
ِ ‫ص‬
َ‫ص ۡي َل ُك ِل ش َۡىءٍ َّو ُهدًى َّو َر ۡح َمةً ِلـقَ ۡو ٍم ي ُّۡؤ ِمنُ ۡون‬ ِ ‫َوت َۡف‬
yang menyatakan bahwa ia ―bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan
tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya”.Ini merupakan
bantahan pendapat yang menyatakan bahwa kisah al-Qur‘an adalah
fiksi, khayalan, dongeng dan tidak dapat dibuktikan secara ilmiah.
Salah satu pembuktian ayat di atas dalam temuanilmiah adalah
penemuan kota Irâm oleh Nicholas Clapp, sebagaimana terdapatdalam
QS. al-Fajr/89: 6-8 atau penemuan reruntuhan bendungan Sad
Ma’ribdi Yaman Selatan terkait dengan kaum Saba‘ dalam QS.
Saba‘/34: 15 1 :

ٌ ‫ق َر ِب ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوا لَهٗ ۗبَ ْلدَة‬ َ ‫سبَ ٍا فِ ْي َم ْس َكنِ ِه ْم ٰايَةٌ ۚ َجنَّ ٰت ِن‬
ِ ‫ع ْن ي َِّمي ٍْن َّو ِش َما ٍل ەۗ ُكلُ ْوا ِم ْن ِر ْز‬ َ ‫لَقَ ْد َكانَ ِل‬
‫غفُ ْو ٌر‬َ ٌّ‫طيِبَةٌ َّو َرب‬ َ

‘’ Sungguh, bagi kaum Saba’ ada tanda (kebesaran Tuhan) di tempat


kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di
sebelah kiri, (kepada mereka dikatakan), “Makanlah olehmu dari
rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya.
(Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu)
adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.”
Artinya, kebenaran kisah al-Qur‘an dapat diakui secara material dan
faktual. Meskipun dari sekian banyak ayat al-Qur‘an yang berbicara
tentang kisah umat terdahulu.
Selain itu, ada sikap cendekiawan yang menilai kisah sebagai
sesuatu yang simbolik. Artinya, secara material kisah tersebut dapat
diakui kebenarannyanamun secara faktual dianggap tidak pernah
terjadi. Ulama yang berpendiriansemacam ini menurut Quraish Shihab
bukan berarti menolak kebenaran kisahal-Qur‘an, namun berupaya
memalingkan makna haqiqi kepada makna majazi.Kisah Nabi Isâ
yang menghidupkan orang mati, dipahami sebagai menghidupkan hati
yang mati, bukan berpisahnya ruh dan jasad. Pendapat semacam ini
tentu akan terbantah dengan sendirinya jika dihadapkan
dengankebenaran faktual. Namun sejauh mana kebenaran faktual itu
dapat dibuktikankarena kisah al-Qur‘an bersifat historis dan normatif.
2. Mukzijat al-quran yang berhubungan dengan sains
Berikut ini beberapa fakta ilmiah al-quran yang dihimpun dari
berbagai sumber, dimana berbagai penemuan ilmiah saat ini ternyata
sesui dengan ayat-ayatnya:
• Kelahiran manusi
Dalam al-quran surah al-waqiah ayat 57-56 yang berbunyi :

َ‫ص ِدقُونَ () أَفَ َرأَ ْيت ُ ْم َما ت ُ ْمنُونَ () أَأَ ْنت ُ ْم ت َْخلُقُونَهُ أَ ْم نَحْ نُ ْالخَا ِلقُون‬
َ ُ ‫نَحْ نُ َخلَ ْقنَا ُك ْم فَلَ ْو ََّل ت‬
Yang artinya: “kami telah menciptakan kamu,maka mengapa kamu
tidak membenarkan?adakah kamu perhatikan nutfah [benih manusia]
yang kamu pancarkan?kamukah yang menciptakanya?ataukah kami
yang menciptakanya”
Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya yang luar biasa itu ditegaskan
dalam banyak ayat. Beberapa informasi di dalam ayat-ayat ini
sedemikian rinci sehingga mustahil bagi orang yang hidup di abad-7
untuk mengetahuinya.
Beberapa di anataranya sebagai berikut:
1 Manusia tidak di ciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari
sebagaian kecilnya.
2 Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.
3 Janin manusia melekat pada Rahim sang ibu bagaikan lintah.
4 Manusia berkembang di tiga Kawasan yang gelap di dalam tahim.

Orang-orang yang hidup pada zaman kala al-quran diturunkan, pasti


mengetahui bahwa bahan dasar kelahiran berhubungan dengan manila
laki-laki yang terpencar selama persetubuhan seksual. Fakta bahwa
bayi lahir sesudah jangka waktu Sembilan bulan tentu saja merupakan
Peristiwa yang gamblang dan tidak memerukan penyelidikan lebih
lanjut. Akan tetapi, sedikit informasi yang dikutip di atas itu berada
jauh di luar prngertian orang-orang yang hidup pada masa itu. Ini baru
disahihkan oleh ilmu pengetahuan abad ke-20.


Garis besar edarnya tata surya
Fakata-fakta yang disampaikan dalam al-quran ini telah ditemukan
melalui pengamatan astronimis dizaman kita. Menurut perhitungan
para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa
yang mencapai 720 ribu km perjam kea rah bintang vega dalam sebuah
garis edaryang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak sejauh
kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari,
semua planet dan satelit dalam system gravitasi matahari juga berjalan
menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta
berada dalam suatu Gerakan serupa yang terencana. Mengenai
fenomena tata surya dalam garis edar sudah tertulis dalam al-quran,
antara lain.
“dan matahari berjalan ditempat peredaranya. Demikianlah ketetapan
yang maha perkasa lagi maha mengetahui. Telah kami tetapkan bagi
bulan manzilah-manzilah, sehinga [setelah dia sampai ke manzilah
yang terakhir] kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah
mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat
mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis
edarnya.”[QS Yaa Siin:38-40].


Sungai di dasar laut
Fenomena sungai di dasar laut ditemukan oleh Ilmuan asal Prancis
bernama Jaques Yves Cousteau dia berhasil menemukan air tawar yang
mengalir di antara air laut yang asin di dasar lautan.

Para ahli menyebut fenomena ini sebagai lapisan Hidrogen Sulfida,


karena air yang mengalir di sungai dasar laut ini memiliki rasa air tawar.
Selain itu sungai dasar laut ini ditumbuhi daun-daunan dan pohon.
Subhanallah.

Fenomena ini juga sudah disebutkan dalam Al Qur’an surah Al Furqaan


ayat 53:

‫ع ْذبٌ فُ َراتٌ َّو ٰهذَا ِم ْل ٌح ا ُ َجا ۚ ٌج َو َج َع َل َب ْينَ ُه َما َب ْرزَ ًخا َّو ِحجْ ًرا‬
َ ‫ِي َم َر َج ْال َبحْ َري ِْن ٰهذَا‬
ْ ‫َوه َُو الَّذ‬
‫َّمحْ ُج ْو ًرا‬

“Dan Dialah (Allah) yang membiarkan dua laut mengalir


(berdampingan), yang satu tawar dan segar dan yang lainnya asin. Dia
jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus.” (QS Al
Furqan: 53).
• Sidik jari
Setiap manusia memiliki ciri sidik jari yang unik dan berbeda antara
satu orang dengan lainnya. Keunikan sidik jari baru ditemukan pada
abad 19. Sebelum penemuan itu, sidik jari hanya dianggap sebagai
lengkungan biasa yang tidak memiliki arti.
Al Qur’an surat Al Qiyaamah ayat 3-4 menjelaskan tentang
kekuasaan Allah untuk menyatukan kembali tulang belulang orang
yang telah meninggal, bahkan Allah juga mampu menyusun kembali
ujung-ujung jarinya dengan sempurna.

QS Al Qiyamah ayat 3-4:

َ ‫سانُ اَلَّ ۡن نَّ ۡج َم َع ِع‬


٣ ٗ‫ظا َمه‬ ِۡ ‫ب‬
َ ‫اَّل ۡن‬ َ ‫اَيَ ۡح‬
ُ ‫س‬

“Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan


mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?”

ٰٓ َ‫بَ ٰلى ٰقدِر ۡين‬


٤ ٗ‫ى بَنَانَه‬ َ ُّ‫ع ٰلى اَ ۡن ن‬
َ ‫س ِو‬ َ ِ

“Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusu


(kembali) jari jemarinya dengan sempurna.”

• Api di dasar laut


Fenomena Api di dasar lautan ini ditemukan oleh seorang ahli
geologi asal Rusia,Anatol Sbagovich dan Yuri Bagdanov dan ilmuan
asal Amerika Serikat, Rona Clint ketika mereka sedang meneliti tantang
kerak bumi dan patahannya di dasar lautan di lepas pantai Miami. Mirip
seperti lava cair yang mengalir dan disertai dengan abu vulkanik seperti
gunung berapi di daratan yang memiliki suhu mencapai 231 derajat
celcius. Meskipun sangat panas, tetapi tidak cukup untuk memanaskan
seluruh air yang ada di atasnya begitupun seluruh air yang ada diatas
nya tersebut tidak mampu memadamkan api panas tersebut, sungguh
keajaiban yang luar biasa.

Lempengan-lempengan ini terletak di lembah atau dasar samudra. Ia


menahan lelehan bebatuan panas yang dapat membuat laut meluap-
luap. Akan tetapi banyaknya air di lautan dapat meredam panasnya bara
yang memiliki suhu panas tinggi ini lebih dari 10000 C mampu
menguapkan air laut. Ini adalah salah satu di antara banyak fakta-fakta
bumi lainnya yang mengejutkan para ilmuan.

Sebenarnya Al Qur’an sudah menyebutkan tentang api di dasar lautan


ini.

“Demi bukit. Dan kitab yang tertulis. Pada lembaran yang


terbuka. Dan demi Baitul Makmur (Ka’bah). Dan demi surga
langit yang ditinggikan. Dan demi laut, yang di dalam tanah
ada api.”(QS At-Thur: 1-6).

3. Hubungan al-quran dengan ilmu pengetahuan


Islam adalah hidayah Allah, agama semua nabi, dan kitab suci Al-
Quran adalah sumber utama ajaran Islam yang dianut oleh hampir
seperempat penduduk dunia hari ini. Tidak ada satu buku dan kitab yang
paling banyak dibaca dan dihafal di seluruh dunia serta dikaji dari
berbagai perspektif keilmuwan melebihi Al-Quran. Sumber Al-Quran
sama dengan sumber Taurat, Zabur, Injil dan suhuf-suhuf yang lainnya,
yaitu Allah SWT, Tuhan Yang Esa.

Al-Quran menyuruh manusia belajar dari sejarah dan mengambil


perbandingan dari kejayaan dan kejatuhan umat-umat terdahulu dalam
rangka menghadapi masa depan. Pesan-pesan samawi dalam Al-Quran
sejalan dengan semua tingkatan perkembangan ilmu pengetahuan dan
peradaban. Umat Islam di masa lalu mencapai zaman kejayaan dan
menjadi trendsetter kemajuan peradaban dunia dalam abad 7 - 13 M
adalah karena mengamalkan Api Islam, menurut istilah Presiden RI
Pertama Soekarno, yang bersumber dari Al-Quran.

Al-Quran mendorong manusia agar mengembangkan


kemampuan berpikir seimbang dengan kemampuan berzikir,
mengingat Allah. Al-Quran menginspirasi perkembangan ilmu
pengetahuan dan mengajarkan peran dan tanggungjawab
manusia yang diberi amanah ilmu. Al-Quran sebagai pedoman
hidup (manhaj al-hayah) menuntun umat manusia agar
memperoleh keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
• Sikap Seorang Muslim Terhadap AL-quran dan Ilmu
pengetahuan.
Pada dasarnya, Al-Quran merupakan kitab petunjuk umat Islam
akan segala sesuatu. Islam dan Al-Quran merupakan petunjuk yang
tidak menghalangi manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
dan mengupas rahasia alam.

Akan tetapi, dalam penerapannya, seorang muslim sebaiknya selalu


menjadikan Al-Quran sebagai acuan. Sehingga, apabila terdapat
pengetahuan baru, ada baiknya hal tersebut dipadukan dengan Al-
Quran. Seorang saintis muslim seharusnya bertanya apakah ada ayat Al-
Quran yang bertentangan dengan suatu ilmu pengetahuan yang dia
ketahui? Jika tidak ada, maka tidak masalah.

Di samping itu, perlu disadari juga bahwa tujuan ilmu pengetahuan


dan Al-Quran adalah sama sama untuk kebaikan umat manusia.
Sehingga, jika diketahui ada suatu ilmu pengetahuan yang bertentangan
dengan Al-Quran, maka yang diikuti lebih dulu adalah Al-Quran.
Sementara ilmu pengetahuannya dianggap masih perlu dikaji lebih
dalam lagi.

• ilmu maupun agama dimulai dari nenek-kakek manusia pertama Nabi


Adam, yang diturunkan ke muka bumi ini untuk menjadi khalifah
dengan tugas meramaikan, memakmurkan dan menguasai bumi dengan
segala isinya. Adam dianugerahi ilmu pengetahuan dan juga diberi
agama yang akan menjadi way of life baginya.

• tujuan ilmu dan tujuan agama adalah satu ialah menciptakan


kebahagiaan, jasmani dan ruhani manusia, sebagaimana tercantum
dalam ayat-ayat Al Quran itu. Ketiga, sumber ilmu dan sumber agama
ialah satu yang tidak terpisahkan yaitu Allah SWT.

• karena semuanya satu, maka akhirnya antara ilmu dan agama tidak
mungkin ada konflik. Jika diciptakan pertentangan antara keduanya dan
masing-masing menempuh jalannya sendiri, niscaya hidup manusia
akan rusak dan dunia akan kacau.

• oleh karena itu, Islam memanggil segala macam ilmu pengetahuan


supaya mempersatukan diri dengan agama, dan para ahli, baik ahli ilmu
pengetahuan dan ahli agama agar bersatu mengabdikan diri kepada
Tuhan dan mempersatukan tekadnya untuk kebahagiaan manusia dan
alam seluruhnya.
Turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad SAW berlangsung
selama 22 tahun. Hal itu memberi pelajaran tentang metode penetapan
hukum secara bertahap (asas at-tadrij fit-tasyri). Sejarah turunnya ayat-
ayat Al-Quran mengandung pelajaran bagaimana seharusnya membuat
undang-undang dan peraturan yang disesuaikan dengan situasi, kondisi
dan kesiapan masyarakat.

.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kisah para nabi pra-Ibrahin dalam persftif al-qur’an dalam sains
merupakan hasil integrasi tafsir al -qur’an dan sains. Penelitian ini
mengungkapkan tiga pola integrasi dalam karya tersebut bedasarkan teori
integrasi kuantum.
Pertama,pola integrasi al qur’an dan sains menekankan prinsip tidak ada
pertentangan antara al -qur’an dan sains. Hal ini dibuktikan dari adanya titik
kesamaan penyajian kisah para nabi pra-Ibrahim dan temuan sains pada sisi
sumber,tujuan,metode dan konten
Kedua,integrasi kisah al-qur’an dan sains memakai pola penafsiran
berlapis dalam hal penggunaan sumber,baik dari tradisi tafsir,teisrailiyat dan
kitab suci lain. Upaya ini menekankan bahwa tidak ada kebenaran tunggal pada
informasi kesejarahan peradaban manusia.
Ketiga,pola falsifikasi teistik membuktikan sturuktur integrasi yang
diterapkan dalam tafsir ilmi,menekankan aspek metodologi dan matafisik. Aspek
metodologi menguatkan pemeriksaan data hasil penelitian bedasarkan data dan
bukti meyakinkan yang digunakan sebagai bukti penguat kisah Al-Qur’an.
Sementara asespek metafisik merupakan penyimpulan kisah sebagai worldview
teistis.
Secara khusus,spekteistis dari kisah para nabi pra-Ibrahim memperlihatkan
adanya peroses internalisis nilai-nilai sepritual-moral melalui pandangan objektif
tentnag hikmah kisah al-Qur’an. Inernalisai dalam konteks kisah al-Qur’an
merupakan penyamaiian nilai-nilai yang diserap melalui kisah tersebut melalui
objektivikasi rasional untuk kemudian dapat dipahami,dihayati, dan diamalakan
secara releven.
Diantara nilai-nilai spritualmoral yang dapat ditangkap melalui kisah para
nabi pra-Ibrahim,adalah pentingnya menjaga relasi harmonis baik secara vartikal
dengan Allah SWT.merupakan horizontal dengan diri sendiri,sesame
manusia,dan alam semesta.
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad abi al-husen ahmad ibnu faris ibnu Zakaria,mu’jam maqayiz al-
Lughah{Beirut:Dar Ihya al-Turats Arabi,2001},826
manna al-Qathatan ,mabahits Fi’Ulum al-Qur’an {kairo:Maktabah
Wahbah,2000},300.
ahmad ibn faris ibn zakira,mu’jam maqaiz al-lugbab,227
jalal al-din Muhammad ibn ahmad al-mahali and jalal al-din abdurraman ibn abi bakr
al-suyuti,tafsir jalalain{kairo:dar al-hadist, n.d.},j.1,75.
nur al-din Muhammad ‘Itr,ulum al-qur’an al-karim {Damaskus mathba’ah
sabah,1995},245
Muhammad rasyid ridho , tafsir al- manar {mesir :hai’ah misriyah ,1990},j.3,267, dan
Ahmmad ibn al-mustafa al-margahi,tafsir al- maraghi {mesir:al-bab al-halabi,1946}
j.3,267.
M. Quraisyah Shihab,kaedah tafsir {Tangerang:lentera hati,2013},329.
Ibid.,326.
M PUAD NASAR [SABTU 1 MEI 2021.14:17 WIB]
SDIT AL HASANAH [30 JUN,2020]
MONITOR,RAPORAN REDAKSI [30 DESEMBER 2017.00:00 WIB]

Anda mungkin juga menyukai