Anda di halaman 1dari 17

Makalah AIK IV

Interrelasi Kebenaran Al-Qur’an dan Ipteks

Dosen : Fathul Khair, S.Sos.I, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 7 :

Dhea Yolanda Saputri

Ragil Budi Utomo

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH


PONTIANAK

2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan berkah dan rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dan terima kasih
kepada bapak Fathul Khair yang telah memberikan bimbingan dalam menyusun
makalah ini serta membantu dan memberikan masukan untuk hasil yang lebih
baik dalam pengerjaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam
pengetahuan kita tentang Interrelasi Kebenaran Al-Qur’an dan Ipteks.

Kami sadar masih banyak kekurangan dalam penyelesaian makalah ini


maka dari itu, kami mohon maaf atas kekurangannya dan dimohon kritik serta
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga apa
yang diharapkan dari makalah ini dapat dicapai dengan sempurna. Amin.

Pontianak, Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Interrelasi Kebenaran Al-Qur’an dan Ipteks...................................... 3


B. Bukti Ilmiah Kebenaran Al-Qur’an Dalam Keperawatan.................. 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................... 12
B. Saran................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al Qur’an yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam secara lisan & berangsur-angsur
antara tahun 610 & 632 atau selama kira-kira 22 tahun, dimana pada masa itu
umat manusia khususnya penduduk Mekkah & Madinah masih dalam
kegelapan & buta huruf, telah membuktikan kebenaran wahyunya melalui
konsistensinya & kesesuainnya dengan ilmu pengetahuan teknologi dan seni
(IPTEKS) yang ditemukan manusia pada masa yang jauh setelah kematian
Muhammad SAW. Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan
manusia, sebagaimana terdapat di dalam Al Qur’an & As sunnah sangat ideal
& agung.
Anugerah terbesar yg sangat berharga bagi umat Islam adalah Al Qur’an.
Keluarbiasaan Al Qur’an itu terletak pada aspek-aspek di dalamnya antara
lain bahasa dan gaya bahasanya, substansinya, jangkauannya yang tiada
terbatas, dan multifungsinya bagi umat manusia. Banyak hikmah yang dapat
kita ambil dari Al Qur’an. Ayat 27 surat Al Fath, misalnya memberi kabar
gembira kepada kaum muslimin bahwa mereka akan menaklukan Mekkah,
yang saat itu dikuasai kaum penyembah berhala.
“Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang
kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu
pasti akan memasuki masjidil haram, insya Allah dalam keadaan aman, dgn
mencukur rambut kepala & mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut.
Maka Allah mengetahui apa yg tiada kamu ketahui & dia memberikan
sebelum itu kemenangan yg dekat.” (Q.S. Al Fath : 27).
Ketika kita lebih dekat lagi, ayat tersebut mengumumkan adanya
kemenangan lain yang akan terjadi sebelum kemenangan di mekkah.
Sebagaimana dikemukakan ayat tersebut, kaum mukmin terlebih dahulu
menaklukkan bentang khaibar, yg berada di bawah kekuasaan yahudi, dan
kemudian memasuki mekkah dengan aman. Pemberitaan tentang peristiwa

1
2

peristiwa yang akan terjadi masa depan hanyalah salah satu diantara sekian
banyak hikmah yang terkandung dalam al Qur’an. Al Qur’an mempunyai
peran yang sangat penting dalam kehidpan umat islam di dunia, baik pada
peradaban Islam dahulu maupun peradaban modern seperti sekarang ini.
Dewasa ini, ilmu pengetahuan & teknologi (IPTEK) sudah semakin
berkembang. Di era globalisasi seperti sekarang ini, manusia memang perlu
mengembangkan IPTEK dalam kehidupan yg semakin modern.
Perkembangan IPTEK dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai
saran modern industi, komuikasi & transportasi, misalnya terbukti sangat
bermanfaat. Namun, di sisi lain IPTEKS tidak jarang berdampak negatif
karena merugikan & membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Bom
atom telah menewaskan ratusan ribu orang di Hiroshima dan Nagasaki pada
Perang Dunia II tahun 1945. Selain itu tidak sedikit yg memanfatkan teknologi
internet sebagai sarana untuk melakukan kejahatan dunia maya (cyber crime),
pornografi, kekerasan, & perjudian.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Interelesasi Kebenaran Al’Quran dan IPTEKS?
2. Apa bukti-bukti ilmiah kebenaran Al Qur’an dalam bidang Keperawatan?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar memahami Interelesasi Kebenaran Al’Quran dan IPTEKS
2. Untuk mengetahui bukti-bukti ilmiah kebenaran Al Qur’an dalam bidang
Keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Interelesasi Kebenaran Al-Qur’an dan IPTEKS
1. Interelesasi Kebenaran Al-Qur’an
Interrelasi berasal dari dua kata yaitu inter dan relasi. Inter adalah
bentuk terikat diantara dua sedangkan relasi adalah hubungan atau
berhubungan. Jadi interrelasi merupakan hubungan antara dua masalah
yang saling terikat. Dalam pembahasan ini berkenaan dengan “hubungan
kebenaran Al-Qur’an dan ipteks.
Al-Quran adalah kitab petunjuk, demikian hasil yang kita peroleh dari
mempelajari sejarah turunnya. Ini sesuai pula dengan penegasan Al-Quran
QS Al Baqarah : 185

‫ت ِمنَ ا ْل ُهد َٰى‬ ٍ ‫س َوبَيِّنَا‬ ِ ‫ضانَ الَّ ِذي أُ ْن ِز َل فِي ِه ا ْلقُ ْرآنُ ُهدًى لِلنَّا‬ َ ‫ش ْه ُر َر َم‬ َ
‫سفَ ٍر‬ َ ‫ضا أَ ْو َعلَ ٰى‬ ً ‫ص ْمهُ` ۖ َو َمنْ َكانَ َم ِري‬ ُ َ‫ش ْه َر فَ ْلي‬
َّ ‫ش ِه َد ِم ْن ُك ُم ال‬ َ ْ‫َوا ْلفُ ْرقَا ِن ۚ فَ َمن‬
َ‫س َر َولِتُ ْك ِملُوا ا ْل ِع َّدة‬ ْ ُ‫فَ ِع َّدةٌ ِمنْ أَيَّ ٍام أُ َخ َر ۗ يُ ِري ُد هَّللا ُ بِ ُك ُم ا ْلي‬
ْ ‫س َر َواَل يُ ِري ُد بِ ُك ُم ا ْل ُع‬
ْ َ‫َولِتُ َكبِّ ُروا هَّللا َ َعلَ ٰى َما َهدَا ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم ت‬
َ‫ش ُك ُرون‬
“Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu
hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia
berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu
ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang
ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya
kamu bersyukur”. (QS Al Baqarah : 185)

3
4

2. Al-Qur’an dan IPTEKS


Al-Quran demikian menghormati kedudukan ilmu dengan
penghormatan yang tidak ditemukan bandingannya dalam kitab-kitab suci
yang lain sebagai bukti, Al-Quran menyifati masa arab pra-islam dengan
jahiliah (kebodohan). Di dalam Al-Quran terdapat beratus-ratus ayat yang
menyebut tentang ilmu dan pengetahuan. Di dalam sebagian besar ayat itu
disebutkan kemuliaan dan ketinggian derajat ilmu.
Dalam rangka mengingatkan tentang anugerah yang telah diberikan
kepada manusia, Allah berfirman:

َ ‫َعلَّ َم اإل ْن‬


‫سانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬
"Allah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak mereka ketahui."
(QS Al-Alaq:5)

ُ ‫ح هَّللا‬ َ ‫س ُحوا يَ ْف‬


ِ ‫س‬ َ ‫س فَا ْف‬ ِ ِ‫س ُحوا فِي ا ْل َم َجال‬ َّ َ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِ َذا قِي َل لَ ُك ْم تَف‬
‫ش ُزوا يَ ْرفَ ِع هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ أُوتُوا‬ ُ ‫لَ ُك ْم َوإِ َذا قِي َل ا ْن‬
ُ ‫ش ُزوا فَا ْن‬
ٍ ‫ا ْل ِع ْل َم َد َر َجا‬
‫ت َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ َخبِي ٌر‬
"Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: 'Berlapang-
lapanglah dalam majelis', lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: 'Berdirilah kamu, maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(QS.Al Mujaadilah:11)

‫اآلخ َرةَ َويَ ْر ُجو َر ْح َمةَ َربِّ ِه قُ ْل‬ ِ ‫سا ِجدًا َوقَائِ ًما يَ ْح َذ ُر‬ َ ‫أَ َّمنْ ه َُو قَانِتٌ آنَا َء اللَّ ْي ِل‬
ِ ‫ستَ ِوي` الَّ ِذينَ يَ ْعلَ ُمونَ َوالَّ ِذينَ ال يَ ْعلَ ُمونَ إِنَّ َما يَتَ َذ َّك ُر أُولُو األ ْلبَا‬
‫ب‬ ْ َ‫َه ْل ي‬
"Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung), ataukah orang
yang beribadah di waktu-waktu malam, dengan sujud dan berdiri, sedang
ia takut kepada (azab) akhirat, dan mengharapkan rahmat Rabb-nya?.
Katakanlah: 'Adakah sama orang-orang yang mengetahui, dengan orang-
orang yang tidak mengetahui'. Sesungguhnya orang yang berakal-lah yang
dapat menerima pelajaran." (QS.Az Zumar:9)
5

Di samping itu masih banyak ayat lain yang menyatakan tentang


kemuliaan ilmu. Dan dalam hadis-hadis Rasulullah dan para Imam Ahlul
Bait yang kedudukannya mengiringi Al-Quran terdapat dalil-dalil yang
tidak terhitung banyaknya tentang anjuran untuk mencari ilmu, arti penting
dan kemuliaannya. Ayat-ayat Al-Qur'an merupakan petunjuk manusia
tidak saja untuk kehidupan akhirat namun juga untuk kebaikan kehidupan
di dunia.
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah salah satu sarana manusia
untuk menuju kehidupan di dunia lebih baik. Oleh sebab itu, dalam Al-
qur'an pun tak luput memberikan petunjuk tentang ilmu pengetahuan dan
teknologi bagi kehidupan manusia.
Membuka dan membaca mushaf Al-Qur'an, kita akan menemukan
ratusan ayat yang membicarakan tentang petunjuk untuk memperhatikan
bagaimana cara kerja alam dunia ini. Tidak kurang dari 700 ayat dari
6000-an ayat Al-Qur'an memberikan gambaran kepada manusia untuk
memperhatikan alam sekitarnya. Selain itu, biasanya ayat-ayat yang
membahasnya diawali maupun diakhiri dengan sindiran-sindiran seperti;
"apakah kamu tidak memperhatikan?", "Apakah kamu tidak berpikir?",
"Apakah kamu tidak mendengar?", "Apakah kamu tidak melihat?". Sering
pula di akhiri dengan kalimat seperti "Sebagai tanda-tanda bagi kaum yang
berpikir", "Tidak dipahami kecuali oleh Ulul Albaab". Demikianlah
mukjizat terakhir Rasul, yang selalu mengingatkan manusia untuk
mendengar, melihat, berpikir, merenung, serta memperhatikan segala hal
yang diciptakan Allah di dunia ini.
Membuka kembali lembaran sejarah masa kejayaan Islam, kita akan
mendapati begitu banyak sumbangsih umat Islam bagi dunia Ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pada masa itu, dunia di luar Islam diselubungi
kegelapan ilmu. Perdukunan, mantra dan jampi-jampi menjadi jalan untuk
pengobatan. Namun berbeda di dunia Islam, seorang Ibnu Sina telah
mengembangkan berbagai metode pembedahan manusia, dialah sang
bapak kedokteran modern. Karya monumentalnya, Alqanun fi At Tib
6

(yang diterjemahkan ke Eropa menjadi Canon), menjadi rujukan utama


dunia kedoktekan sampai abad ke 19.
Kita juga harus berterima kasih kepada Al-Khawarizmi, yang telah
mengembangkan metode Al-goritma. Kenapa disebut Al-goritma, Al-
goritma merupakan aksen eropa dari nama al-khawrizmi. Seperti ilmuwan
lainnya, Ibnu Sina menjadi Avecina, Ibnu Rusyd menjadi Averoes. Dan
masih banyak lagi penemuan-penemuan di dunia islam pada masa itu
seperti, metode fotografi paling awal yang disebut ruang gelap, jam air,
piston.
Namun alangkah ruginya, umat Islam saat ini yang kurang sekali
mengapresiasi kandungan Al-Qur’an, akibat banyaknya muslim yang tidak
paham bahasa Al-Qur’an (Bahasa Arab), meskipun hanya sebatas
pemahaman tingkat dasar. Akibat tidak paham bahasa Al-Qur’an,
membaca Al-Qur’an hanya sebatas ritual saja (meskipun begitu dasyatnya
Al-Qur’an, sehingga orang yang tidak paham maksudnya pun dapat
menjadi tenang hatinya). Bahkan banyak generasi muda yang enggan
untuk sekedar menyentuhnya, apalagi untuk membacanya. Hal ini tidak
lain disebabkan oleh minimnya pengetahuan generasi muda islam tehadap
bahasa Al-Qur’an.
Membahas hubungan antara Al Qur’an dan ilmu pengetahuan bukan
dinilai dari banyak atau tidaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang
dikandungnya, tetapi yang lebih utama adalah melihat : adakah Al qur’an
atau jiwa ayat-ayatnya menghalangi ilmu pengetahuan atau
mendorongnya, karena kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya diukur
melalui sumbangan yang di berikan kepada masyarakat atau kumpulan ide
dan metode yang dikembangkannya, tetapi juga pada sekumpulan syarat-
syarat psikologis dan social yang diwujudkan, sehingga mempunyai
pengaruh (positif atau negative) terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.
Sejarah membuktikan bahwa Galileo ketika mengungkapkan
penemuan ilmiahnya tidak mendapat tantangan dari satu lembaga ilmiah,
kecuali dari masyarakat dimana ia hidup. Mereka memberikan tantangan
7

kepadanya atas dasar kepercayaan agama. Akibatnya, Galileo pada


akhirnya menjadi korban penemuannya sendiri.
Dalam Al qur’an ditemukan kata-kata “ilmu” dalam berbagai bentuk
yang terulang sebanyak 854 kali. Disamping itu, banyak pula ayat-ayat Al
qur’an yang menganjurkan untuk menggunakan akal pikiran, penalaran,
dan sebagainya.
Di samping itu, terdapat tuntutan-tuntutan antara lain :
a. Jangan bersikap terhadap sesuatu tanpa dasar pengetahuan, dalam arti
tidak menetapkan sesuatu kecuali benar-benar telah mengetahui dulu
persoalan, atau menolaknya sebelum ada pengetahuan.
b. Jangan menilai sesuatu karena factor ekstern apa pun walaupun dalam
dalam pribadi tokoh yang paling diagungkan. Ayat- ayat semacam
inilah yang mewujudkan iklim ilmu pengetahuan dan yang telah
melahirkan pemikir-pemikir dan ilmuwan-ilmuwan islam dalam
berbagai disiplin ilmu. “tiada yang lebih baik dituntun dari suatu kitab
akidah (agama) menyangkut bidang ilmu kecuali anjuran untuk
berpikir, serta tidak menetapkan suatu ketetapan yang menghalangi
umatnya untuk menggunakan akalnya atau membatasinya menambah
pengetahuan selama dan dimana saja ia kehendaki. Dan inilah korelasi
pertama dan utama antara Al qur’an dan ilmu pengetahuan.
Sedangkan korelasi kedua dapat ditemukan pada isyarat-isyarat ilmiah
yang tersebar dalam sekian banyak ayat Al qur’an yang berbicara
tentang alam raya dan fenomenanya. Isyarat-isyarat tersebut sebagian
nya telah diketahui oleh masyarakat arab ketika itu. Namun apa yang
mereka ketahui itu masih sangat terbatas dalam perinciannya

B. Bukti-bukti Ilmiah Kebenaran Al-Qur’an dalam Bidang Keperawatan


1. Keperawatan dalam Islam
Pertama, penghargaan terhadap kemandirian klien menjadi prinsip etik
dalam teori keperawatan. Islam mengajarkan bahwa keberadaan seorang
manusia hendaklah memperbanyak orang yang memberikan pertolongan
bukan orang yang mengharap pertolongan sesuai dengan sabda Rasul yadu
8

al ‘ulya khairun min yadu al sufla, artinya tangan di atas yaitu yang
memberikan pertolongan lebih baik dari tangan yang di bawah. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam pandangan islam seseorang sebaiknya menjadi
pribadi yang mandiri yaitu yang dapat menolong orang lain karena
perbuatan itu pada hakikatnya adalah menolong dirinya sendiri. Kedua,
tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan teori keperawatan
sekalipun pada akhirnya yang menyembuhkan itu semata-mata Allah
SWT.
Seluruh perangkat tenaga medis hanya berfungsi sebagai sebab yang
mengantarkan kesembuhan atau sebaliknya terhadap klien. Ketiga, seorang
yang berprofesi sebagai perawat dan memiliki komitmen keislaman yang
kuat adalah selalu mempertimbangkan manfaat dari perbuatannya karena
Rasul bersabda yang artinya sebagian dari tanda keindahan Islam
seseorang adalah meninggalkan perbuatan yang tidak berguna kepadanya
(min husni islam al mar-I tarku ma la ya’nihi). Keempat, seorang yang
berprofesi perawat adalah mereka yang mampu berlaku adil baik kepada
pasien maupun kepada dirinya sendiri sehingga juga memperhatikan
kebutuhan fisik dan psikisnya.

2. Bukti Ilmiah Kebenaran Al-Qur’an Dalam Keperawatan


a. Fakta tentang menyusui bayi selama 2 tahun
Air susu ibu atau ASI sangat bermanfaat bagi bayi. ASI adalah sumber
makanan terbaik bagi bayi dan mengandung zat yang dapat
meningkatkan kekebalan tubuh. Tidak ada susu buatan manusia yang
mampu menandingi kualitas ASI.
Alquran surat Luqman ayat 14 menganjurkan manusia untuk berbuat
baik kepada ibu bapaknya, ibunya telah mengandung dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Surat ini menjelaskan bahwa waktu yang terbaik untuk memberikan
ASI bagi seorang bayi adalah 2 tahun karena memberikan banyak
manfaat.
9

َ ِ‫سانَ بِ َوالِ َد ْي ِه َح َملَ ْتهُ أُ ُّمهُ َو ْهنًا َعلَى َو ْه ٍن َوف‬


‫صالُهُ فِي‬ َ ‫ص ْينَا اإل ْن‬
َّ ‫َو َو‬
ِ ‫ش ُك ْر ِلي َولِ َوالِ َد ْيكَ إِلَ َّي ا ْل َم‬
‫صي ُ`ر‬ ْ ‫عَا َم ْي ِن أَ ِن ا‬
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.” (QS Luqman:14)
b. Fakta tentang penciptaan manusia dalam 3 tahap
Dalam Alquran surat Az Zumar ayat 6 dijelaskan, manusia diciptakan
dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan.

‫س َوا ِح َد ٍة ثُ َّم َج َع َل ِم ْن َها ز َْو َج َها َوأَ ْن َز َل لَ ُك ْم ِمنَ األ ْن َع ِام‬


ٍ ‫َخلَقَ ُك ْم ِمنْ نَ ْف‬
ٍ ‫ق فِي ظُلُ َما‬
‫ت‬ ٍ ‫ون أُ َّم َهاتِ ُك ْم َخ ْلقًا ِمنْ بَ ْع ِد َخ ْل‬
ِ ُ‫اج يَ ْخلُقُ ُك ْم فِي بُط‬ ٍ ‫ثَ َمانِيَةَ` أَ ْز َو‬
ْ ‫ث َذلِ ُك ُم هَّللا ُ َر ُّب ُك ْم لَهُ ا ْل ُم ْل ُك ال إِلَهَ إِال ُه َو فَأَنَّى ت‬
َ‫ُص َرفُون‬ ٍ ‫ثَال‬
“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan
daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor
yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam
perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang
(berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang
mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (QS Az Zumar:6)

Perkembangan ilmu biologi modern telah berhasil mengungkap


petunjuk dari ayat itu. Pertumbuhan bayi di dalam rahim melewati tiga
tahap (tiga kegelapan). Alquran menggunakan istilah ‘kegelapan’
karena memang proses penciptaan manusia dalam perut ibu terjadi di
dalam rahim yang gelap.
Tahap-tahap itu pertama, tahap Pre-embrionik, zigot tumbuh
membesar melalui pembelahan sel kemudian menjadi segumpalan sel
yang membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan
zigot, sel-sel penyusunnya mengatur diri mereka sendiri untuk
membentuk tiga lapisan. Kedua, tahap Embrionik yang berlangsung
lima setengah minggu. Bayi pada tahap ini disebut “embrio”. Organ dan
sistem tubuh bayi juga mulai terbentuk. Ketiga tahap fetus yang dimulai
10

sejak kehamilan bulan 8 hingga lahir. Pada tahap ini bayi telah
menyerupai manusia dengan wajah, kedua tangan dan kakinya.
c. Fakta tentang jenis kelamin bayi
Hasil penemuan ilmu genetika abad 20 menjelaskan bahwa jenis
kelamin seorang bayi ditentukan oleh air mani dari pria. Dalam air
mani pria terdapat kromosom x yang berisi sifat-sifat kewanitaan dan
kromosom y berisi sifat kelaki-lakian. Sedangkan dalam sel telur
wanita hanya mengandung kromosom x yang mengandung sifat-sifat
kewanitaan. Jenis kelamin seorang bayi tergantung pada sperma yang
membuahi, apakah mengandung kromosom x atau y.
Alquran telah menjelaskan fakta itu dalam surat An Najm ayat 45

َ َ‫َوأَنَّهُ َخل‬
َّ ‫ق ال َّز ْو َج ْي ِن‬
‫الذ َك َر َواأل ْنثَى‬
“Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita”
(QS. An Najm:45)
Sebelum penemuan itu diperoleh, masyarakat menganggap bahwa
penentu jenis kelamin berasal dari wanita.
d. Obat dalam Al Qur’an dan Al hadist
1. “Rasulullah saw berbuka puasa dengan beberapa biji buah kurma
sebelum salat. Sekiranya tidak terdapat kurma, maka Rasulullah
saw akan berbuka dengan beberapa anggur. Sekiranya tiada
anggur, maka Baginda meminum beberapa teguk air”(H.R Ahmad)
2. Habbatus saudah
Rasulullah bersabda ”hendaklah kamu menggunakan udah karena
sesungguhnya padanya terdapat penyembuhan bagi segala penyakit
kecuali mati” (H.R Salamah dari Abu Hurairah)
3. Madu
Allah berfirman:

‫سبُ َل َربِّ ِك ُذلُال يَ ْخ ُر ُج ِمنْ بُطُونِ َها‬


ُ ‫سلُ ِكي‬ ِ ‫ثُ َّم ُكلِي ِمنْ ُك ِّل الثَّ َم َرا‬
ْ ‫ت فَا‬
‫س إِنَّ فِي َذلِكَ آليَةً لِقَ ْو ٍم‬ ِ ‫اب ُم ْختَلِفٌ أَ ْل َوانُهُ ِفي ِه‬
ِ ‫شفَا ٌء ِللنَّا‬ ٌ ‫ش ََر‬
َ‫يَتَفَ َّك ُرون‬
11

“dari perut lebah ini keluar minuman (madu) yang bermacam-


macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan
bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benr
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang
berfikir” (QS. An Nahl:69)
4. Zaitun
Rasulullah bersabda “makanlah minyak zaitun dan lumurilah
minyaknya karena ia berasal dari pohon yang penuh berkah” (H.R.
At Tirmizi dan Ibnu Majah)
12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al Qur’an sebagai kitab suci umat islam, seringkali diragukan dalam hal
keterkaitannya dengan ilmu pengetahuan. Hal ini tentulah menjadi suatu
tantangan tersendiri bagi umat islam untuk menelaah lebih jauh kandungan
dan isi dari kitabnya tersebut.
Sebenarnya, bila kita telaah ayat per ayat dalam Al Qur’an, keraguan akan
keabsahan dan kualitas materi kitab ini bisa terjawab dengan mudah. Maka,
hanya orang-orang yang mengamati dan memperhatikan Al Qur’an dengan
cermatlah, yang akan mendapatkan tanda-tanda kebesaran Allah SWT dan
kebenaran Al Qur’an pada setiap penemuan ilmiah yang diperoleh oleh
manusia.
Al Qur’an menganjurkan manusia untuk mencari ilmu pengetahuan yang
terdapat di langit dan bumi. Namun tentulah hal itu jangan sampai
menyimpang dari apa yang telah digariskan dan dibatasi oleh Allah SWT
sebagaimana tetera dalam Al Qur’an.
Beberapa bukti autentik dari penelitian-penelitian ilmiah tentang alam yang
telah dilakukan sampai saat ini, setidaknya telah menjadi bukti bahwa
kandungan Al Qur’an tentang ilmu dan fenomenanya sangatlah benar apa
adanya. Maka, sebaiknya mulai saat ini seluruh umat islam dan seluruh kaum
ilmuan sadar, bahwa kandungan Al Quran tentang ilmu pengetahuan tidak
dapat diragukan lagi. Dan tentulah hal ini ditujukan pada penguatan akan
adanya pencipta Al Qur’an itu sendiri, yang tiada lain adalah Allah SWT.

B. Saran
Mungkin inilah yang bisa kami sampaikan pada penulisan tugas makalah
“Intererrelasi dan Bukti Kebenaran Al-Qur’an dan Ipteks ”. Meskipun
penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita dapat mengambil manfaat dan
ilmu dari tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan yang saya
tuliskan, karena saya hanyalah manusia yang adalah tempat salah dan dosa,
dan saya juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa
13

depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Dengan selesainya makalah
ini kami berharap dapat mendekatkan diri kepada sang khalik sebagai rasa
syukur kita terhadap belas kasihnya yang telah mengutus orang pilihan-Nya
kepada kita, dan tak lupa kami sebagai manusia yang tak luput dari salah
tentunya meminta maaf atas ketidaksempurnaan penyusunan makalah ini
karena kami sadar kita masih dalam tahap belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Baiquni, Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, PT. Dana Bakhti
Prima Yasa, Yogyakarta, 1997. h. 17.

Al Qur’anul Karim

Arifin, M, H, 1993, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara

Deedat, Ahmad, 2003, Al Qur’an Mu’jizat Yang Tak Tertandingi, Jakarta :


Pustaka

DEPAG, Sains Menurut Perespektif Al-qur’an, PT. Dwi Rama, 2000. h. 3.

H.G. Sarwar, Filsafat Al-Qur’an, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994. h.


125.

14

Anda mungkin juga menyukai