Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmatnya dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas hubungan antropologi dan
sosiologi. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu, terutama dosen pengampu Mata Kuliah
PENELITIAN TINDAKAN KELAS oleh DR. Lara Agnesta Putri, M.PdI dalam
penyusunan makalah ini, semoga dengan bantuannya mendapat balasan yang setimpal
dari Tuhan Yang Maha Esa.

Batang kapas, 14 November 2023


Penulis

Kelompok 7

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengecekkan keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan


uji kredibilitas, trasferabilitas (validitas eksternal) dependebiliti (reliabeliti) dan
Obyektivitas (confirmability).

Untuk memeriksa keabsahan data mengenai Pendidikan karakter remaja dari


keluarga broken home berdasarkan data yang di sekumpul, selanjutnya ditempuh
beberapa teknik keabsahan data yang meliputi: kedibilitas, transferabilitas,
dependabilitas, dan konfirmabilitas.

Dalam penelitian kualitatif, uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data
hasil penelitian dapat dilakukan dengan berbagai cara lam dilakukan dengan
perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi diskusi
dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member chack.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan kredibilitas sebuah penelitian ?>


2. Menjelaskan wacana tentang standar dalam penelitian kuantitatif
3. Wacana Validasi dalam PTK
4. Menjelaskan prosedur dan pelaksanaan validasi
C.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kredibilitas Dalam Penelitian


Kredibilitas merupakan salah satu metode pengujian keabsahan penelitian.
Sedangkan, uji keabsahan suatu penelitian harus melihat dari segi aspek valid, reliabel
dan obyektif. Sebuah penelitian dapat dikategorikan penelitian yang validitas adalah
data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.
Uji kredibilitas merupakan uji dimana peneliti mencari dan mengetahui tingkat
kepercayaan terhadap data yang diteliti. Terdapat 6 macam cara dalam pengujian, yaitu:
Perpanjang pengamatan, peningkatan ketekunan, Trianggulasi, diskusi dengan teman,
analisis kasus negative, Mengadakan member check.
1. Perpanjangan pengamatan
Perpanjangan pengamatan, maka artinya peneliti akan kembali ke lapangan,
melakukan pengamatan, dan wawancara kembali dengan sumber data yang pernah
ditemui maupun yang baru. Mewancarai sumber data yang ditemui akan semakin
terbentuk report, semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling
mempercayai sehingga tidak ada informasi yang ditutupi lagi.

Tahap awal peneliti memasuki lapangan, peneliti dianggap sebagai orang yang
asing serta patut untuk dicurigai, oleh karena itu hasil yang diberikan masih sebatas
asal-asalan atau dirahasiakan. Dengan perpanjangan pengamatan, peneliti dapat
mengecek kembali ke akuratan data. Apabila data yang diberikan berbeda, maka
peneliti harus mengadakan pengamatan yang lebih mendalam lagi. Waktu
perpanjangan pengamatan dilakukan, tergantung pada:
a) Kedalaman

3
Kedalaman artinya apakah peneliti ingin menggali sampai tingkat makna.
Makna berarti data yang tampak. Seperti orang yang menangis, bisa jadi ia
sedang tertawa di dalamnya.
b) Keluasan
Keluasan berarti banyak sedikitnya informasi yang diperoleh.

c) Kepastian data
Artinya data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan oleh peneliti.
Kepastian data berarti data yang sudah pasti atau data yang valid dan sesuai
dengan kenyataan di lapangan.
Perpanjangan waktu pengamatan dapat diakhiri ketika data yang diamati, setelah di
check kembali ke lapangan data sudah benar (kredibel).
2. Peningkatan ketekunan
Peningkatan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dapat direkam secara
sistematis dan pasti, dengan meningkatkan ketekunan akan dapat meningkatkan
kredibilitas data, karena dengan mengamakan ketekunan maka peneliti akan
mengecek kembali data yang diperolehnya apakah sudah benar atau masih salah
Selain itu dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat memberikan
deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati Adapun bekal
untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan membaca buku referensi, hasil
penelitian, maupun dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian.
Sehingga membaca dapat meningkatkan wawasan peneliti akan semakin luas dan
tajam.
3. Triangulasi (triangulation)
Triangulasi adalah validasi silang kualitatif. Ini menilai kecukupan data menurut
konvergensi beberapa sumber data atau beberapa prosedur pengumpulan data.
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu Sehingga triangulasi
Hapat dibagi menjadi:
a. Triangulasi tekhnik pengumpulan data

4
Cara menguji kredibilitas dengan meggunakan triangulasi teknik
pengumpulan data adalah dengan mengecek data kepada sumber yang sama
dengan teknik yang berbeda.
Wawancara - Observasi - Kuesioner atau dokumentasi
b. Triangulasi waktu pengumpulan data
Waktu sering mempengaruhi kredibilitas data. Misalnya saja waktu pagi
hari, waktu ini narasumber masih dalam keadaan segar dan masih belum
banyak pikiran. Sehingga data yang diperoleh dari pagi hari datanya akan
lebih valid sehingga lebih kredibel. Oleh karena itu diperlukan penguji data
dengan waktu yang berbeda-beda apabila data yang diperoleh berbeda-beda,
maka harus dilakukan berulang kali sampai data tersebut sama.
Siang – Sore – Pagi
4. Analisi kasus negatif (negative case analysis)
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil
penelitin hingga pada saat tertentu. Melakukan analisis kasus negatif berarti
peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data
yang ditemukan. Bila data yang ditemukan sudah tidak berbeda lagi dengan
data sebelumnya, maka data tersebut sudah dapat dipercaya.
5. Menggunakan bahan referensi
Bahan referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang
telah ditemukan oleh peneliti. Contoh : dari hasil wawancara, data hasil
pendukungnya adalah adanya rekaman saat wawancara, data dari hasil
interaksi manusia atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto-
foto.
Pada penelitian ini alat-alat bantu seperti camera, handycam, alat suara
rekam sangat dibutuhkan. Sehingga data-data penelitian tersebut dapat
dilengkapi dengan alat-alat bantu diatas, supaya dapat dipercaya.

B. Wacana Tentang Standar Penelitian Kuantitatif


Kuantitatf Menurut KBBI, Kuantitatif artinya berdasarkan jumlah atau banyaknya.
Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang mengambil data dalam jumlah yang

5
banyak. Bisa puluhan, ratusan, atau mungkin ribuan. Hal ini dikarenakan populasi
responden penelitian kuantitatif sangat luas.
Penelitian yang menggunakan metode kuantitatif bertujuan untuk menguji hipotesis
dengan menggunakan teori-teori yang sudah ada. Jadi, penelitiannya cenderung objektif
dan tidak mendalam. Kalau kualitatif, penelitiannya bertujuan untuk menemukan
hipotesis hingga teori baru. Itu sebabnya, kualitatif memerlukan waktu yang lebih lama
untuk menyelesaikannya. Contoh Penelitian Kuantitatif, penelitian kuantitatif banyak
digunakan memiliki dua atau lebih variabel yang diukur pengaruhnya dalam ilmu alam
maupun ilmu sosial.
1. Ciri-Ciri Penelitian Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif mempunyai karakteristik atau ciri sebagai berikut:
a. Memiliki dua atau lebih variabel yang diukur pengaruhnya pada penelitian
b. Masalah penelitiannya menanyakan tentang ada atau tidaknya pengaruh antar
variabel
c. Bisa kita lihat bahwa penelitian tadi bertujuan untuk melihat pengaruh Aplikasi
Tiktok terhadap Minat Belanja Masyarakat Jakarta.
d. Menggunakan sampel dan prinsip keterwakilan
Artinya, metode kuantitatif tidak mengambil data dari seluruh populasi,
melainkan dari sampel dengan menggunakan rumus tertentu. Sampel adalah
wakil atau sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik yang
sama.
C. Wacana Validasi Dalam PTK
Instrumen penelitian yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan (mengukur) data itu memang valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono). Pada PTK validitas
itu adalah keajekan proses penelitian seperti yang disyaratkan dalam penelitian
kualitatif.
Bahwa validitas atau validasi data adalah salah satu langkah yang dilakukan dalam
penelitian tindakan kelas (PTK) yang merupakan keajekan proses penelitian untuk
mendapatkan kepercayaan sesama para pengkaji dan peneliti.
1. Kriteria Validitas
a. Member chek

6
Yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang
diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber siapapun juga.
b. Triangulasi
Memeriksa kebenaran hipotesis, konstruks, atau analisis dari peneliti dengan
membandingkan hasil dari mitra peneliti.
c. Saturasi
Situasi pada waktu data sudah jenuh, atau tidak ada lagi data lain yang berhasil
dikumpulkan. Tidak ada lagi tambahan data baru berarti sudah tercapai
kejenuhan, yang disebut saturasi.
d. Eksplanasi atau Perbandingan
Yakni tidak melakukan upaya untuk menyanggah atau membuktikan kesalahan
penelitian saingan, melainkan mencari data yang akan mendukungnya.
e. Audit Trail
Artinya dapat diperiksa kesalahan-kesalahan dalam metode prosedur yang
dipakai peneliti dan di dalam pengambilan kesimpulan.
f. Expert Opinion
Melakukan dengan meminta nasehat pakar. Seperti pembimbing penelitian,
pakar atau penguji yang akan memeriksa semua tahapan penelitian.
g. Key Responden review
Salah seorang atau beberapa mitra peneliti atau orang yang banyak mengetahui
tengang penelitian misalnya PTK, untuk membaca, mengoreksi dari awal
laporan penelitian dan meminta pendapat atau masukan atas perbaikan
penelitian.

D. Prosedur dan Pelaksanaan Validasi


Pengujian Validitas Instrumen. Berikut ini dikemukakan cara pengujian validitas
instrumen yang akan digunakan untuk penelitian.
1. Pengujian Validitas Instrumen
a. Pengujian Validitas Konstrak (Construct Validity)
Untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat dari ahli
(judgment experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-
aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya

7
dikonsultasikan dengan ahlinya. Para ahli diminta pendapatnya tentang
instrumen yang telah disusun itu. Mungkin para ahli akan memberi keputusan:
instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin
dirombak total. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang dan
umumnya mereka yang telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti.
Setelah pengujian konstrak dari ahli dan berdasarkan pengalaman empiris di
lapangan selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Instrumen tersebut
dicobakan pada sampel dari mana populasi diambil. (pengujian pengalaman
empiris ditunjukkan pada pengujian validitas external) Jumlah anggota sampel
yang digunakan sekitar 30 orang. Setelah data ditabulasikan, maka pengujian
validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan
mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor, dan
mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Berikut ini diberikan contoh
analisis faktor untuk menguji construct validity.
Misalnya akan dilakukan pengujian construct validity melalui analisis faktor
terhadap instrumen untuk mengukur prestasi kerja guru. Jadi dalam hal ini
variabel penelitiannya adalah prestasi kerja. Berdasarkan teori dan hasil
konsultasi ahli, indikator prestasi kerja pegawai meliputi dua faktor yaitu:
kualitas hasil kerja dan kecepatan kerja. Selanjutnya indikator (faktor) kecepatan
kerja dikembangkan menjadi tiga pertanyaan, dan kualitas hasil kerja
dikembangkan menjadi 4 butir pertanyaan. Instrumen yang terdiri 7 butir
pertanyaan tersebut, selanjutnya diberikan kepada 5 guru sebagai responden
untuk menjawabnya.
b. Pengujian Validitas Isi (Content Validity)
Untuk instrumen yang berbentuk test, pengujian validitas isi dapat
dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran
yang telah diajarkan. Seorang dosen yang memberi ujian di luar pelajaran yang
telah ditetapkan, berarti instrumen ujian tersebut tidak mempunyai validitas isi.
Untuk instrumen yang akan mengukur efektivitas pelaksanaan program, maka
pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan.

8
Teknis pengujian validitas konstrak dan validitas isi dapat dibantu dengan
menggunakan kisi-kisi instrumen, atau matrik pengembangan instrumen. Dalam
kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur dan
nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari
indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas dapat
dilakukan dengan mudah dan sistematis.
c. Pengujian Validitas Eksternal
Validitas Eksternal Instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk
mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta
empiris yang terjadi di lapangan. Misalnya instrumen untuk mengukur kinerja
sekelompok pegawai, maka kriteria kinerja pada instrumen itu dibandingkan
dengan catatan-catatan lapangan (empiris) tentang kinerja pegawai yang baik.
Bila telah terdapat kesamaan antara kriteria dalam instrumen dengan fakta di
lapangan, maka dapat dinyatakan instrumen tersebut mempunyai validitas
eksternal yang tinggi.
Instrumen penelitian yang mempunyai validitas eksternal yang tinggi akan
mengakibatkan hasil penelitian mempunyai validitas eksternal yang tinggi pula.
Penelitian mempunyai validitas eksternal bila hasil penelitian dapat
digeneralisasikan atau diterapkan pada sampel lain dalam populasi yang diteliti.
Untuk meningkatkan validitas eksternal penelitian selain meningkatkan validitas
eksternal instrumen, maka dapat dilakukan dengan memperbesar jumlah sampel.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kredibilitas merupakan salah satu metode pengujian keabsahan penelitian.
Sedangkan, uji keabsahan suatu penelitian harus melihat dari segi aspek valid, reliabel
dan obyektif. Sebuah penelitian dapat dikategorikan penelitian yang validitas adalah
data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.
Uji kredibilitas merupakan uji dimana peneliti mencari dan mengetahui tingkat
kepercayaan terhadap data yang diteliti. Terdapat 6 macam cara dalam pengujian, yaitu:
Perpanjang pengamatan, peningkatan ketekunan, Trianggulasi, diskusi dengan teman,
analisis kasus negative, Mengadakan member check.
Penelitian yang menggunakan metode kuantitatif bertujuan untuk menguji hipotesis
dengan menggunakan teori-teori yang sudah ada. Jadi, penelitiannya cenderung objektif
dan tidak mendalam. Kalau kualitatif, penelitiannya bertujuan untuk menemukan
hipotesis hingga teori baru. Itu sebabnya, kualitatif memerlukan waktu yang lebih lama
untuk menyelesaikannya. Contoh Penelitian Kuantitatif, penelitian kuantitatif banyak
digunakan memiliki dua atau lebih variabel yang diukur pengaruhnya dalam ilmu alam
maupun ilmu sosial.
1. Ciri-Ciri Penelitian Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif mempunyai karakteristik atau ciri sebagai berikut:
a. Memiliki dua atau lebih variabel yang diukur pengaruhnya pada penelitian
b. Masalah penelitiannya menanyakan tentang ada atau tidaknya pengaruh antar
variabel

10
c. Bisa kita lihat bahwa penelitian tadi bertujuan untuk melihat pengaruh Aplikasi
Tiktok terhadap Minat Belanja Masyarakat Jakarta.
d. Menggunakan sampel dan prinsip keterwakilan
Artinya, metode kuantitatif tidak mengambil data dari seluruh populasi,
melainkan dari sampel dengan menggunakan rumus tertentu. Sampel adalah
wakil atau sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik yang
sama.
KEPUSTAKAAN

Bungin, B. (2001). Metode penelitian kualitatif: Aktualisasi metodologis ke arah ragam


varian kontemporer. Rajawali Press.
Chariri, A. (2009). "Landasan filsafat dan metode penelitian kualitatif",
Paper disajikan pada Workshop Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif,
Laboratorium Pengembangan Akuntansi (LPA), Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro Semarang.
Fitrah & Lutfiuyah. (2017). Metodologi penelitian: Penelitian kualitatif, tindakan kelas
& studi kasus. CV Jejak Publisher.
Manaf, A. (2015). Penelitian pendidikan: pendekatan kualitatif. Kalimedia.
Sarmanu. (2017). Dasar metodologi penelitian kuantitatif, kualitatif, dan statistik.
Airlangga University Press.
Sugiarto, E. (2015). Menyusun proposal penelitian kualitatif: skripsi dan tesis. Suaka
Media.
Sugiyono. (2011). Metodologi penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Alfabeta.

11

Anda mungkin juga menyukai