Dosen Pengampu :
DEWI FADILLAH
NIM : 231550754
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Artinya : dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
suatu saripati (berasal) dari tanah. kemudian Kami jadikan saripati itu
air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian, sesudah itu,
Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. (Q.S : Al-
Mukminun Ayat : 12-15
Allah SWT menjelaskan dengan begitu detail tahapan dan fase
penciptaan manusia yang secara umum dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1) Fase Tanah
Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dari suatu saripati (berasal) dari tanah. (QS Al-mu‟minun:12)
(Dialah yang menciptakan kamu dari tanah) atau menciptakan
kamu dari Adam, sedangkan Adam dari tanah, atau menciptakan
kamu dari sperma yang asalnya dari makanan, dan makanan itu
berasal dari tanah.
Yang terdapat dalam Al-Qur’an tentang asal jenis manusia
merupakan bagian dari yang kita katakan bahwa pada asalnya akal
diberi petunjuk, namun tidak mampu mengetahuinya secara rinci dan
bagaimana penciptaannya. Akal juga menetapkan bahwa manusia
harus terkumpul atau tercipta dari satu asal hingga berakhir pada
satu bapak dan ibu. Akan tetapi, akal tidak dapat mengetahuinya
secara rinci karena hasil ini merupakan ketetapannya yang
disandarkan atas undang-undang yang pasti kebenarannya dan
tidak perlu penjelasan. Perincian membutuhkan beberapa sarana
dan sarana apa punyang mewajibkannya, akal tetap tidak mampu
menemukan petunjuk.
2) Fase Nuthfah
Artinya : Kemudian Kami menjadikan sari pati itu air mani
(nuthfah)(yang disimpan) dalam tempat yang kukuh.(QS Al-
mu‟minun:13)
Selain itu, dalam QS. Ghafir ayat 67 juga dijelaskan: Yang
artinya: Dialah yang menciptakan kalian dari tanah kemudian
dari nuthfah (setetes air mani) (QS Ghafir:67)
Fase pertama merupakan awal penciptaan manusia dan awal
penciptaan masing-masing individu manusia. Ayat ini diawali dengan
kata pendek tsumma (kemudian) yang hanya membutuhkan
beberapa detik saja untuk mengucapkannya.
3) Fase ‘Alaqah
Ibnul Jauzi dalam kitab Zad Al-Masir berpendapat „alaqah adalah
sejenis darah yang bergumpalan dan kental. Dikatakan juga karena
sifat lembab dan bergantung pada periode yang dilaluinya.
4) Fase Mudhgah
Mudhgah adalah sepotong daging tempat pembentukan janin.
Fase ini dimulai kira-kira pada minggu keempat. Setelah kapsul janin
(embrio) terbentuk menjadi tiga tingkatan pada minggu ketiga, mulai
terlihat ciri-ciri pertama susunan saraf dan aliran darah.
5) Fase Tulang dan Daging
Pada fase ini secara umum merupakan permulaan
pembentukan tulang dan perbedaannya dengan mudhgah
sebagaimana fase sebelumnya yang secara keseluruhan adalah
munculnya gumpalan daging, pada fase selanjutnya, tulang tersebut
dibungkus dengan otot-otot.
Dari keterangan ini dapat disimpulkan bahwa tulang telah mulai
tampak ketika ciri umum janin masih berupa mudhgah.
Otot-otot mulai tampak ketika tulang belum sempurna
sebagaimana kulit pun telah muncul ketika otot-otot belum tumbuh
sempurna. Yang dimaksud dari ketiga urutan ini adalah urutan
munculnya, lalu urutan kemajuan perkembangannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Konsep Islam setiap anak yang dilahirkan telah memiliki
fitrah. Fitrah tersebut dapat berupah fitrah Ilahiyah yang berujud
pengakuan akan keEsaan dan kebesaran Allah, beragama Islam
berpembawaan baik dan benar, dan Fitrah Jasadiyah yang berupah
fisik seperti alat peraba, pencium, pendengaran, penglihatan, akal,hati,
bkat dan ketrampilan yang semuanya telah dibawanya sejak lahir.
Namun pada realitasnya, kemampuan optimalisasi daya tersebut
tidak selalu mem- berikan kemaslahatan pada umat dan makhluk lain
karena ada dimensi-dimensi tertentu yang mendominasi. Adanya Al-
Qur’an sebagai wahyu Allah yang sem- purna menjadi menuntun
manusia agar tetap pada koridor fitrah yang telah ditentukan dengan
berbagai penjelasan dasarnya. Manusia yang kembali kepada konsep
fitrah dari Al-Qur’an maka ia akan diberi jalan yang lurus dan terang
sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pemimpin di bumi ini
dengan se- baik-baiknya. Optimalisasi fitrah manusia agar sesuai fitrah
dari Rabbnya tersebut dapat dilakukan sejak dini mungkin, yaitu pada
anak ketika masih dalam kandung- an. Tentunya hal ini tidak dapat
terlepas dari konsep pendidikan yang dilakukan oleh orang tua maupun
sekolah yang memberikan penanaman nilai-nilai secara benar sehingga
memberikan aspek kecerdasan yang selaras dengan peraturan tuhan.
B. saran
Dalam makalah ini penulis sadar bahwa masih jauh dari sempurna
Oleh karena itu diperlukan kritik dan saran dari pembaca sekalian
agar makalah ini dapat lebih baik lagi dan bermanfaat bagi kita semua.
diharapkan juga adanya makalah lain yang menyempurnakan makalah
ini sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Abd.Rahman.2002. AKTUALISASI Konsep Dasar Pendidikan
Islam Rekonstruksi Pemikiran Dalam Tinjauan Filsafat Pendidikan
Islam. ( Yoyakarta : UII Press )
Darajat Zakiyah dkk, 1992. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bina Aksara.
Jalaludin, 2001. Teologi Pendidikan, Jakarta : Radja Grafindo.