Anda di halaman 1dari 15

1

MAKALAH
“lembaga nasional perlindungan anak”

Dosen Pengampuh :

Disusun Oleh :

MELLY ANDRIANI

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YPI)


INSTITUT AGAMA ISLAM
NUSANTARA BATANG HARI
2022

KATA PENGANTAR
2

‫الرحِيم‬
َّ ‫ِالر ْح َم ِن‬
َّ ‫ــــــــــــــــم اﷲ‬
ِ ‫ِب ْس‬

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan


semesta alam yang senantiasa memberikan kemudahan kelancaran
beserta limpahan Rahmat dan Karunia-Nya yang tiada terhingga.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW
yang telah memberikan suri tauladan bagi kita semua.

Alhamdulillah berkat Rahmat dan ridha-Nya penulis dapat

menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “lembaga nasional

perlindungan anak”. makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu


tugas kelompok tahun akademik 2022

Dalam penyusunan makalah ini Penulis mendapatkan bantuan


serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua terutama bagi penulis. Begitu pula makalah ini tidak luput dari
kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
sarannya yang bersifat membangun.

Muara Bulian, Mei 2022

Penulis
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................1


B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan dan penulis................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sistem Perlindungan Anak.................................................................. 3


B. Pendekatan Perlindungan Anak Berbasis Sistem.............................. 3
C. Pelayanan Sosial Melalui Pendekatan Sistem.................................... 5
D. Perlindungan Anak..............................................................................6
E. Tujuan Perlindungan Anak..................................................................7
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perlindungan Anak....................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................10
B. Saran...................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia salah satu masalah besar yang marak
diperbincangkan adalah tindak kriminal terhadap anak. Mulai dari
kekerasan, pembunuhan, penganiayaan dan bentuk tindakan kriminal
lainnya yang berpengaruh negatif bagi kejiwaan anak. Seharusnya
seorang anak diberi pendidikan yang tinggi, serta didukung dengan
kasih sayang keluarga agar jiwanya tidak terganggu.hal ini terjadi
karena  Banyak orangtua menganggap kekerasan pada anak adalah
hal yang wajar. Mereka beranggapan kekerasan adalah bagian dari
mendisiplinkan anak.
Mereka lupa bahwa orangtua adalah orang yang paling
bertanggung jawab dalam mengupayakan kesejahteraan, perlindungan,
peningkatan kelangsungan hidup, dan mengoptimalkan tumbuh
kembang anaknya. Keluarga adalah tempat pertama kali anak belajar
mengenal aturan yang berlaku di lingkungan keluarga dan masyarakat. 
Kekerasan terhadap anak dapat diartikan sebagai perilaku yang
sengaja maupun tidak sengaja  yang ditujukan untuk mencederai atau
merusak anak, baik berupa serangan fisik maupun mental.
Dalam menyiapkan generasi penerus bangsa anak merupakan
asset utama. Tumbuh kembang anak sejak dini adalah tanggung jawab
keluarga, masyarakat dan negara. Namun dalam proses tumbuh
kembang anak banyak dipengaruhi oleh berbagai factor baik biologis,
psikis, sosial, ekonomi maupun kultural yang menyebabkan tidak
terpenuhinya hak – hak anak.
Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi anak telah
disahkan Undang - Undang (UU) Perlindungan Anak yaitu UU No. 23
Tahun 2002 yang bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak – hak
anak agar anak dapat hidup, tumbuh berkembang dan berpartisipasi
secara optimal sesuai harkat dan martabat kemanusiaan serta

1
2

mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi demi


terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas berakhlak mulia dan
sejahtera.
Akibat kehilangan hak – haknya, banyak anak – anak menjalani
hidup mereka sendiri. Oleh karena tidak memiliki arah yang tepat, maka
banyak pula anak - anak mulai bersinggungan dengan hukum.
Tindakan yang melawan hukum seperti pencurian, perkelahian dan
narkoba sangat sering dilakukan oleh anak. Hal ini terjadi karena
mereka sudah kehilangan hak-hak yang seharusnya mereka miliki.
Pasal 13 (1) Undang – undang No. 23 tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak disebutkan setiap anak selama dalam pengasuhan
orangtua, wali atau pihak lain yang bertanggung jawab atas
pengasuhan. Selanjutnya dalam Pasal 11 UU No. 23 tahun 2002
disebutkan pula bahwa setiap anak berhak untuk beristirahat dan
memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak sebaya, bermain,
berekreasi sesuai dengan minat, bakat dan tingkat kecerdasannya demi
pengembangan diri. Anak adalah pemimpin masa depan siapapun yang
berbicara tentang masa yang akan datang, harus berbicara tentang
anak-anak.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Perlindungan Anak


Indonesia menghadapi masalah serius terkait dengan hak dan
kesejahteraan anak-anak. Hampir setengah dari anak-anak Indonesia
berusia antara 13 dan 18 tahun putus sekolah; hampir tiga juta anak
terlibat dalam perburuhan anak berpotensi berbahaya, dan sekitar 2,5
juta anak Indonesia menjadi korban kekerasan setiap tahun. Lebih dari
80% anak-anak sedang menjalani proses peradilan berakhir di
belakang bar dan jumlah yang lebih besar adalah tanpa bantuan
hukum. Statistik ini menggarisbawahi kebutuhan untuk mengintensifkan
dan memperkuat upaya saat ini untuk meningkatkan perlindungan anak
di Indonesia. 2008 review dari Pemerintah Program Negara Indonesia
dan UNICEF Kerjasama menyoroti hubungan antara kebutuhan untuk
meningkatkan perlindungan anak dan pengembangan ekonomi
nasional yang adil dan berkelanjutan.
Kesenjangan yang signifikan tetap dalam ketersediaan informasi
pembangunan kerangka kebijakan di Indonesia dan aktual, on-the-
tanah program di bidang hak-hak anak dan perlindungan anak. Ada
kebutuhan mendesak untuk berpindah dari penyediaan ad-hoc,
responsif, dan donor-driven upaya perlindungan anak ke sistem anak
strategis dan komprehensif perlindungan.
Sistem seperti menggunakan proses standar untuk
mengumpulkan data, menggunakan data tersebut untuk program-
program desain, dan alamat keprihatinan perlindungan anak dalam
yang lebih luas sosial, ekonomi, konteks politik dan hukum.
Dalam konteks ini bahwa Columbia University dan Universitas
Indonesia, bekerja sama dengan UNICEF dan Departemen
Perencanaan Bahasa Indonesia (BAPPENAS) mendirikan Universitas
berbasis “Center of Excellence”, Pusat tentang Perlindungan Anak,

3
4

yang akan berfungsi sebagai model dari akademisi, pemerintah dan


keterlibatan masyarakat sipil yang memberikan kontribusi untuk
sistematisasi dan profesionalisasi perlindungan anak di Indonesia
melalui penelitian, analisis dan evaluasi. Pusat ini difokuskan pada
membangun kapasitas praktisi pemerintah, profesional muncul, para
pemimpin masyarakat sipil dan akademisi. Hal ini bertujuan untuk
mempromosikan seragam, solusi berkelanjutan untuk masalah
kompleks yang mempengaruhi anak-anak, keluarga, dan
masyarakat. Selain itu, ia mendorong kolaborasi dan pertukaran
pengetahuan di kawasan Asia / Pasifik.
Negara Indonesia, saat ini sedang mengembangkan
kesejahteraan anak dan keluarga yang fokus pada sistem untuk
pencegahan dan merespon semua bentuk – bentuk kekerasan pada
anak. Hal ini merupakan refleski pada pendekatan baru pada upaya
perlindungan anak secara internasional.
Kendati negara Indonesia telah mengembangkan sebuah
kerangka kerja progresif untuk hak-hak anak, hanya saja dalam
pelaksanaannya kurang mampu berkembang untuk perlindungan anak.
Disisi lain, belum ada mandat secara jelas bagi sebuah lembaga untuk
mengelola pelayanan pencegahan dan merespon masalah-masalah
anak terkait dengan kewenangan dan akuntabilitas untuk melindungi
secara legal dan efektif. Pendekatan dalam penyediaan layanan
perlindungan anak berbasis sistem mulai dikembangkan berbeda
dengan pendekatan tradisional yang dijalankan saat ini. Dimana, dalam
pendekatan tradisional dilakukan berdasarkan respon yang berbasis
kesejahteraan, lebih dipimpin oleh NGOs, berorientasi pada
kedaruratan, berbasis pada issu (seperti perdagangan anak; peradilan
anak), bekerja berdasarkan jaringan dan bukan sistem; dan hanya
terfokus pada kelompok anak yang termarjinalkan dan rentan, serta
layanan perlindungan anak lebih mengedepankan pada respon atau
gejala saja.
5

Upaya untuk mengadopsi pendekatan ”membangun sistem” ini


merupakan upaya untuk mengkerangkakan kembali sebuah
pendekatan pada anak yang membutuhkan atau beresiko, memikirkan
kembali bagaimana membangun strategi untuk perlindungan anak,
mendifinisikan apa itu persekutuan/kemitraan, bagaimana peran,
tanggungjawab, serta memprogramkan kembali intervensi dari masing
masing stakeholder diperlindungan anak.
B. Pendekatan Perlindungan Anak Berbasis Sistem
Pendekatan perlindungan anak berbasis sistem sebagai
pendekatan yang menekankan tanggung jawab atau kewajiban dari
negara sebagai primary duty bearer dalam menyediakan layanan untuk
pemenuhan hak hak anak dan perlindungan anak Negara mengakui
anak sebagai pemegang hak dan berhak atas perlindungan,
mempromosikan tanggungjawab dan akuntabilitas negara untuk
kesejahteraan anak. Fokus pada pencegahan kekerasan disumber
masalahnya, pengembangan sistem kesejahteraan yang dilaksanakan
oleh negara yang komprehensif (bukan jejaring kerja/proyek),
menjangkau semua anak dan fokus pada keluarga dan masyarakat.
Kerja kerja berbasis sistem lebih teroganisir dan bersungguh
sungguh, dapat diprediksi, interaktif dan saling terkait satu sama
lainnya. Sistem perlindungan anak yang efektif mensyarakatkan adanya
komponen-komponen yang saling terkait.
C. Pelayanan Sosial Melalui Pendekatan Sistem
Rangkaian dari layanan sosial perlindungan anak ditingkat
masyarakat dimulai dari pelayanan pencegahan primer, sekunder
sampai layanan penanganan tersier, Mediasi Keluarga ; Identifikasi dini;
Dukungan keuangan ‘ Asuhan petirahan (Respite care) Kampanye
Kesadaran ; Pendidikan, media, Kelompok Pengasuhan Pencegahan
primer bertujuan untuk memperkuat kapasitas masyarakat secara
menyeluruh dalam pengasuhan anak dan memastikan keselamatan
mereka.
6

Meliputi kegiatan yang mengubah sikap dan perilaku, memperkuat


ketrampilan orangtua dan menyadarkan masyarakat tentang dampak
yang tidak diinginkan dari kekerasan terhadap anak. Pencegahan
sekunder atau layanan intervensi dini difokuskan pada keluarga dan
anak anak yang beresiko dilakukan dengan mengubah keadaan
sebelum perilaku kekerasan menimbulkan dampak buruk secara nyata
terhadap anak anak misalnya melalui konseling dan mediasi keluarga
serta pemberdayaan ekonomi. Intervensi tersier menangani situasi
dimana anak sudah dalam keadaan krisis sebagai akibat kekerasan,
perlakuan salah, eksploitasi, penelantaran, atau tindakan-tindakan
buruk lainnya. Oleh karena itu, intervensi ini bertujuan untuk
membebaskan anak-anak dari dampak buruk atau, jika dianggap layak,
melakukan pengawasan terstruktur dan memberikan layanan
dukungan. Mekanisme pencegahan dianggap lebih dibandingkan tepat
dibandingkan intervensi tersier atau reaktif. Semua rangkaian sistem
baik tertier, sekunder dan primer harus saling terhubungkan dalam
sebuah rangkaian kesatuan perlindungan bagi anak-anak.
D. Perlindungan Anak
Kesejahteraan, pengasuhan dan perlindungan anak adalah
tiga konsep yang tidak terpisahkan dimana untuk mencapai
kesejahteraan, anak membutuhkan pengasuhan dan
perlindungan. Bab ini menguraikan tentang ketiga konsep
tersebut dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Perlindungan Anak Di Indonesia, Perlindungan Anak diatur
dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 yaitu segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya
agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi,
secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan
serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Sedangkan Perlindungan khusus adalah perlindungan yang
diberikan kepada anak dalam situasi darurat anak yang
7

berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan


terisolasi, anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau
seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban
penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif
lainnya (napza), anak korban penculikan, penjualan,
perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik dan/atau mental,
anak yang menyandang cacat, dan anak korban perlakuan salah
dan penelantaran.1
E. Tujuan Perlindungan Anak
Penyelenggaraan perlindungan anak berazaskan Pancasila
dan berlandaskan Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 serta prinsip-prinsip dasar Konvensi Hak-Hak
Anak meliputi: non diskriminasi; kepentingan yang terbaik bagi anak;
hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan;
dan penghargaan terhadap pendapat anak. Perlindungan anak
bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat
hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal
sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya
anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera.
Sejalan dengan tujuan tersebut, maka hakekat perlindungan anak
Indonesia adalah perlindungan keberlanjutan, karena merekalah
yang akan mengambil alih peran dan perjuangan mewujudkan cita-
cita dan tujuan bangsa Indonesia. Negara, pemerintah, masyarakat,
keluarga, dan orangtua berkewajiban dan bertanggung jawab
terhadap penyelenggaraan perlindungan anak.
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perlindungan Anak
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
pengasuhan dan perlindungan anak antara lain : pelaksanaan peran
dan fungsi keluarga atau keluarga pengganti, dan keberfungsian

1
Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
8

lembaga perlindungan anak dan penerapan sanksi terhadap pelaku


perlakuan salah terhadap anak. Setiap keluarga memiliki sejumlah
peranan yang mesti dilaksanakan. Menurut Jhonson (1988),
peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar
pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam
posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari
oleh harapan dan pola perilaku keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut:
a. Ayah sebagai suami dan ayah dari anak-anak, berperan
sebagai pencari naThah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa
aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari
kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
b. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat
berperan sebagai pencari naThah tambahan dalam
keluarganya.
c. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial, dan
spiritual.
Selain memiliki peranan, setiap keluarga juga memiliki sejumlah
fungsi yang mesti dilaksanakan. Menurut Zastrow (1999),
beberapa fungsi keluarga, yaitu:
Care of the young, yang berarti pengasuhan dan perawatan,
sampai anak memasuki usia remaja. Dalam posisi seperti ini
keluarga merupakan meta institusi di dalam kehidupan anak.
Berdasarkan uraian tentang konsep kesejahteraan,
9

pengasuhan dan perlindungan anak dan remaja sebagaimana


telah diuraikan di atas maka dalam merumuskankan kebijakan,
pelaksanaan program dan kegiatan kesejahteraan,
pengasuhan dan perlindungan anak seyogyanya
memperhatikan kaidah-kaidah dari konsep tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indonesia menghadapi masalah serius terkait dengan hak dan
kesejahteraan anak-anak. Hampir setengah dari anak-anak Indonesia
berusia antara 13 dan 18 tahun putus sekolah; hampir tiga juta anak
terlibat dalam perburuhan anak berpotensi berbahaya, dan sekitar 2,5
juta anak Indonesia menjadi korban kekerasan setiap tahun. Lebih dari
80% anak-anak sedang menjalani proses peradilan berakhir di
belakang bar dan jumlah yang lebih besar adalah tanpa bantuan
hukum. Statistik ini menggarisbawahi kebutuhan untuk mengintensifkan
dan memperkuat upaya saat ini untuk meningkatkan perlindungan anak
di Indonesia.
B. Saran
Setelah menulis makalah ini, penulis menyarankan agar sistem
perlindungan anak di Indonesia harus ditingkatkan lagi, mengingat
banyaknya resiko yang akan terjadi pada anak-anak di Indonesia
karena kesalahan penggunaan Sistem perlindungan anak di Indonesia
ini.

10
11

DAFTAR PUSTAKA

Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.


Undang Undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak
Undang Undang RI Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan
Sosial.
Undang Undang RI Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Konvensi Mengenai
Hak
UUD 1945 Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 Pasal 27 Ayat 2.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional RI bekerjasama dengan
Pusat Kajian Perlindungan Anak Universitas Indonesia dan Bank
Dunia. (2011). Membangun Sistem Perlindungan Anak di Indonesia,
Sebuah Kajian Pelaksanaan PKSA Kementerian Sosial RI dan
Kontribusinya terhadap Sistem Perlindungan Anak.
Hikmat, Hari. (2006). Pedoman Analisis Kebijakan Kesejahteraan
Sosial, Pada Tgl 05 Maret 2008 Disampaikan dalam Kegiatan
Finalisasi Pedoman Analsis Kebijakan Kesejahteraan Sosial,
Departemen Sosial RI.
Kementerian Sosial RI, Badan Pusat Statistik. (2012). Profil PMKS,
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial, INDONESIA 2011.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Sosial RI.
Mallon, Gerald P and Peg McCartt Hess. (2005). Child Welfare For The
Twenty-First Century. A Handbook of Practices, Policies, and
Program. Columbia University Press.

Anda mungkin juga menyukai