Anda di halaman 1dari 17

SISTEM PERLINDUNGAN ANAK

Di Susun Oleh :
KELOMPOK 3

Mentari Anggeraini U. 1814401057


Prepti Ayu Maharani 1814401058
Nurma Sari Hasan 1814401059

POLTEKKES TANJUNG KARANG


PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini membahas mengenai “Sistem
Perlindungan Anak”.
Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak tantangan dan hambatan yang
penulis lalui. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh sebab itu, penulis meminta pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya
yang dapat membangun. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan menfaat bagi kita
sekalian.

Bandar Lampung, 13 Januari 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... 1


KATA PENGANTAR .................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perlindungan Anak ...................................................... 6
2.2 Hak-hak Anak ................................................................................. 6
2.3 Jenis Perlindungan Anak ................................................................ 9
2.4 Sistem Perlindungan Anak ............................................................ 9
2.5 Perlindungan Anak Berbasis Masyarakat Sebagai Pendekatan Berbasis
sistem .............................................................................................. 12
2.6 Kedudukan Anak di Indonesia........................................................ 13
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan ................................................................................... 16
3.2 Saran ............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di Indonesia salah satu masalah besar yang marak diperbincangkan
adalah tindak kriminal terhadap anak. Mulai dari kekerasan, pembunuhan,
penganiayaan dan bentuk tindakan kriminal lainnya yang berpengaruh negatif
bagi kejiwaan anak.
Seharusnya seorang anak diberi pendidikan yang tinggi, serta didukung
dengan kasih sayang keluarga agar jiwanya tidak terganggu.hal ini terjadi
karena Banyak orangtua menganggap kekerasan pada anak adalah hal yang
wajar. Mereka beranggapan kekerasan adalah bagian dari mendisiplinkan anak.
Dalam menyiapkan generasi penerus bangsa anak merupakan asset
utama. Tumbuh kembang anak sejak dini adalah tanggung jawab keluarga,
masyarakat dan negara. Namun dalam proses tumbuh kembang anak banyak
dipengaruhi oleh berbagai factor baik biologis, psikis, sosial, ekonomi maupun
kultural yang menyebabkan tidak terpenuhinya hak – hak anak.
Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi anak telah disahkan
Undang - Undang (UU) Perlindungan Anak yaitu UU No. 23 Tahun 2002 yang
bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak – hak anak agar anak dapat hidup,
tumbuh berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai harkat dan
martabat kemanusiaan serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas berakhlak mulia
dan sejahtera.
Akibat kehilangan hak – haknya, banyak anak – anak menjalani hidup
mereka sendiri. Oleh karena tidak memiliki arah yang tepat, maka banyak pula
anak - anak mulai bersinggungan dengan hukum. Tindakan yang melawan
hukum seperti pencurian, perkelahian dan narkoba sangat sering dilakukan oleh
anak. Hal ini terjadi karena mereka sudah kehilangan hak-hak yang seharusnya
mereka miliki.
Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan yang senantiasa harus kita
jaga karena dalam dirinya melekat pula harkat, martabat dan hak – hak sebagai

4
manusia yang harus dijunjung tinggi. Dari sisi kehidupan anak adalah masa
depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa, sehingga setiap anak berhak
atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi serta berhak
atas perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi.
Orangtua, keluarga dan masyarakat bertanggungjawab untuk menjaga
dan memelihara hak asasi tersebut sesuai dengan kewajiban yang dibebankan
oleh hukum.
Demikian pula dalam rangka penyelenggaraaan perlindungan anak,
negara dan pemerintah juga bertanggungjawab untuk menyediakan fasilitas dan
aksesibilitas bagi anak, terutama dalam menjamin pertumbuhan dan
perkembangannya secara optimal. Upaya perlindungan anak perlu dilaksanakan
sedini mungkin, yakni sejak dari janin dalam kandungan sampai anak berumur
18 tahun.
Dalam melakukan pembinaan, pengembangan dan perlindungan anak,
perlu adanya peran masyarakat baik melalui lembaga perlindungan anak,
lembaga keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan,
organisasi sosial, dunia usaha, media massa dan lembaga pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Perlindungan Anak?
2. Apa Sajakah Hak-Hak Anak?
3. Bagaimana Jenis Perlindungan Anak?
4. Bagaimana Sistem Perlindungan Anak?
5. Bagaimana Perlindungan Anak Berbasis Masyarakat Sebagai Pendekatan
Berbasis System?
6. Bagaimana Kedudukan Anak Di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui Pengertian Perlindungan Anak.
2. Mengetahui Hak-Hak Anak.
3. Mengetahui Jenis Perlindungan Anak.
4. Mengetahui Sistem Perlindungan Anak.

5
5. Mengetahui Perlindungan Anak Berbasis Masyarakat Sebagai Pendekatan
Berbasis System.
6. Mengetahui Kedudukan Anak Di Indonesia.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perlindungan Anak


Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi
secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Sistem perlindungan anak diatur
berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014, dimana
pada Pasal 55 menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah (Pemda)
wajib menyelenggarakan pemeliharaan, perawatan dan rehabilitasi sosial anak
terlantar baik di dalam lembaga maupun di luar lembaga.

2.2 Hak-Hak Anak


Hak anak merupakan hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi
dan dipenuhi orang tua, keluarga dan masyarakat, pemerintah dan negara.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014, hak-hak
anak meliputi:
a. Dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai
harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi.
b. Identitas diri sejak kelahirannya.
c. Untuk beribadah menurut agamanya, berpikir dan berekspresi sesuai tingkat
kecerdasannya dan usianya dalam bimbingan orang tua.
d. Untuk mengetahui orang tuannya, dibesarkan dan diasuh orang tuanya sendiri
bila karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh dan
kembang anak, atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak
diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
e. Memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai kebutuhan fisik,
mental, spiritual dan sosial.

7
f. Memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya,
anak yang harus memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan pendidikan
khusus.
g. Untuk menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima mencari dan
memberikan informasi sesuai tingkat kecerdasan dan usianya demi
pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatuhan.
h. Untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak
sebaya beriman, berekreasi dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat dan
tingkat kecerdasannya untuk mengembangkan diri.
i. Mendapat perlindungan dari perlakuan diskriminasi, eksploitasi baik ekonomi
maupun seksual, penelantaran, kekejaman, kekerasan dan penganiayaan,
ketidakadilan dan perlakuan salah lainnya.
j. Diasuh orang tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan dan atau ada aturan
hukum yang sah menunjukkan bahwa perpisahan tersebut adalah demi
kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan pertimbangan terakhir.

Sedangkan setiap anak penyandang disabilitas selain memiliki hak tersebut


di atas maka memiliki hak lainnya yaitu:
a. Memperoleh pendidikan inklusif dan atau pendidikan khusus.
b. Memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial dan pemeliharaan dalam taraf
kesejahteraan sosial anak bagi anak dengan disabilitas.

Khusus bagi anak yang dirampas kebebasannya selain memiliki hak


tersebut di atas maka memiliki hak:
a. Mendapat perlakuan secara manusiawi dengan memperhatikan kebutuhan
sesuai umurnya.
b. Pemisahan dari orang dewasa.
c. Pemberian bantuan hukum dan bantuan lain secara efektif.
d. Pemberlakuan kegiatan rekreasi.
e. Pembebasan dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan lain yang kejam,
tidak manusiawi serta merendahkan martabat dan derajatnya.

8
f. Penghindaran dari publikasi atas identitasnya.
g. Pemberian keadilan di muka pengadilan anak yang objektif, tidak memihak dan
dalam sidang yang tetutup umum.

2.3 Jenis Perlindungan Anak Khusus


Semua anak perlu mendapat perlindungan terutama perlindungan dari
orang tuanya tetapi terdapat anak-anak khusus yang memerlukan perlindungan
baik dari pemerintah maupun lembaga. Menurut Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 35 tahun 2014 pasal 59 menyatakan bahwa Pemerintah,
Pemerintah Daerah (Pemda) dan lembaga lainnya berkewajiban dan bertanggung
jawab untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak, di mana anak yang
memerlukan perlindungan khusus tersebut adalah:
a. Anak dalam situasi darurat.
b. Anak yang berhadapan dengan hukum.
c. Anak dari kelompok minoritas dan terisolasi.
d. Anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan atau seksual.
e. Anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol,
psikotropika dan zat adiktif lainnya.
f. Anak yang menjadi korban pornografi.
g. Anak dengan HIV/AIDS.
h. Anak korban penculikan, penjualan dan atau perdagangan.
i. Anak korban kekerasan fisik dan atau psikis.
j. Anak korban kejahatan seksual.
k. Anak korban jaringan terorisme.
l. Anak penyandang disabilitas.
m. Anak korban perlakuan salah dan penelantaran.

2.4 Sistem Perlindungan Anak


Kerangka hukum dan kebijakan di Indonesia perlu diperkuat untuk
mencegah dan menangani kekerasan, perlakuan salah, eksploitasi dan
penelantaran anak. Pemerintah pusat dan daerah memerlukan keselarasan
peraturan maka langkah terakhir yang dilakukan pemerintah pusat adalah

9
mengembangkan pedoman. Perda yang mengacu pada pendekatan berbasis sistem
terhadap perlindungan anak merupakan sebuah langkah yang positif. Perlindungan
anak melalui pendekatan berbasis sistem meliputi (1) Sistem perlindungan anak
yang efektif melindungi anak dari segala bentuk kekerasan, perlakuan salah,
eksploitasi dan penelantaran, (2) Sistem perlindungan anak yang efektif
mensyaratkan adanya komponen-komponen yang saling terkait, (3) Rangkaian
pelayanan perlindungan anak di tingkat masyarakat dimulai dari layanan
pencegahan primer dan sekunder sampai pelayanan tersier (Unicef Indonesia,
2012).
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014,
dimana pada Pasal 73a menyatakan bahwa (1) Dalam rangka efektivitas
penyelenggaraan perlindungan anak, kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintah di bidang perlindungan anak harus melakukan koordinasi lintas
sektoral dengan lembaga terkait, (2) Koordinasi dilakukan melalui pemantauan,
evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan perlindungan anak. Pada pasal 74
menyatakan bahwa (1) Dalam rangka meningkatkan efektivitas pengawasan
penyelenggaraan pemenuhan hak anak, dengan undang-undang ini dibentuk
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang bersifat independen, (2)
Dalam hal diperlukan, Pemerintah Daerah dapat membentuk Komisi Perlindungan
Anak Daerah atau lembaga lainnya yang sejenis untuk mendukung pengawasan
penyelenggaraan perlindungan anak di daerah.
Berikut ini cara melindungi anak dari kekerasan fisik dan kejahatan
seksual dimana banyak pelaku kekerasan fisik dan seksual banyak dilakukan oleh
orang yang dikenal oleh anak. Cara melindunginya yaitu dimulai dengan:
1. Bangun komunikasi dengan anak.
a. Dengarkan cerita anak dengan penuh perhatian.
b. Hargai pendapat dan seleranya walaupun orang tua tidak setuju.
c. Jika anak bercerita sesuatu hal yang sekiranya membahayakan, tanyakan
anak bagaimana mereka menghindari bahaya tersebut.
d. Orang tua belajar untuk melihat dari sudut pandang anak. Jangan cepat
mengkritik atau mencela cerita anak.

10
2. Cara yang dilakukan jika mengira anak menjadi korban kekerasan fisik
atau kekerasan seksual:
a. Beri lingkungan yang aman dan nyaman agar dia dapat berbicara
kepada Anda atau orang dewasa yang dapat dipercaya.
b. Yakinkan anak bahwa dia tidak bersalah dan tidak melakukan apapun
yang salah. Yang bersalah adalah orang yang melakukan hal tersebut
kepadanya.
c. Cari bantuan untuk menolong kesehatan mental dan fisik.
d. Konsultasi dengan aparat negara yang dapat dipercaya bagaimana
menolong anak tersebut.
e. Laporkan kejadian ini kepada Komisi Anak Nasional.
f. Jaga rahasia: kejadian dan data pribadi anak agar tidak menjadi rumor
yang akan menjadi beban dan penderitaan mental anak. Dalam undang-
undang hak anak: anak yang menjadi korban kejahatan seksual berhak
untuk dirahasiakan namanya.

Dalam sistem perlindungan anak meliputi:


a. Pencegahan terhadap kekerasan, penelantaran, perlakukan salah dan
eksploitasi yang direspon secara efektif ketika hal tersebut muncul serta
menyediakan layanan yang dibutuhkan, rehabilitasi dan kompensasi
terhadap para korban
b. Memperoleh pengetahuan tentang akar penyebab kegagalan pada
perlindungan anak dan sejauhmana mengetahui tentang kekerasan ,
penelantaran, eksploitasi dan perlakukan salah terhadap anak disemua
kondisi.
c. Mengembangkan kebijakan dan regulasi, yang mempengaruhi untuk
tindakan pencegahan dan penanganan, dan bagiamana memastikan
perkembangannya.
d. Mendorong partisipasi anak baik laki dan perempuan, orang tua, wali dan
masyarakat, international dan nasional NGO serta masyarakat sipil.

Sistem perlindungan anak yang efektif mensyarakatkan adanya


komponen-komponen yang saling terkait. Adapun komponen-komponen tersebut
meliputi:
a. Layanan Kesejahteraan Sosial
Penguatan dan pemberian pelayanan kesejahteraan dan perlindungan anak
memerlukan gambaran yang jelas tentang tugas, tanggung jawab dan proses

11
kelembagaan di setiap tingkat. Proses dan kriteria pelaporan, penilaian, dan
perencanaan intervensi dan penanganan kasus perlu dipetakan, yang
kemudian dilakukan standarisasi dan disosialisasikan di semua tingkat.

b. Kerangka kerja legal/peraturan perundang-undangan


Kerangka hukum dan peraturan perlu ditingkatkan dan sesuai dengan
standard inernasional..Kerangka hukum yang menyeluruh dan mengikat
diperlukan ditingkat pusat.Kerangka hukum dan peraturan ditingkat
provinsi dan kabupaten harus sejalan dengan kerangka hukum
nasional.Meliputi kerangka hukum dan kebijakan yang mendukung serta
sistem data dan informasi untuk perlindungan anak.

c. Perubahan sikap/ perilaku


Di tingkat masyarakat, berbagai komponen tersebut harus disatukan dalam
rangkaian kesatuan pelayanan perlindungan anak yang mendorong
kesejahteraan dan perlindungan anak dan meningkatkan kapasitas keluarga
dan masyarakat untuk memenuhi tanggung jawab mereka.Meliputi,
kampanye dan lobby; pemahaman media; ekspresi pendapat anak; debat
nasional; membangun kapasitas, dan lain sebagainya.

2.5 Perlindungan Anak Berbasis Masyarakat Sebagai Pendekatan Berbasis


Sistem
Pada pendekatan berbasis sistem lebih mengedepankan porsi terbesar pada
layanan primer (kampanye kesadaran, pendidikan, media, dll).Dimana, hal ini
lebih banyak dilakukan diranah masyarakat hingga menyentuh wilayah keluarga
dan anak secara langsung.Anak dan keluargalah menjadi sasaran utama dalam
layanan berbasis sistem ini.
Dalam menyediakan layanan primer, KPAD/KPAD sudah memposisikan
diri sebagai institusi yang dekat dengan masyarakat khususnya di
Desa/Kelurahan.KPAD/KPAK merupakan inisiatif masyarakat sebagai ujung
tombak untuk melakukan upaya upaya pencegahan dengan membangun kesadaran

12
masyarakat dengan tujuan terjadinya perubahan sikap dan perilaku tentang
dampak yang tidak diinginkan dari kekerasan terhadap anak.
Selain itu, KPAD juga mengupayakan adanya kebijakan dan kertersediaan
anggaran di tingkat desa, membangun peran serta aktif dari anak, masyarakat dan
pemerintah secara bersama sama, serta membangun sistem rujukan ke tingkat
kecamatan dan kabupaten.
KPAD/KPAK pun bekerja pada layanan sekunder, seperti melakukan
mediasi dan konsultasi bagi masalah masalah anak yang terjadi dlingkungan
mereka tinggal.Kepercayaan penuh masyarakat kepada KPAD, membuat KPAD
harus bertindak demi kepentingan terbaik anak. Membangun jejaring untuk proses
penanganan anak lebih lanjut kesistem rujukan baik di Tk Kecamatan/ kabupaten.
Sebagian KPAD/KPAK yang tebentuk saat ini sudah menjadi bagian
dalam struktur layanan perlindungan anak di Kecamatan/Kabupaten, yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam layanan perlindungan anak
dari Desa/Kelurahan – Kecamatan dan Kabupaten.
Memiliki peran dan fungsi KPAD dengan lebih mengedepankan pada
pencegahan, sangatlah bersinergi pada pendekatan perlindungan anak masa kini
dan merupakan bentuk nyata dari sebuah pendekatan yang berbasis sistem yang
langsung menyentuh ranah anak dan keluarga.

2.6 Kedudukan Anak Di Indonesia


Berdasarkan undang-undang no.1 tahun 1974 tentang anak mengatakan
bahwa, anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam/sebagai akibat
perkawinan yang sah. Masuk kepada substansi tentang nilai anak, ada beberapa
substansi mengenai nilai anak di Indonesia, antara lain:
a. Nilai anak dalam hubungannya dengan kebudayaan;
Sangat menentukan dan terkait dengan apakah anak itu semata-mata
sebagai pewaris, penerus nama keluarga, tenaga kerja murah, membantu ekonomi
keluarga, jaminan di hari tua, atau dikehendaki untuk dikasihi orang tuanya
sehingga dapat berkembang menjadi pribadi yang mandiri.

13
b. Arti atau nilai anak bagi orang tua;
Menurut majalah dharma Wanita 1993 no. 92 halaman 65 menyebutkan
bahwa anak adalah rahmat Allah, amanah Allah, barang gadaian, penguji
iman, media beramal, bekal di akhirat, unsur kebahagiaan, tempat bergantung di
hari tua, penyambung cita-cita, makhluk yang harus dididik.

c, Arti lain tentang anak;


Nilai jenis kelamin, bahwa anak itu terdiri dari dua jenis kelamin, yaitu
laki-laki dan perempuan dimana anak laki-laki cenderung mempunyai nilai yang
lebih menguntungkan daripada anak perempuan.

d. Anak mempunyai nilai positif dan negatif


Suatu contoh nilai positif anak: melanjutkan garis keturunan, pengikat
suami istri, membina kebahagiaan. Suatu contoh nilai negatif anak: kenakalan
anak, biaya menyekolahkan anak dan lain sebagainya.
Terkait dengan nilai anak tersebut di atas tentu tidak akan lepas dan akan
saling terkait dengan angkastatistik dan masalah kependudukan di Indonesia.

Beberapa masalah kependudukan yang ada di Indonesiaantara lain:


a. Jumlah penduduknya besar
b. Pertumbuhan penduduk yang cepat
c. Penyebaran penduduk yang tidak merata
d. Komposisi penduduknya kurang menguntungkan
e. Mobilitas penduduknya rendah

Indeks kependudukan merupakan sebuah gambaran mengenai


kependudukan di suatu negara.Indeks kependudukan suatu negara dapat dipahami
dengan menganalisis struktur penduduk dan komposisinya.

Menurut strukturnya, penduduk dibagi ke dalam tiga (3) kelompok, yaitu


sebagai berikut:

14
a. Anak-anak, yaitu struktur penduduk dengan rentang usia 0 – 14 tahun atau
bisa disebut usia belum produktif
b. Dewasa, yaitu struktur penduduk dengan rentang usia 15 – 64 tahun atau
disebut dengan usia produktif
c. Usia lanjut (manula), yaitu struktur penduduk dengan usia 65 tahun ke atas
disebut usia tidak produktif

Kedudukan Anak Menurut KUHPerdata


a. Pengertian Anak sah adalah anak yang dilahirkan dari perkawinan yang sah
b. Ketentuan Pasal 250 KUHPerdata : Tiap-tiap anak yang dilahirkan atau
ditumbuhkan sepanjang perkawinan yang sah memperoleh suami ibu dari
anak tersebut sebagai anaknya.
c. Ada kemungkinan anak tersebut bukan dibenihkan oleh suami ibu dari anak
tersebut.
d. Dengan demikian suami ibu tersebut dapat menyangkal keabsahan status
anak.

15
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Indonesia menghadapi masalah serius terkait dengan hak dan
kesejahteraan anak-anak. Hampir setengah dari anak-anak Indonesia berusia
antara 13 dan 18 tahun putus sekolah; hampir tiga juta anak terlibat dalam
perburuhan anak berpotensi berbahaya, dan sekitar 2,5 juta anak Indonesia
menjadi korban kekerasan setiap tahun. Lebih dari 80% anak-anak sedang
menjalani proses peradilan berakhir di belakang bar dan jumlah yang lebih besar
adalah tanpa bantuan hukum. Statistik ini menggarisbawahi kebutuhan untuk
mengintensifkan dan memperkuat upaya saat ini untuk meningkatkan
perlindungan anak di Indonesia. 2008 review dari Pemerintah Program Negara
Indonesia dan UNICEF Kerjasama menyoroti hubungan antara kebutuhan untuk
meningkatkan perlindungan anak dan pengembangan ekonomi nasional yang
adil dan berkelanjutan.

3.2. Saran
Setelah menulis makalah ini, penulis menyarankan agar sistem
perlindungan anak di Indonesia harus ditingkatkan lagi, mengingat banyaknya
resiko yang akan terjadi pada anak-anak di Indonesia karena kesalahan
penggunaan Sistem perlindungan anak di Indonesia ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Sosial RI, Badan Pusat Statistik.(2012). Profil PMKS,


Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial, INDONESIA 2011.Pusat Data dan
Informasi Kementerian Sosial RI.

Nining, Yuliastati. 2016. Keperawatan Anak. Jakarta Selatan : Pusdik SDM


Kesehatan

17

Anda mungkin juga menyukai