Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH HAK PEREMPUAN DAN ANAK

Fasilitator: Siti Naili Ilmiyani, S.ST .,M.Keb

Di susun oleh kelompok 2 :

1.Dian purnama yanti

2.Balqis raya ramadhan

3.Febby putri meilani

4.Fitriana

5.Iffa rahmatul aulia

6.Febyola alvahara

7.Hasita arila ihsan

8.Fitri adelia

9.Dewi afrina wati

10.Kayla dwi rizki barokah

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIDAN SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN HAMZAR LOMBOK TIMUR
2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr……wb…..

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah meridhoi penulis selama
proses pembuatan makalah ini.Tak lupa ucapan terimakasih penulis
sampaikan kepada semua pihak yang telah ikut membantu atau memberi
dorongan dan dukungan berupa materil dan imateril sehingga pembuatan
makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Pada makalah tersebut akan membahas’’Hak perempuan dan anak


’’dengan tujuan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi sang
pembaca,serta seluruh masyarakat indonesia khusunya untuk para mahasiswa
untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
menjadi lebih baik lagi.

Mengingat keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,kami


yakin dalam pembuatan makalah kali ini masih banyak ditemukan
kekurangan,oleh karena itu kami sangat mengharap saran dan kritik dari
pembaca demi kesempurnaan dari makalah ini.

Lombok Timur

Maret 2023

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JIDUL.....................................................................................
KATA PENGANTAR. ................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
BAB 1 : PENDAHULUAN.........................................................................
1.Latar belakang............................................................................................
2.Rumusan masalah.......................................................................................
3.Tujuan.........................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN..........................................................................
Pengantar teori etika dan dilema..............................................................
A.dilema etika..............................................................................................
B.Langkah-langkah penyelesaian dilema etika .........................................
C. Masalah-masalah etik moral yang mungkin terjadi dalam praktek
bidan ...........................................................................................................
BAB III : PENUTUP.................................................................................
A.Kesimpulan.............................................................................................
B.Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Perempuan dan anak merupakan kaum rentan akan kejahatan yang perlu
untuk dilindungi. Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
keberlangsungan hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara.
Dalam konstitusi Indonesia, anak memiliki peran strategis yang secara tegas
dinyatakan bahwa negara menjamin hak setiap anak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan berkembang serta atas pelindungan dari kekerasan dan
diskriminasi ,oleh karena itu kepentingan terbaik bagi anak patut dihayati sebagai
kepentingan terbaik bagi kelangsungan hidup umat manusia. Setiap anak
mempunyai harkat dan martabat yang patut dijunjung tinggi dan setiap anak yang
terlahir harus mendapatkan hak-haknya tanpa anak tersebut meminta. Hal tersebut
sesuai dengan ketentuan Konvensi Hak Anak (Convention on the Rights of the
Child) yang diratifikasi oleh pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden
Nomor 36 Tahun 1990, kemudian juga dituangkan dalam Undang-undang Nomor
4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak dan Undangundang Nomor 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak yang kesemuanya mengemukakan prinsip -
prinsip umum perlindungan anak, yaitu non diskriminasi,
2.Rumusan masalah
Mengacu pada latar belakang di atas, kami akan mencoba merumuskan
beberapa masalah yang akan di bahas di antaranya :

1.Apakah yang dimaksud dengan dilema etika?


2.Bagaimana langkah-langkah penyelesaian dilema etika?
3.Apa saja Masalah-masalah etik moral yang mungkin terjadi dalam
praktek bidan?
C.Tujuan

1.Untuk mengetahui tujuan pendidikan.

2.Untuk mengetahui dan memahami materi pengantar teori etika dan dilema.

3.Untuk mengetahui langkah-langkah merumuskan tujuan pembelajaran.

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian hak perempuan dan anak


Perempuan dan anak merupakan kaum rentan akan kejahatan yang
perlu untuk dilindungi. Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
keberlangsungan hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan
negara. Dalam konstitusi Indonesia, anak memiliki peran strategis yang secara
tegas dinyatakan bahwa negara menjamin hak setiap anak atas kelangsungan
hidup, tumbuh, dan berkembang serta atas pelindungan dari kekerasan dan
diskriminasi ,oleh karena itu kepentingan terbaik bagi anak patut dihayati
sebagai kepentingan terbaik bagi kelangsungan hidup umat manusia. Setiap
anak mempunyai harkat dan martabat yang patut dijunjung tinggi dan setiap
anak yang terlahir harus mendapatkan hak-haknya tanpa anak tersebut
meminta. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan Konvensi Hak Anak
(Convention on the Rights of the Child) yang diratifikasi oleh pemerintah
Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990, kemudian juga
dituangkan dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang
Kesejahteraan Anak dan Undangundang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak yang kesemuanya mengemukakan prinsip - prinsip umum
perlindungan anak, yaitu non diskriminasi, 2 kepentingan terbaik bagi anak,
kelangsungan hidup dan tumbuh kembang serta menghargai partisipasi anak.
Selain itu terhadap perempuan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)
merupakan suatu masalah yang sudah lama terjadi di tengah-tengah
masyarakat bagaikan fenomena gunung es. 1 KDRT atau biasa juga disebut
sebagai kekerasan domestik (domestic violence) merupakan suatu masalah
yang sangat khas karena KDRT terjadi pada semua lapisan masyarakat mulai
dari masyarakat berstatus sosial rendah sampai masyarakat berstatus sosial
tinggi. Sebagian besar korban KDRT adalah perempuan, apakah istri atau
anak perempuan dan pelakunya biasanya ialah suami (walaupun ada juga
korban justru sebaliknya) atau orang-orang yang tersubordinasi di dalam

5
rumah tangga itu. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah persoalan
yang rumit untuk dipecahkan ,ada banyak alasan , boleh jadi pelaku KDRT
benar-benar tidak menyadari bahwa apa yang telah ia lakukan adalah
merupakan tindak KDRT. Pelaku menyadari bahwa perbuatan yang
dilakukannya merupakan tindakan KDRT. Hanya saja, ia mengabaikannya
lantaran berlindung diri di bawah norma-norma tertentu yang telah mapan
dalam masyarakat. Sehingga menganggap perbuatan KDRT sebagai hal yang
wajar dan pribadi . Ketidakadilan gender terwujud dalam berbagai bentuk
ketidakadilan, seperti marginalisasi atau proses pemiskinan ekonomi,
subordinasi atau anggapan tidak

2.Hak perempuan

Perempuan sering kali termarjinalkan oleh konsepsi sosial budaya di


masyarakat yang cenderung patriarkis tanpa melihat hak.Perlakuan diskriminatif
kerap kali diterima perempuan Indonesia, baik dalam kehidupan sosial maupun
dunia profesional.

Hak apa saja? Berikut lima di antaranya yang kami rangkum dari
Konvensi mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap
Perempuan (CEDAW), yang ditandatangani pada 1979 dalam konferensi yang
diadakan Komisi Kedudukan Perempuan PBB.

1. Hak dalam ketenagakerjaan


Setiap perempuan berhak untuk memiliki kesempatan kerja yang sama
dengan laki-laki.Hak ini meliputi kesempatan yang sama dari proses seleksi,
fasilitas kerja, tunjangan, dan hingga hak untuk menerima upah yang setara.Selain
itu, perempuan berhak untuk mendapatkan masa cuti yang dibayar, termasuk saat
cuti melahirkan. Perempuan tidak bisa diberhentikan oleh pihak pemberi tenaga
kerja dengan alasan kehamilan maupun status pernikahan.

2. Hak dalam bidang kesehatan


Perempuan berhak untuk mendapatkan kesempatan bebas dari kematian
pada saat melahirkan, dan hak tersebut harus diupayakan oleh negara.Negara juga

6
berkewajiban menjamin diperolehnya pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan
KB, kehamilan, persalinan, dan pasca-persalinan.

3. Hak yang sama dalam pendidikan


Seperti salah satu poin perjuangan RA Kartini, setiap perempuan berhak
untuk mendapatkan kesempatan mengikuti pendidikan, dari tingkat dasar hingga
universitas.Harus ada penghapusan pemikiran stereotip mengenai peranan laki-
laki dan perempuan dalam segala tingkatan dan bentuk pendidikan, termasuk
kesempatan yang sama untuk mendapatkan beasiswa.

4. Hak dalam perkawinan dan keluarga


Perempuan harus ingat bahwa ia punya hak yang sama dengan laki-laki
dalam perkawinan.Perempuan punya hak untuk memilih suaminya secara bebas,
dan tidak boleh ada perkawinan paksa. Perkawinan yang dilakukan haruslah
berdasarkan persetujuan dari kedua belah pihakDalam keluarga, perempuan juga
memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, baik sebagai orang tua terhadap
anaknya, maupun pasangan suami-istri.

5. Hak dalam kehidupan publik dan politik


Dalam kehidupan publik dan politik, setiap perempuan berhak untuk
memilih dan dipilih.Setelah berhasil terpilih lewat proses yang demokratis,
perempuan juga harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi
dalam perumusan kebijakan pemerintah hingga implementasinya

3.Perlindungan perempuan
a.Kelembagaan PUG
Kelembagaan PUG adalah kelembagaan yang memenuhi unsur-unsur
prasyarat PUG, yang berfungsi secara efektif dalam satu sistem berkelanjutan
dengan norma yang disepakati dalam pemenuhan hak-hak asasi perempuan dan
laki-laki secara adil untuk mencapai kesetaraan antara perempuan dan laki-laki di
seluruh bidang pembangunan dan tingkatan pemerintahan

b.Lembaga Masyarakat
Lembaga masyarakat adalah lembaga yang dibentuk oleh anggota
masyarakat Warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan visi,

7
misi, profesi, fungsi dan kegiatan untuk berperanserta dalam pembangunan dalam
rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila, yang terdiri dari organisasi keagamaan,
lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, organisasi swasta, organisasi
sosial, organisasi politik, media massa, dan bentuk organisasi lainnya.

c.Pemberdayaan Lembaga Masyarakat


Pemberdayaan lembaga masyarakat adalah upaya terpadu, menyeluruh dan
berkesinambungan untuk meningkatkan wawasan, kepedulian, perhatian, dan
kapasitas lembaga masyarakat dalam berperan aktif di bidang pembangunan
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

d.Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan


Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan yang selanjutnya disebut PKHP
adalah upaya perbaikan kondisi fisik dan mental perempuan dalam pemenuhan
hak dan kebutuhan hidupnya sebagai bagian hak asasi manusia dari berbagai
bidang pembangunan, terutama pendidikan, kesehatan, ekonomi, ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), sosial budaya, politik, hukum dan
lingkungan hidup.

e.Hak Reproduksi
Hak Reproduksi adalah hak-hak dasar setiap pasangan maupun individu untuk
secara bebas dan bertanggung jawab memutuskan jumlah, jarak kelahiran, dan
waktu untuk memiliki anak dan mendapatkan informasi serta cara melakukannya,
termasuk hak untuk mendapatkan standar tertinggi kesehatan reproduksi dan juga
kesehatan seksual (ICPD, Kairo 1994).

f.Gerakan Sayang Ibu


Gerakan Sayang Ibu yang selanjutnya disebut GSI adalah gerakan yang
dilaksanakan oleh masyarakat dan pemerintah untuk peningkatan kualitas hidup
perempuan melalui berbagai kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya
percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI) karena hamil, bersalin dan nifas
serta penurunan angka kematian bayi (AKB).

g.Kecamatan Sayang Ibu

8
Kecamatan Sayang Ibu adalah kecamatan yang telah mempunyai satuan
tugas (satgas) GSI dan melaksanakan program GSI secara terorganisir dan
didukung oleh desa dan kelurahan Siap Antar Jaga (SIAGA).

h.Desa dan Keluarga Siaga


Desa dan kelurahan SIAGA adalah desa dan kelurahan yang memiliki
sistem pemberdayaan masyarakat dalam mengatasi masalah-masalah yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan bayi baru lahir serta penanggulangan
komplikasi serta proses rujukan menghadapi persalinan bagi ibu hamil ke fasilitas
pelayanan kesehatan.

i.Suami Siaga
Suami SIAGA adalah kondisi kesiagaan suami dalam upaya memberikan
pertolongan dalam merencanakan dan menghadapi kehamilan, persalinan dan
nifas terhadap istrinya.

j.Peningkatan Produktivitas Ekonomi Perempuan


Peningkatan Produktivitas Ekonomi Perempuan yang selanjutnya disebut
PPEP adalah program strategis peningkatan kualitas hidup dan pemenuhan hak
ekonomi perempuan melalui peningkatan produktivitas ekonomi perempuan
dalam upaya mengurangi beban biaya kesehatan dan pendidikan keluarga miskin.

k.Model Desa Prima


Model Desa Perempuan Indonesia Maju Mandiri yang selanjutnya disebut
Model Desa PRIMA adalah sebuah desa percontohan untuk menanggulangi
kemiskinan melalui upaya ekonomi disertai pengurangan beban biaya kesehatan
dan pendidikan bagi keluarga miskin, dengan memanfaatkan seluruh
potensi/sumber daya baik alam maupun manusia.

L.P2WKSS
Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera yang
selanjutnya disebut P2WKSS adalah program terpadu peningkatan peran
perempuan yang mempergunakan pola pendekatan lintas bidang pembangunan
secara terkoordinasi untuk meningkatkan kualitas keluarga.

9
m.Perlindungan Perempuan
Perlindungan perempuan adalah segala upaya yang ditujukan untuk
melindungi perempuan dan memberikan rasa aman dalam pemenuhan hak-haknya
dengan memberikan perhatian yang konsisten dan sistematis yang ditujukan untuk
mencapai kesetaraan gender.

n.Diskriminasi Terhadap Perempuan


Diskriminasi terhadap perempuan adalah setiap pembedaan, pengucilan atau
pembatasan yang dibuat atas dasar jenis kelamin, yang mempunyai pengaruh atau
tujuan untuk mengurangi atau menghapuskan pengakuan, penikmatan atau
penggunaan hak-hak azasi manusia dan kebebasan-kebebasan pokok di bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya, sipil atau apapun lainnya oleh kaum perempuan,
terlepas dari status perkawinan mereka, atas dasar persamaan antara laki-laki dan
perempuan.

o.Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan


Segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan adalah segala bentuk
diskriminasi , yang meliputi dimensi wilayah (daerah bencana, daerah konflik,
daerah perbatasan, daerah tertinggal, daerah terpencil, dan lainnya), dimensi usia
(usia produktif, usia lanjut, dan lainnya), dan dimensi khusus (penyandang cacat,
tenaga kerja, dan lainnya).

p.Kekerasan Terhadap Perempuan


Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap tindakan yang melanggar,
menghambat, meniadakan kenikmatan dan mengabaikan hak asasi perempuan.

q.P2TP2A
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak, yang
selanjutnya disebut P2TP2A adalah pusat pelayanan yang terintegrasi dalam
upaya pemberdayaan perempuan di berbagai bidang pembangunan, serta
perlindungan perempuan dan anak dari berbagai jenis diskriminasi dan tindak
kekerasan, termasuk perdagangan orang, yang dibentuk oleh pemerintah atau
berbasis masyarakat, dan dapat berupa: pusat rujukan, pusat konsultasi usaha,
pusat konsultasi kesehatan reproduksi, pusat konsultasi hukum, pusat krisis

10
terpadu (PKT), pusat pelayanan terpadu (PPT), pusat pemulihan trauma (trauma
center), pusat penanganan krisis perempuan (women crisis center), pusat
pelatihan, pusat informasi ilmu pengetahuan dan teknologi (PIPTEK), rumah
aman (shelter), rumah singgah, atau bentuk lainnya.

R.Pengarusutamaan Gender (Perlindungan Perempuan)


Pengarusutamaan gender, yang selanjutnya disebut PUG, adalah strategi
yang dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas
kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan.

4.Hak anak

“Ada sepuluh hak anak yang diakui secara internasional dan nasional
yang wajib dipenuhi orangtua. Salah satunya adalah hak untuk mendapatkan
identitas.”  Setiap orang yang hidup di dunia tentu mempunyai hak dan
kewajiban. Tanpa terkecuali seorang anak yang tinggal bersama dengan kedua
orangtuanya. Perlu diketahui bahwa hak anak tertuang dalam konvensi anak-anak
PBB pada tanggal 20 November 1989. Hak tersebut juga disahkan oleh negara
Indonesia dalam Keputusan Presiden No. 36 tahun 1990. 

Nah, sebagai orangtua yang baik, tentunya ibu perlu memenuhi hak-hak
anak yang sudah ada. Tujuannya tentu saja anak-anak yang menjadi harapan
bangsa dapat hidup dengan sejahtera. Lantas, kira-kira apa saja hak anak yang
wajib dipenuhi oleh orangtua? Yuk, simak informasinya di sini

1. Hak Mendapatkan Identitas

Ketika si kecil lahir, ia berhak untuk terdaftar dalam kartu keluarga dan memiliki
akta kelahiran. Keduanya menjadi bentuk dokumen legal yang sangat penting
untuk kehidupan anak di kemudian hari. 

2. Hak untuk Mendapatkan Pendidikan 

Seorang anak berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Bahkan,


bagi seorang anak yang berasal dari keluarga tidak mampu. Sebab, negara sudah

11
menjamin haknya melalui Undang Undang Perlindungan Anak. Dalam UU
tersebut, negara bertanggung jawab untuk memberi biaya bantuan atau bantuan
cuma-cuma atau pelayanan khusus bagi anak yang berasal dari keluarga tidak
mampu, anak terlantar, serta anak yang bertempat tinggal di daerah terpencil.

3. Hak untuk Bermain 

Bermain juga merupakan salah satu hak anak yang perlu dipenuhi. Sebab,
bermain tak hanya menjadi sarana hiburan semata, tapi juga menjadi cara anak
untuk belajar. Selain itu, jika anak tidak bermain, hal ini justru dapat
meningkatkan kadar stres anak sehingga ia akan rewel sepanjang hari.

4. Hak untuk Mendapatkan Perlindungan

Perlindungan yang dimaksud merupakan perlindungan dari berbagai


macam ancaman, kekerasan baik fisik maupun psikis, serta hal lain yang
membahayakan anak. Artinya, orangtua wajib memberikan bentuk perlindungan
baik pada anak laki-laki maupun perempuan demi keamanan dirinya. 

5. Hak untuk Rekreasi 

Perlu diketahui bahwa anak-anak juga rentan untuk mengalami stres. Oleh
karena itu, anak juga berhak mendapatkan hak untuk rekreasi dan menyegarkan
pikirannya. Hal ini penting dilakukan karena anak yang bebas stres akan memiliki
perkembangan yang lebih optimal. 

6. Hak untuk Mendapatkan Makanan 

Seorang anak berhak untuk mendapatkan makanan yang bersih, bergizi, dan sehat.
Maka dari itu, orangtua wajib menyediakan makanan bernutrisi setiap harinya
untuk anak. Selain itu, seorang anak juga berhak mendapatkan ASI eksklusif
selama dua tahun awal kehidupannya. 

12
7. Hak untuk Mendapatkan Jaminan Kesehatan

Anak wajib mendapatkan jaminan kesehatan yang meliputi imunisasi,


makanan sehat, posyandu, pemeriksaan gigi setiap 6 bulan sekali, serta pelayanan
kesehatan reproduksi remaja. 

8. Hak untuk Mendapatkan Status Kebangsaan

Anak juga berhak untuk diakui kewarganegaraannya oleh suatu bangsa


secara resmi. Pengakuan ini tertuang dalam penerbitan dokumen
kewarganegaraan, yang meliputi akta kelahiran dan kartu identitas. Dokumen
inilah yang nantinya dapat menjamin anak untuk mendapatkan berbagai
pendidikan dan pelayanan kesehatan dari negara.

9. Hak untuk Turut Berperan dalam Pembangunan 

Meskipun masih berusia dini, tapi anak-anak juga berhak untuk


berpartisipasi dalam pembangunan. Di sinilah dibutuhkan peran dari orang tua
untuk memperjuangkan pendidikan anak sehingga anak dapat menjadi generasi
penerus bangsa.

10. Hak untuk Mendapatkan Kesamaan 

Baik bagi anak laki-laki, perempuan, agama apa pun, suku bangsa manapun, kaya
atau miskin, hingga serta berkebutuhan khusus berhak mendapatkan kesamaan.
Kesamaan tersebut merujuk pada kesempatan yang sama untuk tumbuh dan
berkembang. 

Itulah beberapa hak anak yang wajib dipenuhi oleh kedua orangtua dan diakui
secara internasional sekaligus nasional. Mulai dari hak mendapatkan identitas,
hingga hak untuk mendapatkan kesamaan. Nah, selain hak-hak anak, orangtua
pastinya juga perlu mengajarkan pada anak bahwa dirinya juga memiliki
kewajiban yang harus dipenuhi. 

13
BAB III

PENUTUP

1.Kesimpulan
Berdasarkan kesimpulan dari makalah ini, Perempuan dan anak
merupakan kaum rentan akan kejahatan yang perlu untuk dilindungi. Anak
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia
dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Dalam konstitusi
Indonesia, anak memiliki peran strategis yang secara tegas dinyatakan
bahwa negara menjamin hak setiap anak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan berkembang serta atas pelindungan dari kekerasan dan
diskriminasi ,oleh karena itu kepentingan terbaik bagi anak patut dihayati
sebagai kepentingan terbaik bagi kelangsungan hidup umat manusia.
Setiap anak mempunyai harkat dan martabat yang patut dijunjung tinggi
dan setiap anak yang terlahir harus mendapatkan hak-haknya tanpa anak
tersebut meminta. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan Konvensi Hak
Anak (Convention on the Rights of the Child) yang diratifikasi oleh
pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990,
kemudian juga dituangkan dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979
tentang Kesejahteraan Anak dan Undangundang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak yang kesemuanya mengemukakan prinsip -
prinsip umum perlindungan anak, yaitu non diskriminasi,
2.SARAN
Demikin pokok bahasan dalam nakalah ini yang dapat kami
paparkan ,besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk
kalangan banyak .Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi ,penulis

14
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena
itu saran dan krikit yang membangun sangat di harapkan agar makalah ini
dapat di susun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang

DAFTAR PUSTAKA

Org. Diakses pada 2022. The Convention on the Rights of the Child: The children’s
version. 
Prenagen. Diakses pada 2022. 10 Hak Anak-Anak yang Wajib Dipenuhi oleh Orang
Tua
Org. Diakses pada 2022. The Convention on the Rights of the Child: The children’s
version. 
Prenagen. Diakses pada 2022. 10 Hak Anak-Anak yang Wajib Dipenuhi oleh Orang
Tua
https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-10-hak-anak-yang-wajib-dipenuhi-orangtua

Sholeh, A., Gumelar, D. R., & Fuadah, A. T. (2019). Pendampingan Hak-Hak Perempuan Dan
Anak Pasca Perceraian. JCIC: Jurnal CIC Lembaga Riset Dan Konsultan Sosial, 1(2),
80-99.

Bangun, B. H. (2020). Hak Perempuan dan Kesetaraan Gender dalam Perspektif Filsafat
Hukum. Pandecta Research Law Journal, 15(1), 74-82.

15

Anda mungkin juga menyukai